Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS

TETRIMETRI
Berat Molekuler
• Jika pertikel dasar merupakan molekul, berat dalam
gram satu molekul zat disebut sebagai gram
molekuler ( disingkat sebagai berat molekular)
• Contoh : berat gram molekular dar gas H2 adalah
2,016 g yang berisi 6,023 X 1023 molekul H2
• Jika partikel dasar berupa atom, berat dalam gram
dari 1 mol zat disebut sebagai berat gram atom
( biasanya disingkat sebagai berat atom).
• Contoh : berat dari atom tembaga adalah 63,54 g
dan berisi 6,023 X 1023 atom Cu.
Berat ekuivalen (BE)
• Hubungan antara berat ekuivalen dengan berat molekul
dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :
BE = Berat ekuivalen
BM = Berat molekul
n = Jumlah mol hidrogen, elektron atau kation yang
disediakan atau dikombinasikan dengannya oleh zat yang
bereaksi.
BE suatu zat yang terlibat dalam suatu reaksi dapat
didefinisikan sebagai berikut :
• Asam-basa. Berat dalam g dari zat yang diperlukan
untuk menyediakan atau berekasi dengan 1 mol
(1,008 g) H+
• Oksidasi-Reduksi. Berat dalam g dari zat yang
diperlukan untuk menyediakan atau berekasi
dengan 1 mol elektron.
• Pembentukan komplek dan pengendapan. Berat
dalam g dari zat yang diperlukan untuk
menyediakan atau berekasi dengan 1 mol kation
univalen, ½ mol kation divalen, 1/3 mol kation
trivalen dan seterusnya.
Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi,
sebagai berikut :
- Reaksi asam basa (netralisasi)
- Reaksi pengendapan
- Reaksi pembentukan senyawa komplek
- Reaksi oksidasi reduksi
• Dalam reaksi netralisasi , setiap senyawa akan melepaskan
atau menerima atom hidrogen. Jadi berat ekivalen (BE)
berdasarkan reaksi netralisasi (asam basa) dapat ditentukan
sebagai berikut :
• Berat ekivalen suatu senyawa dalam reaksi pengendapan
dan pengomplekan ditentukan oleh valensi dari senyawa
tersebut.

• Berat ekivalen (BE) dalam reaksi oksidasi reduksi


didasarkan pada banyaknya elektron yang dilepaskan
atau diikat dalam suatu reaksi oksidasi atau reduksi.
Contoh 1:
1. Hitung berat ekuivalen dari SO3 yang digunakan
sebagai suatu asam dalam larutan air.

2. Hitung berat ekuivalen dari Na2C2O4 sebagai


pereduksi dan K2Cr2O7 sebagai pengoksidasi.

3. Hitung berat ekuivalen dari AgNO3 dan BaCl2


Contoh perhitungan Berat Ekivalen:
• Reaksi asam basa :
BE HCl = Mr HCl
BE H2SO4 = ½ Mr H2SO4
BE NaOH = Mr NaOH
• Reaksi pengendapan :
BE AgNO3 = Mr AgNO3
BE NaCl = Mr NaCl
• Reaksi oksidasi (dalam suasana asam) :
BE KMnO4 = 1/5Mr KMnO4
BE K2Cr2O7 = 1/6 Mr K2Cr2O7
Macam-macam konsentrasi larutan
• Persen berat (%) = jumlah g solut per 100 g larutan.

Keterangan :
P = persen berat solut
W = jumlah g solut
W0 = jumlah g solven

Contoh :
Sejumlah 5,0 g NaOH dilarutkan dalam 45 g H2O ( BJ air = 1). Hitunglah
persen berat dari NaOH dalam larutan tersebut
• Molaritas (M): Jumlah mol solut per liter / 1000 ml larutan

Keterangan :
n = Jumlah mol solut
V = Jumlah volum larutan dalam liter
g
n = ------
BM
Keterangan : g = gram solut
BM = Berat molekul solut
Sehingga : 
g
M = ---------- atau g = M X V X BM
BM X V
Contoh 1.
Hitung molaritas larutan yang mengandung 6g NaCl
dalam 200 ml larutan.
BM NaCl = 58,44
Contoh 2.
Hitung jumlah mol dan jumlah gram KMnO4 dalam
larutan sebanyak 3 liter 0,25 M.
BM KMnO4 = 158
Normalitas (N) adalah jumlah ekuivalen solut per liter/ 1000 ml
larutan

Keterangan :
ek = jumlah ekuivalen
V = Volum larutan dalam liter

Keterangan :
g = gram solut
BE = Berat ekuivalen
Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut :
• Hubungan antara normalitas dan molaritas adalah
sebagai berikut : 

N = nM

Dimana n adalah jumlah mol ion hidrogen, elektron atau kation


yang tersedia atau bereaksi dengan zat yang bereaksi.
• Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg
( 1000 gram ) pelarut.

Keterangan :
n = Jumlah mol solut
V = Jumlah berat larutan dalam kg

• Pada pengenceran suatu zat berlaku rumus :


M1. V1 = M2. V2
M1  =  molaritas zat mula-mula
M2  =  molaritas zat setelah pengenceran
V1  =  volume zat mula-mula
V2  =  volume zat setelah pengenceran
Contoh Soal :
1. Berapa molal larutan NaCl jika diketahui persen
massa NaCl = 10%
2. Berapa molalitas larutan yang dibuat dengan
melarutkan 3 g urea (CO(NH)2)2) di dalam 500 g
air? (Mr urea = 60)
3. Jika di dalam suatu botol pereaksi terdapat terdapat
250 mL larutan NaOH (Mr = 40) yang  konsentrasinya
0,4M. maka
a. Berapa jumlah mol NaOH yang terkandung di
dalam larutan tersebut
b. Berapa gram NaOH yang terlarut di dalam larutan
tersebut
4. Volume air yang dapat ditambahkan pada 250 mL
larutan H2SO4 0,1 M dari larutan H2SO4
dengan konsentrasi 0,3 M adalah…
Contoh Perhitungan :
• Berapa normalitas (N) dari HCl pekat yang mempunyai
BJ = 1,1878 dan konsentrasinya 37% (Mr = 36,5)
• Berapa Normalitas (N) H2SO4 pekat dengan BJ= 1,19
dan konsentrasinya 98% (Mr=98).
• Jadi untuk membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000
mL yang dibuat dari HCl pekat dengan konsentrasi
37% dan BJ 1,1878 yang mempunyai normalitas dari
hasil perhitungan nomor 1 adalah?
• Untuk membuat larutan dengan bahan yang digunakan dalam
bentuk padatan, maka banyaknya bahan yang dibutuhkan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

• Contoh soal:
1. Untuk membuat larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 500
mL, maka berapa mg AgNO3 padatan yang
dibutuhkan?
2. Massa Magnesium Hidroksida yang terdapat dalam 200
mL larutan Magnesium Hidroksida 0,15 M adalah….(Ar
Mg = 24, Ar O = 16, Ar H =1)
Part per million (ppM): bagian dari suatu komponen dalam satu
juta bagian campuran atau larutan
Rumus :
 
 
Keterangan :
W = jumlah g solut
Wo = jumlah gram solven
Karena W sangat kecil dibanding Wo maka dapat diabaikan
sehingga rumus dapat disederhanakan sebagai berikut :
Contoh soal
• Bagaimana cara membuat larutan NaCl 100 ppm?
• Jika air minum mengandung 1,5 bagian per sejuta
NaF, berapa liter air dapat diberi fluor sebanyak
454 g NaF

Anda mungkin juga menyukai