Anda di halaman 1dari 37

MALANGNYA

DIRIKU....
Kelompok 11
Senin, 6 Maret 2017
KELOMPOK 11
Tutor : dr. Kumala Dewi.
Ketua : Samuel Ary Susilo (405160083)
Sekretaris : Kelvin (405160181)
Penulis : Shafira Putri Nursalini (405160108)
Anggota :
 Haninah Mahfoedz (405150200)
 Valeria Saputra (405160011)
 Kania Fidelia (405160035)
 Son Ardianto (405160059)
 Yessy Khoirunnisa Octavia (405160132)
 Nada Fadila Kinantya (405160156)
 Putu Laksmi Febriani (405160205)
 Ria Nata Sia (405160232)
KOMPETENSI BLOK

1. Patologi Anatomi : Mengetahui definisi tumor,


jenis-jenis tumor, patofisiologi tumor, gangguan
perkembangan sel pada neoplasma, karsinogen,
dan ko-karsinogen.
2. Patologi Klinik : Mengetahui jenis-jenis sampel
pada neoplasma dan cara pengambilan sampel
pada neoplasma.
3. Parasitologi : Mengetahui tentang nematoda
jaringan.
MATA KULIAH PENUNJANG
MODUL
1. Patologi Anatomi
2. Patologi Klinik
3. Parasitologi
MALANGNYA DIRIKU....
Seorang perempuan berusia 37 tahun sangat khawatir setelah
menyadari ada benjolan pada ketiak kirinya sejak 1 minggu
yang lalu. Benjolan teraba hangat dan terasa nyeri saat ditekan.
Saat diperiksa oleh dokter, ternyata ditemukan benjolan lain
pada payudara kirinya sebesar telur puyuh di kwadran lateral
atas mammae sinistra dengan konsistensi kenyal, mudah
digerakkan dari dasarnya, dan tidak nyeri. Dokter menanyakan
beberapa pertanyaan seperti : apakah ada anggota keluarganya
yang menderita keluhan serupa, apakah pasien sering digigit
nyamuk, apakah pasien sering batuk-batuk lama. Pasien
tersebut heran, mengapa dokter menanyakan pertanyaan-
pertanyaan itu, dan malahan dokter menyarankan pemeriksaan
lanjutan untuk mengetahui penyebab benjolan tersebut.
Apa yang dapat dipelajari dari skenario di atas?
LEARNING ISSUES
1. Menjelaskan definisi, jenis, dan patofisiologi
benjolan tumor
2. Menjelaskan penyebab dan ciri-ciri benjolan
tumor
3. Menjelaskan karsinogen dan ko-karsinogen
4. Menjelaskan gangguan perkembangan sel pada
neoplasma
5. Menjelaskan jenis-jenis sampel pada neoplasma
6. Menjelaskan cara pengambilan sampel pada
neoplasma
MIND MAPPING

Benjolan

Kokarsinogen
Neoplasma Tumor

Penyebab
Patofisiologi Jenis dan ciri-ciri
dan sifat
Karsinogen
Gangguan Definisi
Perkembangan
Patofisiologi
sel

Pemeriksaan

Cara
Jenis pengambilan
sampel
LI 1
DEFINISI, JENIS, DAN PATOFISIOLOGI
BENJOLAN TUMOR
DEFINISI TUMOR

Neoplasia berarti "pertumbuhan baru," dan pertumbuhan


baru disebut neoplasma. Tumor awalnya dianggap
sebagai pembengkakan yang disebabkan oleh
peradangan, tetapi penggunaan non-neoplastik dari tumor
telah hampir lenyap; dengan demikian, istilah ini
sekarang disamakan dengan neo-plasma. Onkologi
(Yunani Oncos = tumor) adalah studi tentang tumor atau
neoplasma.

Sumber :
Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease Eighth Edition
DEFINISI TUMOR

Sumber :http://penyakittumor.com/
PATOFISIOLOGI TUMOR

Sumber :
https://media1.britannica.com/eb-media/64/91764-004-0294A28A.jpg
LI 2
PENYEBAB DAN CIRI-CIRI BENJOLAN TUMOR
PENYEBAB TUMOR
1. Infeksi parasit (Nematoda Jaringan)
a. Wuchereria bancrofti

Sumber :https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology_w_bancrofti.html
PENYEBAB TUMOR
b. Brugia malayi dan Brugia timori

Sumber : https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology_b_malayi.html
PENYEBAB TUMOR
2. Proses spesifik
Contoh : Limfadenitis merupakan peradangan pada
kelenjar limfe atau getah bening. Jadi, limfadenitis
tuberkulosis (TB) merupakan peradangan pada kelenjar
limfe atau getah bening yang disebabkan oleh basil
tuberkulosis (Ioachim, 2009). Apabila peradangan
terjadi pada kelenjar limfe di leher disebut dengan
scrofula (Dorland, 1998). Istilah Scrofula diambil dari
bahasa latin yang berarti pembengkakan kelenjar.
3. Inflamasi
Contoh : Abses, Empyema, Flegmon, dll.

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31369/4/Chapter%20II.pdf
CIRI-CIRI TUMOR
Tumor Jinak Tumor ganas derajat Tumor ganas
rendah
(Intermediate)
Sifat pertumbuhan Lambat Bervariasi Cepat
Tumbuh Infiltratif Tidak Lokal Infiltratif
Kemampuan Tidak ada Rendah/tidak Tinggi
metastasis
Pengobatan Eksisi Eksisi luas Eksisi luas,
pengangkatan KGB
regional, dan
pengobatan sistemik
(kemoterapi)
Angka kesembuhan Tinggi Cenderung residif Buruk, cenderung
setelah operasi residif dan metastasis

Sumber : Pringgoutomo. Sudarto. 2002. Buku Ajar : Patologi I Umum(edisi 1). Jakarta : Sagung Seto
LI 3
KARSINOGEN DAN KO-KARSINOGEN
KARSINOGEN
1. Karsinogen kimia
Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-karsinogen,
yaitu karsinogen yang memerlukan perubahan
metabolis agar menjadi karsinogen aktif (ultimate
carcinogen), sehingga dapat menimbulkan perubahan
pada DNA, RNA atau protein sel tubuh. Contoh
karsinogen kimia yang bereaksi langsung :
a. Golongan Alkylating Agents : Dimethyl sulfate,
obat anti kanker ( cyclochosphamide,
chlorambucil, dll)
b. Golongan Acylating Agents : Dimethyl carbamyl
chlorida.

Sumber : Pringgoutomo. Sudarto. 2002. Buku Ajar : Patologi I Umum(edisi 1). Jakarta : Sagung Seto
KARSINOGEN
2. Karsinogen Virus
Virus yang bersifat karsinogen disebut virus
onkogenik. Contoh :
a. Golongan virus DNA
Epstein-Barr virus (EBV) dihubungkan dengan
terjadinya karsinoma nasofaring, limfoma Burkitt
atau beberapa subtipe penyakit Hodgkin.
b. Golongan virus RNA
Limfoma sel B pada penderita AIDS berkaitan
dengan HIV.

Sumber : Pringgoutomo. Sudarto. 2002. Buku Ajar : Patologi I Umum(edisi 1). Jakarta : Sagung Seto
KARSINOGEN
3. Karsinogen Radiasi
Radiasi UV dengan panjang gelombang 280-320 nm
berkaitan dengan terjadinya kanker kulit (karsinoma
sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma
malignum) terutama pada orang kulit putih yang
mendapat sinar matahari berlebihan. Radiasi UV
menimbulkan pyrimidine dimer yang merusak rangka
fosfodiester DNA.
Radiasi pengion juga dapat menyebabkan neoplasma,
sehingga diperlukan perlindungan bagi pekerja yang
terpapar radiasi tersebut.
Radiasi yang menimbulkan mutasi bertindak sebagai
inisiator dan hambatan imunitas bertindak sebagai
promotor
Sumber : Pringgoutomo. Sudarto. 2002. Buku Ajar : Patologi I Umum(edisi 1). Jakarta : Sagung Seto
KARSINOGEN
4. Agen biologik
a. Hormon
beberapa hormon bekerja sebagai kofaktor pada
karsinogenesis. Contoh : estrogen membantu
pembentukan kanker endometrium.
b. Mikotoksin
merupakan toksin yang dibuat jamur. Contoh :
aflatoksin B1 dari Aspergilus flavus bersufat
karsinogenik kuat dan berkaitan dengan terjadinya
karsinoma sel hati.
c. Parasit
Infeksi Schistosoma dihubungkan dengan
karsinoma sel skuamosa (kanker kandung kemih)
dan infeksi Clonorchis dihubungkan dengan
adenokarsinoma kandung empedu.
Sumber : Pringgoutomo. Sudarto. 2002. Buku Ajar : Patologi I Umum(edisi 1). Jakarta : Sagung Seto
KO-KARSINOGEN
 Co-karsinogenesis adalah fenomena aditif atau efek
sinergis dari dua atau lebih agen yang mengarah ke
kanker. Ahli onkologi menggambarkan fenomena ini
sebagai etiologi yang kompleks untuk kanker - proses dua
langkah 'inisiasi' dan 'promosi' dari karsinogen ke
oncogenesis (Southam, 1963; Rous, 1965). Dalam tulisan
ini, bukti klinis dan epidemiologis akan ditinjau yang
menunjukkan interaksi antara karsinogen virus dan kimia
menyebabkan beberapa kanker pada manusia. Secara
khusus, epidemiologi kanker serviks, karsinoma
hepatoseluler (HCC), dan sarkoma Kaposi (KS) akan
dibahas sebagai contoh kemungkinan co-karsinogenesis.
Mendalilkan untuk mengevaluasi klaim kausalitas untuk
kanker melalui co-karsinogenesis akan maju dalam
diskusi.
Sumber : http://www.nature.com/onc/journal/v23/n38/full/1207822a.html
LI 4
GANGGUAN PERKEMBANGAN SEL PADA NEOPLASMA
GANGGUAN PERKEMBANGAN SEL PADA
NEOPLASMA

Sumber :
https://s3.amazonaws.com/classconnection/750/flashcards/6503750/png/picture1-
14AF45CF8030073B8D8.png
GANGGUAN PERKEMBANGAN SEL PADA
NEOPLASMA
1. Pleomorfisme
Variasi sel dalam ukuran dan bentuk. Dengan demikian,
sel-sel dalam tumor yang sama tidak seragam.
2. Inti yang abnormal
Inti mengandung kromatin melimpah dan pewarnaan
gelap (Hiperkromatik). Inti berukuran tidak
proporsional besar bagi sel, dan rasio perbandingan
ukuran inti dan sitoplasma mungkin 1: 1 yang pada
normalnya 1: 4 atau 1: 6.
3. Mitosis
biasanya kemampuan mitosisnya besar, tetapi mitosis
yang besar tidak selalu menunjukkan bahwa tumor
ganas atau jaringan adalah neoplastik.
Sumber : Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease Eighth Edition
GANGGUAN PERKEMBANGAN SEL PADA
NEOPLASMA
4. Hiperplasia
pertambahan populasi sel yang terjadi hanya pada sel
labil atau sel stabil.
5. Hipertrofi
ukuran sel jaringan atau organ yang menjadi lebih
besar daripada ukuran normalnya.
6. Metaplasia
bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis
tertentu menjadi sel matur jenis lain.
7. Anaplasia
kemunduran dari tingkat diferensiasi tinggi
ketingkat diferensiasi rendah.
Sumber : Pringgoutomo. Sudarto. 2002. Buku Ajar : Patologi I Umum(edisi 1). Jakarta : Sagung Seto
LI 5
JENIS-JENIS SAMPEL PADA NEOPLASMA
JENIS-JENIS SAMPEL PADA NEOPLASMA
1. Aspirasi jarum halus/ Fine Needle Aspiration(FNA)
FNA merupakan jenis biopsi digunakan untuk
mencari kanker. Kebanyakan aspirasi jarum halus
dilakukan pada daerah payudara, kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening di leher, pangkal paha, atau
ketiak.
2. Cairan tubuh
Meliputi urine, sputum, cairan cerebrospinal atau
CSF (dari ruang yang mengelilingi otak dan sumsum
tulang belakang), cairan pleura (dari ruang di sekitar
paru-paru), cairan perikardial (dari kantung yang
mengelilingi jantung), cairan asites atau cairan
peritoneum (dari ruang di perut)
Sumber :
https://www.cancer.org/treatment/understanding-your-diagnosis/tests/testing-biopsy-and-cytology-specimens-
for-cancer/cytology-types.html
JENIS-JENIS SAMPEL PADA NEOPLASMA

3. Hasil biopsi jaringan


Untuk menentukan :
a. tumor invasif atau insitu
b. kelas, semakin mendekati sel normal maka kelasnya semakin rendah
c. tumor margin, jika positif margin maka masih ada sel-sel kanker pada
tepi biopsi jaringan
d. kelenjar getah bening, jika positif maka kelenjar getah bening sudah
terkena kanker
e. stadium, dibedakan menjadi 3 stadium menurut sistem TNM dari the
American Joint Committee on Cancer (AJCC) :
- Ukuran dan lokasi tumor
- apakah sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau belum
- apakah tumor sudah bermetastasis ke bagian tubuh lain

Sumber :
http://www.cancer.net/navigating-cancer-care/diagnosing-cancer/reports-and-results/reading-pathology-report
JENIS-JENIS SAMPEL PADA NEOPLASMA
4. Sikatan dan bilasan bronkus (Bronkoskopi)
Bronkoskopi adalah pemeriksaan dengan tujuan
diagnostik sekaligus dapat digunakan juga untuk
mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan
ada tidaknya sel ganas.
5. Lendir serviks
dilakukan bila tidak dalam keadaan haid ataupun hamil.
Sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari
sebelum pemeriksaan
-dokter memasukan alat (spekulum) ke dalam liang
vagina untuk menahan dinding vagina tetap terbuka
-cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan
spatula
-usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass
-sampel siap dibawa ke lab patologi untuk diperiksa

Sumber :
http://www.klikparu.com/2013/07/pengambilan-spesimen-pada-kanker-paru.html
LI 6
CARA PENGAMBILAN SAMPEL PADA NEOPLASMA
CARA PENGAMBILAN SAMPEL PADA NEOPLASMA

1. Biopsi
Setelah penghapusan, spesimen biopsi dimasukkan ke
dalam wadah dengan campuran air dan formaldehid
(formalin) atau cairan lain untuk melestarikannya.
Wadah diberi label dengan nama pasien dan
informasi identitas lainnya (jumlah rumah sakit dan
tanggal lahir, misalnya) dan situs biopsi (persis di
mana pada tubuh itu diambil dari). Ini kemudian
dikirim ke laboratorium patologi.

Sumber :
https://www.cancer.org/treatment/understanding-your-diagnosis/tests/testing-biopsy-and-cytology-specimens-for-
cancer/what-happens-to-specimens.html
CARA PENGAMBILAN SAMPEL PADA NEOPLASMA

2. Scrapping
Teknik yang dengan lembut mengikis atau menyikat
beberapa sel dari organ atau jaringan yang diuji. Tes
sitologi paling terkenal pada sampel sel dengan cara
ini adalah tes Pap. Sebuah spatula kecil dan/atau sikat
digunakan untuk menghilangkan sel-sel dari leher
rahim untuk tes Pap. Daerah lain yang bisa disikat
adalah kerongkongan, perut, bronkus, dan mulut.

Sumber :
https://www.cancer.org/treatment/understanding-your-diagnosis/tests/testing-biopsy-and-cytology-specimens-
for-cancer/cytology-types.html
CARA PENGAMBILAN SAMPEL PADA NEOPLASMA

3. Aspirasi
aspirasi jarum halus dipilih bila benjolan tersebut
mungkin terisi dengan cairan. Jika benjolan mudah
diakses atau jika dokter mencurigai bahwa mungkin
benjolan kistik berisi cairan, dokter mungkin memilih
untuk melakukan aspirasi jarum halus (FNA). Selama
prosedur ini, benjolan tersebut harus kempis setelah
cairan ditarik dan dibuang. Kadang-kadang, USG
digunakan untuk membantu dokter memandu jarum
ke bagian yang tepat, dimana gelombang suara
membuat gambar dari bagian dalam payudara.

http://www.nationalbreastcancer.org/breast-cancer-biopsy
CARA PENGAMBILAN SAMPEL PADA NEOPLASMA

4. Informed Consent
sebelum anda pergi mendapatkan tes kanker atau
pengobatan, pelajari terlebih dahulu tentang informed
consent untuk memastikan anda memahami tujuan,
manfaat, dan risiko dari pilihan yang anda pilih.

Sumber :
https://www.cancer.org/treatment/finding-and-paying-for-treatment/understanding-financial-and-
legal-matters/informed-consent.html
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Berdasarkan pemicu yang telah dibahas, dapat
disimpulkan bahwa benjolan pada perempuan tersebut
dapat disebabkan oleh infeksi parasit, inflamasi, proses
spesifik, ataupun neoplasma. Untuk mengetahuinya
secara pasti harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Saran:
Sebaiknya perempuan tersebut segera meminta untuk
dilakukan pemeriksaan lanjutan agar penyakitnya dapat
dicegah sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
 Robbins and Cotran : Pathologic Basic of Disease , 8th
ed Philadelpia : by Saunders, an imprint of Elsevier
Inc, 2004
 Pringgoutomo. Sudarto. 2002. Buku Ajar : Patologi I
Umum(edisi 1). Jakarta : Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai