Anda di halaman 1dari 36

GENERASI

MILENIAL
BERANI JUJUR

URGENSI PENDIDIKAN
ANTI KORUPSI BAGI GENERASI
HEBA
MILENIAL T

Oleh LOSO, SH.MH


Disampaikan dalam kegiatan Inspektorat Goes To campus dengan tema Literasi Gerakan
Anti Korupsi Untuk generasi Milenial pada Hari Kamis, 19 desember 2019
PENGANTAR

Beri aku 10
pemuda niscaya
akan
kuguncangkan
dunia
Indonesia yang merdeka bukanlah tujuan
akhir, akan tetapi kemerdekaan yang
sebenarnya adalah ketika rakyat bias
hidup makmur dan bahagia
LANJUTAN
Dalam buku Peter Carey & Korupsi dianggap sebagai ‘wabah
Suhardiyoto Haryadi, disebutkan penyakit’ yang tidak mudah
penyebab Perang Jawa yg utama dihilangkan/diberantas. Yang terbaik
adalah maalah korupsi; adalah mencegah korupsi.
Sistem Tanam Paksa Petani hanya Prof. Romli Atmasasmita:
mendapatkan 20% hasil panen; “Ada 2 (dua) alasan sulitnya
Contoh Korupsi yg paling pemberantasan tindak pidana
merajalela juga terjadi dlm VOC, korupsi, yaitu pertama, karena
karena VOC bubar/bangkrut alasan historis/ budaya, dan kedua,
akibat korupsi. karena lemahnya perundang-
undangan.”
PENGERTIAN KORUPSI
PENANGANAN KORUPSI TAHUN
2015-2019

Diambil dari kompas senin, 9 desember 2019


KEPALA DAERAH TERLIBAT
DALAM KORUPSI No Propinsi Jumlah
No Propinsi Jumlah
12 Kalimantan timur 4
1 Jawa barat 14
13 Sulawesi Utara 4
2 Jawa Timur 13
14 Bengkulu 3
3 Sumatra 13
Utara 15 Kalimantan Tengah 3

4 Jawa Tengah 11 16 Kepulauan riau 3

5 Riau 7 17 Maluku Utara 3

6 Sulawesi 6 18 Nusa Tenggara Barat 3


Tenggara 19 Kalimantan timur 4
7 Sumatra 6 20 Sulawesi Utara 4
selatan 21 Kalimantan selatan 2
8 lampung 5 22 Nusa tenggara Timur 2
9 Papua 5 23 Sulawei Selatan 2
10 Aceh 4 24 Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi 1
11 Banten 4 tengah, Sumatra barat
Fakta Kasus Korupsi 2004-2017
No. Jabatan/Profesi Pelaku Jumlah
No. Jenis Perkara Jumlah
1 Anggota DPR dan DPRD 134
1 Pengadaan
164 2 Kepala
Barang/Jasa 25
Lembaga/Kementerian
2 Perijinan 21 3 Duta Besar 4
3 Penyuapan 340 4 Komisioner 7
4 Pungutan 21 5 Gubernur 18
5 Penyalahgunaan
46 6 Walikota/Bupati dan
Anggaran 60
Wakil
6 TPPU 19 7 Eselon I / II / III 155
7 Merintangi
7 8 Hakim 15
Proses KPK 9 Swasta 170
Jumlah 618
10 Lainnya 82
Jumlah Keseluruhan 670
*https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi
Jumlah perkara yang di tangani KPK dari penyelidikan-eksekusi

Penindakan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah

Penyelidikan 23 29 36 70 70 67 54 78 77 81 80 87 96 123 164 83 1218

Penyidikan 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 56 57 99 121 199 63 950

Penuntutan 2 17 23 19 35 32 32 40 36 41 50 62 76 103 151 70 789

Inkracht 0 5 14 19 23 37 34 34 28 40 40 38 71 84 104 79 655

Eksekusi 0 4 13 23 24 37 36 34 32 44 48 38 81 83 113 66 676


Korupsi berdasar instansi

Instans Jumla
i 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019   h
DPR 0 0 0 0 7 10 7 2 6 2 2 3 15 9 4 6 73
dan
DPRD
Keme 1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 26 21 39 31 47 42 363
ntrian/
Lemba
ga
BUM 0 4 0 0 2 5 7 3 1 0 0 5 11 13 5 17 73
N/BU
MD
Komis 0 9 4 2 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20
i
Pemeri 1 1 9 2 5 4 0 3 13 4 11 18 13 15 29 4 132
ntah
Provin
si
Pemka 0 0 4 8 18 5 8 7 10  18 19 10 21  53  114  51 346
b/Pem
kot  
Jumla 2 19 27 24 47 37 40 39 48  70 58  57  99  121  199   120 1007
Tindak pidana berdasar jenis perkara

Perkar Jumla
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 
a h
Penga
daan
2 12 8 14 18 16 16 10 8 9 15 14 14 15 17 17 205
Baran
g/Jasa
Perijin
0 0 5 1 3 1 0 0 0 3 5 1 1 2 1 0 23
an
Penyu
0 7 2 4 13 12 19 25 34 50 20 38 79 93 168 97 661
apan
Pungu
0 0 7 2 3 0 0 0 0 1 6 1 1 0 4 1 26
tan
Penyal
ahgun
aan 0 0 5 3 10 8 5 4 3 0 4 2 1 1 0 2 48
Angga
ran
TPPU  0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 5 1 3 8 6 3 34
Merin
gtangi
0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0 2 3 0 10
Proses
KPK
Jumla
INDEK PERSEPSI KORUPSI
PENYEBAB KEPALA DAERAH KORUPSI
HASIL RISET LITBANG KOMPAS DIPUBLIKASIKAN PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN HARI SENIN
TANGGAL 9 DESEMBER 2019

SISTEM
PENCEGAHA
N
PENGAWASA
N
KEUAANGAN
KURANG
EFEKTIF

MENTAL/K
ARAKTER PENYEBA SISTEM
YANG B POLITIK
KORUP/SE KORUPSI BIAYA
RAKAH TINGGI

PERSOALA
N
EKONOMI
(PENGHAS
ILAN
KURANG)
KORUPSI ADALAH KEJAHATAN LUAR BIASA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012


tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan

tindak pidana terorisme, narkotika dan prekursor


narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap
keamanan negara dan kejahatan hak asasi manusia yang
berat, serta kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya merupakan kejahatan luar biasa karena
mengakibatkan kerugian yang besar bagi negara atau
masyarakat atau korban yang banyak atau
menimbulkan kepanikan, kecemasan, atau ketakutan
yang luar biasa kepada masyarakat.
KEJAHATAN LUAR BIASA
1. Berpotensi dilakukan oleh setiap orang.
2. Random target/victim.
3. Kerugiannya besar dan meluas.
4. Terorganisasi atau oleh organisasi.

+ bersifat lintas negara


(Korupsi, TPPU, Terorisme, Pelanggaran berat HAM, dan
Narkotika)
SEJARAH PERATURAN PERUNDANGAN TINDAK PIDANA
KORUPSI

1. Delik korupsi dalam KUHP


2. Peraturan Pemberantasan Korupsi Penguasa Perang Pusat Nomor Prt/
Peperpu/013/1950
3. Undang-Undang No.24 (PRP) tahun 1960 tentang Tindak Pidana Korupsi
4. Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
5. TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
6. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
7. Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
8. Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
9. Undang-undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
diperbaharui dengan UU No. 19 tahun 2019
LANJUTAN
10. Undang-undang No. 7 tahun 2006 tentang
Pengesahan United Nation Convention Against
Corruption (UNCAC) 2003
11. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang
Peranserta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
12.Instruksi Presiden No. 5 tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
TINDAK PIDANA KORUPSI
-Diatur di dalam 12 Pasal di dalam UU No. 31 tahun 1999 jo.
UU No. 20 tahun 2001;
-Terdiri atas 7 macam perbuatan utama;
-Apabila dijabarkan lebih rinci menjadi 30 (tigapuluh) bentuk
perbuatan;
-Hanya 2 (dua) dari 12 Pasal dalam UU tersebut yang
berkaitan dengan kerugian keuangan negara dan/atau
kerugian perekonomian negara.
7 PERBUATAN UTAMA
KORUPSI
1. Merugikan keuangan negara.
2. Suap.
3. Penggelapan dalam jabatan.
4. Pemerasan (paksaan mengeluarkan uang).
5. Perbuatan curang.
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan.
7. Gratifikasi.
SUBYEK HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI

1. Setiap Orang yang meliputi:


a. orang perseorangan: siapa saja, setiap orang, pribadi kodrati;
b. korporasi adalah kumpulan orang atau kekayaan yang terorganisasi, baik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum;
PERMA NO. 13 tahun 2016 tentang penanganan perkara korupsi oleh korporasi

2. Pegawai Negeri:
a. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam UU tentang
kepegawaian (sekarang UU ASN);
b. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam KUHP;
c. orang yang menerima gaji/upah dari keuangan negara/daerah;
d. orang yang menerima gaji/upah dari suatu korporasi yang menerima
bantuan dari keuangan negara/daerah;
e. orang yang menerima gaji/upah dari korporasi yang mempergunakan
modal atau fasilitas dari negara/masyarakat.
3. Penyelenggara negara.
Penyelenggara Negara
Menurut UU No. 28 Tahun 1999, Penyelenggara Negara, meliputi:
- Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara
- Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara
- Menteri
- Gubernur
- Hakim
- Pejabat Negara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan
- Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya
dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
PENGERTIAN PEGAWAI NEGERI MENURUT
KUHP
Pasal 92 ayat (1)

Yang disebut pejabat, termasuk juga orang-orang yang


dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan
aturan-aturan umum, begitu juga orang-orang yang,
bukan karena pemilihan, menjadi anggota badan
pembentuk undang-undang badan pemerintahan, atau
badan perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh
Pemerintah atau atas nama Pemerintah; begitu juga
semua anggota dewan waterschap, dan semua kepala
rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur Asing
yang menjalankan kekuasaan yang sah.
Beberapa contoh
Rumusan Tindak Pidana Korupsi
dalam UU No. 31 tahun 1999 Jo
UU No. 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Pasal 2 ayat (1)
-Setiap orang;
-secara melawan hukum;
-melakukan perbuatan;
-memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi;
-yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara;

Ancaman pidana:
-4-20 tahun penjara; dan/atau
-Denda Rp. 200 jt-Rp. 1 miliar.
Pasal 2 ayat (2)
Apabila dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat
dijatuhkan.

Yaitu apabila pelanggaran terhadap ayat (1) dilakukan terhadap:


-dana penanggulangan keadaan bencana alam nasional;
-dana penanggulangan keadaan darurat/bahaya militer;
-dana penanggulangan kerusuhan sosial yang meluas;
-dana penanggulangan krisis ekonomi/moneter;
atau
-mengulangi kejahatan korupsi/residivis.
{Penjelasan Pasal 2 ayat (2) UU No. 20 tahun 2001}
Pasal 3
-Setiap orang
-dengan tujuan
-menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi
-menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana
-yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan
-yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara

Ancaman pidana:
-1-20 tahun penjara; dan/atau
-Denda Rp. 50 jt-Rp. 1 miliar.
Pasal 15
-Setiap orang
-Yang melakukan: percobaan, atau pembantuan, atau
permufakatan jahat
-Untuk melakukan tindak pidana korupsi…

Ancaman pidana:
-dalam hal percobaan, disamakan dengan delik selesai;
-dalam hal pembantuan, disamakan dengan pelaku utamanya;
-Dalam hal permufakatan jahat, disamakan dengan seandainya
delik itu sungguh dilakukan.
Pasal 12 huruf f
-Pegawai negeri atau penyelenggara negara
-Pada waktu menjalankan tugas
-Meminta, menerima, atau memotong
-Pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara lain atau kepada kas umum
-Seolah mereka itu mempunyai utang kepadanya
-Padahal diketahui bukan utang
Pasal 12B ayat (1):
-Setiap gratifikasi
-Kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
-Dianggap pemberian suap
-Apabila berhubungan dengan jabatan
-Dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
GRATIFIKASI
Dasar Pemikiran:
“Tidak sepantasnya pegawai negeri/pejabat publik
menerima pemberian atas pelayanan yang mereka
berikan”

“Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat


sesuatu melebihi haknya sekedar ia melaksanakan
tugas sesuai tanggungjawab dan kewajibannya”
UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN KORUPSI

JALUR PENAL JALUR NON-PENAL


• Kebijakan pencegahan tanpa
• Kebijakan penerapan Hukum hukum pidana (prevention without
Pidana (Criminal Law Application); punishment);
• Sifat repressive (penumpasan/ • Kebijakan untuk mempengaruhi
penindasan/pemberantasan) apabila pandangan masyarakat mengenai
kejahatan sudah terjadi; kejahatan dan pemidanaan lewat
• Perlu dipahami bahwa: mass media (influencing views of
upaya/tindakan represif juga dapat society on crime and
dilihat sebagai upaya/tindakan punishment/mass media atau
preventif dalam arti luas media lain seperti penyuluhan,
(Nawawi Arief : 2008) pendidikan dll);
• Sifat preventive (pencegahan)

9 31
UPAYA PENCEGAHAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
Masuk kurikulum
(mata kuliah sisipan
atau mandiri
Melalui pendidikan sekolah
(PAUD-PERGURUAN TINGGI) Kegiatan ekstra
kurikuler (berbagai
lomba dsb)
Pentingnya pendidikan
anti korupsi bagi para Kampanye anti korupsi melalui
generasi muda organisasi kemasyarakatan (LSM)

Pemanfaatan teknologi dalam


gerakan kampanye anti korupsi
KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENANMKAN SIKAP
ANTI KORUPSI DI SEKOLAH
(HASIL PENELITIAN TERHADAP SMA/SMK/MA DI
PEKALONGAN)

Pendirian kantin kejujuran

Menanamkan sikap jujur dalam kegiatan sekolah


misalnya saat ujian siswa dilarang mencontek

Kebijakan sekolah
dalam menanmkan sikap Membuat peraturan sekolah
anti korupsi pada siswa

Keteladanan dari guru sekolah

Menyisipkan sikap anti korupsi pada siswa disela-


selan pelajaran
LANJUTAN
Sosialisasi mengenai pendidikan anti korupsi dari kejaksaan /
kepolisian / perguruan tinggi

integrasi dalam mata pelajaran pendidikan agama, sosiologi,


bahasa Indonesia, PKN.

Pembuatan poster anti korupsi

Kebijakan sekolah Pengamalan nilai-nilai islam dalam kegiatan sekolah, misalnya


dalam menanmkan sikap membaca Al Qur`an sebelum pelajaran di mulai
anti korupsi pada siswa

Pendikan karakter
Pengadaan kegiatan ekstra kurikuler yang mengarah ke
pembinaan rokhani / akhlaq, misal ketakmiran/kegiatan
keagamaan.
NILAI DASAR ANTI KORUPSI
Jujur
Peduli
adil

Nilai dasar
anti Korupsi Mandiri
Berani (jupe mandi
tangker
sebedil)
Disiplin

sederhana
Tanggungja
Kerjakeras wab
MATUR SEMBAH NUWUN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai