Anda di halaman 1dari 28

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

PERENCANAAN PRODUKSI AIRLINE ( ​


APLIKASI )

September 2015 Dibuat oleh AW


1 PERENCANAAN
PRODUKSI AIRLINE
APA YANG
PERENCANAAN PRODUKSI
AIRLINE ?

Perencanaan Produksi Maskapai


Penerbangan adalah rencana kegiatan
terpadu untuk menghasilkan layanan
yang berharga dalam operasi
penerbangan sesuai dengan tujuan
perusahaan
SIAPA YANG TERLIBAT DALAM
PERENCANAAN PRODUKSI
AIRLINE ?

Mereka :
 Departemen operasi
 departemen teknik
 departemen komersial
 Departemen Keuangan
 Bagian pelayanan
 Dewan Direktur
MEREKA SEBAGAI TIM TERPADU
Dewan direktur Pilot pemeliharaan

Kru kabin Keuangan Penanganan darat Pemasaran & Penjualan


TERMINOLOGI, DEFINISI
DAN
PENGGUNAAN DIADOPSI
1. Kaki penerbangan, rute, dan pasar
Flight-Leg adalah penerbangan nonstop; mungkin identik dengan
rute dan pasar, atau mungkin tidak. Jakarta – Surabaya non
stop merupakan flight leg yang melayani pasar Jakarta –
Surabaya; jika merupakan bagian dari Jakarta – Surabaya –
Denpasar melalui pelayanan, dapat dikatakan bahwa Jakarta –
Denpasar rute memiliki dua kaki (Jakarta – Surabaya dan
Surabaya – Denpasar) dan melayani tiga pasar Asal – Tujuan
(O/D) (Jakarta – Surabaya, Jakarta – Denpasar dan Surabaya-
Denpasar).
Sebagai contoh :
Flight leg : Jakarta – Surabaya adalah one flight leg
Jakarta-Surabaya- Denpasar adalah dua kaki terbang
Lalu lintas O/D : Jakarta – Surabaya asal/tujuan (O/D)
Jakarta – Denpasais asal/tujuan (O/D)
Surabaya – Denpasar asal/tujuan (O/D)
Rute dapat terdiri dari satu kaki atau lebih; Jakarta-Surabaya
2. Layanan nonstop, through, direct, dan
connecting;

Tetap dengan contoh yang sama, Jakarta – Surabaya dan Surabaya –


Denpasar keduanya
'tanpa henti'. Menurut definisi yang berbeda yang ditemui di industri,
kata
'langsung' bisa identik dengan layanan 'nonstop' atau 'melalui
pesawat'.
Pendekatan kemudian, memperlakukan layanan langsung sebagai
layanan pada rute satu atap atau multi-stop
menggunakan pesawat yang sama (dan umumnya nomor penerbangan
yang sama).

Sebagai contoh ;
 Jakarta – Surabaya dan Surabaya – Denpasar adalah 'nonstop',
3. Kapasitas dan keluaran
Meskipun kata 'kapasitas' dan 'keluaran' cenderung digunakan secara bergantian
dalam industri penerbangan, mereka sebenarnya tidak sama. Asumsikan sebuah
maskapai penerbangan memiliki rute 800 km di mana ia mengoperasikan
pesawat 100 kursi tunggal pada satu rotasi (yaitu, pulang-pergi) setiap hari. Ini
menghasilkan (800 x 2) x 100 = 160.000 Tersedia Kilometer Kursi (ASK) per
hari. Oleh karena itu, outputnya saat ini jauh di bawah kapasitas; dengan kata
lain, kapasitasnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Tentu saja sangat sulit
– seringkali tidak mungkin – bagi sebuah maskapai penerbangan untuk
memberikan angka yang tepat tentang potensi kapasitas armadanya, dan
praktik industri untuk menyebut ASK benar-benar menghasilkan sebagai
'kapasitas' daripada 'keluaran'.

4. Permintaan dan lalu lintas


Permintaan adalah ukuran dari pelanggan potensial yang mau dan mampu
membeli jasa angkutan udara di suatu pasar atau kelompok pasar dengan
tingkat harga yang diasumsikan. Sebagian dari permintaan tersebut tidak akan
terpenuhi karena kursi tidak tersedia dan calon pelanggan memilih untuk tidak
melakukan perjalanan dengan penerbangan alternatif. Permintaan yang
terpenuhi menghasilkan 'lalu lintas' yang dilakukan.
5. Kode Maskapai :
Kode untuk industri penerbangan komersial yang diterbitkan dan
disetujui oleh IATA (International Air Transport Association);
GA, BA, QF
6. Nomor Akuntansi Maskapai :
Nomor identitas tiga digit dalam industri penerbangan untuk tujuan
komersial dan akuntansi; 126…..untuk GA, 125…untuk BA,
223…..untuk JL
7. Kode Pesawat :
Kode jenis pesawat udara yang diterbitkan oleh produsen pesawat
terbang dan ditetapkan oleh IATA; AB 320, B737, F-100, ATR
72, CN 235… dll
8. Kode Kota/Bandara :
Identifikasi kode kota/bandara tiga huruf yang diterbitkan oleh
IATA; JKT/CGK , AUH, JED, FRA ... dll
9. Waktu transit :
Waktu yang dialokasikan bagi penumpang dan pesawat untuk
berhenti di satu stasiun untuk melanjutkan perjalanan
berikutnya dengan pesawat yang sama atau berbeda tidak lebih
dari 24 jam
10. Berhenti :
Waktu yang dialokasikan bagi penumpang dan pesawat untuk
berhenti di satu stasiun untuk melanjutkan perjalanannya
dengan pesawat yang sama atau berbeda lebih dari 24 jam
11. Waktu koneksi minimum :
Waktu koneksi minimum yang diperlukan dari satu penerbangan ke
penerbangan selanjutnya di antara pesawat yang berbeda
12. Waktu darat :
Waktu yang dialokasikan di apron bandara untuk menangani
penumpang, barang, pesawat dan proses persiapan lainnya
untuk operasi penerbangan berikutnya
13.Blok Waktu :
Perhitungan waktu sejak pesawat bergerak dari bandara
asal sampai pesawat berhenti di apron di bandara tujuan
14.Waktu penerbangan :
Perhitungan waktu sejak pesawat mengudara dari landasan
pacu di bandara asal sampai pesawat mendarat di
landasan pacu di bandara tujuan
15.Muatan :
Kapasitas muat yang dapat dijual kepada penumpang dan
kargo berdasarkan kinerja pesawat dalam kondisi
bandara normal
Tahapan Rencana Kerja Untuk
Perencanaan Produksi
Maskapai
Keuangan
Pelaporan

penganggaran
(Anggaran Lalu Lintas &
Rencana Armada Anggaran Pendapatan)
Manajer cabang &
Proposal Rute Seleksi / penilaian E
Rencana produksi
Distribusi

ProdukIion Rencana
&
Kekuatan Manusia

Rencana Rute
&
Diagram Rotasi

Studi kelayakan
& Analisis Rute

Pasar &Lalu Lintas


Riset Data

TIMELINE UNTUK
MELAKSANAKAN
14
Proses
1. Riset Pasar :
 Potensi pasar, rute, pesaing, pertumbuhan ekonomi, fasilitas bandara dll
2. Kebijakan Manajemen / Komersial :
 Tarif, frekuensi, slot waktu, hari layanan, nomor penerbangan, strategi rute
3. Ketersediaan Pesawat :
 Jenis pesawat, kapasitas & konfigurasi kursi, kinerja pesawat, dll
4. Staf Kru & Teknik :
 Jumlah kru & komposisi (pilot & pramugari), jumlah insinyur
5. Operasi Data Dasar :
 Peregangan / pasangan kota, jarak, waktu blok, muatan, berat badan
6. Diagram rotasi
 Diagram rotasi komersial, diagram rotasi pesawat, diagram rotasi perawatan
PERENCANAAN
PRODUKSI
AIRLINE
APA TUJUAN UTAMANYA?
PERENCANAAN PRODUKSI AIRLINE

1. Sebagai pedoman bagi Manajemen


2. Untuk anggaran biaya & kontrol
3. Target & kontrol pendapatan
4. Untuk program perawatan
5. Perencanaan operasi
6. Untuk pemanfaatan pesawat dan
rencana armada
7. Dll
ASPEK PERTIMBANGAN
PERENCANAAN PRODUKSI AIRLINE

1. Penerbangan harus memenuhi persyaratan pasar


2. Jadwal harus didasarkan pada preferensi pelanggan
3. Hemat biaya untuk pendapatan maksimum
4. Penerbangan mudah dan mungkin untuk
diimplementasikan
5. Didukung oleh sarana dan prasarana darat
6. Sumber daya manusia (Kru, Insinyur, FOO, Staf
darat dll
OUTPUT PERENCANAAN PRODUKSI AIRLINE
Komponen dan output dari APP:
1. Operasi data dasar
2.Jumlah frekuensi
3 Jumlah pendaratan
4 Jumlah perhentian malam
5 Blok jam & Ringkasan
6 Kilometer & Ringkasan Kursi
7 Ton Kilometer & Ringkasan
8 Kilometer Terbang & Ringkasan
Produksi Kilometer 9 Kursi
Produksi 10 Ton Kilometer
11 Pemanfaatan Pesawat (jam)
12 Estimasi jam produksi Awak per jenis pesawat
13 Diagram Rotasi
MASUKAN

 Timbul proposal-usulan baru yang dapat mempengaruhiRp.


Olehkarena itu ada 2 (doa) kemungkinan :

 1. Merubah RPP

 2. RPP tetap sesuai rencana , namun dalam


pelaksanaannya akan menyimpang dari RPP
PERTANYAAN?

APA YANG HARUS DIKETAHUI, DIRENCANAKAN, DAN DILAKUKAN JIKA


ANDA MEMILIKI PERENCANAAN PRODUKSI AIRLINE DI POSISI ANDA
SEBAGAI :

1. Manajer Cabang / Distrik


2. Manajer Operasi
3. Manajer Pemeliharaan
4. Manajer Pemasaran
5. Manajer Penjualan
6. Manajer Layanan
PENGARUH DIMENSI RUNWAY DAN
KEKUATAN PERMUKAAN UNTUK LEPAS DAN PAYLOAD

Ada dua faktor yang mempengaruhi perhitungan


beban:
faktor (Penumpang atau berat):
1. Lepaskan berat atau muatan
2. Kapasitas kursi
 Ketika muatan lebih besar dari total berat badan
penumpang ditambah jatah bagasi (asumsi 85
kg/orang), maka dasar perhitungannya adalah total
kapasitas tempat duduk
 Apabila muatan lebih kecil dari total berat badan
penumpang ditambah jatah bagasi, maka
perhitungan dasarnya adalah kursi yang dapat
dijual (bukan kapasitas total)
PENGARUH DIMENSI RUNWAY DAN
KEKUATAN PERMUKAAN UNTUK LEPAS DAN PAYLOAD

Ada dua faktor yang mempengaruhi perhitungan beban:


faktor (Penumpang atau berat):
1. Lepaskan berat atau muatan
2. Kapasitas kursi

 Bila muatan lebih besar dari total berat badan penumpang


ditambah jatah bagasi (asumsi 85 Kg/pax), maka dasar
perhitungannya adalah total kapasitas tempat duduk

 Apabila muatan lebih kecil dari total berat badan penumpang


ditambah jatah bagasi, maka perhitungan dasarnya adalah kursi
yang dapat dijual (bukan kapasitas total)
TERMINOLOGI FORMULA PRODUKSI AIRLINE
1. Kursi Km = Satu Kursi Penumpang x Jarak Satu
Km
2. Tersedia Kursi Km (ASK) = Kapasitas Kursi x
Jarak
3. Pendapatan Penumpang Km (RPK) = Kursi
Terjual x Jarak
FORMULASI PRODUKSI PENERBANGAN

1. Kursi Kilometer adalah satu kursi penumpang yang diangkut dalam


satu kilometer

2. Ton Kilometer adalah satu pendek ton diangkut dalam satu kilometer

3. Tersedia Kilometer Kursi (ASK) :


adalah total produk kilometer pesawat dan jumlah kursi yang tersedia di
setiap tahap penerbangan, yang mewakili total kapasitas perawatan
penumpang yang ditawarkan

4. Tersedia Ton Kilometer (ATK) adalah :


agregat produk kilometer pesawat terbang yang diterbangkan pada setiap
tahap penerbangan dikalikan dengan muatan pesawat yang tersedia
(dalam kg) untuk tahap penerbangan tersebut, yang mewakili kapasitas
pengangkutan lalu lintas yang ditawarkan
FORMULASI PRODUKSI PENERBANGAN

4. Produksi Kursi-Kilometer :
 adalah total produk kilometer pesawat dan jumlah kursi
yang dapat dijual pada setiap tahap penerbangan, yang
mewakili total kapasitas perawatan penumpang yang
ditawarkan

5. Produksi Ton Kilometer adalah :


 agregat produk kilometer pesawat yang diterbangkan pada
setiap tahap penerbangan dikalikan dengan muatan
pesawat yang tersedia (dalam Kg) untuk tahap
penerbangan tersebut dan dibagi dengan seribu, yang
mewakili kapasitas pengangkutan lalu lintas yang
ditawarkan
Operasi Data Dasar
Fokker 100
Perjalanan
Tida Memblo Kursi
Menggeliat Jarak Muatan Bahan Produksi
k kir Jam Kapasitas
bakar
(km) (kg) (Liter) Kursi Km Ton Km
1
.
1 AMQ-MKW 1:20 769 9977 98 3826
2 AMQ-SUB 2:40 1759 8616 98 7652
3 AMQ-UPG 1:40 1008 9297 98 4327
4 BD0-PLM 1:11 609 9798 98 3138
5 BDO-CGK 0:29 173 7165 98 2482
6 BDO-SUB 1:11 607 10219 98 3139
7 BKS-CGK 1:10 615 10431 98 3171
8 BTH-CGK 1:33 887 10431 98 4238
9 BTH-JKT 1:34 895 9137 98 4247
10 BTH-PLM 1:02 270 9810 98 2669
11 CGK-BDO 0:38 166 8489 98 1433
12 CGK-BKS 1:12 626 10314 98 3203
13 CGK-BTH 1:34 895 9137 98 4247
14 CGK-DJB 1:10 600 9977 98 3102
FORMULA PRODUKSI
1. Tersedia Kursi Km (ASK) = Kapasitas Kursi x Jarak

2. Tersedia Ton Km (ATK) = Muatan (kg) x Jarak


1000
3. Pendapatan Penumpang Km ( RPK ) = Kursi yang Dijual x Jarak

4. Pendapatan Ton Km ( RTK ) =

{ (Kursi Terjual x Berat Penumpang) + Kargo Terjual)} x Jarak


1000
Pendapatan Penumpang Km
5. Penumpang L/ F = ------------------------------------------- ----------------X 100%
Tersedia Kursi Km

Pendapatan Ton Km
6. Faktor Beban Berat = ------------------------------------------------------- - X 100%
Tersedia Ton Km

Anda mungkin juga menyukai