Anda di halaman 1dari 16

Kegawatdaruratan

Umum Di Komunitas
Triage Merah
 
Dosen Pengampu : Rusmilawaty, SKM, MPH
 
NAMA KELOMPOK
1. Dewi Nur Azizah P07124119013
2. Eka Rahmawati P07124119018
3. Khairina P07124119034
4. Noor Hafifah P07124119055
5. Noor Rafiqatul Jannah P07124119056
6. Rabbiyati P07124119073
7. Radika Oktavia Sari P07124119075
8. Sabrina Eka Sari P07124119084
9. Shopia Priyatna P07124119087
10.Vira Yana P07124119097
11.Yesse Asmilia Sanjaya P07124119099
PENGERTIAN TRIAGE

Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia,
peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih
atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan
menetapkan prioritas penanganannya
TUJUAN TRIAGE
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi
yang mengancam nyawa. Tujuan kedua adalah untuk
memprioritaskan pasien menurut ke akutannya, untuk
menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang
memerlukan pertolongan kedaruratan.
FUNGSI
● Menilai tanda-tanda dan kondisi vital
dari korban.
● Menetukan kebutuhan media

TRIAGE ● Menilai kemungkinan keselamatan


terhadap korban.
● Menentukan prioritas penanganan
korban.
● Memberikan pasien label warna
sesuai dengan skala prioritas.
KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS

GAWAT
adalah suatu keadaan yang
mengancam nyawa dan
kecacatan yang memerlukan
penanganan dengan cepat
dan tepat
DARURAT
adalah suatu keadaan yang tidak
mengancam nyawa tapi
memerlukan penanganan cepat
dan tepat seperti kegawatan
KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS
GAWAT DARURAT
suatu keadaan yang mengancam jiwa
disebabkan oleh gangguan ABC
(Airway / jalan nafas, Breathing /
pernafasan, Circulation / sirkulasi),
jika tidak ditolong segera maka dapat
meninggal / cacat (Wijaya, 2010)
BERDASARKAN PRIORITAS PERAWATAN
DAPAT DIBAGI MENJADI 4 KLASIFIKASI

• GAWAT DARURAT P1
• GAWAT TIDAK
DARURAT P2

• DARURAT TIDAK GAWAT


P3
• TIDAK GAWAT TIDAK
DARURAT P4
PROSES DAN ALUR TRIAGE

Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD. Perawat triage harus mulai
memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan melakukan
pengkajian, Pengumpulan data subjektif dan objektif harus dilakukan dengan cepat,
tidak lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat
utama
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat,
pengkajian dilakukan setiap 15 menit / lebih bila perlu.
Proses dokumentasi triage menggunakan sistem SOAPIE

S : data subjektif
O: data objektif
A : analisa data yang mendasari penentuan diagnosa keperawatan
P : rencana keperawatan
I : implementasi, termasuk di dalamnya tes diagnostic
E : evaluasi / pengkajian kembali keadaan / respon pasienterhadap pengobatan
dan perawatan yang diberikan
PENGERTIAN
TRIAGE MERAH
Triage berwarna merah menandakan
kalau pasien tersebut benar-benar
sudah kritis dan kondisinya dapat
mengancam jiwanya. Misalnya,
napas pasien sudah tidak stabil, tidak
sadar, dan memiliki tekanan darah
yang sangat rendah atau sebaliknya.
KASUS TRIAGE MERAH

Perdarahan Kala IV Primer


Perdarahan kala IV atau Primer adalah perdarahan
sejak kelahiran sampai 24 jam pascapartum. Atau
kehilangan darah secara abnormal, rata-rata kehilangan
darah selama kelahiran pervaginam yang ditolong
dokrer obstetric tanpa komplikasi lebih dari 500 ml.

PENYEBAB PERDARAHAN KALA IV PRIMER

a) Antonio Uteri b) Retensio c) Laserasi luas


Plasentas pada vagina dan
perineum
Penatalaksanaan
Perdarahan Kala IV
Primer
Perdarahan harus minimal jika uterus wanita
berkontraksi dengan baik setelah kelahiran
plasenta, jika ada aliran menetap atau
pancaran kecil darah dari vagina, maka
langkah yang harus diambil adalah sebagai
berikut :
1) periksa konstensi uterus yang merupakan
langkah prtama yang berhubungan dengan
atonia uterus.
2) Jika uterus bersifat atonik , masase untuk
menstimulasi kontraksi sehingga
pembuluh darah yang mengalami
perdarahan.
3) Jika perdarahan tidak terkendali minta staf
perawat melakukan panggilan ke dokter.
4) Jika kotiledon hilang maka lakukan
eksplorasi uterus, uterus harus benar-benar
kosong agar dapa berkontraksi secara
efektif.
5) Jika uterus kosong dan berkontraksi
dengan baik tetapi perdarahan berlanjut
periksa pasien untuk mendeteksi laserasi
serviks, vagina, dan perineum, karena
mungkin ini merupakan penyebab
perdarahan ( jahit semua laserai ).
6) Jika terjadi syok / ( penurunan tekanan darah,
peningkatan denyut nadi, pernafasan cepat dan
dangkal, kulit dingin lembab ) tempatkan pasien
dalam posisi syok, posisi trendelemburg, selimuti
dengan selimut hangat, beri oksigen.
7) Pada kasus ekstreem dan sangat jarang ketika
perdarahan semakin berat, nyawa pasien berada
dalam bahaya dan dokter belum datanf, lakukan
kompresi autik yang dapat dilakukan pada pasien
yang relative kurus ( kompresi aorta perabdomen
terhadap tulang belakang ).

Anda mungkin juga menyukai