Anda di halaman 1dari 18

KOMPOSISI TARI LAKU

KREATIF TERHADAP PE
NCIPTAAN TARI ANAK

Dea Asri Pujiasti, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL BAHASA DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2020
KOMPOSISI TARI LAKU KREATIF TERHADAP PENCIPTAAN TARI
ANAK

1 RANGSANGAN

2 IMPROVISASI

3 PENGEMBANGAN VARIASI MOTIF


Tari sebagai suatu pengalaman kreatif adalah ekspresi manusia yang paling dasar. Unsur utama
dalam tari adalah dorongan mencipta. Dorongan untuk merasakan, menemukan, berhubungan,
mencapai puncak dalam kegiatan kreatif. Penari selama proses mencipta, membutuhkan eksplorasi
dunia inderanya, kognitifnya, dan afektifnya. Dari eksplorasi itu muncul ekspresi unik dalam bentuk tari
(Hawkins 1988).

Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu obyek untuk
dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita, dan sebagainya. Pad
a langkah ekplorasi biasanya terbentuk karena adanya rangsang awal yang ditangkap oleh pancain
dera. Melalui rangsang inilah, praktik ide dan gagasan mengembangkan gerak dapat dilakukan dan aka
n mewujudkan proses kreatif gerak yang cenderung orisinal dari karya tari yang dibuat secara sede
rhana.
RANGSANGAN GERAK SENI TARI

Rangsangan Rangsangan
Dengar Gerak
(Auditif) (Kinestetik)

Rangsangan Rangsangan Rangsangan


Gagasan Visual Peraba
(Ide)
Rangsangan Gagasan (Ide)
Rangsang gagasan (ide) mempakan rangsang awal yang menimbulkan
gagasan atau permulaan langkah sebelum menuju rangsang yang lain. Gera
k dirangsang dan dibentuk intens untuk menyampaikan gagasan atau
menggelar cerita (Smith, 1985: 23).
Apabila gagasan yang dikomunikasikan itu misalnya tentang harga diri,
keserakahan, dan perang, maka pemilihan jangkauan terbatas pada gerak
yang memberikan kesan seperti itu.
Rangsang gagasan dapat timbul dari kegiatan membaca buku,mengadakan
wawancara, membaca cerita, mengetahui sejarah, legenda dongeng, m
emahami tentang hubungan kemanusian, dan sebagainya.
Rangsangan Dengar (Auditif)
Rangsang ini dapat dilakukan dengan mendengarkan sesuatu, misalnya
suara angin, musik (ritrne, suasana, melodi, dan sebagainya), suara manusia
(teriakan, desahan, nyanyian, puisi, dan sebagainya) .
Gagasan gerak dapat terbentuk oleh dorongan melalui pendengaran, yakni
dengan menginterpretasikan suara-suara yang didengar. Suasana, karakter,
ritme, nuansa tari dapat disusun dalam struktur tertentu oleh rangsang terseb
ut, walaupun tari juga dapat hadir tanpa suara suatu iringan.
Rangsang dengan kata-kata misalnya puisi, dapat pula memberikan
penekanan gerak dalam pemberian makna tari, yakni dengan cara
mendengarkan kata-kata yang tersirat di dalamnya beserta intisarinya. Suatu
puisi menjadi rangsang auditif, jika penata tari hanya mendengarkan puisi itu
dibacakan tanpa menafsirkan seluruh puisi itu. Jika koreografer menafsirkan
makna puisi itu, maka rangsang tersebut menjadi rangsang gagasan.
Di sisi lain, banyak juga koreografer masa kini yang menggunakan puisi
sebagai pengiring tari urituk menyatakan gagasanya.
Rangsangan Peraba
Rangsang peraba ini dapat menghasilkan respon kinestetik yang kemudian
menjadi motivasi tari (Smith, 1985: 22). Melalui rabaan terhadap benda- b
enda atau sesuatu yang dipakai menari dapat terjadi rangsangan yang me
nimbulkan ide-ide pengembangan gerak. Misalnya kain yang memanjang (sa
mparan) tidak hanya berfungsi sebagai samparan, namun dapat menimbulka
n gagasan untuk mengembangkan berbagai macam desain.
Rabaan rasa lembut kain dapat memberikan kesan kelembutan. Pemakaian
kain glory dengan banyak drapery dapat mencuatkan gagasan untuk m
embuat gerak yang melingkar. Demikian pula, jika kain itu diayunkan de
ngan tekanan kuat dengan menciptakan desain terlukis dan tertunda, se
perti halnya Tari Munggawa yang menggunakan kain sampur (selendang) pa
njang yang disematkan di sisi pinggang penari. Masih banyak lagi tari tadisi la
in yang menggunakan kain atau selendang untuk mewujudkan desain te
rlukis maupun tertunda.
Rangsangan Visual
Rangsang visual adalah rangsangan yang timbul karena melihat sesuatu
gambar, obyek, pola, wujud, dan sebagainya. Dari gambar yang dilihat dapat
dipetik gagasan latar belakangnya, garis-garis wujud, ritme struktur, warna, f
ungsi kelengkapan, dan gambaran asosiasi lainnya (Smith, 1985: 22).
Sebagai contoh jika diamati sebuah gong, salah satu ciri gamelan, pengem
bangan imajinasi dapat terarah pada bentuk desainnya, fungsinya, warna
suaranya, suasana suara yang ditimbulkannya, dan sebagainya. Demikian
pula jika pengamatan dilakukan terhadap sebuah kursi misalnya, pemberian
pengertian dapat diarahkan pada kenyataan bahwa wujud kursi itu dapat
dipandang dari berbagai fungsi, yakni sebagai singgahsana, trap, desain
bentuk, penyangga berat badan, dan seterusnya.
Untuk selanjutnya, dilakukan latihan tentang keleluasaan gerak yang dapat
dicapai berdasarkan daya cipta dan imajinasi kreatif masing-masing individu.
Rangsangan Kinestetik
Rangsang kinestetik merupakan rangsang yang terjadi melalui rasa gerak,
dan frase gerak tertentu, yang dapat dikembangkan sedemikian rupa berdasa
rkan kreativitas koreografer.
Untuk membentuk tari dapat digunakan dan dikembangkan rangsang
kinestetik yang memiliki gaya, suasana, jangkauan dinarnik, pola atau bentuk,
aspek-aspek atau frase gerak (Smith, 1985: 22).
Ketika koreografer melaksanakan proses garapan tari, rangsang yang s
ering memotivasi pengembangan gerak adalah rangsang kinestetik. B
eberapa repertoar tari yang sudah dipelajari dapat memotivasi timbulnya ga
gasan gerak, karena motif-motif gerak yang akan dikembangkan berpijak pa
da gerak tari yang diakrabi. Misalnya, pengembangan beberapa motif ger
ak dari rangsang gerak pitunmggua, gelek, cabiak, anak main, jinjiang ban
tai, lenggang karayia, ramo-ramo tabang, dan sebagainya.
Improvisasi
Hasil eksplorasi harus diaktifkan untuk menanggapi kesan-kesan yang telah diperoleh, kemudian
diproyeksikan dalam kebebasan bergerak. Improvisasi merupakan suatu kegiatan yang sangat menunjang
dalam proses berkarya tari. Ciri khas dari kegiatan ini adalah gerakan-gerakan yang spontan. Menemukan
gerak-gerak secara kebetulan adalah awal dari suatu pengembangan kemampuan refleksi tubuh. Dengan
improvisasi akan hadir suatu kesadaran baru dari ekspresi gerak dan juga munculnya pengalaman-
pengalaman yang pernah dipelajari. Latihan eksplorasi dapat memberikan kepekaan dalam menggarap,
menemukan atau mencari motif gerak baru.
Improviasi dapat dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan gerak-gerak yang sederhana dari anggota
badan, kemudian kembangkan gerak yang sederhana tersebut dengan berpindah tempat, bahkan dapat
dilakukan dengan mengisi ruangan seperti berbeda arah hadap, tempo, level dan ritme.
Improvisasi
Selanjutnya mulailah dengan mendengarkan musik, kemudian merespons musik tersebut dengan car
a mengisinya yaitu dengan gerak-gerak spontan. Di samping itu dapat mencoba gerak dengan menggu
nakan alat, misalnya tongkat, selendang, kain, kipas dan sebagainya. Sentuhan tangan, kaki atau badan o
rang lain atau teman dapat digunakan ketika kalian berimprovisasi. Kegiatan di atas dapat dilakukan se
cara bertahap, pertama dengan melakukan di tempat, kemudian lakukan berpindah tempat, selanjutny
a merespons musik, ditambah dengan menggunakan properti atau alat. Tahap selanjutnya mulai me
rasakan sentuhan dan kemudian meresponsnya.

Meskipun improvisasi dilakukan secara spontan, namun itu tidak bisa dilakuakan secara asalan karen
a pada dasarnya improvisasi diciptakan untuk memberikan suatu hal yang berbeda agar orang yang melih
at atau mendengarnya merasa lebih tertarik.
Improviasasi dapat dilakukan melalui :

PROPERTI ATAU ALAT SUARA LINGKUNGAN

SUARA MUSIK BERMAIN PERAN


Properti atau alat Suara Lingkungan
Properti atau alat dalam tari digolongkan menjadi Suara lingkungan yang dapat digunakan sebagai
dua yaitu : kegatan improvisasi antara lain suara hujan, suara
1) alat yang menempel atau merupakan bagian gemuruh angin, suara percikan dan air yang
dari busana penari (seperti selendang/ mengalir atau suara petir. Suara-suara tersebut
sampur, keris, rok panjang atau kain panjang, dapat merangsang kalian hanyut ke dalam
rambut yang tergerai panjang, dan suasana tertentu, sehingga gerak yang dilakukan
sebagainya. larut dalam iramanya. Misalnya, di tepi pantai di
2) alat yang tidak menempel pada penari (seperti malam gelap yang terdengar saat itu deburan
kipas, tongkat, kursi, panah, dan masih banyak ombak, kadang besar namun kadang kecil.
lagi alat yang bias dijadikan alat untuk Terdengar pula tiupan angin dan suara gesekan
berekspresi. daun nyiur. Bayangkan suasana lingkungan
Cara menggunakan properti harus mengenali tersebut, ada dan bagaimana gerak yang
.
dengan baik karakteristiknya, mulailah dengan diekspresikan pada keadaan itu? Catat motif
memegangnya, kembangkan gerak dengan gerak yang dilakukan, lakukan bersama temanmu
menggunakan property tersebut, lakukan gerak di agar terjadi komunikasi gerak yang selaras dan
tempat, berpindah tempat, permainan level, arah saling merespons
hadap bahkan mungkin respons antar penari atau
tema lain dengan mempergunakan property yang
sama. Properti dalam tari memiliki fungsi yang
berbeda-beda, ada yang digunakan sebagai
senjata (seperti keris, kipas, tongkat panah, dsb)
dan ada pula yang digunakan sebagai
penggambaran suasana (seperti kain
panjang sebagai gambaran laut, angina, dsb).
Suara Musik
Bermain Peran
Kegiatan improvisasi dapat dilakukan melalui Bermain peran dapat dilakukan secara monolog
suara musik yang kita dengar, baik menggunakan atau dialog. Berimprovisasi melalui bermain peran
musik tradisional maupun non tradisional, bahkan harus memperhatikan beberapa unsur, seperti
baik yang menggunakan vocal seperti lagu-lagu berbicara dan memainkan ekspresi wajah.
daerah maupun yang tanpa vocal. Sebelum kalian Improvisasi dengan bermain peran harus
berimprovisasi kenali dulu jenis musiknya dan dilakukan hati-hati karena akan menggiring pada
bagaimana suasana musik tersebut, perhatikan gerak-gerak pantomim. Apabila bermain peran
ritme dan tempo musik, kemudian lakukan gerak dengan dialog, ada peran protagonis atau
sesuai dengan suasana musik tersebut. Gerak antagonis. Improvisasi dengan bermain peran
yang dilakukan harus dirasakan benar-benar akan lebih banyak menggunakan kata-kata
sesuai dengan suara musiknya yang ditimbulkan, daripada geraknya. Improvisasi bermain peran
jika musiknya bernada rendah dan mengalun dapat mengambil cerita yang sudah ada, bias
.
maka gerak yang dilakukan mengalun lembut, juga yang dibuat sendiri dengan teman-teman
apabila irama yang mengalun dengan nada tinggi kalian dalam satu kelompok. Gunakan ekspresi
dan keras maka gerak yang dilakukan dapat wajah untuk memperjelas perwatakannya dan
berupa hentakan-hentakan yang dinamis. Atau juga maksud yang ingin disampaikan.
sebaliknya gerak yang dilakukan melawan irama
musiknya.
Pengembangan Variasi Motif

Motif gerakan (sebagai dasar kontruksi). Fungsi motor dalam garapan akan
memberikan ciri khas dari tarian terutama gerakannya yang harus memberikan
penggambaran dari apa yang dipersentasikan. Hal ini tentunya perlu adanya
sebuah pengulangan yang bervariasi dan juga kontras. Tanpa ada pengulangan,
maka motif gerak sering terlupakan. Perlu disadari juga bahwa pengulangan yang
tidak tergarap juga akan bersifat membosankan.
Ada beberapa metode pengulnagan yang bervariasi, sehingga variasi dan k
ontras digunakan untuk mengantisipasi sebuah permainan gerakan agar tidak
membosankan.
Teori pengulangan gerak bervariasis :

Klimaks dan Penonjolan


adegan yang paling menarik Pengembangan Logis
dan penting harus jelas. Jelas dan runtut dalam
gerakan satu dengan
yang lainnya.
Proposisi dan Imbangan
Gerakan harus seimbang,
tidak boleh terlalu Kesatuan (harmoni)
didominasi oleh salah satu Keselarasan menjadikan
peran. sebuah karya seni dapat
dinikmati baik secara ksat
Transisi mata ataupun isi tema
Harus ada penghubung yang disampaikan.
antara gerak satu dan
gerak yang lainnnya.
3. Seksi
1. Aspek ruang dan Dalam sebuah tari yang
waktu dimaksud adalah koleksi
Saling mengisi waktu frase yang dihubungkan,
secara simultan barangkali berasal dari frase
(serentak) dan harus pertama yang merupakan
mempertimbangakan mortif, seksi yang baru akan
aspek ruang secara muncul dengan pengenalan
desain visual. materi baru.

2. Gerak dan frase


Penempatan satu atau 4. Ritme dan bentuk
beberapa motif awal
akan menentukan Gerak, frase dan seksi
warna dari membentuk pola waktu
keseluruhan. Motif yang menjadi aspek
dapat berakhir pendek ritme tari.
sebagaimana adanya,
atau ada kemungkinan
berkembang begitu
panjang seperti kalimat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai