Anda di halaman 1dari 97

BAB IX

BANDAR UDARA
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 1
PENGERTIAN
KEBANDARUDARAAN adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan penyelenggaraan bandar udara dan kegiatan lainnya
dalam melaksanakan fungsi keselamatan, keamanan,
kelancaran, dan ketertiban arus lalu lintas pesawat udara,
penumpang, kargo dan/atau pos, tempat perpindahan intra
dan/atau antarmoda serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional dan daerah.

BANDAR UDARA adalah kawasan di daratan dan/atau perairan


dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat
pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan
intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 2
PENGERTIAN

TATANAN KEBANDARUDARAAN Nasional adalah sistem


kebandarudaraan secara nasional yang menggambarkan perencanaan
bandar udara berdasarkan rencana tata ruang, pertumbuhan
ekonomi, keunggulan komparatif wilayah, kondisi alam dan geografi,
keterpaduan intra dan antarmoda transportasi, kelestarian lingkungan,
keselamatan dan keamanan penerbangan, serta keterpaduan dengan
sektor pembangunan lainnya.

KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN adalah wilayah


daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara
yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka
menjamin keselamatan penerbangan.

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 3
PENGERTIAN
OTORITAS BANDAR UDARA adalah lembaga pemerintah yang diangkat
oleh Menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan
melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan
pelayanan penerbangan.

UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA adalah lembaga pemerintah


di bandar udara yang bertindak sebagai penyelenggara bandar udara
yang memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk bandar
udara yang belum diusahakan secara komersial.

BADAN USAHA BANDAR UDARA adalah badan usaha milik negara,


badan usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk
perseroan terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya
mengoperasikan bandar udara untuk pelayanan umum.
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 4
BANDAR UDARA MENURUT STATUSNYA
PASAL 192

BANDAR UDARA BANDAR UDARA


UMUM KHUSUS
UNTUK MELAYANI MELAYANI KEPENTINGAN
KEPENTINGAN UMUM. SENDIRI UNTUK MENUNJANG
KEGIATAN USAHA POKOKNYA.

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 5
TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Tatanan Kebandarudaraan Nasional


diwujudkan dalam rangka :
- Penyelenggaraan Bandar Udara Yang
Andal,
- Terpadu, Efisien,
- Mempunyai Daya Saing Global
- Menunjang Pembangunan Nasional Dan
Daerah yang ber-Wawasan Nusantara
Pasal 193

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 6
TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
Sistem Perencanaan
Kebandarudaraan Nas
1

TATANAN
Mencapai tujuan
5
KEBANDARUDARAAN
Negara Isi :
Peran, Fungsi, Penggunaan, Menggambarkan
2
Hierarki, Klasifikasi, dan Interdependensi,
interrelasi
Pertahanan Rencana Induk
4
Keamanan Nasional Bandar
Udara

Sinerji antar unsur-unsur SDA,


Pasal 193 SDM, georgrafis dan ekonomi

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 7
PERAN DAN FUNGSI BANDAR UDARA

PERAN BANDAR UDARA FUNGSI BANDAR UDARA

a. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai


dengan hierarkinya;
b. Pintu gerbang kegiatan perekonom;
Tempat penyelenggaraan kegiatan:
c. Tempat kegiatan alih moda transp; a. Pemerintahan; dan/atau
d. Pendorong dan penunjang kegiatan
industri dan/atau perdagangan; b. Pengusahaan.
e. Pembuka isolasi daerah, pengemb daerah (Pasal 195)
perbatasan, dan penangan bencana; serta
f.Prasarana memperkukuh Wawasan
Nusantara dan kedaulatan negara.
(Pasal 194)

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 8
PENGGUNAAN BANDAR UDARA

BANDAR
BANDAR UDARA
UDARA
INTERNASIONAL
DOMESTIK

Pasal 196

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 9
HIERARKI BANDAR UDARA

BANDAR UDARA BANDAR UDARA


PENGUMPUL (HUB) PENGUMPAN (SPOKE).

Bandar udara pengumpul dengan


Bandar Udara tujuan atau
skala pelayanan :
penunjang dari bandar udara
Primer, : 5.000.000 org/ pengumpul dan merupakan salah
tahun. satu prasarana penunjang
Sekunder : 1.000.000 - pelayanan kegiatan lokal.
5.000.000 org/ tahun.
Tersier. : 500.000 -
Pasal 197
1.000.000 org/ tahun.
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 10
BANDAR UDARA MENURUT KLASIFIKASI
Pasal 198
Jenis Pengendalian Ruang Udara disekitar Bandara
A
Klasifikasi Fasilitas Bandar Udara
Bandar Udara
B
Kegiatan Operasi Bandar Udara C
KELOMPOK TINGKAT FASILITAS DAN KEGIATAN OPERASIONAL BANDAR UDARA
BANDAR PELAYANAN LALU LANDASAN FASLEKTRIK SECURITY PKP-PK
UDARA LINTAS UDARA

A 1
A Un-Attended 1 I 2
B
3
II D 4
B AFIS 2 5
III C
6
IV 7
3 E
8
C ADC V
9
4 F
VI 10
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 11
Merupakan Pedoman :
- penetapan lokasi,
- penyusunan rencana induk,
- pembangunan, pengoperasian,
- pengembangan bandar udara.

Memperhatikan :
RENCANA a. RTRWN, RTRWP, RTRWKab/Kot;
b. Potensi dan perkemb Sos. Ekonom wilayah;
INDUK c. potensi sumber daya alam;
d. perkemb lingk strat, nasional /internasi;
NASIONAL e. Sistem transport. nasional;
f. keterpaduan intermoda dan multimoda;
BANDAR g. peran bandar udara.
UDARA
Memuat:
a. kebijakan nasional bandar udara; dan
b. rencana lokasi bandar udara beserta
penggunaan, hierarki, dan klasifikasi bandar
udara.

Psl 199
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 12
1. Menteri menetapkan tatanan
kebandarudaraan nasional, untuk
jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
PENETAPAN ,
JANGKA 2. Tatanan kebandarudaraan
WAKTU DAN nasional, dapat ditinjau kembali 1
PENINJAUAN (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
TATANAN
KEBANDAR
3. Dalam hal terjadi perubahan
UDARAAN
kondisi lingkungan strategis,
NASIONAL tatanan kebandarudaraan nasional
dapat ditinjau lebih dari 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 200

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 13
1.Lokasi bandar udara ditetapkan oleh Menteri.

2.memuat:
a.titik koordinat bandar udara; dan
b. rencana induk bandar udara.
PENETAPAN
LOKASI 3.memperhatikan:
BANDAR a. rencana induk nasional bandar udara;
UDARA b. keselamatan dan keamanan penerbangan;
c. keserasian dan keseimbangan dengan
budaya setempat dan kegiatan lain terkait di
lokasi bandar udara;
d. kelayakan ekonomis, finansial, sosial,
pengembangan wilayah, teknis
Pasal 201
pembangunan, dan pengoperasian
e. kelayakan lingkungan.

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 14
RENCANA INDUK BANDAR UDARA

a. Prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan


b. Penumpang dan kargo;
c. Kebutuhan fasilitas;
d. Tata letak fasilitas;
e. Tahapan pelaksanaan pembangunan;
f. Kebutuhan dan pemanfaatan lahan;
g. Daerah lingkungan kerja;
h. Daerah lingkungan kepentingan;
i. Kawasan keselamatan operasi penerbangan;
j. Batas kawasan kebisingan.

Pasal 201
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 15
FASILITAS BANDAR UDARA

FASILITAS POKOK FASILITAS PENUNJANG

1. FASILITAS KESELAMATAN DAN FASILITAS YANG SECARA LANGSUNG


KEAMANAN DAN TIDAK LANGSUNG
al : PKP-PK, SALVAGE, AFL & PAGAR MENUNJANG KEGIATAN BANDAR
UDARA DAN MEMBERIKAN NILAI
2. FASILITAS SISI UDARA (AIRSIDE
TAMBAH SECARA EKONOMIS PADA
FACILITY),
PENYELENGGARAAN BANDAR
al : RWY, TWY, APRON, RESA DLL-
UDARA
3. FASILITAS SISI DARAT (LANDSIDE al : BENGKEL PSWT, RESTO, LAP
FACILITY GOLF , HANGGAR.
al : TERMINAL, GED.OPS, TWR DLL

Penjelasan : Pasal 201


08/24/2021 SMR/JRMD/2012 16
DAERAH LINGKUNGAN KERJA BANDAR UDARA
(DLKR)

DIKUASAI BADAN USAHA BANDAR UDARA ATAU UNIT


PENYELENGGARA BANDAR UDARA

1. PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA.


2. DIBERIKAN HAK PENGELOLAAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU PEMANFAATAN
PERAIRAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN.
3. TEMPAT PELAPORAN KEBERANGKATAN (CHECK IN COUNTER) DI LUAR D LKR
(DITETAPKAN OLEH MENTERI).
4. CHECK IN COUNTER BAGIAN DARI DLKR DAN MEMPERHATIKAN ASPEK
KEAMANAN.
Psl 203 s/d 204

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 17
DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN
BANDAR UDARA (DLKP)

1.DAERAH DI LUAR LINGKUNGAN KERJA BANDAR UDARA


YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN
DAN KEAMANAN PENERBANGAN, SERTA KELANCARAN
AKSESIBILITAS PENUMPANG DAN KARGO.

2.PEMANFAATAN DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN


BANDAR UDARA HARUS MENDAPATKAN PERSETUJUAN
DARI MENTERI.
Pasal 205
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 18
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI
PENERBANGAN (KKOP)

a. Kawasan Ancangan Pendaratan Dan Lepas Landas


(approach and take-off area )” adalah suatu kawasan
perpanjangan kedua ujung landas pacu, di bawah lintasan
pesawat udara setelah lepas landas atau akan mendarat, yang
dibatasi oleh ukuran panjang dan lebar tertentu.

b. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan adalah


sebagian dari kawasan pendekatan yang berbatasan langsung
dengan ujung-ujung landas pacu dan mempunyai ukuran
tertentu, yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Pasal 206
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 19
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 20
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 21
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN
(KKOP)

c. Kawasan Di Bawah Permukaan Transisi adalah bidang


dengan kemiringan tertentu sejajar dan berjarak tertentu dari sumbu
landas pacu, pada bagian bawah dibatasi oleh titik perpotongan
dengan garis-garis datar yang ditarik tegak lurus pada sumbu landas
pacu, dan pada bagian atas dibatasi oleh garis perpotongan dengan
permukaan horizontal dalam.

d. Kawasan Di Bawah Permukaan Horizontal Dalam


adalah bidang datar di atas dan di sekitar bandar udara yang dibatasi
oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan
pesawat udara melakukan terbang rendah pada waktu akan mendarat
atau setelah lepas landas.
.

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 22
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 23
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 24
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN
(KKOP)

e. Kawasan Di Bawah Permukaan Kerucut adalah bidang dari


suatu kerucut yang bagian bawahnya dibatasi oleh garis perpotongan
dengan horizontal dalam dan bagian atasnya dibatasi oleh garis
perpotongan dengan permukaan horizontal luar, masing-masing dengan
radius dan ketinggian tertentu dihitung dari titik referensi yang
ditentukan.

f. Kawasan Di Bawah Permukaan Horizontal Luar adalah bidang


datar di sekitar bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian
dengan ukuran tertentu untuk Ckepentingan keselamatan dan efisiensi
operasi penerbangan, antara lain, pada waktu pesawat udara
melakukan pendekatan untuk mendarat dan gerakan setelah tinggal
landas atau gerakan dalam hal mengalami kegagalan dalam
pendaratan.

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 25
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 26
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 27
BATAS KAWASAN KEBISINGAN

Kawasan tertentu di sekitar Bandar Udara yang terpengaruh


gelombang suara mesin Pesawat Udara yang terdiri atas:

a. Kebisingan Tingkat I;
≥70 dan < 75 WECPNL

b. Kebisingan Tingkat II;


≥ 75 dan < 80 WECPNL.

c. Kebisingan Tingkat III.


≥ 80 WECPNL.

*(Weighted Equivalent Continous Perceived Noise Level)


Pasal 207
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 28
PENGHALANG(OBSTACLE) DI DAERAH KKOP

1. Mendirikan, mengubah, melestarikan bangunan, menanam


atau memelihara pepohonan di dalam KKOP tidak boleh
melebihi batas ketinggian KKOP.
2. Pengecualian terhadap ketentuan butir 1 diatas harus
mendapat persetujuan Menteri, dan memenuhi ketentuan :
a. Merupakan fasilitas yang mutlak diperlukan untuk
operasi penerbangan;
b. Memenuhi kajian khusus aeronautika;
c. Sesuai dengan ketentuan teknis keselamatan operasi
penerbangan.
3. Bangunan yang melebihi batasan, wajib diinformasikan melalui
Pelayanan Informasi Aeronautika (NOTAM).

Pasal 208
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 29
Daerah tertentu, membuat halangan dan
melakukan kegiatan lain di Bandar Udara

Setiap orang dilarang berada di daerah


tertentu di bandar udara, membuat
halangan (obstacle), dan/atau melakukan
kegiatan lain di kawasan keselamatan
operasi penerbangan yang dapat
membahayakan keselamatan dan keamanan
penerbangan, kecuali memperoleh izin dari
otoritas bandar udara.
Pasal 210
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 30
Pengendalian DLKP Bandar Udara

1. Untuk menjamin keselamatan dan keamanan


penerbangan serta pengembangan bandar udara,
pemerintah daerah wajib mengendalikan daerah
lingkungan kepentingan bandar udara.
2. Untuk mengendalikan daerah lingkungan
kepentingan bandar udara, pemerintah daerah wajib
menetapkan rencana rinci tata ruang kawasan di
sekitar bandar udara dengan memperhatikan
rencana induk bandar udara dan rencana induk
nasional bandar udara.

Pasal 211
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 31
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya menjamin tersedianya :
• AKSESIBILITAS = prasarana yang digunakan oleh
pengguna jasa bandar udara dari dan ke bandar
udara.

• UTILITAS = prasarana yang digunakan untuk


menunjang operasi bandar udara, antara lain,
listrik, air bersih, drainase, dan telekomunikasi
untuk menunjang pelayanan bandar udara.

Pasal 212
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 32
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN BANDAR
BANDAR UDARA
UDARA

Bandar udara sebagai bangunan gedung dengan


fungsi khusus (fungsi bangunan yang dalam
pembangunan dan penyelenggaraannya dapat
membahayakan masyarakat sekitarnya dan
mempunyai risiko bahaya tinggi),
pembangunannya wajib memperhatikan
ketentuan keselamatan dan keamanan
penerbangan, mutu pelayanan jasa
kebandarudaraan, kelestarian lingkungan, serta
keterpaduan intermoda dan multimoda.
Pasal 214
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 33
IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN BANDAR UDARA

1. Izin mendirikan bangunan bandar udara ditetapkan oleh


Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah
daerah.
2. Izin mendirikan bangunan bandar udara,diterbitkan
setelah memenuhi persyaratan:
a. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan;
b. rekomendasi yang diberikan oleh instansi terkait
terhadap utilitas dan aksesibilitas dalam
penyelenggaraan bandar udara;
c. bukti penetapan lokasi bandar udara;
d. rancangan teknik terinci fasilitas pokok bandar udara;
e. kelestarian lingkungan.
Pasal 215
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 34
SERTIFIKASI OPERASI BANDAR UDARA
Setiap bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta ketentuan pelayanan jasa bandar udara.

MENTERI MEMBERIKAN

SERTIFIKAT BANDAR UDARA REGISTER BANDAR UDARA

Pesud kapasitas > 30 (tiga puluh) Pesud kapasitas maks 30 (tiga


seat or MTOW > 5.700 (lima ribu puluh) seat or MTOW = 5.700
tujuh ratus) kilogram; (lima ribu tujuh ratus) kilogram.

MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS TENTANG:

a. Personel; a. Personel;
b. Fasilitas; b. Fasilitas;
c. Pros. Ops Bandar Udara; c. Pros. Ops Bandar Udara.
d. Sis. Manaj Kes.Ops B.Udara. 

a. Peringatan;
TIDAK MEMENUHI YAN OPS BU
: SANKSI
b. Penurunan Tarif Jasa Bandar Udara;
08/24/2021 c. Pencabutan Sertifikat Ops Bandara.
SMR/JRMD/2012 35
FASILITAS BANDAR UDARA

1) Setiap badan usaha bandar udara atau unit


penyelenggara bandar udara wajib menyediakan
fasilitas bandar udara yang memenuhi persyaratan
keselamatan dan keamanan penerbangan, serta
pelayanan jasa bandar udara sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan.
2) Setiap fasilitas bandar udara diberi sertifikat kelaikan
oleh Menteri.
3) Untuk mempertahankan kesiapan fasilitas bandar
udara, badan usaha bandar udara, atau unit
penyelenggara bandar udara wajib melakukan
perawatan dalam jangka waktu tertentu dengan cara
pengecekan, tes, verifikasi, dan/atau kalibrasi.
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 36
FASILITAS BANDAR UDARA

4) Untuk menjaga dan meningkatkan kinerja


fasilitas, prosedur, dan personel, badan usaha
bandar udara atau unit penyelenggara bandar
udara wajib melakukan pelatihan
penanggulangan keadaan darurat secara
berkala.

5) Setiap orang yang melanggar ketentuan butir 1),


3), dan 4) dikenakan sanksi administratif berupa:
a. peringatan;
b. pembekuan sertifikat; dan/atau
c. pencabutan sertifikat.
Pasal 219

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 37
Pengoperasian bandar udara

1. Pengoperasian bandar udara wajib dilakukan


oleh tenaga manajerial yang memiliki
kemampuan dan kompetensi operasi dan
manajerial di bidang teknis dan/atau operasi
bandar udara.
2. Setiap orang yang melanggar ketentuan butir
1.diatas dikenakan sanksi administratif berupa:
a. peringatan;
b. pembekuan sertifikat; dan/atau
c. pencabutan sertifikat.
Pasal 220

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 38
PERSONEL BANDAR UDARA

1. Setiap personel bandar udara wajib


memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi.
2. Personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pelaksanaan
pengoperasian dan/atau pemeliharaan
fasilitas bandar udara wajib memiliki
lisensi yang sah dan masih berlaku.
Pasal 222

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 39
“PERSONEL BANDAR UDARA YANG TERKAIT LANGSUNG
DENGAN PELAKSANAAN PENGOPERASIAN DAN/ATAU
PEMELIHARAAN FASILITAS BANDAR UDARA”

1) Personel fasilitas teknik bandar udara;


2) Personel fasilitas elektronika bandar udara;
3) Personel fasilitas listrik bandar udara;
4) Personel fasilitas mekanikal bandar udara;
5) Personel pengatur pergerakan pesawat udara (apron
movement control/AMC);
6) Personel pengelola dan pemantau lingkungan;
7) Personel pertolongan kecelakaan penerbangan-pemadam
kebakaran (PKP-PK);
8) Personel keamanan;
9) Personel fasilitas keamanan penerbangan; dan
10) Personel salvage.
Penjelasan : Pasal 222

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 40
3. Lisensi diberikan oleh Menteri setelah
memenuhi persyaratan:
a. administratif;
b. sehat jasmani dan rohani;
c. memiliki sertifikat kompetensi di bidangnya;

d. lulus ujian.

4. Sertifikat kompetensi diperoleh melalui


pendidikan dan/atau pelatihan yang
diselenggarakan lembaga yang telah
diakreditasi oleh Menteri.

Pasal 222

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 41
1.Personel bandar udara yang telah memiliki lisensi wajib:
a.melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan di bidangnya;
b.mempertahankan kemampuan yang dimiliki;
c.melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
2. Personel bandar udara yang melanggar ketentuan tersebut pada
butir 1, dikenakan sanksi administratif berupa:
a. peringatan;
b. pembekuan lisensi; dan/atau
c. pencabutan lisensi.
 
Lisensi personel bandar udara yang diberikan oleh negara lain
dinyatakan sah melalui proses pengesahan atau validasi oleh Menteri.
Pasal 223 & 224
  

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 42
KEGIATAN PEMERINTAHAN DI BANDAR UDARA
1. Kegiatan pemerintahan di bandar udara meliputi:
a. pembinaan kegiatan penerbangan;
b. Kepabeanan;
c. keimigrasian; dan
d. kekarantinaan.
2. Pembinaan kegiatan penerbangan di bandar udara,
dilaksanakan oleh otoritas bandar udara.
3. Fungsi kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pemerintahan di
bandar udara diatur dengan Peraturan Menteri.
Penjelasan :
”pembinaan kegiatan penerbangan” adalah termasuk pembinaan di bidang keselamatan,
keamanan dan kelancaran penerbangan serta pembinaan keamanan, ketertiban dan
kenyamanan di bandar udara. Pasal 226
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 43
OTORITAS BANDAR UDARA

1. Otoritas bandar udara ditetapkan oleh dan


bertanggung jawab kepada Menteri.
2. Otoritas bandar udara, dapat dibentuk untuk
satu atau beberapa bandar udara terdekat.
3. Otoritas bandar udara, dalam melaksanakan
tugasnya berkoordinasi dengan pemerintah
daerah setempat.

Penjelasan :
“berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat” antara lain dalam bentuk
penyampaian laporan dan informasi mengenai perkembangan bandar udara
kepada pemerintah daerah yang terkait dengan kepentingannya. Pasal 227

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 44
TUGAS
TUGAS DAN
DAN TANGGUNG
TANGGUNG JAWAB
JAWAB OTORITAS
OTORITAS
BANDAR
BANDAR UDARA
UDARA

Otoritas bandar udara mempunyai tugas dan


tanggung jawab:

a. menjamin keselamatan, keamanan, kelancaran,


dan kenyamanan di bandar udara;
b. memastikan terlaksana dan terpenuhinya
ketentuan keselamatan dan keamanan
penerbangan, kelancaran, dan kenyamanan di
bandar udara;
c. menjamin terpeliharanya pelestarian lingkungan
bandar udara;
Pasal 228
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 45
TUGAS
TUGAS DAN
DAN TANGGUNG
TANGGUNG JAWAB
JAWAB OTORITAS
OTORITAS
BANDAR
BANDAR UDARA
UDARA

d. menyelesaikan masalah-masalah yang dapat


mengganggu kelancaran kegiatan operasional
bandar udara yang dianggap tidak dapat
diselesaikan oleh instansi lainnya;
e. melaporkan kepada pimpinan tertingginya dalam
hal pejabat instansi di bandar udara, melalaikan
tugas dan tanggung jawabnya serta mengabaikan
dan/atau tidak menjalankan kebijakan dan
peraturan yang ada di bandar udara;
f. melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya kepada Menteri.
Pasal 228
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 46
WEWENANG OTORITAS BANDAR UDARA

Otoritas bandar udara mempunyai wewenang:

a. mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan di bandar


udara;
b. mengatur, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan
ketentuan keselamatan, keamanan, kelancaran, serta
kenyamanan penerbangan di bandar udara;
c. mengatur, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan
ketentuan pelestarian lingkungan;
d. mengatur, mengendalikan, dan mengawasi penggunaan
lahan daratan dan/atau perairan bandar udara sesuai
dengan rencana induk bandar udara;
Pasal 229

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 47
e. mengatur, mengendalikan, dan mengawasi
penggunaan kawasan keselamatan operasional
penerbangan dan daerah lingkungan kerja bandar
udara serta daerah lingkungan kepentingan bandar
udara;
f. mengatur, mengendalikan, dan mengawasi
pelaksanaan standar kinerja operasional pelayanan
jasa di bandar udara; dan
g. memberikan sanksi administratif kepada badan usaha
bandar udara, unit penyelenggara bandar udara,
dan/atau badan usaha lainnya yang tidak memenuhi
ketentuan keselamatan, keamanan, kelancaran serta
kenyamanan penerbangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 229

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 48
Aparat otoritas bandar udara merupakan
pegawai negeri sipil yang memiliki
kompetensi di bidang penerbangan sesuai
dengan standar dan kriteria yang
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 230

Ketentuan lebih lanjut mengenai otoritas


bandar udara diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 231

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 49
KEGIATAN PENGUSAHAAN BANDAR UDARA

PELAYANAN JASA PELAYANAN JASA TERKAIT


KEBANDARUDARAAN; BANDAR UDARA.

Pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, a. Jasa terkait untuk menunjang kegiatan
barang, dan pos yang terdiri atas pelayanan operasi pesawat udara di bandar
penyediaan dan/atau pengembangan: udara
a. Fasilitas untuk kegiatan pelayanan
pendaratan, lepas landas, manuver, b. Jasa terkait untuk menunjang kegiatan
parkir, dan penyimpanan pesawat udara; pelayanan penumpang dan barang
b. Fasilitas terminal untuk pelayanan
angkutan penumpang, kargo, dan pos; c. Jasa terkait untuk memberikan nilai tambah
c. Fasilitas elektronika, listrik, air, dan bagi pengusahaan bandar udara
instalasi limbah buangan;
d. Lahan untuk bangunan, lapangan, dan
industri serta gedung atau bangunan
yang berhubungan dengan kelancaran Pasal 232
angkutan udara.
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 50
PELAYANAN JASA KEBANDARUDARAAN

Badan usaha bandar udara untuk Unit penyelenggara bandar udara untuk
bandar udara yang diusahakan bandar udara yang belum diusahakan
secara komersial setelah memperoleh secara komersial yang dibentuk oleh dan
izin dari menteri; bertanggung jawab kepada pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.

Memenuhi persyaratan administrasi,


keuangan, dan manajemen.

Tidak dapat dipindahtangankan.

Dapat diselenggarakan oleh orang


perseorangan warga negara indonesia
dan/atau badan hukum indonesia.

Memindahtangankan izin dikenakan


sanksi administratif berupa pencabutan Pasal 233
izin.
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 51
Dalam melaksanakan pelayanan jasa kebandarudaraan badan
usaha bandar udara dan unit penyelenggara bandar udara wajib:

a. Memiliki sertifikat bandar udara atau register


bandar udara;
h. Menjaga dan meningkatkan keselamatan,
b. Menyediakan fasilitas bandar udara yang laik
keamanan, kelancaran, dan kenyamanan di
operasi, serta memelihara kelaikan fasilitas bandar bandar udara;
udara; i. Menjaga dan meningkatkan keamanan dan
c. Menyediakan personel yang mempunyai ketertiban bandar udara;
kompetensi untuk perawatan dan pengoperasian j. Memelihara kelestarian lingkungan;
fasilitas bandar udara; k. Mematuhi ketentuan peraturan perundang-
d. Mempertahankan dan meningkatkan kompetensi undangan;
personel yang merawat dan mengoperasikan fasilitas
l. Melakukan pengawasan dan pengendalian
bandar udara;
secara internal atas kelaikan fasilitas bandar
e. Menyediakan dan memperbarui setiap prosedur
pengoperasian dan perawatan fasilitas bandar udara; udara, pelaksanaan prosedur perawatan dan
f.Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandar pengoperasian fasilitas bandar udara, serta
udara sesuai dengan standar pelayanan yang kompetensi personel bandar udara;
ditetapkan oleh Menteri; m. Memberikan laporan secara berkala kepada
g.Menyediakan fasilitas kelancaran lalu lintas personel Menteri dan otoritas bandar udara.
pesawat udara dan petugas operasional;

Setiap orang yang melanggar ketentuan diatas dikenakan sanksi administratif berupa:
Pasal 234
a. Peringatan;
b. Pembekuan izin; dan/atau
c. Pencabutan izin.
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 52
PENYELENGGARAAN PELAYANAN JASA
KEBANDARUDARAAN

1. Pelayanan jasa kebandarudaraan yang dilaksanakan


oleh badan usaha bandar udara diselenggarakan
berdasarkan konsesi dan/atau bentuk lainnya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan diberikan oleh
Menteri dan dituangkan dalam perjanjian.

 2. Hasil konsesi dan/atau bentuk lainnya merupakan


pendapatan negara sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Penjelasan :
“bentuk lainnya” adalah kerja sama dalam bentuk Build Operate Own (BOO), Build
Operate Transfer (BOT), dan Contract Management (CM).
Pasal 235
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 53
PENGUSAHAAN BANDAR UDARA

1.Badan usaha bandar udara dapat menyelenggarakan 1 (satu) atau


lebih bandar udara yang diusahakan secara komersial.

 2. Pengusahaan bandar udara yang dilakukan oleh badan usaha


bandar udara, seluruh atau sebagian besar modalnya harus dimiliki
oleh badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia.

3. Dalam hal modal badan usaha bandar udara yang dimiliki oleh
badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia, terbagi atas
beberapa pemilik modal, salah satu pemilik modal nasional harus
tetap lebih besar dari keseluruhan pemegang modal asing.

Pasal 236 s/d 237

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 54
PELAYANAN DAN FASILITAS KHUSUS

1. Penyandang cacat, orang sakit, orang lanjut usia, dan anak-anak berhak memperoleh
pelayanan berupa perlakuan dan fasilitas khusus dari badan usaha bandar udara atau unit
penyelenggara bandar udara.
 
2.Pelayanan berupa perlakuan dan fasilitas khusus meliputi:

a.pemberian prioritas pelayanan di terminal;


b.menyediakan fasilitas untuk penyandang cacat selama di terminal;
c. sarana bantu bagi orang sakit;
d. menyediakan fasilitas untuk ibu merawat bayi (nursery);
e.tersedianya personel yang khusus bertugas untuk melayani atau berkomunikasi dengan
penyandang cacat, orang sakit, dan lanjut usia;
f. tersedianya informasi atau petunjuk tentang keselamatan bangunan bagi penumpang di
terminal dan sarana lain yang dapat dimengerti oleh penyandang cacat, orang sakit, dan
lanjut usia.

Pasal 239

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 55
TANGGUNG JAWAB GANTI KERUGIAN

1.Badan usaha bandar udara bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita
oleh pengguna jasa bandar udara dan/atau pihak ketiga yang diakibatkan oleh
pengoperasian bandar udara.
2.Tanggung jawab terhadap kerugian meliputi:
a. kematian atau luka fisik orang;
b. musnah, hilang, atau rusak peralatan yang dioperasikan; dan/atau
c. dampak lingkungan di sekitar bandar udara akibat pengoperasian bandar
udara.
3.Risiko atas tanggung jawab terhadap kerugian wajib diasuransikan.
4. Setiap orang yang melanggar ketentuan dimaksud pada butir 3 dikenakan
sanksi administratif berupa:
a. peringatan;
b. pembekuan sertifikat; dan/atau
c. pencabutan sertifikat.
Pasal 240

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 56
TANGGUNG JAWAB WNI DAN/ATAU BADAN
USAHA

Orang perseorangan warga negara


Indonesia dan/atau badan usaha yang
melaksanakan kegiatan di bandar udara
bertanggung jawab untuk mengganti
kerugian atas setiap kerusakan pada
bangunan dan/atau fasilitas bandar udara
yang diakibatkan oleh kegiatannya.

Pasal 241

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 57
TARIF JASA KEBANDARUDARAAN

• Setiap pelayanan jasa kebandarudaraan dan


jasa terkait dengan bandar udara dikenakan
tarif sesuai dengan jasa yang disediakan.
• Besaran tarif jasa terkait pada bandar udara
ditetapkan oleh penyedia jasa terkait
berdasarkan kesepakatan antara pengguna
jasa dan penyedia jasa.

Pasal 243 & 245

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 58
TARIF JASA KEBANDARUDARAAN

•Struktur dan golongan tarif jasa kebandarudaraan ditetapkan oleh


Menteri.

•Besaran tarif jasa kebandarudaraan pada bandar udara yang diusahakan


secara komersial ditetapkan oleh badan usaha bandar udara.

•Besaran tarif jasa kebandarudaraan pada bandar udara yang belum


diusahakan secara komersial ditetapkan dengan:
a. Peraturan Pemerintah untuk bandar udara yang diselenggarakan oleh
unit penyelenggara bandar udara;
b. Peraturan daerah untuk bandar udara yang diselenggarakan oleh unit
penyelenggara bandar udara pemerintah daerah.

Pasal 244

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 59
BANDAR UDARA KHUSUS

• Dalam rangka menunjang kegiatan tertentu, Pemerintah, pemerintah


daerah, dan/atau badan hukum Indonesia dapat membangun bandar
udara khusus setelah mendapat izin pembangunan dari Menteri.
• Izin pembangunan bandar udara khusus harus memenuhi persyaratan:
• a. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan;
b. rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat;
c. rancangan teknik terinci fasilitas pokok; dan
d. kelestarian lingkungan.
• Ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan pada bandar
udara khusus berlaku sebagaimana ketentuan pada bandar udara.

Pasal 247

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 60
BANDAR UDARA KHUSUS

• Pengawasan dan pengendalian pengoperasian bandar udara


khusus dilakukan oleh otoritas bandar udara terdekat yang
ditetapkan oleh Menteri.

• Bandar udara khusus dilarang melayani penerbangan langsung


dari dan/atau ke luar negeri kecuali dalam keadaan tertentu
dan bersifat sementara, setelah memperoleh izin dari Menteri.

• Bandar udara khusus dilarang digunakan untuk kepentingan


umum kecuali dalam keadaan tertentu dengan izin Menteri,
dan bersifat sementara.

Pasal 248 s/d 250

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 61
BANDAR UDARA KHUSUS

• Bandar udara khusus dapat berubah status menjadi


bandar udara yang dapat melayani kepentingan umum
setelah memenuhi persyaratan ketentuan bandar udara.
 
• Ketentuan lebih lanjut mengenai izin pembangunan dan
pengoperasian bandar udara khusus, serta perubahan
status menjadi bandar udara yang dapat melayani
kepentingan umum diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 251 s/d 252

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 62
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

• Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport) terdiri atas:


a. tempat pendaratan dan lepas landas helikopter di daratan (surface level heliport);
b. tempat pendaratan dan lepas landas helikopter di atas gedung (elevated heliport);
dan
c. tempat pendaratan dan lepas landas helikopter di perairan (helideck).

• Izin mendirikan bangunan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter diberikan
oleh pemerintah daerah setempat setelah memperoleh pertimbangan teknis dari
Menteri.

• Pertimbangan teknis meliputi aspek:


a. penggunaan ruang udara;
b. rencana jalur penerbangan ke dan dari tempat pendaratan dan lepas landas
helikopter; serta
c. standar teknis operasional keselamatan dan keamanan penerbangan.

Pasal 253
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 63
TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

• Setiap tempat pendaratan dan lepas landas helikopter yang


dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan
keamanan penerbangan.
 
• Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter yang telah
memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan register oleh Menteri.
 
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur
pemberian izin pembangunan dan pengoperasian tempat
pendaratan dan lepas landas helikopter diatur dengan peraturan
Menteri.

Pasal 254 s/d 255

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 64
BANDAR UDARA INTERNASIONAL

• Menteri menetapkan beberapa bandar udara sebagai bandar udara internasional.


 
• Penetapan bandar udara internasional dilaksanakan dengan mempertimbangkan:
a. rencana induk nasional bandar udara;
b. pertahanan dan keamanan negara;
c. pertumbuhan dan perkembangan pariwisata;
d. kepentingan dan kemampuan angkutan udara nasional; serta
e. pengembangan ekonomi nasional dan perdagangan luar negeri.

• Penetapan bandar udara internasional oleh Menteri dilakukan dengan


memperhatikan pertimbangan menteri terkait.
 
• Ketentuan lebih lanjut mengenai bandar udara internasional diatur dengan
Peraturan Menteri.

Pasal 256

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 65
BANDAR UDARA INTERNASIONAL

• Menteri menetapkan beberapa bandar udara sebagai bandar udara internasional.


 
• Penetapan bandar udara internasional dilaksanakan dengan mempertimbangkan:
a. rencana induk nasional bandar udara;
b. pertahanan dan keamanan negara;
c. pertumbuhan dan perkembangan pariwisata;
d. kepentingan dan kemampuan angkutan udara nasional; serta
e. pengembangan ekonomi nasional dan perdagangan luar negeri.

• Penetapan bandar udara internasional oleh Menteri dilakukan dengan


memperhatikan pertimbangan menteri terkait.
 
• Ketentuan lebih lanjut mengenai bandar udara internasional diatur dengan
Peraturan Menteri.

Pasal 256

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 66
PENGGUNAAN BERSAMA BANDAR UDARA DAN
PANGKALAN UDARA

• Dalam keadaan tertentu bandar udara dapat digunakan sebagai


pangkalan udara.
 
• Dalam keadaan tertentu pangkalan udara dapat digunakan
bersama sebagai bandar udara.

• Penggunaan bersama suatu bandar udara atau pangkalan udara


dilakukan dengan memperhatikan:
a. kebutuhan pelayanan jasa transportasi udara;
b. keselamatan, keamanan, dan kelancaran penerbangan;
c. keamanan dan pertahanan negara; serta
d. peraturan perundang-undangan.

Pasal 257

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 67
PENGGUNAAN BERSAMA BANDAR UDARA DAN
PANGKALAN UDARA

• Dalam keadaan damai, pangkalan udara yang digunakan


bersama berlaku ketentuan penerbangan sipil.
• Pengawasan dan pengendalian penggunaan kawasan
keselamatan operasi penerbangan pada pangkalan
udara yang digunakan bersama dilaksanakan oleh
otoritas bandar udara setelah mendapat persetujuan
dari instansi terkait.
 
• Bandar udara dan pangkalan udara yang digunakan
secara bersama ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Pasal 258 s/d 259

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 68
PELESTARIAN LINGKUNGAN

• Badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara wajib
menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan di bandar udara
dan sekitarnya sesuai dengan ambang batas dan baku mutu yang ditetapkan
Pemerintah.
 
• Untuk menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan, badan
usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara dapat membatasi
waktu dan frekuensi, atau menolak pengoperasian pesawat udara.
 
• Untuk menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan, badan
usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara wajib melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
 
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tingkat kebisingan, pencemaran, serta
pemantauan dan pengelolaan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 260
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 69
TINDAK PIDANA

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 70
• Setiap orang berada di daerah tertentu di bandar udara,
tanpa memperoleh izin dari otoritas bandar udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

• Setiap orang membuat halangan (obstacle), dan/atau


melakukan kegiatan lain di kawasan keselamatan operasi
penerbangan yang membahayakan keselamatan dan
keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
210 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
Pasal 421

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 71
• Setiap orang dengan sengaja mengoperasikan bandar udara
tanpa memenuhi ketentuan keselamatan dan keamanan
penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
• Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menimbulkan kerugian harta benda seseorang, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
• Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 422
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 72
• Personel bandar udara yang mengoperasikan dan/atau
memelihara fasilitas bandar udara tanpa memiliki
lisensi atau sertifikat kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 222 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
• Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengakibatkan matinya orang, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

Pasal 423

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 73
• Setiap orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kerugian
yang diderita oleh pengguna jasa bandar udara dan/atau pihak
ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 240 ayat (1) berupa
kematian atau luka fisik orang yang diakibatkan oleh
pengoperasian bandar udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 240 ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

• Setiap orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kerugian


yang diderita oleh pengguna jasa bandar udara dan/atau pihak
ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241 ayat (1) berupa :
– musnah, hilang, atau rusak peralatan yang dioperasikan;
dan/atau
– dampak lingkungan di sekitar bandar udara
Pasal 424
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 74
Setiap orang yang melaksanakan kegiatan di
bandar udara yang tidak bertanggung jawab
untuk mengganti kerugian atas setiap kerusakan
pada bangunan dan/atau fasilitas bandar udara
yang diakibatkan oleh kegiatannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 241, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Pasal 425

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 75
Setiap orang yang membangun bandar
udara khusus tanpa izin dari Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 426

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 76
Setiap orang yang mengoperasikan bandar
udara khusus dengan melayani penerbangan
langsung dari dan/atau ke luar negeri tanpa
izin dari Menteri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 249, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda
paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah).

Pasal 427

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 77
Setiap orang yang mengoperasikan bandar udara
khusus yang digunakan untuk kepentingan umum
tanpa izin dari Menteri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 250 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengakibatkan matinya orang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).

Pasal 428

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 78
KEWAJIBAN
PENYENGGARA BANDAR
UDARA

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 79
a. memiliki kemampuan dalam
melaksanakan penanggulangan
gawat darurat dibandar udara

Penyelenggara b. memberikan pelayanan terhadap


bandar udara pesawat udara yang akan melakukan
umum diwajibkan parkir

c. menyediakan informasi aeronautika


dan informasi cuaca bandar udara
setempat, bandar udara tujuan, jalur
penerbangan dan bandar udara
alternatif untuk penerbangan

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 80
Jam Operasi Bandar Udara
Umum

Penetapan jam operasi Penambahan jam operasi

keamanan dan keselamatan Keamanaan dan keselamatan


penerbangan ; penerbangan;

kemampuan bandar udara Kemampuan bandar udara


melayani pesawat udara; dalam melayani pesawat
udara
permintaan pasar
Kelancaran operasi bandar
udara
pertumbuhan ekonomi.

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 81
Pemeriksaan Keamanan di Bandar Udara

Setiap orang,barang, kendaraan yang memasuki sisi udara,wajib


melalui pemeriksaan keamanaan

Personil pesawat udara ,penumpang,bagasi,kargo dan pos yang akan


diangkut dengan pesawat udara wajib melalui pemeriksaan
keamanaan.

Terhadap penyandang cacat dan sakit,penumpang VIP dan


penumpang khusus lainya, dilakukan pemeriksaan keamanan secara
khusus.

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 82
TANGGUNGJAWAB
PENYELENGGARA BANDAR
UDARA

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 83
Tanggung Jawab Pengelola
Bandar Udara
(publik)

Setiap Bandar udara yang Setiap Personil


dioperasikan wajib memenuhi Bandar Udara wajib
ketentuan Kam dan Kespen serta memiliki sertifikat lisensi atau
Ketentuan Jasa Bandara Sertifikat kompetensi
(Psl 217 UU 1/29) (Psl 222 UU 01/09)

Tidak memenuhi persyaratan Tidak memenuhi persyaratan

Dipidana dengan pidana penjara Pidana penjara Paling


Paling Lama 3 (tiga) tahun dan Lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak denda paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 Rp. 200.000.000,00
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 84
Tanggung Jawab Pengelola
Bandar Udara
(perdata)

Setiap Fasilitas dan/atau Peralatan penunjang Penerbangan


dan Personil tidak memenuhi persyaratan

Setiap orang bertanggug Orang tidak saja bertanggung


Jawab tidak saja untuk kerugian Jawab untuk kerugian yang
Yang disebabkan karena per disebabkan karena perbuatan
Buatannya, tetapi juga untuk nya sendiri, tetapi juga untuk
kerugian yang disebabkan karena Kerugian disebabkan karena
Kelalaian atau kekurang perbuatan orang-orang yang
Hati-hatinya menjadi tanggungannya atau
(KUH Perdata Psl 1366) barang-barang dibawah
pengawasannya (Psl 1367)
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 85
TUGAS DAN FUNGSI UNIT
PELAKSANA TEKNIS
BANDAR UDARA

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 86
TUGAS

MELAKSANAKAN KEGIATAN
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
PENERBANGAN SERTA
PELAYANAN JASA
KEBANDARUDARAAN
(Psl 3 KM 7 Tahun 2008)

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 87
FUNGSI

1. Penutupan operasional bandar 5. Pengawasan dan pengendalian


udara dalam keadaan darurat. keamanan dan keselamatan
2. Penyusunan rencana, program, penerbangan.
evaluasi dan pelaporan kegiatan 6. Pelayanan navigasi penerbangan.
bandar udara. 7. Pelayanan jasa kebandar udaraan.
3. Pelaksanaan kegiatan operasional 8. Penyediaan pengembangan an
keamanan dan keselamata perawatan/pemeliharaan fasilitas
penerbangan. pokok dan fasilitas penunjang di
4. Pelaksanaan kegiatan operasional bandar udara.
keamanan dan keselamatan 9. Pelaksanaan tata usaha, rumah
angkutan udara. tangga bandar udara dan hukum

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 88
BANDAR UDARA UMUM
(187 Bandar Udara )

23 BANDAR UDARA 164 BANDAR UDARA


BUMN UPT DITJEN HUBUD

2 Bandar Udara 50 Bandar Udara


13 Bandar Udara Kelas I Khusus Kelas III

PT. Angkasa Pura I


5 Bandar Udara 52 Bandar Udara
10 Bandar Udara Kelas I Kelas IV

PT. Angkasa Pura II


14 Bandar Udara 41 Satuan Kerja Bandar
Udara
Kelas II

Bandar Udara Hang


Nadim Batam

Slide - 29
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 89
BAGAN
ORGANISASI
BANDAR UDARA

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 90
BAGAN ORGANISASI BANDAR UDARA KELAS I

KEPALA

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SEKSI KESELAMATAN SEKSI KEAMANAN SEKSI JASA


PENERBANGAN PENERBANGAN BANDAR UDARA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 91
BAGAN ORGANISASI BANDAR UDARA KELAS II

KEPALA

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SEKSI KEAMANAN SEKSI JASA


DAN KESELAMATAN BANDAR UDARA
PENERBANGAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 92
BAGAN ORGANISASI BANDAR UDARA KELAS III

KEPALA

URUSAN
TATA USAHA

SUBSEKSI KEAMANAN SUBSEKSI JASA


DAN KESELAMATAN BANDAR UDARA
PENERBANGAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 93
BAGAN ORGANISASI BANDAR UDARA KELAS IV

KEPALA

URUSAN
TATA USAHA

SUBSEKSI KEAMANAN
DAN KESELAMATAN
PENERBANGAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 94
BAGAN ORGANISASI BANDAR UDARA KELAS I KHUSUS

KEPALA

BAGIAN
TATA USAHA

SUBBAGIAN SUBBAGIAN
KEUANGAN KEUANGAN

BIDANG KESELAMATAN BIDANG KEAMANAN BIDANG JASA


PENERBANGAN PENERBANGAN BANDAR UDARA

SEKSI PELAYANAN BIDANG PENGAMANAN SEKSI TARIF DAN


NAVIGASI ANGK & PSWT UDARA USAHA BANDAR UDARA

BIDANG OPERASI SEKSI OPERASI SEKSI FASILITAS


PENERBANGAN BANDAR UDARA BANDAR UDARA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 95
BAGAN ORGANISASI BANDAR UDARA KELAS I BUDIARTO CURUG

KEPALA

SUB BAGIAN
TATA USAHA

SEKSI FASILITAS
SEKSI KEAMANAN DAN PELAYANAN
DAN KESELAMATAN OPS BANDARA
PENERBANGAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

08/24/2021 SMR/JRMD/2012 96
08/24/2021 SMR/JRMD/2012 97

Anda mungkin juga menyukai