Anda di halaman 1dari 49

ISTILAH HUKUM TATA NEGARA

• Bahasa Inggris  Constitutional Law (State Law)


• Bahasa Perancis  Droit Contitutionalle
• Bahasa Belanda  Staatrecht
DEFINISI

Hukum Tata Negara adalah :


“sekumpulan peraturan hukum yang
mengatur Organisasi Negara, hubungan antar
alat kelengkapan negara dalam garis horisontal
dan vertikal, serta kedudukan warga negara dan
hak-hak asasinya”.
OBYEK HUKUM TATA NEGARA

• HTN akan mempelajari tentang organisasi negara (susunan, tugas,


hak, wewenang dan pembagian kerja antar lembaga negara) yang di
dalamnya meliputi bahasan tentang bentuk negara, bentuk
pemerintahan, dan pembagian wilayah.
• Hubungan horisontal alat kelengkapan negara yang akan membahas
tentang lembaga-lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Tentang
hubungan vertikal yang akan membahas pembagian wilayah dan
hubungan pusat-daerah.
• Warga Negara yang akan membahas tentang asas-asas
kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA

Segala apa yang menimbulkan aturan-aturan


yang mempunyai kekuatan bersifat memaksa
yaitu jika dilanggar akan menimbulkan sanksi.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
DALAM ARTI FORMAL/KENBORN

• Hukum Tertulis
Yaitu hukum hasil pekerjaan perundang-undangan dari berbagai badan
yang berwenang. Misal : UU, PP, perjanjian, dll.
• Hukum Adat
Yaitu hukum yang tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan
sehari-hari rakyat yang diakui oleh penguasa. Misal : Ketentuan
hukum mengenai swapraja (kedudukan, struktur pemerintahan
organisasi jabatan)
• Yurisprudensi  Kumpulan keputusan pengadilan mengenai
persoalan ketatanegaraan
• Doktrin (Ajaran-ajaran tentang Hukum Tata Negara).
Asas-asas Hukum Tata Negara
1. Asas Negara Kesatuan

• Negara Kesatuan yaitu


negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan
tunggal, dimana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan
satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-
kekuasaan yg dipilih oleh pemerintah pusat utk didelegasikan.
• Azas-azas Umum Negara Kesatuan :
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Tugas Pembantuan (Medebewind)
Desentralisasi

• Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah


Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. (Ps. 1 Angka 8 UU
Nomor 23 Tahun 2014)
• Desentralisasi merupakan salah satu asas pemencaran kewenangan pada
Negara Kesatuan
• Desentralisasi melahirkan Daerah Otonom
Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
NKRI.
• Kewenangan yang diberikan kepada daerah menjadi Isi Otonomi Daerah.
Dekonsentrasi

• Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Peme-


rintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan
bupati/walikota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum. (Ps. 1 angka 9 UU Nomor 23 Tahun
2014)
• Urusan pemerintahan dengan pelimpahan kewenangan dari
pusat ke daerah yang disertai dengan pendanaan, sumber daya
manusia dan lainnya.
Tugas Pembantuan
(Medebewind)

• Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat


kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah
kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
(Ps. 1 angka 11 UU Nomor 23 Tahun 2014).
• Urusan pemerintahan, perintah pelimpahan dari pusat kepada
daerah.
Asas-asas Hukum Tata Negara
2. Asas Negara Hukum

Unsur dalam Negara Hukum


•Hubungan antara yang memerintah dengan yang
diperintah tidak berdasarkan kekuasaan, melainkan
berdasarkan suatu norma objektif yang juga mengikat
pihak yang memerintah.
•Norma objektif atau disebut hukum tidak hanya
memenuhi syarat formal namun secara substantif harus
adil dan responsif.
Alasan mendasar negara dijalankan
berdasarkan hukum

• Kepastian Hukum
• Tuntutan perlakuan yang sama
• Legitimasi demokratis
• Tuntutan akal budi.
Ciri-ciri Negara Hukum

• Menurut Franz Magnis Suseno,


 kekuasaan dijalankan sesuai dengan hukum positif
yang berlaku kegiatan negara berada di bawah kontrol
kekuasaan kehakiman yang efektif berdasarkan UUD yang
menjamin HAM dan pembagian kekuasaan.
Ciri-ciri Negara Hukum
(International Comission of Jurists di Bangkok 1965)

• Perlindungan konstitusional, yaitu adanya jaminan HAM


dalam konstitusi dan prosedur memperoleh
perlindungan HAM.
• Badan kehakiman yang bebas dan mandiri
• Pemilu yang bebas
• Kebebasan menyatakan pendapat
• Kebebasan berserikat
• Adanya pendidikan kewarganegaraan.
Rechsstaat

Rechsstaat dimulai abad 19 di Jerman,


•Karakteristiknya :
1.Berangkat dari perjuangan menentang absolutisme (revolusioner)
2.Kontinental (civil law)
3.Administratif
•Ciri-ciri Rechsstaat :
1.Adanya Undang-undang Dasar
2.Adanya pembagian kekuasaan negara
3.Adanya pengakuan Hak-hak kebebasan Rakyat
•Ciri-ciri Rechtsstaat (Menurut Stahl):
1.Perlindungan terhadap HAM
2.Pemisahan dan pembagian kekuasaan negara untuk menjamin perlindungan HAM
3.Pemerintahan berdasarkan peraturan
4.Adanya peradilan administrasi
Lanjutan …..

• Burkens  Syarat Rechsstaat :


1. Asas legalitas
2. Pembagian kekuasaan
3. Perlindungan hukum terhadap hak-hak dasar
4. Pengawasan peradilan
• Rechsstaat, terbagi menjadi :
1. Liberal – Rechsstaat
2. Sociale – Rechsstaat
Lanjutan …..

• Prinsip Dasar Liberal – Rechsstaat


1. Pemisahan Negara dan masyarakat sipil
2. Adanya jaminan atas hak-hak kebebasan sipil
3. Asas legalitas
4. Birokrasi dan Kekuasaan kehakiman yang netral
5. Perlindungan Hukum bagi rakyat
6. Pembagian kekuasaan
• Prinsip Dasar Sociale – Rechsstaat
1. Perlindungan terhadap hak sosial, ekonomi dan hak budaya
2. Asas publik diartikan berbasis masyarakat
3. Asas legalitas
4. Kepentingan Seluruh Masyarakat
Konsep The Rule of Law

The Rule of Law : A.V Dicey 1885 di Inggris.


•Makna The Rule of law :
 Supremasi absolut
 Persamaan dihadapan hukum
 Hukum Konstitusi adalah konsekwensi dari hak-hak
individu
•Ciri-ciri The Rule of Law (menurut AV Dicey) ;
 Supremasi aturan-aturan hukum
 Kesamaan kedudukan di depan hukum
 Jaminan perlindungan HAM
BENTUK-BENTUK NEGARA HUKUM

1. Negara Hukum Formal


• Negara hukum formal berkembang pada abad XIX
• Menitik beratkan pada indiviadualisme
• Pemerintah sebagai nachwachtersstaat (penjaga malam) yang tugas melaksanakan
keputusan-keputusan parlemen yang dituangkan dalam undang-undang.
• Pemerintah dituntut untuk pasif dan hanya sebagai wasit atau pelaksana berbagai
keinginan rakyat yang dituangkan dalam undang-undang agar tidak terjadi
absolutisme.
• Akibat dari negara formal ini adalah kesenjangan ekonomi dan sosial.
2. Negara Hukum Materiil
• Pertengahan abad XX muncul gagasan negara hukum materiil (welfare state).
• Pemerintah justru bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya
• Pemerintah turut campur dalam kegiatan masyarakat dan tidak boleh pasif.
Asas-asas Hukum Tata Negara
3. Asas Demokrasi

Negara dikatakan menjalankan Demokrasi, jika :


• Adanya kebebasan membentuk perkumpulan
• Adanya kebebasan menyatakan pendapat
• Adanya hak suara dalam pemilu
• Adanya kesempatan dipilih untuk menduduki jabatan
tertentu
• Terdapat berbagai sumber informasi
• Adanya pemilihan yang bebas dan jujur
• Kebijakan lembaga negara tergantung kehendak rakyat.
Ciri Negara Demokratis
(Afan Gaffar)

• Penyelenggara kekuasaan berasal dari rakyat


• Penyelenggaraan kekuasaan secara bertanggungjawab
• Adanya partisipasi langsung atau tidak langsung
• Rotasi Kekuasaan
• Pemilu
• Kebebasan dijadikan hak-hak dasar manusia.
Asas-asas Demokratis
yang melandasi Negara Hukum

• Asas hak-hak politik


• Asas mayoritas
• Asas perwakilan
• Asas pertanggungjawaban
• Asas publik
PROSES AMANDEMEN UUD 1945

Perubahan Paradigma
•Desentralistik untuk mengubah paradigma sentralistik
•Demokratisasi untuk mengubah paradigma otoritarian
•Pluralistik untuk mengubah paradigma unifomitas yang
integralistik
•Paritisipatif untuk mengubah paradigma state oriented.
Kelemahan Amandemen

• Tidak mampu menggagas perubahan yang partisipatif,


sehingga elitis.
• Menjadi pertarungan elit politik/kelompok.
• Tidak dilakukan oleh para ahli, tetapi dominasi kelompok
• Tidak memiliki content draf yang utuh sosok bernegara yang
akan dibangun
• UUD menjadi parsial, tidak konsisten
Periode Amandemen I (th 1999)

• Membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat


lembaga DPR.
• Tidak ada pemikiran yang disepakati ketentuan mana
yang akan dirubah selanjutnya dan sampai berapa
tahap perubahan dilakukan.
Periode Amandemen II (th 2000)

• Otonomi Daerah, Lembaga Negara, Pemilu, HAM dan Hankam.


Belum disepakati substansi perubahan berikutnya dan sampai
berapa tahap dilakukan.
• Disepakati 4 hal yang tidak akan dirubah, yaitu: bentuk NKRI,
Sistem Presidensiil, Pemerintahan Republik dan Pembukaan
UUD 1945.
Periode Amandemen III (th 2001)

• Substansi di luar amandemen I dan II;


• Kesepakatan menghapuskan Penjelasan, ketentuan yang
relevan ditarik ke dalam pasal;
• Materi yg tdk selesai ditampung dalam TAP IX/MPR/2001
untuk bahan amandemen ke IV;
• Kesepakatan Amandemen IV, sebagai tahap terakhir.
Periode Amandemen IV (th 2002)

• Ditujukan kepada materi yang tertampung dalam TAP


No. IX/MPR/2001.
• Sampai akhir masa persidangan terdapat substansi
yang alot diperdebatkan, al: pasal 29 (akhirnya
disepakati untuk tidak diubah), keberadaan MPR
untuk dipertahankan atau dihapuskan, psl 33 yg
akhirnya ditambah 2 ayat.
Pembentukan Komisi Konstitusi

• Desakan pembentukan Komisi Konstitusi tak


terelakkan;
• TAP I/MPR/2002, menjadi landasan;
• Komisi Konstitusi bertugas melakukan kajian
komprehensif tentang perubahan UUD 1945.
IMPLIKASI HASIL AMANDEMEN UUD 1945
TERHADAP KETATANEGARAAN

Kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD ’45 Pasal


1 ayat (2)
•Kedaulatan dg membuka ruang partisipatif rakyat lebih luas
•MPR tdk lagi pelaku Kedaulatan Rakyat sepenuhnya
•MPR tdk lagi memilih Presiden, menetapkan GBHN dan
meminta pertanggung jawaban Presiden
•Anggt DPR, DPD dan Presiden dipilih secara langsung.
Pemilihan Presiden Secara Langsung
(Pasal 6A UUD ‘45)

• Kedudukan Presiden kuat, karena dipilih langsung


• Presiden dan Wapres dipilih dalam satu paket
• Presiden tidak dapat dijatuhkan, kecuali melakukan
tindak pidana sebagaimana diatur UUD
Review Substansi : Sistem Pemerintahan

Masih Ambigu karena MPR masih memiliki kewenangan :


a.Memilih Wapres (bila terjadi kekosongan);
b.Memilih Presiden dan Wapres (jika mrk berhalangan
tetap);
c.Memberhentikan atau menolak usulan pemberhentian
Presiden meskipun telah ada keputusan Mahkamah
Konstitusi.
MPR terdiri atas anggota DPR & DPD yang dipilih
melalui Pemilu Ps 2 ay (1) UUD ‘45

• Tidak ada lagi pengangkatan anggota DPR


• Tidak ada lagi golongan fungsionil
• Representasi lokal diwujudkan melalui DPD
Tidak ada C & B pada dua kamar
lembaga perwakilan

• DPR sebagai representation politik


• DPD sebagai representation regional
• DPD tidak memiliki kek legislatif
• Peran DPD: hak inisiatif RUU tertentu, ikut
membahas RUU tertentu, memberi pertimbangan
RAPBN, pengawasan pelaksanaan UU tertentu.
Otonomi Daerah

• Otonomi seluas-luasnya (residu teori), berwujud keinginan


mempertahankan NK dengan semangat federalistik.
• Harus ada representasi daerah yang kuat (DPD) melakukan
kontrol kepada pusat pada saat pusat membuat kebijakan
untuk kepentingan daerah.
• Msh bersifat multi tafsir dan tarik ulur dibidang
kewenangan, SDN/A, Penghargaan thd Pluralistik, dan
Penghargaan Kelembagaan Lokal.
Kekuasaan Kehakiman : MA

• Secara tegas menyebutkan empat lingkungan peradilan,


meliputi Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
Militer, Peradilan Tata Usaha Negara;
• Tidak menyebutkan peradilan yang secara faktual ada dan
kehadirannya dibutuhkan, misalnya Peradilan Niaga, Ad
Hoc HAM, Pajak, KPPU, Syariyah (Aceh), Adat (Papua).
Kekuasaan Kehakiman : MK

Ide dasar : menjamin kemurnian Konstitusi


Kopetensi :
• Menguji UU terhadap UUD
• Sengketa antar Lembaga Negara
• Memeriksa Presiden & Wapres atas kehendak DPR
• Pembubaran Partai
• Sengketa hasil Pemilu
Hak Asasi Manusia

• Sebagai fundamental right, tidak bisa diambil alih negara


dalam kondisi apapun.
• Tdk konsisten merujuk prinsip universalitas hak asasi
• Terkesan mengambil alih dari TAP MPR No.
XVII/MPR/1998 dan UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM.
• Tidak mengatur problem kongkrit mengenai bagaimana
negara melindungi, memajukan, menegakkan HAM dalam
masa transisional.
Kekuasaan Legislatif

• Kekuasaan legislatif dialihkan dari Presiden ke lembaga DPR


• Presiden memiliki hak inisiatif;
• RUU dibahas bersama antara Presiden dan DPR untuk mendapat
persetujuan bersama;
• Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama dlm
tenggang wkt 30 hari.
Hubungan eksekutif dan legislatif

Kontrol kewenangan prerogratif Presiden:


• Menyatakan perang, membuat perdamaian, perjanjian dengan
negara lain harus mendapat persetujuan DPR;
• Mengangkat duta dan menerima duta negara asing,
pemberian abolisi dan amnesti dengan memperhatikan
pertimbangan DPR;
• Ketentuan-ketentuan ini menunjukkan dominasi DPR dengan
membatasi atau mencampuri hak prerogratif Presiden.
Pertahanan dan Keamanan

Kedudukan TNI seharusnya ditegaskan sebagai


instrumen negara di bidang pertahanan yang
tunduk pada otoritas pemerintahan sipil.
Perubahan Kelembagaan Negara

• Lembaga baru: KPU, Mahkamah Konstitusi, DPD, Komisi


Yudisial;
• Lembaga yg sudah ada dan sekarang masuk konstitusi:
Pemerintah Daerah, Bank Sentral, DPRD;
• Dihapuskan DPA;
• Lembaga independent actual tdk masuk konstitusi :
KPPU, KHN, Komnas HAM, Ombudsman, KPK.
Pendidikan

• Hak Warga Negara atas pendidikan;


• Warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar;
• Pemerintah wajib membiayai;
• Sistem Pendidikan Nasional: meningkatkan keimanan,
ketaqwaan dalam rangka mencerdaskan bangsa;
• Alokasi 20% APBN/D untuk Pendidikan;
• Landasan pembangunan IPTEK Nilai agama, persatuan
bangsa, perdbn, dan kesejahteraAn umat
Perekonomian

• Dalam pembahasan terjadi perdebatan antar pilihan ekonomi


kekeluargaan dan ekonomi terbuka,
• Akhirnya disepakati untuk tidak dirubah
• Tambahan ayat ttg Perekonomian Nasional berdasarkan:
demokrasi dengan prinsip kebersamaan, effisien, keadilan,
keberlanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
menjaga keseimbangan kemajuan & kesatuan ekonomi
nasional.
Kesejahteraan Sosial

• Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara


(seharusnya tanggung jawab dan diatur negara);
• Negara mengembangkan Sistem Jaminan sosial dan
memberdayakan masyarakat lemah (perlu affirmative
action);
• Negara menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas umum (penegasan welfare state).
Pemilu diselengarakan KPU

• Pemilu diselenggarakan lembaga negara tersendiri,


disebut KPU
• KPU bersifat nasional, tetap dan mandiri
• Asas Pemilu Luber dan Jurdil
• Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD, DPD,
Presiden.
Perubahan Konstitusi

• Usul perubahan dpt diagendakan bila diajukan min 1/3


jumlah anggota MPR;
• Khusus bentuk Negara Kesatuan tidak dapat dilakukan
perubahan (permanent rule). Seharusnya tetap terbuka
perubahan meskipun diberikan syarat yang berat.
OTONOMI DAERAH

Otonomi :
•Dari Bhs. Yunani : autonomos  keputusan sendiri(self-ruling)
•Otonomi adalah kondisi atau ciri untuk “tidak”dikontrol oleh
pihak lain ataupun kekuatan luar.
•Otonomi adalah bentuk “pemerinatahn sendiri” (self-
government) yaitu hak untuk memerintah atau menentukan nasib
sendiri (the right of self government;self determination).
•Pemerinatahan sendiri yang dihormati, diakui dan dijamin tidak
adanya kontrol oleh pihak lain terhadap fungsi daerah (local or
internal affairs) atau terhadap minoritas suatu bangsa.
Lanjutan …..

• Pemerintahan otonomi memiliki pendapatan yang cukup


untuk menentukan nasib sendiri, memenuhi kesejahteraan
hidup maupun dalam mencapai tujuan hidup secara adil (self
determination, self suffciency, self reliance)
• Pemerintahan otonomi memilki supremasi/dominasi
kekuasaan (supremacy of authority) atau hukum (rule) yang
dilaksanakan sepenuhnya oleh pemegang kekuasaan di
daerah.

Anda mungkin juga menyukai