Dissonance
Theory Kelompok 7
05 06 07
Konsep Disonansi Asumsi Dasar Implikasi Teori
Kognitif
TEORI DISONANSI
KOGNITIF
• Dicetuskan oleh Leon Festinger pada tahun 1957 dan populer
hingga pertengahan tahun 1970-an.
• Menjelaskan mengenai bagaimana manusia secara konsisten
mencari dan berupaya untuk mengurangi ketidaknyamanan
dalam berbagai situasi.
• Seringkali dapat diartikan sebagai pembenaran akan sesuatu
yang keliru.
DISONANSI
KOGNITIF
Kesenjangan yang terjadi antara dua elemen kognitif
yang tidak konsisten sehingga menciptakan
ketidaknyamanan psikologis (Festinger, 1957).
Kognitif merujuk pada setiap bentuk Hubungan antar elemen terdiri dari
pengetahuan, opini, keyakinan dua jenis (Festinger dalam Shaw &
(belief), atau perasaan mengenai diri Contazo, 1982):
ataupun lingkungan seorang individu 1. Hubungan tidak relevan
(Festinger, 1957). 2. Hubungan relevan
a. Disonan
b. Konsonan
PENYEBAB DISONANSI KOGNITIF
Inkonsistensi logika 1
(logical inconsistency)
2 Nilai budaya
(cultural mores)
Opini umum 3
(opinion generality)
Action Belief
change
inconsistency Dissonance Action Consonance
Action
Belief perception
ASUMSI DASAR
Asumsi dasar teori disonansi kognitif (West &
Turner, 2008):
1. Manusia memiliki hasrat akan adanya
konsistensi pada keyakinan, sikap, dan
perilakunya.
2. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi
psikologis.
3. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang
mendorong orang untuk melakukan tindakan
dengan dampak yang dapat diukur.
4. Disonansi akan mendorong usaha untuk
memperoleh konsonansi dan usaha untuk
mengurangi disonansi.
IMPLIKASI
TEORI
Teori disonansi kognitif memiliki implikasi penting
dalam banyak situasi spesifik (Festinger, 1957).
● Keputusan (decision)
● Forced compliance
● Pencarian informasi (exposure to information)
● Dukungan sosial (social support)
Terima kasih