Anda di halaman 1dari 11

BUDDHA PARINIBBANA Sesi 1

NAMO SANGHYANG Namo


ADI BUDDHAYA Buddhaya
SILAHKAN LAKUKAN DUDUK
HENING SELAMA 2-5 MENIT
Ayo, duduk hening.
Pejamkan mata, sadari napas masuk dan keluar.
Tarik napas perlahan-lahan, katakan dalam hati “Aku Tahu.”
Tarik napas perlahan-lahan, katakan dalam hati “Aku Tahu.”
Hembuskan napas perlahan-lahan , katakan dalam hati “Aku Bahagia.”
embuskan napas perlahan-lahan, katakan dalam hati “Aku Tenang.”
RENUNGAN
Segala yang terjadi di dunia ini bersifat tidak kekal. Semua yang terlahir
di dunia ini mengalami muncul, berkembang, dan lenyap.

Bunga yang indah akan mengalami proses kuncup, berkembang, layu, dan rontok.

Manusia mengalami lahir, tua, sakit, dan mati. Buddha, juga mengalami kondisi lahir, tua, sakit, dan
mati.

Tak seorang pun yang dapat menghindari empat kondisi tersebut, termasuk Buddha sekalipun.
A. PERJALANAN MENUJU
KUSINARA
Ketika mencapai usia ke-80, Buddha mengalami sakit karena factor usia yang
semakin menua. Namun, berkat kekuatan batin-Nya, Buddha mampu mengatasi
berbagai rasa sakit tersebut. Batin Buddha selalu bersinar laksana berlian, meskipun
jasmani-Nya telah mulai melemah.

Buddha melakukan perjalanan dari Rajagaha menuju Kusinara, elewati


banyak kota dan desa dengan berjalan kaki dan ditemani oleh Bhikkhu
Ananda dan para siswa yang lain. Saat itu, kedua siswa utama, yaitu Y.A.
Moggallana dan Y.A. Sariputta
SILAHKAN BACA DAN
PAHAMI!
Dalam perjalanan ke Kusinara, Buddha merasa letih dan haus. Buddha
duduk di bawah pohon dan meminta Bhikkhu Ananda untuk mengambilkan air di
aliran air sekitar tempat itu. Namun beberapa kereta baru saja lewat sehingga aliran
air tersebut menjadi keruh. Kemudian, Bhikkhu Ananda mengusulkan kepada
Buddha, Bhante, Sungai Kakuttha berada tidak jauh dari sini. Airnya dingin dan
jernih, menyegarkan, tidak kotor dan tepian sungai itu bersih serta menyenangkan.
Bhagava bisa minum dan menyejukkan kaki di sana.
Kedua kalinya, Bhagava meminta dan menerima jawaban yang sama dari Ananda. Setelah
ketiga kalinya, Bhikkhu Ananda menurut dan berkata, Baiklah, Bhante.” Dan ketika
Bhikkhu Ananda tiba di aliran air itu, berkat kekuatan Bhagava, ia mendapatkan aliran air
yang dangkal itu menjadi jernih, murni, dan tidak kotor.

Setelah mengambil air tersebut, Bhikkhu Ananda kembali menghadap


Bhagava dan memberitahukan-Nya apa yang telah terjadi, seraya
menambahkan

”Semoga Bhagava bersedia minum air ini! Semoga Yang Mahasuci bersedia minum air ini!”
Lalu, Bhagava pun minum.
Sepanjang perjalanan, Buddha mengulang-ulang khotbah
tentang pahala-pahala dari mengikuti tiga faktor dari Jalan
Mulia Berunsur Delapan, yaitu (1) kemoralan (sila), (2)
konsentrasi (samadhi), dan (3) kebijaksanaan (panna) yang
akan dapat menolong para siswa-Nya bebas dari semua
penderitaan.
RUMUSKAN BEBERAPA PERTANYAAN UNTUK
MENGETAHUI HAL-HAL YANG BELUM JELAS TENTANG
MATERI YANG KAMU AMATI PADA GAMBAR 1.1 DAN 1.2
SERTA DARI HASIL MEMBACA DAN MENCERMATI MATERI
DI ATAS.

Untuk mengerjakan tugas silahkan anda buka di Tab Tugas pada google classroom.
PENUTUP
Namo Sanghyang Adi Buddhaya
Namo Buddhaya

Anda mungkin juga menyukai