Anda di halaman 1dari 13

SISTEM

PEMERINTAHAN
1949-1950
KELOMPOK 2
1. A L D O S H A FA P R ATA M A
2. A LYA Q U I N I A Y.
3. ANZANI LAURA N.P
4. ARUM AULIA W
5. I Z Z AT I R O Z A N A
6. M U T H I A R A F I FA H
Periode 1949-1950
Sistem pemerintahan Parlementer semu
Bentuk negara Serikat (federasi)
Bentuk pemerintahan Republik
Konstitusi yang digunakan Konstitusi RIS
Lama periode 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950
Presiden dan Wapres Ir soekarno-Assaat
PARLEMENTER SEMU

Sistem Parlementer Kabinet semu (Quasi Parlementer) merupakan sistem dimana parlemen
(legislatif) mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah
(eksekutif) walaupun parlemen kedudukannya hanya terbatas pada hal-hal tertentu.
SEJARAH AWAL PEMBENTUKAN RIS
• 23 agustus – 2 September 1949
Diadakan KMB di den haag. Kesepakatannya,
1. Mendirikan negara republic Indonesia serikat
2. Penyerahan kedaulatan kepada RIS
3. Didirikan uni antara RIS dengan kerajaan Belanda
• Menyusun RUUD negara RIS oleh wakil Indonesia dan BFO (bijeenkomst voor federal overleg)
• RUUD ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 14 desember 1949
• Sehingga pada tanggal 27 Desember 1949 RUUD ini mulai berlaku dan ditetapkan menjadi konstitusi RIS
• Menurut konstitusi RIS bentuk negara Indonesia adalah Serikat, bentuk pemerintahan republik dan sistem
pemerintahan parlementer.
PENYIMPANGAN YANG TERJADI

• Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang terbagi dalam 16 negara bagian,
yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan (pasal 1 dan 2 Konstitusi RIS).
• Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara yang leberalistis atau pemerintahan berdasarkan
demokrasi parlementer, dimana menteri-menterinya bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah kepada parlemen (pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS)
• Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD
proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan UUD 1945
merupakan Decleration of independence bangsa Indonesia, kata tap MPR no. XX/MPRS/1996). Termasuk
pula dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah perubahan kata- kata dari kelima sila pancasila. Inilah
yang kemudian yang membuka jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan sesuka hati hingga
menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan Indonesia.
CIRI-CIRI PARLEMENTER SEMU
• a. Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh presiden, bukan oleh parlemen sebagaimana
Iazimnya (Pasal 74 ayat 2).
• b. Kekuasaan perdana menteri masih dicampur tangani oleh presiden. (Pasal 68 ayat 1).
• c. Kabinet dibentuk oleh presiden, bukan oleh parlemen (Pasal 74).
• d. Pertanggungjawaban menteri baik secara perorangan maupun bersama-sama adalah kepada
DPR, namun harus melalui keputusan pemerintah (Pasal 74 ayat 5).
• e. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak punya
pengaruh besarterhadap pemerintah. DPR juga tidak dapat menggunakan mosi tidak percaya
terhadap Kabinet (Pasal 118 dan 122).
• f. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan(Pasal 68 dan 69)
KELEBIHAN PARLEMENTER SEMU

• 1.Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan legislatif dan eksekutif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
• 2.Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas
• 3.Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan
KEKURANGAN PARLEMENTER SEMU

• 1.Kedudukan badan eksekutif /kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlementer
• 2.Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tak bisa ditentukan , karena sewaktu-
waktu dapat dibubarkan oleh kabinet
• 3.Kabinet dapat mengendalikan parlemen, hal ini terjadi bila para anggota parlemen dan
berasal dari partai mayoritas, karena pegaruh mereka yang besar di parlemen dan partai ,
anggota kabinet pun dapat menguasai parlemen
• 4.Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif
KONDISI SOSIAL

• Masyarakat pada umumnya merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi sama
sekali, sekalipun tidak semua warga negara dapat memanfatkannya dengan maksimal. Hak
untuk berserikat dan berkumpul dapat diwujudkan dengan jelas, dengan terbentuknya sejumlah
partai politik dan organisasi peserta Pemilihan Umum. Kebebasan pers juga dirasakan dengan
baik. Demikian juga dengan kebesan berpendapat. Masyarakat mampu melakukannya tanpa
ada rasa takut untuk menghadapi resiko, sekalipun mengkritik pemerintah dengan keras.
• Dalam masa pemerintahan parlementer, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup
bahkan otonomi yang seluas-luasnya dengan asas desentralisasi sebagai landasan untuk
berpijak dalam mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah.
NEGARA BAGIAN RIS

• Negara Republik Indonesia.


• Negara Indonesia Timur.
• Negara Pasundan.
• Negara Jawa Timur.
• Negara Madura.
• Negara Sumatera Timur.
• Negara Sumatera Selatan.
DAERAH OTONOM RIS

• Daerah Banjar
• Kalimantan Timur
• Jawa Tengah
• Belitung
• Kalimantan Barat
• Riau
• Kalimantan Tenggara
• Bangka
• Dayak Besar
VIDEO
• Penyebab berdirinya bfo dan tujuannya
• Merujuk apa hal-hal tertentu

Anda mungkin juga menyukai