Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

OLEH:
KELOMPOK 6

Lady Asia 1905156230


Tiya Rahmadani 1905112462
Husnah Tul Khatimah 1905113515
Falah Dwi Nugroho 1905110810
Indah Berliana 1905112912
Antibiotik
Antibiotik berasal dari kata “anti dan bios”
yang berarti hidup atau kehidupan.
Antibiotik merupakan suatu zat yang
dapat membunuh atau melemahkan suatu
mikroorganisme, seperti bakteri, parasit,
atau jamur
Fungsi : Untuk membasmi mikroba
penyebab terjadinya infeksi.
Klasifikasi Antibiotik

Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerja nya


menurut (Kemenkes, 2011), yaitu :
● Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, seperti
Beta-laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem,
inhibitor, betalaktamase), basitrasin, dan vankomisin.
● Memodifikasi atau menghambat sintesis protein, misalnya
aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin,
azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan
spektinomisin.)
● Menghambat enzim-enzim essensial dalam metabolisme folat,
misalnya trimetroprim dan sulfonamid.
● Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat, misalnya
kuinolon, nitrofurantonin.
Sifat antibiotik
Sifat atau Daya Hancur Antibiotik
• Menghambat atau membunuh pathogen
tanpa merusak inang (host)
Berdasarkan sifat atau daya
• Bersifat bakterisida dan bukan
hancurnya antibiotik dibagi menjadi
bakteriostatik
dua yaitu :
• Tidak menyebabkan resistensi pada
● Antibiotik bersifat bakterisidal,
kuman
yaitu antibiotik yang bersifat
• Berspektrum luas
destruktif atau merusak suatu
• Tidak bersifat alergenik atau
bakteri.
● Antibiotik bersifat bakteriostatik, menimbulkan efek samping bila
dipergunakan dalam jangka waktu lama
yaitu antibiotik yang bekerja
• Tetap aktif dalam plasma, cairan badan
menghambat pertumbuhan atau
atau eksudat
perkembangbiakan suatu bakteri.
• Larut dalam air serta stabil
• Kadar bakterisidal di dalam tubuh cepat
tercapai dan bertahan untuk waktu lama.
Potensi Antimikroba

● Potensi antimikroba adalah


kekuatan suatu antibiotik dalam
menghambat atau membunuh
pertumbuhan mikroba Prinsip:

● Penetapan potensi antibiotik Membandingkan respon


secara mikrobiologi merupakan mikroba uji yang peka
metode penetapan pada sistem terhadap percobaan dalam
hayati (mikroorganisme) kondisi yang sama
terhadap zat baku
pembanding (standar) atau
za uji
ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIKA
 Analisis potensi antibiotik secara
mikrobiologi adalah teknik analisa untuk
menetapkan suatu potensi    antibiotik
dengan mengukur efek senyawa
tersebut terhadap pertumbuhan
mikroorganisme uji yang peka dan
sesuai
 Pengujian potensi antibiotik dilakukan
untuk memberikan jaminan bahwa
kualitas dan mutu antibiotik yang
digunakan dalam pengobatan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan
Pengujian Potensi Antibiotik
Secara mikrobiologi menggunakan dua metode yaitu :

• Metode turbidimetri

adalah metode berdasarkan hambatan pertumbuhan biakan


.
mikroorganisme dalam media cair yang mengandung larutan
antibiotik

• Metode lempeng silinder atau difusi agar

adalah membandingkan zona hambatan pertumbuhan


mikroorganisme uji oleh dosis senyawa antibiotik yang diuji
terhadap zona hambatan oleh dosis antibiotik baku
pembanding pada media lempeng agar
1. Metode Turbidimetri

Metode turbidimetri berdasarkan hambatan pertumbuhan


biakan mikroorganisme dalam larutan antibiotic serba sama
dalam media cair yang dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan cepat jika tidak terdapat antibiotic
2. Metode lempeng silinder (difusi agar)

Metode berdasarkan difusi antibiotic dari silinder yang dipasang tegak lurus pada
lapisan agar padat dalam cawan petri atau lempeng. Jadi, mikroorganisme yang
ditambahkan dihambat pertumbuhannya pada daerah berupalingkaran atau “zona”
di sekeliling silinder yang berisi larutan antibiotic.
Keberhasilan penggunaan sediaan-sediaan farmasi yang
mengandung senyawa antibiotika dan vitamin tergantung

● Ketepatan diagnosa dokter


● Mutu antibiotik dan vitamin tersebut
Mutu sediaan terutama antibiotika, mulai
dalam bahan baku, selama dalam proses
pembuatannya sampai diedarkan, biasanya
potensi masih tinggi, setelah diedarkan
beberapa waktu sering mengalami
penurunan potensi.
Pemilihan Terhadap Metode
 Pemilihan metode mana yang akan dipakai pada penetapan
potensi antibiotika, apakah cara difusi atau cara tabung
tergantung pada pengalaman yang dimiliki dan fasilitas
laboratorium yang ada.

 Akan tetapi untuk zat-zat tertentu pemilihan tidak dapat dilakukan


sekehendak hati, karena sifat bahan yang akan diuji tersebut.

 Misalnya tirotrisin karena difusinya yang jelek tidak akan


memberikan hasil yang memuaskan bila menggunakan cara
difusi, CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories

 sebaliknya sefaloridin dengan cara tabung tidak cocok bila sampel


mengandung hasil urainya yang menyebabkan sampel tetap keruh
pada berbagai tingkat pengenceran.
Kelebihan dan kekurangan dari kedua metode

1. Cara turbidimetri, biasanya mempunyai range daerah pengerjaan yang sempit


dengan perbandingan tingkat dosis kurang dari 5 : 1.Sebaliknya pada cara
difusi, range tersebut lebih lebar sehingga dimungkinkan perbandingan tingkat
dosis sampai 100 : 1.
2. Cara turbidimetri, hanya memerlukan waktu inkubasi kurang dari 4 jam,
sedangkan cara difusi memerlukan waktu paling kurang 18-24 jam.
3. Cara turbidimetri adalah mengukur aktivitas total dari antibiotika yang diuji,
sedangkan cara difusi tergantung pada kecepatan difusi zat aktif, sehingga ada
kemungkinan tidak mengukur aktivitasTotalnya.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
4. Cara turbidimetri Flaticon,
tidakinfographics
dipengaruhi oleh
& images by Freepik sifat bydifusibilitas
and illustrations Stories dari zat aktif,
sedangkan cara difusi sangat dipengaruhi oleh hal lain tersebut.
DESAIN POTENSI ANTIBIOTIK

Biasanya digunakan tiga tingkat dosis , baik untuk


sediaan uji maupun pembanding.
1. Pengulangan dilakukan masing-masing 2-8 kali untuk
cara difusi dan 2-6 kali untuk cara turbidimetri.
2. Pada penetapan rutin seperti Laboratorium Kontrol
Kualitas Obat Pemerintah, biasanya dipakai susunan
dosis 3 : 3 tersebut.
3. Tingkat dosis yang berdampingan harus tetap,
misalnya 2 : 1 atau 4 : 3.
Metode Difusi Agar
Prinsip penetapannya, yaitu mengukur luas hambatan pertumbuhan
mikroba uji yang disebabkan oleh zat baku standar dan zat yang diuji.

Faktor yang dapat mempengaruhi luas daerah hambatan


dengan cara difusi-agar
1. Ingredien Medium Pertumbuhan
2. Pemilihan medium pertumbuhan
3. Pengaruh PH
4. Ukuran Inokoloni
5. Stabilitas mikroorganisme
6. Aktivitas as antibiotik
7. Waktu inkubasi
CAKRAM (RESERVOIR) PADA CARA DIFUSI AGAR
Cakram : Adalah tempat meletakkan sampel antibiotika yang akan dianalisis potensinya di atas medium
agar yang telah memadat.

1. Silinder gelas/logam

Silinder gelas/logam tahan karat dengan diameter 6-8 mm dapat digunakan sebagai pencadang
antibiotika.

Keuntungan:
Jumlah larutan antibiotika dalam silinder dapat diperbanyak untuk menjamin ketersediaan antibiotika
dalam cadangan selama waktu inkubasi sesuai dengan daya tampung silinder. Diameter hambatan
yang terbentuk, semata-mata hanya disebabkan oleh difusi antibiotika selama masa inkubasi.

Kerugian:
Adalah sukar mengatur kedalaman silinder secara manual, sehingga difusi yang terjadi ada kemungkin
tidak homogen yang ditunjukkan oleh diameter hambatan yang tidak merupakan lingkaran.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories
2. CAKRAM KERTAS (PAPER DISC)
• Dengan menggunakan cakram kertas ini, jumlah larutan antibiotika yang diserap
dapat diatur homogen sesuai dengan kapasitas dan daya serap kertas, tgt pada
diameter dan ketebalan cakram.

• Akan tetapi bila komposisi kertasnya kurang baik, maka dapat berpengaruh terhadap
difusi zat uji sehingga diameter hambatan yang terbentuk akan bervariasi.
Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

DEWI, PUTRI ZAKIYAH. "POTENSI ANTIBIOTIK AMOXICILIN TERHADAP BAKTERI UJI


Staphylococcus aureus." (2020).
Koes Irianto. Menguak Dunia Mikrobiologi jilid 1. (Bandung; Yrama Widya, 2007). h.91.

M. Natsir Djide dan Sartini. Dasar-Dasar Mikrobiologi. (Makassar:Laboratorium


Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, 2008). h. 337- 338.

M. Natsir Djide, Sartini dan H. Syahruddin Kadir. Analisis Mikrobiologi Farmasi (Makassar: Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, 2006).
h. 258-259.

M. Natsir Djide dan Sartini. Mikrobiologi Klinik (Makassar: Mikrobiologi-Bioteknologi Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar, 2010). h. 261- 263.

Usman suwandi, “Mikroorganisme Penghasil Antibiotik”, http; www.kalbe farma.com (8 September


2021).

Wibowo, Marlia Singgih. "Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi." ITB Bandung (2002).

Anda mungkin juga menyukai