Ra Pad
Ra Pad
DIAGNOSIS DAN
TATALAKSANA PAD
GRACE ABIGAIL SUTANTO
S UP E RV I S O R : D R . I GA B KR I S N A W I B AWA , S P.B ( K ) V
Penyakit arteri perifer atau Peripheral Artery Disease
(PAD) merupakan salah satu penyakit yang jarang
terdiagnosis, kurang terobati dan kurang dipahami
PENDAHU walaupun cukup umum ditemukan di masyarakat
FAKTOR MEROKOK
RISIKO Perokok memiliki risiko 2,5-4 kali lebih tinggi dan onset
gejala yang muncul lebih cepat hampir satu dekade
sebelumnya.
Perokok juga memiliki tingkat kelangsungan hidup yang
lebih buruk, kemungkinan yang lebih besar untuk
berkembang menjadi CLI dan amputasi
HIPERLIPIDEMIA
Dikaitkan dengan klaudikasio sebesar 2 kali lipat.
Ditemukan 60-77% pasien PAD mengalami
hiperlipidemia. Setiap 10 mg/dL kenaikan kolesterol total
= 10% risiko PAD
HIPERTENSI
Terjadinya klaudikasio meningkat 2,5-4 kali lipat.
50-92% pasien dengan PAD memiliki hipertensi
DIABETES
Meningkatkan risiko mengalami PAD 1,5-4 kali lipat
dan ditemukan pada 20-30% individu dengan PAD.
RISIKO di Amerika
RAS
Ras dan etnis Afrika Amerika 50% berisiko lebih tinggi
dan Asia (Chinese) 50% lebih rendah
PATOFISIOLOGI
Aliran darah berpindah ke arteri-
Arteri berdilatasi untuk
arteri yang lebih kecil dekat
Aterosklerosis terbentuk dari kompensasi sampai tidak dapat
arteri yang tersumbat.
berdilatasi lagi sehingga plak
plak kolestrol yang perlahan aterosklerosis tersebut akan
Ketidakseimbangan kebutuhan
menumpuk di pembuluh mengurangi aliran darah di
dan ketersediaan aliran darah
darah arteri menyebabkan iskemia temporer
dalam lumen (pengecilan lumen
yang bergejala sebagai nyeri,
50% = “flow limiting”)
kram, atau kelelahan
Amputasi
Penyebab KV Penyebab non KV
75% 25%
Grade Gejala
Pemeriksaan Doppler
Kategori Prognosis Kelemahan
Sensory Loss Arteri Vena
Otot
I. Viable Tidak berisiko - - Terdengar Terdengar
II. Threatenend
a. Marginally Dapat membaik Minimal (jari - Tidak Terdengar
dengan pengobatan kaki) atau tidak terdengar
yang tepat ada
a. Immediately Dapat membaik jika Lebih dari pada Ringan/ sedang Tidak Terdengar
dilakukan jari kaki, nyeri terdengar
revaskularisasi segera saat beristirahat
III. Irreversible Major tissue loss atau Anesthetic Paralisis Tidak Tidak
kerusakan permanen terdengar terdengar
saraf
KLASIFIKASI Pada tahun 1986 dengan revisi pada tahun 1997
segment R = kanan
Multiple 3 4 6 L = kiri
>50%
segment
Oklusi <50% = 13
≥ 50% = 15
Follow up: Panjang oklusi +2 cm = +1; Panjang oklusi -2 cm = -1
KLASIFIKASI
TRANS-ATLANTIC
INTER-SOCIETY
CONSENSUS
Aorto-iliac
Grup A: lesi yang dapat
ditangani dengan manajemen
endovaskular saja
Grup B: lesi yang ditangani
dengan manajemen
endovaskular dan intervensi
endoluminal
Grup C: memerlukan
manajemen surgical
Grup D: memerlukan open
surgery
KLASIFIKASI
TRANS-ATLANTIC
INTER-SOCIETY
CONSENSUS
Femoral Popliteal
Grup A: lesi yang dapat
ditangani dengan manajemen
endovaskular saja
Grup B: lesi yang ditangani
dengan manajemen
endovaskular dan intervensi
endoluminal
Grup C: memerlukan
manajemen surgical
Grup D: memerlukan open
surgery
Tidak terabanya nadi
Pucat
DIAGNOSI
S– Atrofi otot
DIAGNOSIS –
EVALUASI
DIAGNOSTIK
USG DOPPLER DAN DUPLEKS
DIAGNOSIS – EVALUASI
DIAGNOSTIK
MAGNETIC RESONANCE
ANGIOGRAPHY (MRA)
MRA dapat mengidentifikasi pembuluh
darah kecil dan melihat jaringan lunak
sekitar (seperti aneurisma) melampaui
angiografi berbasis kateter tradisional.
MRA 3D dengan kontras memiliki
sensitivitas sekitar 90% dan spesifisitas
sekitar 97% dalam mendeteksi stenosis
yang signifikan secara hemodinamik
pada arteri ekstremitas bawah.
MRA tidak dapat digunakan pada
pasien yang memiliki kontraindikasi
seperti memakai pacemakers,
defibrillator, stent, atau coils. Dan
MRA ini menggunakan gadolinium
yang tidak dapat digunakan pada
DIAGNOSIS – EVALUASI pasien dengan GFR <30
ml/min/1,73m2.
DIAGNOSTIK
COMPUTED
TOMOGRAPHIC
ANGIOGRAPHY (CTA)
Dapat memberikan kualitas gambar resolusi
tinggi dengan cepat. CTA memungkinkan
visualisasi anatomi dari beberapa sudut dan
bidang; peningkatan visualisasi jaringan
lunak dan jaringan lain yang secara anatomi
berdekatan. CTA juga mampu
memvisualisasikan kalsifikasi dan implan
logam seperti stent endovaskular atau stent
graft. Sensitivitas dan spesifisitas lebih
besar dari 95% untuk mengidentifikasi
stenosis dan lebih besar dari 50% untuk
mengidentifikasi oklusi.
DIAGNOSIS – EVALUASI
DIAGNOSTIK
Apakah pasien ini menderita PAD?
OLAHRAGA
Jika tidak bergejala, tidak berarti bahwa PAD yang dialami lebih ringan, dimana
PROGNOS
pada hasil akhirnya sama dengan yang bergejala.
IS Lebih dari 25% pasien bergejala membutuhkan intervensi, namun <5% yang akan
memburuk ke critical limb ischemia (CLI).
Jika pasien telah mengalami CLI, maka prognosisnya dapat menjadi lebih buruk
daripada kanker. Dalam 1 tahun, 30% akan mengalami amputasi, terlebih jika
pasien memiliki riwayat penyakit diabetes, dan dalam 5 tahun, tingkat
mortalitasnya mencapai 50%. Namun jika tidak berujung pada CLI, dalam waktu
5 tahun sejak terdiagnosis, hanya 1-1,3% yang memiliki risiko amputasi dan
tingkat mortalitasnya yang mencapai 20%.
KESIMPULAN
Pasien dengan PAD mungkin mengalami gejala berupa klaudikasio, critical limb
ischemia, atau mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. Pasien baik dengan gejala
atau tanpa gejala PAD memiliki peningkatan secara signifikan tingkat kejadian
kardiovaskular.
2 strategi utama untuk pengobatan adalah untuk meringankan gejala dan kualitas
hidup dengan berhenti merokok, olahraga, pengendalian tekanan darah, mencapai
target LDL-C, terapi antiplatelet, dan kontrol diabetes.
TERIMA KASIH