Anda di halaman 1dari 10

SUMBER HUKUM ISLAM

SUMBER HUKUM
ISLAM

AL-QUR,AN AL-SUNNAH AKAL DAN


PROYEKSI IJTIHAD
A. AL-QUR’AN
1. Al-Qur’an sebagai sumber dan dalil pertama dan utama .
Kedudukan ini mengharuskan umat Islam memahami pesan-pesan
yang dikandungnya untuk dilaksanakan dalam kehidupan, dalam
upaya mengatur perilaku manusia dalam hubungan dengan sesama
manusia, alam (horizontal), dan hubungan dengan Allah (vertikal)
2. Al-Quran secara redaksional dan makna yang dikandungnya bersifat
qath’I al-wurud, maksudnya aalah lafaz Al-Qur’an dan pesan yang
dikandungnya terjamin keautentikan dan otoritas kebenaran.
3. Pada aspek Al-Ahkam, tunjukan hukum-hukum ayat Al-Quran
sebagian bersifat pasti dan tegas (qath’i Al-dalalah). Contoh: ayat-
ayat tentang warisan, hudud, dan kafarat. Sedangkan ayatt yang
bersifat zhanny merupakan ayat yang lafaz Al-Qur’an yang
mengandung pengertian lebih dari satu, sehngga membuka
peluang terjadinya keeragaman pengertian, seprti lafaz quru’ pada
surat All-Baqarah: 228 yang dapat diartikan pada suc atau haid.
4. Perbedaan pada pemahaman terhadap makna yang terjadi
dalam kandungan Al-Qur’an khususnya ayat-ayat tentang hukum
disebabkan sifat redaksi yang digunakan Al-Qur’an yang dalam
menuunjukkan suatu ketentuan hukum. Sebagian redaksi Al-
Qur’an bersifat umum (mujmal), sehingga ketika akan
dirumuskan makna secara konkret atau diarahkan kepada
kenyataan yang praktis memerlkan pemahaman dan perumusan
yang operasional . Contoh : ayat pada perintah sholat, zakat, dan
puasa.
5. Sifat redaksi Al-Qur’an yang lainya adalah ditemukan lafaz
yang maknanya samar disebabkan makna harfiahnya bersifat
kiasan (majaz). Dikenal dengan dengan sebutan ayat-ayat
muthasyabihat. Contoh:
Contoh: Lafaz berkaitan dengan dzat Allah Swt.
a. Kata wajh artinya muka (Ar-Rahman: 27)
b. Kata yad artinya tangan (Al-Fath: 10)
c. Kata istawa yang artinya bersemayam (Yunus: 3)
d. Dll

6. Penyebab lain terjadinya perbedaan pendapat dalam memahami


makna Al-Qur’an, karena menggunakan lafaz musytarak (arti ganda)
dalam menunjukkan ketentuan hukum.
Contoh ::
a. Kata quru’ yang dapat diartikan suci atau haid (Al-Baqarah: 228)
b. Kata lams artinya menyentuh atau bersetubuh (An-Nisa: 43)
c. Kata ‘uquah al-nikah dapat ditunjukkan wali atau istri (Al-
Baqarah 228)
PENJELASAN AL-QUR’AN TENTANG HUKUM
MEMILIKI TIGA SIFAT

1. MUHKAMAT : Al-Qur’an menjelaskan huukum


secara terinci jelas dan semurna tanpa memerlukan
penjelasan serta dapat difahami secara langsung

2. GLOBAL, Al- Qur’an memberikan hukum yang


memberikan garis besarnya dan membutuhkan
penjelasan pemahaman dan penafsiran untuk
melaksanakannya

3. IBARAT DAN ISYARAT, agar dapat ddifahami makna


dan isyarat yang terkndung didalamnya. Contoh :
dalam syariat haji dan qurban
B. AL-SUNNAH
• AL-Qur’an yang berisi adungan hukum secara global yang
membutuhhkan penjelasan operasional. Nabi Muhammad SAW,
sebagai penyampai ajaran Al-Qur’an diberi otoritas oleh Allah untuk
menjelaskan lebih lanjut apa yang telah diwahyukan kepadanya’

• Al-Sunnah baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, maupun dalam


bentuk taqrir berkedudukan sebagai sumber kedua setelah
Al=Qur’an.

• Kedudukan Al-Sunnah, didasarkan kepada argumen :


1. Taat kepada Rasul
2. Iman kepada Rasul
3. Perbuatan Rasu berdasar pada wahyu
FUNGSI AL-SUNNAH SEBAGAI PENJELAS AL-QUR’AN
DAPAT DILIHAT DARI TIGA BENTUK :

1) Menetapkan dan mempertegas hukum-huukum yang


tersebut dalan Al-Qur’an (MENGULANG)

2) Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an


disebabkan sifatnya masih umum dan mutlak seperti, hadis
mengikuti praktik shalat nabi untuk menjelaskan perintah
shalat dalam Al-Qur’an

3) Al-Sunah, menetapkan suatu hukum yang secara jelas tidak


ditetapkan dalam Al-Qur’an (hakekatnya memperluas
hukum, bukan membuat sendiri huukum). Contoh:
Keharaman memakan bangkai, darah, dan sembelihan yang
tidak dengan nenyebut nama Allah ( QS, Al-Maidah : 3)
C. AKAL DAN PROYEKSI IJTIHAD
• PENGERTIAN AKAL : Terdapat didalam otak seseorang yang
digunakan untuk berpikir berdasarkan pemikiran itu lahirlah
suatu idea atau gagasan mengenai suatu masalah yang
dipikirkan

• PERAN AKAL :
1. MEMAHAMI NILAI-NILAI AJARAN AGAMA
2. AKAL BEERTUUGAS MEMILIHH DAN MENYELEKSI DOKTRIN
AGAMA ( TEMPORER=MADANIYAH, DAN
KONTEMPORER=MAKKIYAH)
PROYEKSI IJTIHAD

• IJTIHAD (bahasa) : usaha yang keras dan bersungguh-sungguh


• IJTIHAD (istilah) : berusaha menetapkan hukum terhadap masalah
yang bbelum ada ketetapan hukum dalam Al=Qur’an dan Hadis,
yang dilakukan secara cermat dan pikurann yang murni serta
berpedoman pada aturan penetapan hukum yang benar

• RUJUKAN IJTIHAD : AL-QUR’AN DAN HADIS


• IJTIHAD DITETAPKAN DENGAN BEBERAPA CARA : IJMA’ DAN QIYAS.
• IJMA’ : kesepakatan para mujtahid pada suatu masa setelah
Rasulullah wafat terhadap suatu masalah. QIYAS: menetapkan
hukum dengan cara menghubungkan suatu perkara yang sudah
ada ketetapan hukumnya terhadap masalah lain yang dihadapi dan
belum ada ketetapan hukkumnya, sedang antara eddduanya sama-
sama memiliki sebab yang bisa disepadankan.
MEDIA PENETAPAN HUKUM DALAM
AL-QUR’AN

1. Kalimat perintah (amar): secara


tegas untuj mmelaksanakan
perbuatan

2 . Mengkaitkan perntahh dengan


jjanji baik dan buruk

3. Ibarat, dapat mengandung


keharusan seperti menunggu bagi
istri yang diceraikan dan
menunjuka lternatif seperti
kebolehhan mmelakukan ijma’ pada
malam ramadhhan

Anda mungkin juga menyukai