Anda di halaman 1dari 22

BAB 6

DEPOSITO
A. PENGERTIAN
Deposito adalah Simpanan berjangka yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank.
(Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998)

Deposito merupakan dana nasabah yang penarikannya sesuai


jangka waktu tertentu, sehingga mudah diprediksi
ketersediaan dana tersebut. Balas jasa yang diberikan oleh
bank untuk deposito lebih tinggi dibanding produk dana
lainnya seperti giro dan tabungan. Oleh karena itu bagi bank
produk deposito merupakan dana mahal.
B. JENIS-JENIS DEPOSITO
Ada beberapa jenis deposito :
• Deposito berjangka (time deposit)
• Sertifikat deposito (certificate deposit)
• Deposit on call (DOC)

1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah bentuk simpanan berjangka yang penarikannya disesuaikan
dengan jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito bervariasi antara lain :
Deposito dengan jangka waktu 1 bulan
Deposito dengan jangka waktu 3 bulan
Deposito dengan jangka waktu 6 bulan
Deposito dengan jangka waktu 12 bulan
Deposito dengan jangka waktu 24 bulan
Pada umumnya semakin lama jangka waktu deposito berjangka maka semakin besar tingkat
suku bunga yang diberikan oleh bank. Deposito berjangka diterbitkan atas nama, baik atas
nama perorangan ataupun lembaga. Bukti kepemilikan deposito berjangka yang diberikan
oleh bank kepada nasabah disebut dengan Bilyet Deposito
Pihak yang dapat mencairkan deposito berjangka hanya pihak yang namanya
tercantum di dalam bilyet deposito berjangka tersebut. Deposito berjangka tidak
dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Pada formulir pembukaan
rekening deposito berjangka nasabah diberi dua pilihan yaitu pada saat jatuh
tempo dapat diperpanjang secara otomatis disebut dengan ARO (Authomatic Roll
Over)atau tidak otomatis disebut dengan NON ARO (Non Authomatic Roll Over).
ARO artinya deposito berjangka tersebut apabila telah jatuh tempo dapat
diperpanjang secara otomatis oleh bank tanpa harus konfirmasi kepada pemegang
rekening deposito berjangka. Nasabah tidak perlu datang ke kantor bank untuk
memperpanjang jangka waktu depositonya karena rekening deposito berjangka
sudah diperpanjang secara otomatis oleh sistem bank.
NON ARO artinya deposito berjangka yang tidak dapat diperpanjang secara
otomatis sehingga harus dicairkan pada saat jatuh tempo. Biasanya deposito
dengan sistem NON ARO ini pada saat tanggal jatuh tempo apabila nasabahnya
tidak datang ke kantor bank maka secara sistem otomatis nominal deposito dan
bunganya akan masuk ke rekening tabungan nasabah tersebut.
Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan secara tunai (tetapi dalam
prakteknya hampir semua bank tidak menerapkan hal seperti ini),
dipindahbukukan ke rekening tabungan atau giro yang dimiliki oleh nasabah
dengan nama kepemilikan rekening yang sama tidak boleh beda, istilah
perbankan untuk rekening penampungan bunga deposito ini disebut dengan
rekening afiliasi, atau bisa juga dikirim ke bank lain dengan melalui proses
kliring tetapi tentunya dibebankan lagi dengan biaya kliring, pada prakteknya
di lapangan kebanyakan nasabah deposito menggunakan sistem rekening
afiliasi untuk bunga deposito yaitu bunga deposito pada saat jatuh tempo
otomatis masuk ke rekening tabungan ybs karena lebih praktis.
Ada juga nasabah deposito yang ingin agar bunga depositonya setiap bulan
menambahkan ke nominal depositonya jadi bunga deposito tidak diambil
oleh nasabah melainkan bunga depositonya ditambahkan ke jumlah nominal
deposito, sehingga jumlah nominal depositonya akan bertambah setiap
bulan dari hasil bunga tersebut. Deposito seperti ini disebut dengan Deposito
Kapitalisasi.
Contoh perhitungan bunga Deposito Kapitalisasi:
Pada tanggal 5 Mei 2019, bapak Johny membuka deposito berjangka di bank BNI
sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) dengan jangka waktu 12 bulan.
Atas penempatan deposito tersebut pak Johny meminta kepada petugas bank
agar bunga depositonya langsung ditambahkan ke saldo nominal depositonya
(Deposito Kapitalisasi). Bunga deposito 12% per tahun dan pajak deposito 20%
(fixed/tetap). Maka pada tanggal 5 Juni 2019 bunga depositonya adalah :
12% X Rp. 50.000.000,- X 31/365 = Rp. 509.589
Pajak bunga : 20% X Rp. 509.589,- = Rp. 101.918 _
Bunga deposito pak Johny = Rp. 407.671
Bulan Juni

Nominal Deposito pak Johny pada tanggal 5 Juni 2019 menjadi bertambah
sebesar : Rp. 50.000.000 + Rp. 407.671 = Rp. 50.407.671
Perhitungan bunga pada bulan berikutnya yaitu pada tanggal 5 juli 2019 adalah :
12% X Rp. 50.407.671 X 30/365 = Rp. 497.172
Pajak bunga : 20% X Rp. 497.172 = Rp. 99.434 -
Bunga deposito pak Johny = Rp. 397.737
Bulan Juli
Nominal deposito pak Johny pada tanggal 5 Juli 2019 adalah sebesar :
Rp. 50.407.671 + Rp. 397.737 = Rp. 50.805.408
Dan begitu seterusnya untuk perhitungan bunga deposito pak Johny selama jangka waktu 12 bulan dan nomimal
deposito pak Johny setiap bulan akan bertambah dari bunga depositonya tersebut.

Perlu diketahui untuk faktor pengali bunga deposito untuk bulan Juni dan Juli terdapat perbedaan yaitu pada
perhitungan harinya , disini kita lihat perhitungan bunga deposito yang diterima pada bulan Juni yaitu 31/365
dimana angka 31 adalah perhitungan hari kalender di bulan Mei ada 31 hari sedangkan angka 365 adalah
perhitungan hari dalam 1 tahun. (1 tahun = 365 hari)
Sedangkan perhitungan bunga deposito yang diterima pada bulan Juli yaitu 30/365 dimana angka 30 adalah
perhitungan hari kalender di bulan Juni ada 30 hari sedangkan angka 365 adalah perhitungan hari dalam 1 tahun.
Tentunya dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah perhitungan hari kalender dalam bulannya saja yang selalu
berubah kalau perhitungan hari dalam tahun selalu tetap yaitu 365 hari
Semua perhitungan diatas sudah diatur oleh sistem yang ada diperbankan sehingga angkanya akan muncul secara
otomatis pada saat deposito jatuh tempo, akan tetapi semua petugas bank harus mengetahui perhitungan secara
manualnya gunanya untuk menjawab pertanyaan dari nasabah mengenai perhitungan bunga deposito tersebut.
Rumus menghitung bunga deposito :
• Keuntungan bunga deposito = suku bunga
deposito x nominal uang yang ditanamkan x
hari/365
• Pajak deposito = tarif pajak (20%) x bunga
deposito
• Pengembalian deposito = Nominal investasi +
(bunga deposito – pajak)
Dalam penempatan dana nasabah berupa produk deposito berjangka ada juga yang disebut
dengan tambahan bunga atau Special Rate, biasanya diberikan sebesar beberapa persen
diatas bunga deposito resmi. Special rate ini diberikan kepada nasabah yang mendepositokan
dananya dalam jumlah lebih besar dan menjaga agar dana nasabah deposito tersebut tidak
pindah ke bank lain. Kebijakan tentang special rate ini tergantung kepada masing-masing
bank dan besarnya bunga special rate ini tergantung kepada negosiasi antara pihak bank
dengan nasabah, itupun apabila ada permintaan special rate dari nasabah ybs, tetapi apabila
nasabah tidak menginginkan bunga tambahan atau special rate maka nasabah tersebut
diberikan tarif bunga deposito yang resmi, biasanya nasabah yang selalu meminta special rate
untuk bunga depositonya disebut dengan istilah nasabah Shopping Rate artinya nasabah
tersebut tidak seratus persen loyal terhadap bank kita akan tetapi dia dapat memindahkan
dananya ke bank lain kapan saja hanya untuk mendapatkan bunga deposito yang lebih tinggi.
Sebetulnya dengan adanya nasabah shopping rate ini merugikan untuk pihak bank, karena
produk deposito sendiri merupakan dana mahal karena suku bunga deposito lebih tinggi
daripada suku bunga tabungan dan giro. Dengan tarif bunga resmi saja produk deposito
sudah termasuk dana mahal sekarang ditambah lagi dengan penambah bunga special rate,
sehingga makin tinggi bunga yang harus dibayar kepada nasabah shopping rate. Oleh karena
itu sebagai pihak bank harus bisa meminimalisir penggunaan special rate ini dan hanya
diberikan untuk nasabah-nasabah tertentu saja.
Sebagai ilustrasi atas special rate yang diberikan bank adalah sbb :
• Deposito berjangka Rp. 0 s/d Rp. 100.000.000, tidak ada special rate
• Deposito berjangka diatas Rp. 100.000.000 s/d kurang dari Rp. 500.000.000, mendapat
special rate sebesar 1% sampai 2% diatas bunga resmi
• Deposito berjangka senilai Rp. 500.000.000 atau lebih akan mendapat special rate 2% sampai
3% diatas bunga resmi
Deposito berjangka ditawarkan dalam :
• Mata uang rupiah
• Mata uang asing
Bunga deposito mata uang rupiah lebih tinggi daripada deposito mata uang asing dan untuk
deposito mata uang asing biasanya hanya berlaku untuk mata uang dollar USD saja. Deposito
berjangka dengan mata uang asing penarikan maupun penempatannya bisa menggunakan
mata uang asing, atau dengan mata uang rupiah setelah diperhitungkan dengan kurs jual beli
mata uang yang berlaku pada saat pembukaan rekening deposito. Untuk minimal penempatan
deposito pada saat ini di bank-bank pada umumnya untuk mata uang rupiah minimal
penempatan deposito Rp. 10.000.000 dan untuk mata uang asing minimal USD 1,000
2. Perhitungan Bunga Deposito Berjangka
Bunga deposito berjangka akan dibayarkan setiap bulannya kepada nasabah pada saat tanggal
jatuh tempo.
Contoh :
Pada tanggal 2 April 2019 nasabah bu Ani membuka rekening deposito berjangka di bank BNI
cabang Sumedang dengan nominal Rp. 50.000.000 dengan jangka waktu 3 bulan dan bunga yang
diberikan oleh bank BNI sebesar 10% per tahun. Pajak bunga deposito sebesar 20% , jumlah hari
dalam satu tahun 365 hari. Bunga yang diterima setiap bulan dikreditkan ke rekening tabungan
(rekening afiliasi) bu Ani. Berikut rincian bunga deposito berjangka bu Ani selama 3 bulan.

Besarnya bunga deposito berjangka pada tanggal 2 Mei 2019 adalah :


Nominal Deposito = Rp. 50.000.000
Bunga = 10% x Rp. 50.000.000 x 30/365 = Rp. 410.959
Pajak deposito = 20% x Rp. 410.959 = Rp. 82.192 -
Bunga setelah pajak = Rp. 328.767
Jadi bunga deposito yang diterima bu Ani pada tanggal 2 Mei 2019 adalah Rp. 328.767
Besarnya bunga deposito berjangka pada tanggal 2 Juni 2019 adalah :
Nominal Deposito = Rp. 50.000.000
Bunga = 10% x Rp. 50.000.000 x 31/365 = Rp. 424.658
Pajak deposito = 20% x Rp. 424.658 = Rp. 84.932 -
Bunga setelah pajak = Rp. 339.726
Jadi bunga deposito yang diterima bu Ani pada tanggal 2 Juni 2019 adalah Rp. 339.726

Besarnya bunga deposito berjangka pada tanggal 2 Juli 2019 adalah :


Nominal Deposito = Rp. 50.000.000
Bunga = 10% x Rp. 50.000.000 x 30/365 = Rp. 410.959
Pajak deposito = 20% x Rp. 410.959 = Rp. 82.192 -
Bunga setelah pajak = Rp. 328.767
Jadi bunga deposito yang diterima bu Ani pada tanggal 2 Juli 2019 adalah Rp. 328.767

Sehingga total bunga deposito yang diterima bu Ani selama 3 bulan dengan penempatan deposito
Rp. 50.000.000 adalah sebesar = Rp. 328.767 + Rp. 339.726 + Rp. 328.767 = Rp. 997.260
Perhitungan Penalti Deposito
Penalti merupakan denda yang dibebankan kepada nasabah pemegang rekening deposito
apabila mencairkan depositonya sebelum tanggal jatuh tempo. Penalti ini dibebankan
kepada nasabah karena bank sudah mengestimasikan penggunaan dana tersebut, sehingga
pencairan deposito berjangka sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak semua bank melakukan ketentuan denda
penalti kepada nasabah dan untuk kondisi perbankan saat ini yang diketahui bahwa hampir
semua bank membebaskan biaya penalti untuk nasabah deposito akan tetapi apabila ada
nasabah yang akan mencairkan depositonya sebelum tanggal jatuh tempo maka bunga
berjalannya tidak dibayarkan, misalnya nasabah A membuka rekening deposito sejumlah Rp.
10.000.000,- pada tanggal 5 Maret 2020 dengan jangka waktu 1 bulan dan deposito jatuh
tempo pada tanggal 5 April 2020, akan tetapi nasabah A tersebut pada tanggal 30 Maret
2020 ingin mencairkan deposito karena ada keperluan mendadak, maka bunga deposito
selama 25 hari yaitu dari tgl 5-30 Maret 2020 tidak dibayarkan oleh bank, tetapi nominal
depositonya tetap yaitu Rp. 10.000.000,-hanya bunga berjalannya tidak dibayarkan dan itu
sama dengan denda penaltinya. Ketentuan seperti itu yang berlaku pada saat ini untuk
rekening deposito di setiap bank.
Kebijakan mengenai penalti setiap bank berbeda.
Perhitungan penalti yang dilakukan oleh bank dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Penalti sebesar persentase tertentu dari bunga
sebelum pajak
2. Penalti sebesar persentase tertentu dari bunga
setelah pajak
3. Penalti sebesar persentase tertentu dari nominal
deposito berjangka
4. Penalti sebesar nominal tertentu
2. Sertifikat Deposito
Sertifikat Deposito adalah Simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan
(Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998)
Pemilik sertifikat deposito dapat menjualnya apabila membutuhkan dana segera. Di dalam
sertifikat deposito tidak tercantum nama pemegang hak, baik nama perorangan maupun
nama badan usaha. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk, artinya siapa saja yang
membawa sertifikat deposito tersebut dapat mencairkan di bank penerbit sertifikat
deposito.
Nilai nominal sertifikat deposito biasanya dalam jumlaj besar dan dalam jumlah bulat,
misalnya Rp. 10.000.000,- Rp. 50.000.000,- dan Rp. 100.000.000,-
Nasabah yang ingin membeli sertifikat deposito dapat membelinya satu lembar karena
sertifikat deposito ini dijual per lembar, atau dapat membelinya dalam jumlah lembar yang
banyak untuk nilai nominal yang sama tiap lembarnya. Misalnya nasabah ingin membeli
sertifikat deposito dengan nilai nominal Rp. 10.000.000 sebanyak 10 lembar jadi total
sertifikat depositonya sejumlah = 10 x Rp. 10.000.000 = Rp. 100.000.000, atau bisa juga 2
lembar masing-masing nilainya Rp. 50.000.000, atau 1 lembar senilai Rp. 100.000.000
Pada umumnya pembeli sertifikat deposito menerima bunga dimuka atau diawal pada saat
pembelian dan diperhitungkan sebagai pengurang dari nominal sertifikat deposito yang
harus dibayarkan.
Bunga sertifikat deposito biasanya dikompensasikan dengan mengurangi jumlah
pembayaran atas sertifikat deposito tersebut. Pembeli akan membayar dengan nilai lebih
rendah dibanding dengan nilai nominal sertifikat deposito.
Jumlah uang yang dibayar pembeli sertifikat deposito dapat dirumuskan sebagai berikut :
(SD = Sertifikat Deposito)
Nominal SD x 365
Nilai tunai SD = ____________________________
365 + (Bunga x Jangka waktu SD)

Bunga sebelum pajak = Nominal SD – Nilai tunai SD


Pajak SD = Persentase tertentu x bunga
Bunga setelah pajak = Bunga sebelum pajak – pajak
Jumlah pembayaran = Nominal SD – Bunga setelah pajak
Contoh pembelian sertifikat deposito :

Anisa membeli 10 lembar sertifikat deposito dengan nilai nominal per lembar
sebesar @ Rp. 10.000.000,- dari bank BNI Sumedang. Bunga 12% per tahun, dan
jangka waktu 90 hari, pajak 20%. Pembayaran atas pembelian sertifikat deposito
tersebut dilakukan secara tunai, 1 tahun dihitung 365 hari.

Pertanyaan :
Berapa jumlah uang yang akan dibayarkan oleh Anisa kepada Bank BNI Sumedang,
jika disepakati bunga diterima dimuka oleh Anisa dan bunga tersebut digunakan
sebagai pengurang pembayaran sertifikat deposito.

Perhitungan jumlah pembayaran yang dilakukan oleh pembeli sertifikat deposito


dapat dilihat sebagai berikut :
Total nominal SD = 10 lembar x Rp. 10.000.000 = Rp. 100.000.000
100.000.000 x 365
Nilai tunai SD = -------------------------------- = Rp. 97.126.131
365 + (12% x 90)
Bunga = Rp. 100.000.000 – Rp. 97.126.131 = Rp. 2.873.869
Pajak = 20% x Rp. 2.873.869 = Rp. 574.774
Bunga yang diterima nasabah (2.873.869 - 574.774) = Rp. 2.299.095
Jumlah pembayaran pembelian 10 lembar SD :
= Rp. 100.000.000 – Rp. 2.299.095
= Rp. 97.700.905

Anisa akan mengeluarkan uang sejumlah Rp. 97.700.905,- untuk membeli 10 lembar
sertifikat deposito dengan nilai nominal Rp. 10.000.000,- per lembar . Artinya Anisa
menerima bunga pada saat pembelian sebesar Rp. 2.299.095,-
Bunga tersebut langsung dikurangkan pada harga perolehan 10 lembar sertifikat deposito.
3. Deposit On Call (DOC)
Merupakan jenis deposito yang penarikannya harus dengan
pemberitahuan sebelumnya. Jangka waktu DOC yaitu antara 7 hari
s/d 30 hari. Bunga DOC diberikan sesuai hasil negosiasi antara
bank dengan nasabah, dan besarnya bunga tersebut dihitung per
bulan, pembayaran bunga dilakukan pada saat penarikan.
DOC diterbitkan dalam jumlah nominal yang besar dan genap,
serta di dalam bilyet DOC diterbitkan atas nama, artinya DOC
hanya dapat dicairkan oleh pihak yang namanya tertera dalam
bilyet DOC, kecuali ada surat kuasa kepada pihak lain dari pihak
pemegang rekening.
Contoh perhitungan bunga Deposit On Call :
Pada tanggal 2 April 2020 Budi menempatkan dananya dalam bentuk deposit on call di
bank BNI Sumedang sebesar Rp. 200.000.000,-
Bunga yang diberikan sebesar 2% per bulan. Pajak 20% dari bunga DOC dan jatuh tempo
DOC tersebut adalah sampai dengan tanggal 20 April 2020
Pertanyaan :
Berapa bunga yang akan diterima oleh Budi apabila dia mencairkan DOC nya pada tgl 17
April 2020 ?

Jumlah hari pengendapan DOC = 17 – 2 = 15 hari


Bunga = 2% x 15/30 x 200.000.000 = 2.000.000
Pajak = 20% x 2.000.000 = 400.000 -
Bunga yang diterima Budi sebesar = 1.600.000
Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bunga deposit on call yang diterima
Budi pada 17 April 2020 adalah sebesar Rp. 1.600.000,-
KESIMPULAN
Perbedaan deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call :

Deposito Berjangka
• Diterbitkan atas nama
• Tidak dapat diperjual belikan
• Bunga dibayar setiap tanggal jatuh tempo atau tanggal valuta

Sertifikat Deposito
• Diterbitkan atas unjuk
• Dapat diperjual belikan
• Bunga dibayar dimuka

Deposit On Call (DOC)


• Diterbitkan atas nama
• Tidak dapat diperjual belikan
• Bunga dibayar pada saat pencairan
TUGAS PERORANGAN
BOLEH DISKUSI DENGAN SAYA (IBU KISTHI) ATAU DENGAN TEMAN APABILA ADA YANG TIDAK
MENGERTI ATAU MAU DITANYAKAN, SILAHKAN..

SOAL :
Pada tanggal 2 Januari 2020 bapak Asep membuka rekening deposito berjangka di bank BNI cabang
Sumedang dengan nominal Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah) dengan jangka waktu 3
bulan dan bunga yang diberikan oleh bank BNI Sumedang sebesar 10%, akan tetapi berhubung
bapak Asep ini termasuk nasabah deposito yang sifatnya shopping rate maka ybs minta tambahan
bunga dalam bentuk special rate sebesar 2%, dan oleh bank BNI Sumedang disetujui daripada
dananya pindah ke bank lain. Kemudian pajak atas bunga deposito yaitu 20% dengan jumlah hari
dalam satu tahun dihitung 365 hari.

PERTANYAAN
• Berapa bunga yang diterima bapak Asep setiap bulannya selama 3 bulan yang dikreditkan ke rek
afiliasi tabungan bapak Asep
• Coba jelaskan cara perhitungan bunga setiap bulannya
• Berapa total bunga yang diterima bapak Asep

Anda mungkin juga menyukai