Disusun oleh
Kelas
: 3C1
Kelompok
: 5 ( Lima )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan
benar. Laporan ini diperoleh berdasarkan informasi dari berbagai sumber media.
Laporan ini, disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum
Mikrobiologi-virologi.
Dalam pelaksanaan dan penulisan laporan ini kami tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat
Ibu Dwitiyanti selaku dosen mata kuliah Praktikum Mikrobiologi-Virologi.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
penulisan laporan selanjutnya.
harapkan untuk
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai. Efek yang
ditimbulkan pada senyawa uji dapat berupa hambatan pertumbuhan.
Antibiotika adalah suatu substansi kimia yang dibentuk atau diperoleh dari
berbagai
spesies
mikroorganisme,
yang
dalam
konsentrasi
rendah
mampu
terhadap antibiotika tertentu, ada yang resisten terhadap antibiotika tersebut. Uji
ini sangat berguna dalam kepentingan terapeutik untuk melawan infeksi yang
terjadi, juga berguna untuk mengetahui efikasi suatu senyawa antimikroba yang
baru. Kemampuan antibiotika dalam menghambat pertumbuhan bakteri pun berbedabeda, ada yang dalam konsentrasi rendah dapat menghambat bakteri dalam jumlah
banyak, ada pula yang diperlukan konsentrasi tinggi untuk mampu menghambat
pertumbuhan suatu bakteri. Kita dapat mengetahui tingkat kemampuan suatu
antibiotika
dalam
menghamabt
pertumbuhan
bakteri
dengan
menentukan
1.2
Tujuan percobaan
mengetahui zona hambat pertumbuhan mikroba oleh zat baku standar dan
zat baku uji.
mengetahui kadar minimal suatu antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme terhadap kuman Staphylococcus aureus.
potensi antibiotic ini adalah untuk mengukur luas hambatan pertumbuhan
mikroba uji yang disebabkan oleh zat baku standard an zat yang diuji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antibiotik
adalah
substansi
hasil
metabolik
yang
dihasilkan
oleh
oleh
mikroorganisme
yang
dapat
menghambat
atau
membunuh
pertumbuhan mikroorganisme lain. Zat yang bersifat antibiotik juga dapat dibentuk
dari beberapa hewan dan tanaman tingkat tinggi. Antibiotik alam dapat dibuat
antibotik baru secara sintesis parsial, antibiotik tersebut sebagian mempunyai sifat
yang lebih baik (Mutschler, 1991).
Intensitas kerja suatu antibiotik dinyatakan dengan kadar yang dibutuhkan
untuk tercapainya efek kemoterapeutik dan umumnya dinyatakan dalam kadar
hambat minimal. Kadar hambat minimal adalah kadar batas yang secara in vitro
bekerja terhadap mikroorganisme tertentu. Besarnya kadar hambat minimal
bervariasi, tergantung dari jenis mikroorganisme, besar inokulum dan media uji yang
digunakan (Wattimena et al., 1991). Berdasarkan sifat toksisitas selektif,
antimikroba mempunyai aktivitas bakterisid karena bersifat membunuh bakteri dan
bersifat
bakteriostatik
karena
dapat
menghambat
pertumbuhan
bakteri.
sintesis
protein,
contoh:
streptomisin,
gentamisin,
kloramfenikol.
4. Menghambat sintesis asam nukleat, contoh : siprofloksazin, nifampin.
5. Antagonis metabolit, contoh : isoniazid.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba yaitu pH lingkungan,
komponen-komponen perbenihan, stabilitas obat, besarnya inokulum bakteri, masa
pengeraman, dan aktivitas metabolik mikroorganisme.
Metode dilusi digunakan untuk menentukan kadar hambat minimum (KHM) dan
kadar bunuh minimal (KBM) dari obat anti mikroba. Prinsip dari metode dilusi ini
adalah menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah
tertentu sel mikroba yang diuji. Setelah itu masing-masing diuji dengan obat yang
telah diencerkan secara serial. Seri tabung diinkubasi pada suhu 361 0C selama 1824 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung. Konsentrasi terendah obat
pada tabung yang ditunjukan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih (tidak
ada pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari obat. Konsentrasi terendah obat pada
biakan padat yang ditunjukan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni mikroba
adalah KBM dan obat terhadap bakteri uji.
Berdasarkan sasaran kerja dikelompokkan kepada:
a)
bakteri.
b)
Polymiksin
c)
Antibiotika yang relatif memiliki spektrum kerja yang luas (terhadap basil
Ampisilin
Sefalosporin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta
diameter
zona
Pengendalian
dapat
berupa
pembasmian
dan
penghambatan
populasi
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih zat antimikrobial kimiawi
adalah :
1. Jenis zat dan mikroorganisme
Zat
antimikrobial
yang
akan
digunakan
harus
sesuai
dengan
jenis
antibiotik
terhadap
efek
daya
hambatnya
pada
mikroba.
c. Cara cakram
37
selama 18-21 jam ( untuk bakteri ) dan pada suhu kamar 1-2 minggu (untuk
jamur). Aktivitas antibkateri ditentukan sebagai konsentrasi terendah
yang masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Faktor yang mempengaruhi metode Kirby-Bauer :
Jenis antibiotik
pH medium
3. Turbidimetri
Pada metode ini pengamatan aktivitas didasarkan atas kekeruhan yang
terjadi
pada
medium
pembenihan.
Pertumbuhan
bakteri
juga
dapat
ditentukan dari perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah inkubasi, yang
dilakukan dengan mengukur serapannya secara spektrofotometer. Adanya
pertumbuhan bakteri ditandai dengan peningkatan jumlah sel bakteri, yang
mengakibatkan meningkatnya kekeruhan. Kekeruhan yang terjadi umumnya
berbanding lurus dengan serapan.
Bakteri yang digunakan pada kali ini untuk menentukan kerentanan suatu
bakteri terhadap berbagai antibiotika melalui metode cakram kertas adalah bakteri
: Protozoa
Divisio
: Schyzomycetes
Class
: Schyzomycetes
Ordo
: Eubacterialos
Family
: Micrococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Species
: Staphylococcus aureus
20 - 35C. Koloni pada media padat berbentuk bulat, lambat dan mengkilat (Jawetz,
et al., 2001).
BAB III
METODELOGI
A.
Tabung reaksi
2.
Jarum Ose
3.
Cawan petri
4.
Labu erlenmeyer
5.
Gelas ukur
6.
Ketas cakram
7.
Kertas silinder
8.
Pipet ukur
9.
Pinset
10.
Pembakar bunsen
Bahan:
B.
1.
Antibiotik uji
2.
Akuadest steril
3.
Medium NB
4.
Medium NA
Prosedur kerja
Pembuatan larutan stok Antibiotika
1.
2.
Buat larutan 500 mcg, pipet 5ml adkan 10ml ( aquadest 5ml )
3.
Buat larutan 250 mcg, pipet 2,5ml adkan 10ml ( aquadest 7,5ml )
4.
Buat larutan 125 mcg, pipet 1,25ml adkan 10ml ( aquadest 8.75ml )
2.
3.
maka di inkubasi kembali dan apabila kurang dari 25% ditambahkan medium NB
kemudian lakukan pengenceran.
Uji hayati
1.
silinder.
BAB IV
A. Hasil
Kertas cakram
A
B
Pengenceran
Pengenceran
Pengenceran
Pengenceran
1000 g/ml
1,375 cm
0,59 cm
500 g/ml
1,225 cm
0,59 cm
250 g/ml
Tidak Terbentuk
Tidak Terbentuk
125 g/ml
Tidak Terbentuk
Tidak Terbentuk
Pengenceran
Pengenceran
Pengenceran
500 g/ml
1,15 cm
0,43 cm
250 g/ml
Tidak Terbentuk
Tidak Terbentuk
125 g/ml
Tidak Terbentuk
Tidak Terbentuk
Kaca Silinder
Pengenceran
1000 g/ml
A
1,275 cm
B
0,43 cm
Perhitungan :
RUMUS = vertical + horizontal
2
KHM = A - B
1. Kertas Cakram
A = Kertas Cakram
B = Kertas cakram
: ( Zona Bening )
1000 l
500 l =
2. Kaca Silinder
A = Kaca Silinder
B = Kaca Silinder
: ( Zona Bening )
1000 l
500 l =
= 1,15 cm
Sebelum
cakram, kertas sebelumnya dibasahi dengan larutan antibiotik yang telah dibuat dan
langsung dimasukkan dalam medium yang telah dibuat.
Antibiotic ini dilakukan beberapa perlakuan yang menghasilkan bebrapa
konsentrasi yaitu 125 l, 250 l, 500 l, dan 1000 l. Dimana pada konsentrasi 125
l, 250 l tidak terbentuk zona bening disekitar kaca silinder dan kertas cakram.
Kemungkinan kesalahan dari praktikan yaitu
Antibiotic tidak larut sempurna pada saat pencampuran.
Medium NA Sudah membeku pada saat memasukkan kaca silinder
praktikan meletakkan kaca silinder yang mengenai dasar cawan petri
sehingga antibiotic tidak berdifusi dengan baik ke luar kaca silinder.
Konsentrasinya lebih rendah dari yang lainnya sehingga tidak mencapai daya
hambat pada bakteri tersebut.
Sementara pada konsentrasi 500 ldan 1000 l terbentuk zona bening dengan hasil
KHM pada yang berkonsentrasi tinggi yaitu 1000 l lebih tinggi dari 500 l. Hal ini
membuktikan bahwa daya hambat suatu antibiotic dipengaruhi oleh konsentrasi
suatu antibiotic.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada hasil praktikum kali ini dalam penentuan kadar hambat minimal antibiotika
dapat disimpulkan:
1.
Pada erythromycin dengan konsentrasi 125 l dan 250 l baik disekitar kertas
3.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/105722040/Penentuan-Kadar-Hambat-Minimum
( Diakses pada tanggal 29 November 2013 pukul 13.00 )
Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
https://www.google.com/#q=jurnal+penelitian+penentuan+kadar+hambat+minimal+an
tibiotik
( Diakses pada tanggal 29 November 2013 pukul 13.15 )
http://id.scribd.com/doc/77000873/LAPORAN-KHM
( Diakses pada tanggal 29 November 2013 pukul 13.30 )
http://id.scribd.com/doc/37083951/LAPORAN-HASIL-PENELITIAN
( Diakses pada tanggal 29 November 2013 pukul 14.00 )
LAMPIRAN