Anda di halaman 1dari 66

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang
Pemerintah Kabupaten
Musi Rawas
2008

By: Kelompok 1
Anggota:
1. Afra Gurning Despriyanto
2. Amalia Widyastuti
3. Annisa Alquratul Aini
4. Desi Kartika Sari
5. Fella Fadilah
6. Kevin Dwi Dharmawan
7. Mega Sartika
8. Nurhasanah Zulfa
9. Siska Anggraini
10.Tryana Indah Sari
11.Siti Meirini Dwi Ningsih
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN
1.3 HUBUNGAN RPJP DENGAN DOKUMEN
PERENCANAAN LAIN
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
1.5 MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.1.1 PENGERTIAN RPJP
Dokumen perencanaan pembangunan makro yang berisi visi, misi dan
arah pembangunan jangka waktu 20 tahun.

1.1.2 ALASAN PEMBUATAN RPJP


• Menjadi dasar bagi pembuatan RPJM
• Menjadi dasar bagi siapapun pelaku pembangunan. termasuk para
calon pemimpin dalam membuat visi dan misi yang akan dibawakan
dalam kampanye

1.1.3 PENGERTIAN RPJP KABUPATEN MUSI RAWAS


Dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten
Musi Rawas, yang memuat kondisi umum, visi, misi
dan arah pembangunaan Kabupaten Musi Rawas.
1.1.4 PENDEKATAN PENYUSUNAN RPJP KAB. MUSI RAWAS
Pendekatan Bottom-up dan Top-down. Berdasarkan permendagri 54 Pasal 10
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf D.

1.1.5 PROSES PENYUSUNAN RPJP MUSI RAWAS


1. Penyiapan rancangan draft RPJP
2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Jangka
Panjang Daerah
3. Penyusunan rancangan akhir RPJP
4. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJP

1.1.6 RESIKO JIKA RPJP TIDAK DIBUAT


RPJP menjadi dasar bagi pembuatan RPJM dan
pembuatan visi dan misi kepala daerah, Jadi, jika RPJP
ini tidak tersedia maka sistem pemerintahan tidak
mempunyai pedoman.
1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

• Permendagri No. 54 Tahun 2010

• Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah


Pusat dan Pemerintahan Daerah;

• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah;

• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional;

• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional Tahun 2005 - 2025;

• Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ/2005 tanggal 11 Agustus 2005
tentang Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.

• Peraturan Daerah Provinsi Sumtaera Selatan No 17 Tahun 2007 tentang Rencana


1.3 HUBUNGAN RPJP DENGAN DOKUMEN
PERENCANAAN LAIN

1.3.1 Hubungan antara RPJP Kabupaten dengan RPJP Provinsi


sama-sama merupakan rencana pembangunan jangka panjang.
Bedanya dalam hal ruang lingkupnya, RPJP Kabupaten Musi
Rawas hanya di daerah Musi Rawas sedangkan RPJP Provinsi
mencakup seluruh daerah yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

1.3.2 Hubungan antara RPJP Kabupaten dengan RPJP Nasional


Sama-sama merupakan rencana pembangunan jangka panjang.
Bedanya dalam hal ruang lingkupnya, RPJP Kabupaten Musi
Rawas hanya di daerah Musi Rawas sedangkan RPJP Nasional
mencakup seluruh daerah yang ada di Indonesia.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Pengertian RPJP, Alasan penyusunan RPJP, Metode
penyusunan, Proses penyususnan RPJPD Musi Rawas,
Dasar hukum penyusunan RPJPD Musi Rawas,
Hubungan RPJP dengan dokumen perencanaan lain,
Sistematika penulisan, Maksud dan tujuan
penyusunan RPJP.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Potensi tantangan dan modal dasar yang akan
dihadapi 20 tahun ke depan.
BAB III VISI, MISI dan ARAH PEMBANGUNAN
Rumusan Visi dan Misi Daerah berikut dengan pemaparan
tentang arah kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
sebagai perwujudan dari Visi dan Misi dimaksud.

BAB IV PERIODESASI PEMBANGUNAN


Tahapan-tahan pembangunan yang harus dilaksanakan dalam
periode 4 RPJM yang akan dilaksanakan periode 20 tahun
kedepan.

BAB V PENUTUP
komitmen antar seluruh stakeholders pembangunan daerah
tentang arti penting dan kedudukan RPJP Kabupaten Musi
Rawas, 2005–2025, sebagai acuan penyusunan RPJM Lima
Tahunan pasca Pilkada Langsung.
1.5 MAKSUD DAN TUJUAN
1.5.1 Maksud
Sebagai dokumen perencanaan pembangunan sampai dengan tahun 2025, dimaksudkan
untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen di Kabupaten
Musi Rawas di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama sesuai dengan visi, misi
dan arah pembangunan yang telah disepakati bersama.

1.5.2 Tujuan
Umum:
“Menyusun perencanaan pembangunan yang berdasar pada karakteristik Kabupaten
Musi Rawas yang sinergis, koordinatif dan sustainable dalam pelaksanaannya serta terarah
untuk menuju Masyarakat Kabupaten Musi Rawas yang diidamkan dalam kurun waktu 20
tahun ke depan.”

Khusus:
• Menganalisa kondisi umum Kabupaten Musi Rawas dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir;
• Memprediksi kondisi Kabupaten Musi Rawas sampai dengan tahun 2025;
• Merumuskan visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Musi Rawas sampai tahun
2025;
• Mendapatkan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan untuk perencanaan
pembangunan sampai tahun 2025.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEORAFI DAN


DEMOGRAFI

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH


2.1 ASPEK GEORAFI DAN DEMOGRAFI
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010, Aspek geografi dan demografi mencakup karakteristik
dan potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah
terhadap bencana,dan luas wilayah menurut batas
administratif pemerintah kabupaten/kota/kecamatan/desa dan
kelurahan.
2.1.1 KARAKTERISTIK WILAYAH
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Adminitratif

• Luas Wilayah 1.236.582,66Ha.


• batas-batas wilayah :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Lahat dan Empat Lawang
• Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi
Bengkulu dan Kota Lubuklinggau
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Musi Banyuasin dan Muara Enim
2.1.1.3 Penggunaan Lahan
Sebagian besar merupakan kawasan
hutan dengan beberapa jenis tumbuhan seperti jenis
tanaman kelompok kayu
rimba campuran (KKRC), kayu pulai, kayu jabon, kayu
karet jenis tumbuhan
kayu lainnya.
2.1.1.4 Keadaan Iklim
Iklim : tropis dan basah
Curah hujan : rata-rata per bulan pada tahun 2015 sebesar
225 mm dengan rata-rata hari hujan 12 hari per bulannya.
Curah hujan rata-rata tertinggi dan hari hujan
terbanyak terjadi pada bulan Desember yakni 434 mm
dengan 18 hari hujan
pada bulan tersebut
2.1.2 DEMOGRAFI
Ukuran, struktur, dan distribusi penduduk,
serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan.
2.1.2.1 Jumlah penduduk
Tahun Jumlah
(ribuan)

2005 474,4
2006 485,6
2007 492,4
2008 499,2
2009 505,9
2010 525,5
2011 535,2
2012 543,4
2013 551,5
2.1.2.2 Angka Harapan Hidup Tahun Persentase

2010 66.79

2011 66.82

2012 66.85

2013 66.87

2014 66.88

2015 67.18

2.1.2.3 Transmigrasi 2016 67.26

Indikator kinerja: Transmigrasi swakarsa


dan Transmigrasi
swakarsa(KK).
2.1.2.4 Urusan Ketenagakerjaan
Indikator: Angka partisipasi angkatan kerja, Angka sengketa
pengusaha pekerja per tahun, Pencari kerja yang
ditempatkan, Tingkat pengangguran terbuka, Keselamatan
dan perlindungan, dan Perselisihan buruh dan pengusaha
terhadap kebijakan pemerintah daerah.
2.1.1 KARAKTERISTIK WILAYAH
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Adminitratif
• Luas Wilayah 1.236.582,66Ha.
• batas-batas wilayah :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lahat dan
Empat Lawang
• Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Kota
Lubuklinggau
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin
dan Muara Enim

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis


Terletak pada posisi 102 30’ 00” – 103 40’ 10” Bujur Timur dan
03 05’ 00” – 030 38’ 40” Lintang Selatan.
Terdapat sungai-sungai besar yang sebagian besar berasal dari
Bukit Barisan, antara lain Sungai Musi, Sungai Rawas, Sungai
Rupit, Sungai Kelingi, Sungai Megang, Sungai Lakitan, Sungai
Semangus dan Sungai Gegas
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri


RepublikIndonesia Nomor 54 Tahun
terdapat 3 (tiga) Fokus:
a) Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan
Ekonomi
b) Fokus Kesejahteraan Masyarakat; dan
c) Fokus Seni budaya dan Olahraga;
2.2.1 FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2.2.1.1 Pendapatan Domestik Bruto (PDRB)
Menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengenai
geliat keberhasilan program pembangunan ekonomi makro daerah
yang telah dicapai dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat di
suatu daerah.
2.2.1.2 Pendapatan Regional Perkapita

Angka pendapatan perkapita menunjukkan besarnya


pendapatan yang diperoleh setiap penduduk secara rata-
rata.
2.2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini menggambarkan aktivitas ekonomi
di suatu daerah
2.2.1.4 Laju Inflasi

Inflasi sektoral digunakan untuk melihat besaran kenaikan harga barang


dan jasa di tingkat produsen
2.2.1.5 Kemiskinan
Berpengaruh terhadap kemampuan belanja masyarakat dan
mempengaruhi daya tahan masyarakat terhadap gejolak ekonomi
yang terjadi.
2.2.2 FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Indikator : meningkatnya kualitas kehidupan


beragama, percontohan dan peneladaan karakter
darussalam, menurunnya angka kemiskinan,
meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan dan
kesehatan, meningkatnya pembangunan perdesaan
dan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT),
meningkatnya perlindungan sosial, meningkatnya
kapasitas ketenagakerjaan dan kependudukan,
meningkatnya pemberdayaan perempuan,
meningkatnya peran pemuda dan olah raga.
2.2.2.1 Pendidikan
Capaian indicator kinerja pembangunan pendidikan didasarkan ada
indicator :

2.2.2.2 Kesehatan
Pemerintah meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat dengan
berbagai kebijakan dan program
kegiatan.
2.2.2.3 Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh untuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.

2.2.3 FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA


Indikator: jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga dan
jumlah gedung olahraga.
2.2.3.1 Kebudayaan
Capaian Kinerja Kebudayaan diukur dengan indicator :

2.2.3.2 Pemuda dan Olahraga


Capaian Kinerja Pemuda dan Olahraga diukur dengan Jumlah Klub Olahraga
dan Jumlah Gedung Olahraga
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 54 Tahun 2010, Aspek Pelayanan
Publik terdiri atas 2 buah fokus yaitu:

a) Fokus Layanan Urusan Wajib


b) Fokus Layanan Urusan Pilihan.
2.3.1 PELAYANAN WAJIB
2.3.1.1 Pendidikan
Indikator: Angka Partisipasi Sekolah SD/MI, Rasio ketersediaan sekolah perpenduduk
usia sekolah SD/MI, Rasio ketersediaan sekolah perpenduduk usia sekolah SMP/MTs,
Rasio guru: murid SD/MI, Rasio guru: murid SMA/MA, Rasio guru: murid per kelas rata-
rata SD/MI, Rasio guru: per kelas rata-rata murid SMP/MTs, Rasio guru: per kelas rata-
rata murid SMA/MA, dan Rasio ketersediaan sekolah SLTP.
2.3.1.2 Kesehatan
Indikator : Rasio Posyandu per Satuan 10.000 Penduduk Musi Rawas, Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu
per satuan Penduduk, Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk, Rasio Dokter per Satuan Penduduk, Rasio
Tenaga Medis per Satuan Penduduk, Meningkatnya cakupan kunjungan ibu hamil K4, Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, Cakupan desa
kelurahan UCI, Cakupan Musi Rawas Gizi buruk mendapat perawatan, Cakupan penemuan dan
penangananpenderita penyakit TBC/ BTA, Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD,
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, Cakupan kunjungan bayi, Meningkatnya
cakupan rawat jalan Puskesmas, dan Meningkatnya cakupan rawat inap Puskesmas.
2.3.1.2 Pekerjaan Umum
Indikator : proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, rasio
jaringan irigasi, rasio tempat ibadah per satuan penduduk, persentase
rumah tinggal bersanitasi, rasio tempat pemakaman umum per satuan
penduduk, rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan
penduduk, rasio rumah layak huni, rasio pemukiman layak huni, panjang
jalan dilalui roda empat, jalan penghubung kabupaten dari ibu kota
kecamatan ke kawasan pemukiman.
2.3.1.4 Transportasi dan perhubungan

• Sarana transportasi di antaranya sepeda motor, mobil penumpang,


mobil bus, mobil barang, kereta gandeng, kereta tempel, kendaraan
khusus.
• indikator: Jumlah arus penumpang angkutan umum, rasio Ijin trayek,
Jumlah uji kir angkutan umum, Jumlah Pelabuhan Laut /udara/Terminal
Bis, Angkutan Darat, Kepemilikan KIR Angkutan umum, Lama pengujian
kelayakan angkutan umum (KIR) dan Biaya Pengujian kelayakan
angkutan umum
2.3.1.5 Kependudukan dan catatan sipil

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang pembagian


Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Pasal 7 ayat (2) dan (3) disebutkan bahwa urusan adminitrasi
kependudukan merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan
oleh Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar
2.3.2 Pelayanan Pilihan
Indikator : bidang urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumberdaya
mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan
ketransmigrasian

2.3.2.1 Pertanian
indikator: Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB (%), Produktivitas Padi,
Jagung, Kedelai, Ubi kayu ton/Ha dan Produktivitas Sayuran.
2.3.2.2 Kehutanan
indikator; Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dan Kerusakan kawasan hutan.

2.3.2.3 Kelautan dan Perikanan


indikator : jumlah produksi perikanan, persentase pencapaian target dan jumlah
rata-rata konsumsi ikan.
2.3.2.4 Perdagangan
Indikator: Persentase kontribusi perdagangan terhadap PDRB

2.3.2.5 Perindustrian
indikator: Persentase kontribusi sektor industri terhadap PDRB dan
Pertumbuhan indsutri secara keseluruhan.
2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 54 Tahun 2010 terdiri dari :
1. Kemampuan ekonomi daerah
2. Fasilitas wilayah atau infrastruktur
3. Iklim berinvestasi
4. Sumber daya manusia.
2.4.1 FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH
Indikator Persentase konsumsi non pangan.

2.4.2 FOKUS FASIITAS WILAYAH / INFRASTRUKTUR


Ditunjukkan oleh :1) Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan. 2) jumlah
barang/ orang terangkut, dan 3) Jumlah orang/barang terangkut dalam terminal/
pelabuhan.
2.4.3 FOKUS IKLIM BERINVESTASI
Ditunjukkan oleh: 1) Angka kriminalitas, 2) jumlah demonstrasi, dan 3)
Lama Proses Perijinan.

2.4.4 FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA


Diukur dengan : Rasio Ketergantungan dan rasio lulusan S-1, S-2, dan S-3
terhadap total penduduk
BAB III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
 

3.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH


Pada bab ini kami akan membahas 10 masalah
pembangunan daerah yang terdapat di Kabupaten Musi
Rawas.
3.1.1 Transportasi
 

Angka penumpang angkutan umum yang mengalami flutuasi


Sebab :
1. Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat yang menyebabkan
banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi

2. Menurunnya angka kemiskinan yang disebabkan meningkatnya pendapatan


perkapita

3. Perubahan jumlah masyarakat yang menaiki angkutan umum


3.1.2 Ketenagakerjaan
Terjadiya kenaikan pada angka pengangguran

Sebab :
3.1.3 Kesehatan

masih tingginya angka kesakitan untuk penyakit menular TBC


3.1.4 Kebudayaan

Kinerja Pembangunan Kebudayaan yang menurun


3.1.5 Pertanian

kurangnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB


• Kondisi iklim dan curah hujan.
Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis basah, dengan kelembaban udara 87,0%
dan rata-rata penyinaran matahari sebesar 61,9%. Temperatur maksimum 32,9 oC dan
temperatur minimum 19,6oC. Sebagai daerah tropis basah, rata-rata curah hujan di
Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi, yaitu 2.285 per tahun dan rata-rata hari hujan 116
hari hujan per tahun. Dengan bulan kering hanya hanya empat bulan (Juni, Juli, Agustus
dan September), maka wilayah ini termasuk dalam tipe curah hujan B (sangat basah). Hal
ini menyebabkan lahan pertanian terlalu banyak mengandung banyak air.

• Banyaknya sungai-sungai besar


Sebagian besar berasal dari Bukit Barisan, antara lain Sungai Musi, Sungai Rawas, Sungai
Rupit, Sungai Kelingi, Sungai Megang, Sungai Lakitan, Sungai Semangus dan Sungai Gegas
menyebabkan apabila turun hujan terlalu intens maka debit aliran sungai menjadi sangat
besar mengakibatkan elevasi permukaan air sungai sangat tinggi bahkan melampaui
elevasi tanggulnya sehingga meluap dan menimbulkan banjir.
• Meningkatnya laju inflasi sektor pertanian
3.1.6 Pertambangan

Pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian yang


masih mengalami fluktuasi

Sebab :
3.1.7 Potensi Wilayah

Menurunnya jumlah produksi karet .

Sebab : berkurangnya produksi karet disebabkan oleh adanya pemekaran


wilayah dengan terbentuknya kabupaten Musi Rawas Utara. Dimana
beberapa sentra produksi karet sebanyak 7 kecamatan tergabung di
kabupaten Muratara sedangkan sentra produksi karet di kabupaten Muras
hanya 4 kecamatan.
3.1.8 Kependudukan

kinerja Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang kurang baik


3.1.9 Pendidikan

kinerja pembangunan pendidikan yang belum mencukupi


3.1.10 Bencana Alam

Daerah rawan bencana banjir


Sebab :
1. Kondisi iklim dan curah hujan. Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim
tropis basah, dengan kelembaban udara 87,0% dan rata-rata penyinaran
matahari sebesar 61,9%. Temperatur maksimum 32,9oC dan temperatur
minimum 19,6oC. Sebagai daerah tropis basah, rata-rata curah hujan di
Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi, yaitu 2.285 per tahun dan rata-rata hari
hujan 116 hari hujan per tahun. Dengan bulan kering hanya hanya empat
bulan (Juni, Juli, Agustus dan September), maka wilayah ini termasuk dalam
tipe curah hujan B (sangat basah). Hal ini menyebabkan lahan pertanian
terlalu mengandung banyak air.
2. Banyaknya sungai-sungai besar yang sebagian besar berasal dari Bukit Barisan, antara
lain Sungai Musi, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Kelingi, Sungai Megang, Sungai
Lakitan, Sungai Semangus dan Sungai Gegas menyebabkan apabila turun hujan terlalu
intens maka debit aliran sungai menjadi sangat besar mengakibatkan elevasi permukaan
air sungai sangat tinggi bahkan melampaui elevasi tanggulnya sehingga meluap dan
menimbulkan banjir.

3. Disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang mengganggu aliran air sungai dalam bentuk
penyempitan sungai, perusakkan tanggul, pendangkalan, pembuagan sampah ke sungai.
PERMASALAHAN
No Isu-Isu Strategis Total Skor Rata-Rata Skor
1 Bencana Banjir (Merupakan Daerah Rawan Bencana
Banjir) 52 4,7

2 Pengangguran (Meningkatnya Tingkat Pengangguran) 50 4,5


3 Kebudayaan (kinerja pembangunan kebudayaan yang
masih fluktuasi) 50 4,5

4 Pertanian (kurangnya kontribusi sektor pertanian


terhadap PDRB) 44 4

5 Kesehatan (masih tingginya angka kesakitan untuk


penyakit menular TBC ) 38 3,5

6. Potensi Wilayah (Menurunnya jumlah produksi karet) 22 2


7 Transportasi (Angka Penumpang Angkutan Umum yang
Menurun) 8 0,7

8 Pertambangan (Pertumbuhan ekonomi sektor


pertambangan dan penggalian yang masih mengalami 8 0,7
fluktuasi)
9 Kependudukan (kinerja Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera yang kurang baik) 6 0,5

10 Pendidikan (kinerja pembangunan pendidikan yang


belum mencukupi) 4 0,4
3.2 ISU – ISU STRATEGIS
3.2.1 Bencana Banjir (Rawan Bencana Banjir)
• Sebab :
1. Kondisi iklim dan curah hujan. Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim
tropis basah, dengan kelembaban udara 87,0% dan rata-rata penyinaran
matahari sebesar 61,9%. Temperatur maksimum 32,9oC dan temperatur
minimum 19,6oC. Sebagai daerah tropis basah, rata-rata curah hujan di
Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi, yaitu 2.285 per tahun dan rata-rata hari
hujan 116 hari hujan per tahun. Dengan bulan kering hanya hanya empat
bulan (Juni, Juli, Agustus dan September), maka wilayah ini termasuk dalam
tipe curah hujan B (sangat basah). Hal ini menyebabkan lahan pertanian
terlalu mengandung banyak air.
2. Banyaknya sungai-sungai besar yang sebagian besar berasal dari Bukit Barisan, antara
lain Sungai Musi, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Kelingi, Sungai Megang, Sungai
Lakitan, Sungai Semangus dan Sungai Gegas menyebabkan apabila turun hujan terlalu
intens maka debit aliran sungai menjadi sangat besar mengakibatkan elevasi permukaan
air sungai sangat tinggi bahkan melampaui elevasi tanggulnya sehingga meluap dan
menimbulkan banjir.

3. Disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang mengganggu aliran air sungai dalam bentuk
penyempitan sungai, perusakkan tanggul, pendangkalan, pembuagan sampah ke sungai.
3.2.2 Pengangguran
Pengangguran Meningkat

Sebab :
3.2.3 Kebuday aan

Warisan Budaya yang mulai luntur


BAB IV
VISI DAN MISI 

4.1 VISI
Menjadikan Kabupaten Musi Rawas Sebagai Kota
Bebas Banjir, Sejahtera, dan Lestari.
4.1 MISI

1. Mewujudkan peran serta masyarakat


dalam penanganan kawasan banjir

2. Meningkatkan dan melesarikan budaya


lokal sebagai salah satu potensi daerah

3. Menciptakan iklim kesempatan berusaha


bagi angkatan kerja
BAB V
SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

5.1 Mewujudkan peran serta masyarakat dalam penanganan kawasan banjir


5.1.1 Sasaran : - Terciptanya Ruang Terbuka Hijau
- Terwujudnya pengolahan sampah terpadu
- Terwujudnya partisipasi masyarakat secara aktif
dalam penanganan kebersihan lingkungan
- Terciptanya Keterpaduaan tata ruang wilayah

5.1.2 Arah Kebijakan: - Melakukan Reboisasi


- Membuat instalasi pengolahan sampah
- Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat
akan pentingnya kebersihan lingkungan
- Pengelolaan daerah aliran air
5.2 Meningkatkan dan melesarikan budaya lokal sebagai salah satu potensi
daerah

5.2.1 Sasaran : - Terciptanya kesadaran masyarakat akan


kebudayaan yang harus dilestarikan
- Terciptanya pemahaman akan kearifan budaya
local
- Terwujudnya kebudayaan daerah yang dikenal
masyarakat luas
- Terwujudnya budaya daerah yang potensial
5.2.3 Arah Kebijakan: - Meningkatkan minat dan bakat masyarakat
setempat
-Memberikan informasi secara mendalam akan
kebudayaan local yang dimiliki
- Mengadakan pameran tari dan lagu daerah
setempat guna memperkenalan kepada masyarakat luas
- Meningatkan penguasaan masyarakat akan tari
dan lagu daerah
5.3 Menciptakan iklim kesempatan berusaha bagi angkatan kerja

5.3.1 Sasaran :- Terciptanya lapangan pekerjaan yang mampu mengurangi pengangguran


-
` 5.3.2 Arah Kebijakan: Meningkatkan pengetahuan masyarakat agar dapat diterima bekerja
K Y OU
TH AN

Anda mungkin juga menyukai