Anda di halaman 1dari 13

B.

Indonesia

XI MATERI
TKJ C
KELAS XI

Teks Eksplanasi
OLEH.
NURUL HIDAYAH,S.Pd
KOMPETENSI DASAR DAN
INDIKATOR

KD. 3.4 Menganalisis struktur dan INDIKATOR


kebahasaan teks eksplanasi 3.4. 3 Menganalisis kebahasaan (
konjungsi kausalitas dan konjungsi
kronologis) yang terdapat dalam
teks eksplanasi. (C4)
TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik


dengan model Discovery Learning , peserta didik mampu Menganalisis
struktur dan kebahasaan teks ekspanasi dengan rasa ingin tahu,
responsif, dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan
bersikap jujur, percaya diri, serta pantang menyerah.
PENGERTIAN

Teks Eksplanasi adalah teks yang menjelaskan


tentang proses terjadinya atau terbentuknya
suatu fenomena alam atau sosial, ilmu
pengetahuan, budaya, dan lainnya. Pada teks
eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada
peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa
tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi
sesudahnya.
TUJUAN

1.Menjelaskan Fenomena yang Terjadi

2.Menjelaskan Sebab-Akibat Suatu Peristiwa


CIRI - CIRI

1. Strukturnya Terdiri dari Pernyataan Umum, Sebab Akibat, dan


Interpretasi
2. Informasi Berdasarkan Fakta dan Data
3. Bersifat Objektif
4. Mebahas Mengenai Pengetahuan dan Peristiwa
5. Bersifat Informatif
KAIDAH KEBAHASAAN

1. Fokus pada hal yang bersifat umum, bukan partisipan


manusia. Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, kerusuhan,
dsb.
2. Menggunakan bahasa baku dan ilmiah.
3. Lebih banyak menggunakan verba material dan relasional
(kata kerja akttif).
4. Menggunakan konjungsi kronologis(hubungan Waktu) dan
kausalitas.
5. Menggunakan kalimat pasif (kalimat yang subjeknya
berperan sebagai korban yang dikenai suatu tindakan.
Predikat pada kalimat ini biasanya bermibuhan di- ataupun
ter-.)
PENGERTIAN KONJUNGSI

1. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, konjungsi adalah kata atau


ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan
antarkalimat.
2. Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti
kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata
dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi,
dkk., 2003: 296).
3. Dengan demikian, konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua
satuan bahasa, baik kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan
klausa, atau kalimat dengan kalimat. Sebagai teks yang berisi paparan
proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks eksplanasi
menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis.berikut
penjelasannya
KONJUNGSI KAUSALIATAS

kata hubung yang menunjukkan sebab akibat yaitu , antara lain, sebab,


karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
KONJUNGSI KRONOLOGIS

Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti


kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya, sementara
itu. Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga
menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-
kalimatnya.
PETIR

Petir merupakan peristiwa lepasnya muatan listrik statis yang terjadi


secara dramatik dan alamiah. Peristiwa ini terjadi akibat dari keluarnya
muatan-muatan listrik dari benda, dalam hal ini adalah awan. Pelepasan
listrik statis kadang-kadang terjadi secara perlahan dan tenang. Namun,
sesekali berlangsung cepat disertai percikan cahaya atau suatu bunyi
ledakan. Percikan cahaya yang muncul ini disebut dengan kilat.
Petir terjadi karena perbedaan potensial muatan antara awan dan bumi,
atau awan dengan awan  lainnya. Muatan pada awan itu terjadi karena
awan bergerak terus-menerus secara teratur. Selama pergerakan itu awan
akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan
berkumpul pada salah satu sisi. Sedangkan muatan positif berkumpul pada
sisi sebaliknya. Biasanya ini terjadi sebelum awan ‘menumpahkan’ hujan.
Awan sendiri terdiri dari jutaan butir air dan es beku di udara. Selama
proses interaksi, butiran air berbenturan dengan awan lain yang sedang kembali
mencair (kendensasi) ke atas. Butiran ini mengakibatkan muatan negatif
(elektron) terjatuh. Elektron tersebut terkumpul di bagian bawah memberikan
muatan negatif dan awan yang naik yang kehilangan elektron, membawa
muatan positif ke bagian atas. Pada titik ini, udara yang naik mempunyai
kemampuan untuk membawa muatan positif ke awan bagian atas, bagian beku
lainnya akan terjatuh ke bagian awan terbawah atau menuju ke tanah.
Kombinasi antara benturan dan pembekuan ini menyebabkan perbedaan
muatan yang sangat besar, dan mengakibatkan terjadinya sambaran petir.
Petir lebih sering terjadi pada musim hujan karena pada keadaan ini udara
mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan
arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan
bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antarawan yang berbeda muatan.
Petir merupakan salah satu fenomena alam yang paling kuat dan
menghancurkan. Meskipun arus petir hanya sesaat, kira-kira selama 200
mikrodetik, tapi kerusakan yang ditimbulkan sangat luar biasa. Efek dari
serangan langsung sangat jelas terlihat, mulai dari kerusakan bangunan,
kebakaran, sampai bahaya kematian bagi manusia.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai