1
OUTLINE
Pendahuluan
Kebijakan Pemerintah
2
PENDAHULUAN
3
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
4
WHO 2013
5
WHO : HIPERTENSI 51% Kematian akibat Stroke
45% Jantung Koroner
6
Kematian Kardiovaskuler Berisiko Dua Kali
Lipat setiap Peningkatan Tekanan Darah
20/10 mmHg
8
8x
7
6
Cardiovas
Cardiovas 5 4x
cular
cular 4
Mortality
Mortality 3
Risk
Risk 2x
2
1
0
115/75 135/85 155/95 175/105
SBP/DBP (mm Hg)
10
A. Tidak Bisa Dirubah - Otak (Stroke)
HIPERTENSI
KOMPLIKASI
FAKTOR RISIKO
B. Bisa Dirubah - Jantung (Penyakit
1. Perilaku Jantung Koroner,
- Diet tidak Hipertrofi, Gagal
sehat Jantung)
- Intake Garam - Ginjal (Penyakit
>> Ginjal Kronik)
- Aktifitas Fisik - Mata (Retina), dll
- Obesitas
- Merokok
- Alkohol
- Stres
2. Lingkungan
11
KOMPLIKASI HIPERTENSI
Hipertensi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi makrovascular and
mikrovascular
Brain KERUSAKAN
Eyes
Retinopathy Stroke ORGANTARGET
Kerusakan yang
Heart disebabkan oleh
Ischemic- hipertensi tergantung :
Kidneys
Renal Failure Heart Disease
Left Ventricular-
• Besarnya
Hypertrophy peningkatan
Heart Failure tekanan darah
• Lamanya kondisi
Peripheral tekanan darah yang
Arterial Disease
tidak terdiagnosis
dan tidak diobati
12
Pengelolaan hipertensi
13
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
14
A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension 2013
Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular 2015 15
Pengelolaan hipertensi:
16
Modifikasi Gaya hidup:
Penurunan berat badan sebesar 4 kg dapat
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4.5
mmHg dan diastolic sebesar 3 mmHg. Mengganti
makanan tidak sehat dengan memperbanyak
asupan sayuran dan buah-buahan dapat
memberikan manfaat yang lebih selain penurunan
tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia.
17
Index Massa Tubuh (IMT) = Berat Badan (kg)/Tinggi Badan (m2)
18
Modifikasi Gaya hidup:
Latihan dengan intensitas sedang seperti jalan
cepat; jogging dan sepeda dengan target nadi 70%-
85% dari nadi maksimal yang disesuaikan dengan
usia. Latihan dianjurkan 30 menit setiap hari atau
sekurang-kurangnya 150 menit/minggu.
Rumus:
Nadi maximal = 220 - [usia]
70% dari nadi maximal = 0.70 x [nadi max]
85% dari nadi maximal = 0.85 x [nadi max ]
19
Contoh:
Usia 40 tahun berapa target nadi yang diharapkan?
Nadi max = 220 - 40 = 180x/menit
70% = 0.7 X 180 = 126X/menit
85% = 0.85 x 180 = 153x/menit
20
Modifikasi Gaya hidup:
21
Modifikasi Gaya hidup:
Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan
dapat memberikan manfaat yang lebih selain
penurunan tekanan darah, seperti menghindari
diabetes dan dislipidemia.
22
Modifikasi Gaya hidup:
Mengurangi konsumsi alkohol. Walaupun
konsumsi alkohol belum menjadi pola hidup yang
umum di negara kita, namun konsumsi alkohol
semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup,
terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih
dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari
pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah.
23
Modifikasi pola hidup:
Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini
belum terbukti berefek langsung dapat menurunkan
tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan
pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti
merokok.
24
Terapi farmakologi
Rekomendasi 1
Pada populasi umum yang berumur ≥ 60 tahun, terapi farmakologi
dimulai ketika tekanan darah sistolik ≥ 150 mmHg dan diastolik ≥ 90
mmHg. Target terapi adalah menurunkan tekanan darah sistolik
menjadi < 150 mmHg dan diastolik menjadi < 90 mmHg.
(Rekomendasi kuat, tingkat rekomendasi A).
Rekomendasi 2
Pada populasi umum berumur < 60 tahun, terapi farmakologi dimulai
ketika tekanan darah sistoliknya ≥ 140 mmHg. Target terapi adalah
menurunkan tekanan darah sistolik menjadi < 140 mmHg (Opini ahli,
rekomendasi E).
25
Terapi antihipertensi awal:
26
Tujuan utama tatalaksana hipertensi adalah
untuk mencapai dan menjaga target tekanan
darah. Bila target tekanan darah tidak tercapai
dalam waktu sebulan terapi, naikkan dosis obat
awal atau tambahkan obat kedua dari kelompok
obat hipertensi
27
• Penilaian terhadap tekanan darah hendaknya
tetap dilakukan, sesuaikan regimen terapi sampai
target tekanan darah tercapai.
• Bila target tekanan darah tidak tercapai dengan
terapi oleh 2 jenis obat, tambahkan obat ketiga
dari kelompok obat yang tersedia.
• Jangan menggunakan obat golongan
penghambat ACE dan penghambat reseptor
angiotensin bersama-sama pada satu pasien.
28
Bila target tekanan darah tidak tercapai dengan
obat-obat antihipertensi yang tersedia, oleh
karena kontra indikasi atau kebutuhan untuk
menggunakan lebih dari 3 macam obat,
pertimbangkan untuk merujuk pasien ke spesialis
hipertensi.
29
Kesimpulan
30
Pengukuran Tekanan Darah
31
PENTING
32
TOPIK
• CARA pengukuran
– The Auscultatory Method – Mercury, Aneroid and
Hybrid Sphygmomanometer
– Location of measurement – Arm, Wrist, Finger
• Self-Measurement
• Ambulatory BP measurement
33
Cara auskultasi
Korotkoff sounds
200 No sound
180
Clear sound Phase 1 Systolic BP
160
Muffling Phase 2
Auscultatory
140 No sound gap
120
Phase 3
Clear sound Phase 3
100
Muffled sound Phase 4
Phase 4
80 Diastolic BP
60
40 No sound Phase 5
20
0
mmHg
34
Rekomendasi alat Pengukur
• Gunakan mercury
manometer atau aneroid
yang baru dikalibrasi atau
pengukur yang automatis
35
Rekomendasi Pengukuran di Rumah
memungkinkan
.
36
Location of Measurement
37
Persiapan pengukuran
38
Pengukuran TD
Posisi pasien
39
Blood Pressure Assessment:
Patient position
40
41
Use an appropriate size cuff
From 18 to 26 9 x 18 (child)
12 x 23 (standard
From 26 to 33
adult model)
From 33 to 41 15 x 33 (large)
18 x 36 (extra large,
More than 41
obese)
42
Pengukuran TD saat berdiri
43
Cara Pengukuran TD
45
Posisi yang salah
46
In order to measure the BP
47
Pengukuran TD di rumah
- selama 7 sd 10 hari .
49
Kriteria hipertensi
TD sistolik TD diastolik
mmHg mmHg
TD di klinik 140 90
TD di rumah 135 85
51
RENSTRA
RPJMN
KEMENKES
RAN PTM
KAMPANYE
GERMAS CERDIK
52
53
INDIKATOR PROGRAM P2PTM
DALAM RPJMN 2015 – 2019
TARGET
NO URAIAN IKU
2014
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Prevalensi merokok
3 pada penduduk usia ≤ 7,2 % 6,9 % 6,4% 5,9% 5,6% 5,4%
18 tahun
54
INDIKATOR PROGRAM P2PTM
DALAM RENSTRA KEMENKES 2015 – 2019
55
56
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR
RISIKO PTM TERINTEGRASI DI FKTP
Peningkatan tatalaksana faktor risiko
utama (Konseling Upaya Berhenti
Merokok, Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas
dll) di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas, Dokter Keluarga,
Klinik/Praktek Swasta).
Peningkatan Respons Cepat
Kegawatdaruratan PTM di masyarakat dan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan
Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko.
Prediksi risiko penyakit Jantung dan Stroke WHO/ISH Risk
dengan Charta WHO PEN. Prediction Chart
57
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI POSBINDU PTM
Sekolah
Tempat Kerja
Monitoring : Konseling :
• Obesitas • Diet,
• Hipertensi • Stop
• Hiperglikemi
merokok
JEMAAH HAJI /KBIH • Hiperkolesterol
• Stress
• Pem.Klinis Payudara
• Faktor lain • Self Care
59
MODIFIKASI GAYA HIDUP
UNTUK TATALAKSANA HIPERTENSI
PENURUNAN
MODIFIKASI REKOMENDASI TEKANAN DARAH
SISTOLIK
Penurunan berat Pertahankan berat badan normal 5-20 mmHg untuk
badan (Indeks Massa Tubuh 18.5-24.9 setiap penurunan
kg/m2) berat badan 10 kg
Adaptasi diet DASH Konsumsi banyak buah, sayur, 8-14 mm Hg
(Dietary Approach produk rendah lemak dan rendah
to Stop HTN) lemak jenuh
Diet rendah garam Konsumsi garam tidak lebih dari 2-8 mm Hg
2.4 g/hari
Peningkatan Lakukan aktifitas aerobik secara 4-9 mm Hg
aktifitas fisik teratur seperti jalan (30 menit/hari
setiap hari)
Konsumsi alkohol Batasi alkohol tidak lebih dari 2 2-4 mm Hg
sekedarnya kaliminum/hari utk laki-laki dan 1
kaliminum/hari utk perempuan.
60
61
62
63
64
Batasi asupan garam;
Rendah gula dan lemak;
Banyak sayur dan buah-
buahan;
Minum air putih
minimal 2 liter per hari;
Hindari kegemukan.
65
66
67
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
68
PERUBAHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
69
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
70
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
Pasal 167 ayat 3: Standar Pelayanan Pasal 1 ayat 17: Standar Pelayanan
Minimal adalah standar suatu Minimal adalah ketentuan mengenai
pelayanan yang memenuhi jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang
persyaratan minimal kelayakan. merupakan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berhak diperoleh setiap
Pasal 13 ayat 1: 15 Urusan warga negara secara minimal.
Pemerintahan Wajib terkait
Pelayanan Dasar Pasal 12 ayat 1: 6 Urusan
Pemerintahan Wajib terkait
Ditetapkan dengan Peraturan
Pelayanan Dasar
Menteri oleh masing-masing
Menteri/Pimpinan LPND dengan Ditetapkan dalam Peraturan
konsultasi yang dikoordinasikan oleh
Pemerintah
Menteri Dalam Negeri.
71
PRINSIP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
72
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN
73
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
Pelayanan kesehatan Sesuai standar skrining Setiap anak pada usia pendidikan
Anak pada usia
5 pada usia pendidikan kesehatan usia dasar mendapatkan skrining
pendidikan dasar.
dasar pendidikan dasar. kesehatan sesuai standar.
PENERIMA
JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN
NO LAYANAN PERNYATAAN STANDAR
DASAR DASAR
DASAR
Sesuai standar Setiap penderita Diabetes
Pelayanan
pelayanan kesehatan Penderita Melitus mendapatkan
9 kesehatan penderita
penderita Diabetes Diabetes Melitus. pelayanan kesehatan sesuai
Diabetes Melitus
Melitus. standar.
Pelayanan Setiap orang dengan
Sesuai standar Orang dengan
Kesehatan orang gangguan jiwa (ODGJ) berat
10 pelayanan kesehatan gangguan jiwa
dengan gangguan mendapatkan pelayanan
jiwa. (ODGJ) berat.
jiwa berat kesehatan sesuai standar.
Pelayanan Sesuai standar Setiap orang dengan TB
Orang dengan
11 kesehatan orang pelayanan kesehatan mendapatkan pelayanan TB
TB.
dengan TB TB. sesuai standar.
Orang berisiko
Setiap orang berisiko terinfeksi
terinfeksi HIV (ibu
HIV (ibu hamil, pasien TB,
hamil, pasien TB,
Pelayanan pasien IMS, waria/transgender,
Sesuai standar pasien IMS,
kesehatan orang pengguna napza, dan warga
12 mendapatkan waria/transgender
dengan risiko binaan lembaga
pemeriksaan HIV. , pengguna
terinfeksi HIV pemasyarakatan)
napza, dan warga
mendapatkan pemeriksaan
binaan lembaga
HIV sesuai standar.
pemasyarakatan).
76
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan
memeriksa tinggi badan dan berat badan serta lingkar
perut.
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah
sebagai pencegahan primer.SPM no 6
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan
tes cepat gula darah.
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku. 1. KLB
5. Pemeriksaan ketajaman penglihatan 1. Eliminasi Filariasis
2. Pengendalian 2. Eliminasi Schistomiasis
6. Pemeriksaan ketajaman pendengaran Arbovirus 3. Eliminasi Kusta
7. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan 3. Eliminasi rubela 4. Eradikasi Frambusia
payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk 4. Eliminasi campak
wanita usia 30–59 tahun
78
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN
79
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN
KEGIATAN OUTPUT
Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan di
Puskesmas melalui:
1. Pelatihan Manajemen Puskesmas. Meningkatkan kemampuan
2. Pelatihan untuk Pembina Keluarga. SDM di Puskesmas dalam
3. Pelatihan Teknis/Intervensi Program. mendukung Pencapaian SPM
80
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
KESEHATAN
KELUARGA SPM
SEHAT PEMBIAYAAN
UPAYA KESEHATAN
KESEHATAN
SUMBER DAYA
KESEHATAN
SEDIAAN FARMASI,
ALKES DAN
MAKANAN
*PERPRES 72/2012 SKN; PMK 36/2016 PDKT KELUARGA; PMK 46/2016 SPM KES
81
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN
PERAN PUSAT
2. Identifikasi/ analisis
Kebutuhan
3. Penentuan target
1. Kondisi Saat ini Capaian/ Gap Analisis
5. Kebutuhan Anggaran 84
SANKSI KEPALA DAN WAKIL KEPALA DAERAH