Anda di halaman 1dari 22

SANITASI INDUSTRI

DR. Agus Triyono, S.Si, MKes

Disampaikan pada : Pelatihan Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja


Di Jakarta - 2021
PENERAPAN HIGIENE DAN SANITASI
(Ps. 26 – Ps. 44 Permenaker No. 5 /MEN/2018)
Bangunan Tempat Kerja
 Halaman;
bersih, tertata rapi, rata, dan tidak becek; dan
cukup luas untuk lalu lintas orang dan barang
 Saluran air pembuangan pada halaman, maka
saluran air harus tertutup dan terbuat dari bahan
yang cukup kuat serta air buangan harus
mengalir dan tidak boleh tergenang.
 Gedung, meliputi dinding dan langit-langit, atap; dan
lantai.
Gedung dalam kondisi:
terpelihara dan bersih;
kuat dan kokoh strukturnya; dan
cukup luas sehingga memberikan ruang gerak paling
sedikit 2 (dua) meter persegi per orang.
Dinding dan langit-langit harus:
 kering atau tidak lembab;

 dicat dan/atau mudah dibersihkan;

 dilakukan pengecatan ulang paling


sedikit 5 (lima) tahun sekali; dan
 dibersihkan paling sedikit 1 (satu) kali
setahun.
Lantai harus:
terbuat dari bahan yang keras, tahan air,

dan tahan dari bahan kimia yang merusak;


datar, tidak licin, dan mudah dibersihkan;

dan
dibersihkan secara teratur.
Atap harus:
mampu memberikan perlindungan dari

panas matahari dan hujan; dan


tidak bocor, tidak berlubang, dan tidak

berjamur

Bangunan Bawah Tanah harus


mempunyai struktur yang kuat;
mempunyai sistem ventilasi udara;
mempunyai sumber Pencahayaan;
mempunyai saluran pembuangan air yang
mengalir dengan baik; dan
bersih dan terawat dengan baik.
Dalam hal bangunan bawah tanah merupakan
ruang terbatas, penerapan Higiene dan Sanitasi
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Toilet harus:
Fasilitas Kebersihan
bersih dan tidak menimbulkan bau;
meliputi:  tidak ada lalat, nyamuk, atau serangga yang
Toilet dan lainnya;
tersedia saluran pembuangan air yang
kelengkapannya; 

mengalir dengan baik;


loker dan ruang ganti tersedia air bersih;
pakaian; dilengkapi dengan pintu;
memiliki penerangan yang cukup;
tempat sampah; dan
memiliki sirkulasi udara yang baik;
peralatan Kebersihan. dibersihkan setiap hari secara periodik; dan
dapat digunakan selama jam kerja.
Ratio Kebutuhan Jamban dengan Jumlah Tenaga
Kerja (dalam satu waktu kerja)

1-15 orang = 1 jamban;


16-30 orang = 2 jamban;
31-45 orang = 3 jamban;
46 -60 orang = 4 jamban;
61 - 80 orang = 5 jamban;
81 -100 orang = 6 jamban; dan

Setiap penambahan 40 orang ditambahkan 1


jamban.
Jika Toilet laki-laki menyediakan fasilitas
peturasan, jumlah jamban tidak boleh kurang
dari 2 /3 jumlah jamban yang dipersyaratkan
Ratio Kebutuhan Jamban dengan
Jumlah Tenaga Kerja
Area Konstruksi atau Tempat Kerja
Sementara

1-19 orang = 1 jamban;


20 -199 orang = 1 jamban dan 1
peturasan untuk setiap 40 orang;
200 orang atau lebih = 1 jamban dan 1
peturasan untuk setiap 50 orang.

Ukuran Toilet
Ruang Toilet paling sedikit berukuran:
panjang 80 cm, lebar 155 cm, tinggi 220
cm, lebar pintu 70 cm.
Ruang Toilet untuk penyandang
disabilitas harus memenuhi
persyaratan:
Panjang 152,5 cm; lebar 227,5 cm; tinggi 240 cm;
Mempunyai akses masuk dan keluar yang mudah
dilalui;
Mempunyai luas ruang bebas yang cukup untuk
pengguna kursi roda bermanuver 180 derajat;
Lebar pintu masuk berukuran paling sedikit 90 cm
yang mudah dibuka dan ditutup.
Pintu Toilet dilengkapi dengan plat tendang di
bagian bawah pintu untuk pengguna kursi roda
dan penyandang disabilitas netra;
Kemiringan lantai tidak lebih dari 7 (tujuh)
persen; dan
Mempunyai pegangan rambat untuk
memudahkan pengguna kursi roda berpindah dari
kursi roda ke jamban ataupun sebaliknya.
PAKAIAN KERJA DAN RUANG GANTI PAKAIAN

 Tenaga Kerja dalam perusahaan tertentu dapat


diwajibkan memakai pakaian kerja sesuai
syarat-syarat K3 yang ditetapkan.
 Pakaian kerja harus disediakan oleh Pengurus .
 Dalam hal Tenaga Kerja menggunakan pakaian
kerja hanya selama bekerja, Pengurus harus
menyediakan ruang ganti pakaian yang bersih,
terpisah antara laki-laki dan perempuan serta
pemakaiannya harus diatur agar tidak
berdesakan.
 Ruang ganti pakaian harus tersedia tempat
menyimpan pakaian/loker untuk setiap Pekerja
yang terjamin keamanannya.
Tempat sampah dan peralatan
Kebersihan harus disediakan pada
setiap Tempat Kerja.

Tempat sampah harus:


 Terpisah dan diberikan label untuk
sampah organik, non organik, dan
bahan berbahaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
 Dilengkapi dengan penutup dan
terbuat dari bahan kedap air; dan
 Tidak menjadi sarang lalat atau
binatang serangga yang lain.
 Tempat pembuangan pembalut
harus disediakan pada ruang
Toilet perempuan.
 Tempat pembuangan pembalut

harus:
 terbuat dari bahan yang kedap
cairan;
 dilengkapi dengan penutup; dan
 diberikan label yang jelas.

 Tempat pembuangan pembalut


harus dibersihkan setiap hari.
Tata Laksana Kerumahtanggaan
Ketatarumahtanggaan yang baik meliputi
upaya:
memisahkan

menata

membersihkan

menetapkan dan melaksanakan prosedur

Kebersihan
mengembangkan prosedur Kebersihan

Alat kerja, perkakas, dan bahan harus ditata


dan disimpan secara rapi dan tertib untuk
menjamin kelancaran pekerjaan dan tidak
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Bahan yang disimpan di gudang dan
diberi label yang jelas
PERSONIL K3
(Ps. 45 – 57)

Pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja harus


dilakukan oleh personil K3 bidang Lingkungan Kerja,
meliputi:
 Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja;

 Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja; dan

 Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja.

Personil K3 harus memiliki kompetensi sesuai Standar


Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang
ditetapkan oleh Menteri dan kewenangan K3 bidang
lingkungan kerja.
Persyaratan Personil yang Berwenang

Ahli K3 Muda Ahli K3 Madya Ahli K3 Utama


Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja
- Pendidikan D3 - Pendidikan D3 - Pendidikan D3
- berpengalaman - berpengalaman - berpengalaman
paling sedikit 1 paling sedikit 3 paling sedikit 5
(satu) tahun (tiga) tahun (lima) tahun
sebagai Ahli K3 sebagai Ahli K3
- memiliki Muda Lingkungan Madya
sertifikat Kerja Lingkungan
kompetensi - memiliki sertifikat Kerja;
sesuai kompetensi - memiliki
bidangnya sesuai bidangnya sertifikat
- berbadan sehat - berbadan sehat kompetensi
sesuai
bidangnya
- berbadan sehat
Tata Cara Memperoleh Lisensi K3
Melampirkan:
 fotokopi ijazah terakhir;
 surat keterangan pengalaman kerja yang
diterbitkan oleh perusahaan;
 surat keterangan sehat dari dokter;

 fotokopi kartu tanda penduduk;

 fotokopi sertifikat kompetensi:

Ahli Muda Higiene Ahli Madya Higiene Ahli Utama Higiene


Industri (HIMU) - Industri (HIMA) - Industri (HIU) - Ahli
Ahli K3 Muda Ahli K3 Madya Utama K3 Lingkungan
Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja Kerja
 2 (dua) lembar pas foto berwarna ukuran 2 x 3 dan 4
x6
 Lisensi K3 berlaku untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang
 Perpanjangan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum masa berlaku
lisensi K3 berakhir
 Lisensi K3 hanya berlaku selama Ahli
K3 Lingkungan Kerja yang bersangkutan
bekerja di perusahaan yang mengajukan
permohonan
 Dalam hal sertifikat kompetensi belum
ada, dapat menggunakan surat
keterangan telah mengikuti pembinaan
K3 yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal.
Tugas dan Kewenangan
Ahli K3 Lingkungan Kerja
Kewajiban Personil K3
 mematuhi peraturan perundang-undangan dan standar
yang telah ditetapkan;
 melaporkan pada atasan langsung mengenai kondisi
pelaksanaan pengukuran, pengendalian lingkungan
kerja, dan penerapan Higiene Sanitasi;
 bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan pengukuran,
pengendalian lingkungan kerja, dan penerapan Higiene
Sanitasi di Tempat Kerja;
 membantu Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3
Lingkungan Kerja dalam melaksanakan pemeriksaaan
dan Pengujian K3 Lingkungan Kerja; dan
 melaksanakan kode etik profesi.


Mekanisme Pengujian

Laporan Riksa Uji SURKET Riksa Uji


memenuhi Berkala
Syarat K3:
YA
Pelaksana Riksa Uji:
Pengawas
Ketenagakerjaan Sp
≤ NAB
K3 LK pada UPT L1, u/ Perusahaan;
UPT atau
Wasnaker; L2, u/ UPT Wasnaker;
Wasnaker memenuhi
standar L3, u/ Ditjen PPK dan K3
Penguji K3 pada
Direktorat Bina K3
beserta UPT K3 dan
UPTD Bidang K3; SURKET Riksa Uji
TIDAK
TIDAK Ulang
AK3 Lingkungan Kerja Memenuhi dan/atau
pada PJK3 Riksa Uji Syarat K3: STIKER
LK
Perusahaan
yang meminta
TERIMA KASIH

DR. Agus Triyono, S.Si, M.Kes – Kepala Balai K3 Jakarta


Kemnaker R.I
Phone : 021.4246335 Mobile : 081511144420
Email : agustriyono2000@yahoo.com 20
SHORT CURICULUM VITAE
Nama : DR. Agus Triyono, S.Si, M.Kes
Instansi : Kepala Balai K3 Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan
HP 081511144420 Email : agustriyono2000@yahoo.com

Pendidikan K3 L :
1. Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia
2. S-2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja – Univ Gajah Mada
3. Improvement of Industrial Safety & Health - Japan
4. Safety Officer – Singapore
5. OSH on SME’s – Philipina
6. Industrial Ventilation – Malaysia
7. OSH MS Beijing China
8. OSH Congres Singapore
9. OSH Congres Turkey
10. ASEAN OSH Net Vietnam
11. ASEAN OSH Net Cambodia
12. Ahli K3
13. Pengawas Ketenagakerjaan
14. Operator Radiografi
15. Ahli Radiografi
16. Instrumentasi Nuklir
17. OHSAS 18001
18. Social Acountability Manajemen System 8000
19. Energy Efisiency
20. Assessor Kompetensi
21 Ergonomi/Agust.Doc
 Assessor Licensi
Pengalaman Kerja
Dosen K3 pada :
1. Magister Kedokteran Kerja Universitas Indonesia – Jakarta
2. Magister Manajemen Kesehataneriist – Univ Muhamadiyah Jakarta.
3. Magister Manajemen (K3) Universitas Trilogi Jakarta
4. Universitas Indonusa Esa Unggul - Jakarta
5. Universitas Pembangunan Nasional (UPN) – Jakarta
6. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKIM) – Jakarta
7. STIE Lembaga Administrasi Negara – Jakarta
8. STIKES BPI Jakarta.

Organisasi K3
1. Deputy Sekjen Assosiasi Hiperkes dan KK Pusat – Jakarta (2006-2009)
2. Deputy Sekjen Assosiasi Profesi dan Keahlian Higiene Industri Pusat – Jakarta.
3. Deputy Manajer Mutu Laboratorium K3 Pusat K3 – Jakarta
4. Kepala Sub Bagian Program & Anggaran Pusat K3 Jakarta
5. Kepala Bagian Perlengkapan Biro Umum Sekretariat Jenderal.
6. Kepala Subdit Pengembangan SDM K3 – Direktorat Bina K3
 Kepala Balai K3 Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan

KK/Agust.Doc 22

Anda mungkin juga menyukai