Anda di halaman 1dari 12

Gangguan Penciuman

Disusun oleh
1. Diky Armof Maulana
2. Ruhbaniyah
3. Sriwahyuni Silamba
4. Lea Assem
5. Rizka Djitmau
6. Tirsa L Bembe
Gangguan penciumna
• fungsi N. Olfaktorius Indra penciuman
• Erat hubunganya denga indra pengecap N. Trigeminus
• Reseptor penghidu regio olfaktorius (hidung 1/3 atas)
• Serabut saraf olfaktorius Lamina kribosa os ethmoid bulbus olfaktorius (dasar
fosa kranii anterior)
• Partikel bau mencapai reseptor penghidu bila:
 Menarik napas denga kuat atau
 Partikel larut dalam lendir di mukosa olfaktorius

• Gangguang menghidu terjadi:


 Bila ada hambatan antara partikel bau dengan reseptor saraf atau
 Kelaina pada N.I ( dari reseptor – pusat olfaktorius)
Anatomi Hidung
Macam- macam kelaina penghidu

Hiposmia : daya menghidu

Anosmia : daya menghidu (-)

Parosmia : sensasi penghidu


berubah

Kakosmia : Halusinasi Bau


Etiologi
1. Hiposmia
 Obstruksi hidung: rinitis alergi, rinitis vasomotor,
septum deviasi
 Penyakit sistemik: DM, gagal ginjal, gagal hati, pemakaian
antihistamin, dekongestan.
2. Anaosmia
 Akibat trauma di frontal atau oksipital
 Post infeksi virus, tumor ( osteoma), meningioma &
degeneratif ( orang tua)
Etiologi
3. Parosmia
terutama oleh karena trauma
4. Kakosmia
- dapat timbul pada epilepsi unsinatus lob.
Temporalis
- pada kelainan psokologik a/ psikiatrik,
depresi a/ psikosis
Pemeriksaan
• Anamnesa
- lama keluhan, terus menerus atau hilang
timbul & unilateral atau bilateral.
- pada parosmia & kakosmi: jenis bau
seperti apa?
- riwayat penyakit atau trauma &
pemakaian obat-obatan sebelumnya
- apakah ada kelainan sensorik lain: pengecap
& penglihatan
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Fisik
rinoskopi anteri & post kelainan anatomik sumbatan
hidung, perubahan mukosa, tanda- tanda infeksi atau
tumor
• Pemeriksaan Penunjang ( Tes Penghidu Sementara)
- pasien di tes menghidu alkohol, kopi, parfum dan
skatol ( feses)
- kemudian pasien di tes mencium amoniak
- Foto SPN
- lab : gula darah, reduksi urin, dll.
Interpretasi dan Tindak Lanjut
o Hipoksia yang hilang timbul dan bervariasi
- bisa karena: rinitis vasomotor dan alergi atau sinusitis.
- keluhan hilang bila penyebab di obati.
- polip nasi, tumor hidung, rinitis kronis spesifik
(ozaena, sifilis) hiposima karena obstruksi hilang
bila penyakit di obati
o Rinitis mediakmentosa hiposmia atau anosmia
sembuh bila obat-obatan di hentikan
Lanjutan
o Kerusakan N. I akibat infeksi virus anomia
atau sensasi penghidu yang samar dan hampir
sama untuk semua rangsangan bau-bau.
o Usia Lanjut:
- kurang atau hilangnya daya penghidu
o Head Injury Mild atau severe Anosmia bila
mengenai regio frontal & oksipital
Lanjutan
o Tumor intracranial yang menekan N.I ambang
penghidu meningkat ( fase awal) sampai timbul
kelelahan penghidu.
- osteoma atau meningioma di basis cranii atau
SPN anosmia unilateral
- Epilepsi lobus temporal didahului oleh
penghidu, sering halusinasi bau busuk atau
terbakar gejala ini menetap
o Kelainan psikiatri depresi, skizofren atau demensia
senilis halusinasi bau rujukan psikiater
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai