Disusun oleh :
Kelas Praktikum : F1
Kelompok :3
S1 FARMASI
JUNI 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I.................................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Tujuan Praktikum............................................................................................................
BAB II................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................
B. Resistensi antibiotik..........................................................................................................
BAB III............................................................................................................................................
METODOLOGI...............................................................................................................................
C. Prosedur Kerja...............................................................................................................
BAB IV............................................................................................................................................
B. Pembahasan....................................................................................................................
BAB V.............................................................................................................................................
KESIMPULAN................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Kadar hambat minimal antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun
sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses
biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri
(Craig., 1998).
Antibiotika sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk
pengobatan berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Akan tetapi
akibat pemakaian yang tidak rasional dan pemakaian yang tidak tuntas dari
antimikroba malah dapat membahayakan bagi pasien. Bakteri penyebab
penyakit ini dapat menjadi resistensi terhadap pengobatan dengan
antimikroba. Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi
akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan
besar.
Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik
untuk menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek
senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka
dan sesuai. Efek yang ditimbulkan pada senyawa uji dapat berupa
hambatan pertumbuhan.
Antibiotika adalah suatu substansi kimia yang dibentuk atau
diperoleh dari berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi
rendah mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.
Antibiotika tersebar di dalam alam dan memegang peranan penting dalam
mengatur populasi mikroba dalam tanah, air, limbah, dan kompos.
Antibiotika ini memiliki susunan kimia dan cara kerja yang berbeda-beda
sehingga masing-masing antibiotika memiliki kuman standar tertentu. Dari
sekian banyak antibiotika yang telah berhasil ditemukan, hanya beberapa
saja yang cukup tidak toksik untuk dapat dipakai dalam pengobatan.
Setelah kita mengetahui cara mengklasifikasi mikroba, selanjutnya
kita menguji kepekaan bakteri terhadap antibiotika. Bakteri yang satu akan
berbeda dengan yang lain terhadap suatu antibiotika tertentu, ada yang
sangat sensitif terhadap antibiotika tertentu, ada yang resisten terhadap
antibiotika tersebut. Uji ini sangat berguna dalam kepentingan terapeutik
untuk melawan infeksi yang terjadi, juga berguna untuk mengetahui
efikasi suatu senyawa antimikroba yang baru. Kemampuan antibiotika
dalam menghambat pertumbuhan bakteri pun berbeda-beda, ada yang
dalam konsentrasi rendah dapat menghambat bakteri dalam jumlah
banyak, ada pula yang diperlukan konsentrasi tinggi untuk mampu
menghambat pertumbuhan suatu bakteri. Kita dapat mengetahui tingkat
kemampuan suatu antibiotika dalam menghamabt pertumbuhan bakteri
dengan menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) suatu
antibiotika yang kemudian debandingkan dengan tabel standard untuk
mengetahui kepekaan bakteri tersebut terhadap antibiotika yang di ujikan.
b. Resistensi antimikroba
Resistensi terhadap antibiotika adalah fenomena yang alami. Bila
suatu antibiotika digunakan, bakteri yang mengalami resistensi terhadap
antibiotika tersebut memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat
terus hidup daripada bakteri lain yang lebih “rentan.” Bakteri yang rentan
akan dapat dibasmi atau dihambat pertumbuhannya oleh suatu antibiotika,
menghasilkan suatu tekanan selektif terhadap bakteri lain yang masih
bertahan hidup untuk menciptakan turunan yang resisten terhadap
antibiotika.Namun demikian, bakteri yang mengalami resistensi terhadap
antibiotika dalam jumlah yang sangat tinggi sekarang ini disebabkan
karena adanya penyalahgunaan dan penggunaan antibiotika secara
berlebihan. Di beberapa negara dan melalui internet, antibiotik dapat dibeli
tanpa adanya resep dokter. Pasien kadang-kadang minum antibiotik
meskipun ia tidak membutuhkannya, untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh virus, seperti selesma.
Bahaya resistensi antibiotika merupakan salah satu masalah yang
dapat mengancam kesehatan masyarakat. Hampir semua jenis bakteri saat
ini menjadi lebih kuat dan kurang responsif terhadap pengobatan
antibiotika. Bakteri yang telah mengalami resistensi terhadap antibiotika
ini dapat menyebar ke anggota keluarga, teman ataupun tetangga lain
sehingga mengancam masyarakat akan hadirnya jenis penyakit infeksi
baru yang lebih sulit untuk diobati dan lebih mahal juga biaya
pengobatannya.
B. Tujuan Praktikum
a. Kadar hambat minimal antibiotik
1. Mahasiswa mampu melakukan uji potensi antimikroba
menggunakan metode difusi secara silinder.
2. Mampu melakukan uji potensi antimikroba menggunakan metode
difusi secara cakram.
b. Resistensi antimikroba
1. Mampu melakukan uji potensi antimikroba menggunakan metode
difusi secara cakram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah substansi hasil metabolik yang dihasilkan oleh
mikroorganisme hidup, yang dalam konsentrasi kecil mampu merusak atau
menghambat mikroorganisme lain. Antibiotik adalah zat yang,dibentuk oleh
mikroorganisme yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan
mikroorganisme lain. Zat yang bersifat antibiotik juga dapat dibentuk dari
beberapa hewan dan tanaman tingkat tinggi. Antibiotik alam dapat dibuat
antibotik baru secara sintesis parsial, antibiotik tersebut sebagian mempunyai
sifat yang lebih baik.
Intensitas kerja suatu antibiotik dinyatakan dengan kadar yang
dibutuhkan untuk tercapainya efek kemoterapeutik dan umumnya dinyatakan
dalam kadar hambat minimal. Kadar hambat minimal adalah kadar batas yang
secara in vitro bekerja terhadap mikroorganisme tertentu. Besarnya kadar
hambat minimal bervariasi, tergantung dari jenis mikroorganisme, besar
inokulum dan media uji yang digunakan. Berdasarkan sifat toksisitas selektif,
antimikroba mempunyai aktivitas bakterisid karena bersifat membunuh
bakteri dan bersifat bakteriostatik karena dapat menghambat pertumbuhan
bakteri. Antimikroba tertentu akivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik
menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi kadar
hambat minimal efek bakteriostatik dapat dihasilkan oleh antibiotik yang
mengambat metabolisme sel bakteri.
Kadar Hambat Minimal (KHM) atau Minimum Concentration (MIC)
adalah kadar minimal yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri sedangkan konsentrasi terendah dari antibiotik yang membunuh
99,9% inokulum bakteri disebut Kadar Bunuh Minimal (KBM) atau
Minimum Killing Concentration (MCK). Mekanisme kerja sebagian besar
antibiotik dapat dibagi menjadi 5 cara :
1. Menghambat pembentukan dinding sel, contoh: penisilin, ampisilin,
metsilin, sefalosforin.
2. Mengganggu pembentukan membran sel, contoh: polimiksin B.
3. Menghambat sintesis protein, contoh: streptomisin, gentamisin,
kloramfenikol.
4. Menghambat sintesis asam nukleat, contoh : siprofloksazin, nifampin.
5. Antagonis metabolit, contoh: isoniazid.
B. Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroorganisme untuk
mengatasi pengaruh antibiotik. Resistensi bakteri terhadap obat terdiri atas
beberapa jenis, yaitu resistensi primer yang merupakan resistensi alamiah
terhadap kuman, contohnya bakteri Staphylococcus yang mengandung
enzim penisilinase dapat mengubah penisilin menjadi asam penisilinoat
yang tidak mampu membunuh kuman itu. Resistensi sekunder, yaitu
karena adanya muatan-muatan yang berkembang biak menjadi spesies
yang resisten. Resisten episomal atau plasmid yang dapat terjadi karena
bakteri mentransfer DNA kepada bakteri lain melalui kontak antar sel
bakteri sejenis dan antar bateri yang berlainan jenis. Serta resistensi silang,
yaitu resistensi bakteri terhadap suatu antibiotic dengan semua derivatnya.
Sebagai contoh, penisilin dengan ampisilin, rifampisin dengan rifamisin,
dan berbagai jenis sulfonamide. Untuk menghindari resistensi silang, di
gunakan dosis antibiotic yang relative lebih tinggi dari pada dosis efektif
minimum dalam waktu singkat.
Resistensi antibiotik adalah kemampuan dari bakteri atau
mikroorganisme lain untuk menahan efek antibiotic. Resistensi antibiotic
terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga dapat
mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yang
sebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit
infeksi. Akibatnya bakteri tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi
sehingga makin membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk
ketahanan khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga
membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut. Kesalah pahaman
yang sering terjadi di masyarakat adanya anggapan bahwa yang resisiten
terhadap obat tertentu adalah tubuh orang, padahal sebenasrnya bakteri
yanagada di dalam tubuh tersebutlah yang menjadi resisten terhadap
pengobatan, bukan tubuhnya.
Antibiotik menghentikan atau mengganggu sejumlah proses seluler
sehari-hari yang mengandalkan bakteri untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup, seperti :
Melumpuhkan produksi dinding sel bakteri yang melindungi sel
dari lingkungan eksternal.
Mengganggu sintesis protein dengan mengikat mesin yang
membangun protein, asam amino dengan asam amino.
Mendatangkan malapetaka dengan proses metabolisme, seperti
sintesis asam folat, sebuah vitamin B yang dibutuhkan bakteri
untuk berkembang.
Memblokir sintesis DNA dan RNA.
Bahan :
Bahan :
C. Prosedur Kerja
Uji kadar hambat minimal antibiotik
1) Sediakan biakan kuman standart dalam kaldu nutrisi atau
mediumNBpadaagar miring suhu 37˚C selama 10 -24 jam, buat
inokulasi dari suspensi kumanstandart sesuai dengan reagent Mc.
Farland III 0,5 atau 25%transmittanmenggunakan alat
spektrofotometer.
2) Pembuatan Inokulum
a) Siapkan 3 tabung reaksi secara berurut dan diberi nomor 1,2, dan
3 masing– masing diisi NaCl fisiologis /akuades steril sebanyak 9
ml.
b) Pada tabung pertama diisi 1 ml suspensi kuman sesuai dengan
reagent Mc. Farland III 0,5, kocok sampai homgen.
c) Ambil 1 ml dari tabung pertama dan masukkan pada tabung kedua
sesuai dengan reagent Mc. Farland III 0,5, kocok sampai
homogen.
d) Ambil 1 ml dari tabung ke dua, masukkan ke dalam tabung ketiga,
kocoksampai homogen, sehingga diperoleh suspensi pengenceran
10 x, 100x, dan1000x (setara dengan 10 6 kuman per ml).
3) Pembuatan Larutan Stok Antibiotika Timbang seksama 25 mg
antibiotika dan larutkan dalamlabu takar 25ml dengan pelarut yang
cocok sehingga diperoleh konsentrasi 1 mg/ml, saringdengan filter
bakteri. Buat seri pengenceran kelipatan dua sehingga
diperolehkadar : 500 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,2 mg/ml,
15,6 mg/ml, 7,8mg/ml, 1,95, mg/ml, 0,95 mg/ml, 0,475 mg/ml, dan
0,237 mg/ml.
4) Penentuan KHM
a) Siapkan 24 tabung reaksi, isi tiap tabung dengan 0,8 ml larutan
kaldu nutrisi.
b) Tambahkan pada tiap tabung reaksi suspensi kuman (10 6 kuman
per ml) sebanyak 0,1 ml.
c) Tambahkan 0,1 ml larutan antibiotik hasil pengenceran pada tiap
tabungreaksi, lakukan secara duplo.
d) Inkubasi di inkubator 18-24 jam 37˚C.
5) Pembacaan Hasil Konsentrasi hambat minimal adalah konsentrasi
obat terkecil yangmenghambat pertumbuhan kuman.
+ : Keruh, ada pertumbuhan kuman
- : Jernih, tidak ada pertumbuhan kuman
(Silinder glass)
S. Aureus / Amixilin 5,55 mm 10,3 mm 8,8 mm 8,75 mm
(Silinder glass)
E.Coli / Amoxicilin 4,85 mm 5,55 mm 3,85 mm 4,3 mm
(Kertas Cakram)
S. Aureus / Amixicilin 8,4 mm 5,75 mm 3,75 mm 3,85 mm
(Kertas Cakram)
B. Hasil pengamatan pada uji resisten antimikroba
C. Pembahasan
Bedasarkan hasil pengamatan terhadap pengujian antibiotik
Amoxicillin dengan menggunakan bakteri E.Coli,S.Aureus,diperoleh zona
hambat 1,55mm dan 7mm dengan kepekaan rendah.Hal ini berdasarkan pada
standar killing zona sensitiv kepekaan terhadap amoxicillin >17mm.
Bedasarkan hasil pengamatan terhadap pengujian antibiotik
Tetrabiotik dengan menggunakan bakteri E.Coli,S.Aureus,diperoleh zona
hambat 10,2mm dan 28,3mm dengan keterangan kepekaan tinggi.Hal in
berdasarkan pada standar zona hambat resisten kepekaan terhadap
tetracycline yaitu <11mm.
Zona hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat
pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba.Zona hambat adalah
daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media agar
olehantibiotik.Contohnya:Tetracycline,Entromycin,Streptomycin.Tetracycline
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum luas sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri secara luas.
Penyebab terjadinya resisten terhadap mikroorganisme adalah
penggunaan antibiotik yang tidak tepat,misalnya penggunaan dengan dosis
yang tidak memadai,pemakaian yang tidak teratur,demikian juga waktu
pengobatan yang tidak cukup lama,sehingga untuk mencegah atau
memperlambat terjadinya resisten tersebut,maka cara pemakaian antibiotik
perlu diperhatikan.
E.Coli merupakan bakteri Gram negative dan tidk berbentuk
spora.E.Coli bersifat katalase positif,oksidasi negative dan fermentatif.E.Coli
termasuk bakteri mesoflik.E.Coli dapat tumbuh pada pH 4-9 dengan aktivitas
air 0.935.Laju pertumbuhan yaitu 25 jam/generasi.
Cara Cakram
Cara cakram ini dilakukan dengan cara meletakkan kertas cakram
yang telah dicelupkan pada larutan antibiotik yang akan diuji pada media
NA (Nutrient Agar) yang telah diinokulasi bakteri, setelah itu diinkubasi
pada suhu 37oC selama 24 jam. Pengamatan dilakukan atas ada atau
tidaknya hambatan di sekeliling cakram. Pada uji ini menggunakan
antibiotik clindamycin dan menggunakan 2 bakteri uji yaitu
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Melakukan perhitungan untuk pengenceran antibiotic. Baku induk
= (100 mg)/(100 ml) = (100.000 μg)/(100 ml) = 1.000 μg/ml
Pengenceran yang akan dibuat yaitu,
1. Pengenceran 500 μg/ml = 5 ml baku + 5 ml aq steril
2. Pengenceran 250 μg/ml = 2,5 ml baku + 7,5 ml aq steril
3. Pengenceran 125 μg/ml = 1,25 ml baku +8,75 ml aq steril
4. Pengenceran 62,5 μg/ml.= 0,625 ml baku + 9,375 ml aq steril
Hasil yang diperoleh dari cara cakram ini pada cawan A dan cawan
B yang terdapat biakan Staphylococcus aureus serta Escherichia coli
menghasilkan zona hambat pada semua pengenceran kecuali pengenceran.
Sehingga dapat dilakukan perhitungan kadar hambat minimal antibiotik
amoxicilin.
Cara Silinder
Cara silinder ini dilakukan pada medium agar yang telah
diinokulasi dengan bakteri dibuat lubang,diletakkan atau ditanamkan
silinder pada media kemudian diisi dengan zat antibiotik, setelah itu
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Pengamatan dilakukan atas ada
atau tidaknya hambatan di sekeliling kaca silinder. Pada uji ini
menggunakan antibiotik Ampicillin dan menggunakan 2 bakteri uji yaitu
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Hasil yang diperoleh dari cara silinder ini pada cawan A yang
terdapat biakan E.coli Terbentuknya zona hambat pada medium NA
( Nutrient Agar) biakan bakteri E.coli, pada kaca silinder yang berisi
antibiotic (Amoxicilincillin 10 μg ) pada bagian pengenceran 500πg/ml
terbentuk zona hambat dengan ukuran diameter 13,9 mm, pada bagian
pengenceran 250πg/ml terbentuk zona hambat dengan ukuran diameter
14,75 mm,lalu pada bagian pengenceran 125πg/ml terbentuk zona hambat
dengan ukuran diameter 10,35 mm dan pada bagian pengenceran
62,5πg/ml terbentuk zona hambat dengan ukuran diameter 9,15 mm.
Hasil yang diperoleh dari cara silinder ini pada cawan A yang
terdapat biakan E.coli Terbentuknya zona hambat pada medium NA
( Nutrient Agar) biakan bakteri E.coli, pada kaca silinder yang berisi
antibiotic (Amoxicilincillin 10 μg ) pada bagian pengenceran 500πg/ml
terbentuk zona hambat dengan ukuran diameter 8,4 mm, pada bagian
pengenceran 250πg/ml terbentuk zona hambat dengan ukuran diameter
5,75 mm,lalu pada bagian pengenceran 125πg/ml terbentuk zona hambat
dengan ukuran diameter 3,75 mm dan pada bagian pengenceran 62,5πg/ml
terbentuk zona hambat dengan ukuran diameter 3,85 mm.
Putri, A. R., Suswati, E., & Indreswari, L. (2018). Resistensi Eschericia coli Dari
Isolat Daging Ayam Broiler Terhadap Tetrasiklin (Tetracycline Resistant
Eschericia coli From Broiler Chicken Meat Isolate).