Anda di halaman 1dari 29

BIAYA OVERHEAD PABRIK

( BOP )

Dra. Hikmah, SE, MSi


PENGGOLONGAN BOP
 BOP dapat digolongkan dengan 3 cara
penggolongan, yaitu :
a. Penggolongan BOP berdasarkan sifatnya.
b. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan.
c. Penggolongan BOP menurut hubungannya
dengan departemen.
PENENTUAN TARIF BOP
 Alasannya : pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif
yang ditentukan di muka.
1. Jika BOP dibebankan atas dasar BOP Sesungguhnya, maka
harga pokok produk per satuan akan berubah-ubah. Hal ini
disebabkan karena :
- perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke
bulan.
- perubahan tingkat efisiensi produksi.
- adanya BOP yang terjadinya secara sporadik,
menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun.
- BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-
waktu tertentu.
2. ADA ELEMEN BOP YANG BARU DAPAT DIKETAHUI PADA AKHIR BULAN
ATAU TAHUN, SEDANGKAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK HARUS
SEGERA DIHITUNG SETIAP PROSES PRODUKSI SELESAI.

Langkah-langkah penentuan tarif BOP :


1. Menyusun anggaran BOP

Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan


tingkat kapasitas yang akan dipakai sebagai dasar
penaksiran BOP. Jenis kapasitas yang dapat dipakai :
- Kapasitas teoritis
- Kapasitas normal
- Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
2. Memilih dasar pembebanan BOP
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih dasar pembebanan :
- jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen
produksi.
- sifat-sifat BOP tsb dan erat hubungan sifat-sifat tersebut
dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
3. Menghitung tarif BOP

BOP yang dianggarkan


----------------------------------------- = Tarif BOP
Taksiran dasar pembebanan
DASAR PEMBEBANAN BOP
a. Satuan Produk
Taksiran BOP
--------------------------------------------------------------- = Tarif BOP per
satuan
Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan
b. Biaya Bahan Baku
Taksiran BOP
---------------------------------------- X 100 % = % BOP dari BB yang
dipakai
Taksiran BBB yang dipakai
c. Biaya Tenaga Kerja
Taksiran BOP
------------------------------------- x 100 % = % BOP dari
BTKL
Taksiran BTKL
d. Jam Tenaga Kerja Langsung
Taksiran BOP
---------------------------------- X 100 % = % BOP per
jam TKL
Taksiran jam TKL

e. Jam Mesin

Taksiran BOP
------------------------------- X 100 % = % BOP per jam
mesin
Taksiran Jam Mesin
PEMBEBANAN BOP KE PRODUK
ATAS DASAR TARIF

 METODE FULL COSTING


Jika perusahaan menggunakan metode full costing,
produk akan dibebani BOP dengan menggunakan
tarif BOP-Variabel dan BOP-Tetap.
 METODE VARIABEL COSTING
Jika perusahaan menggunakan metode Variabel
Costing dalam penentuan harga pokok produk,
produk hanya akan dibebani BOP dengan
menggunakan tarif BOP – Variabel.
PENGUMPULAN BOP-SESUNGGUHNYA

 Jurnal pencatatan BOP Sesungguhnya :


BOP Sesungguhnya xxxx
Berbagai rek. Dikredit xxxx

 Jika perusahaan menggunakan metode Variabel Costing, karena


BOP-tetap tidak dibebankan ke dalam harga pokok produksi
maka BOP Sesungguhnya yang telah dicatat kemudian dipecah
menjadi 2 kelompok biaya : BOP-V Sesungguhnya, dan BOP-T
Sesungguhnya.
 Jurnal pemisahan BOP Sesungguhnya :
BOP-V Sesungguhnya xxxx
BOP-T Sesungguhnya xxxx
BOP Sesungguhnya xxxx
PERHITUNGAN & ANALISIS
SELISIH BOP
 METODE FULL COSTING
Jurnal untuk menutup BOP dibebankan :
BOP dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx

Jurnal untuk mencatat selisih BOP :


Selisih BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
( underapplied BOP )
BOP Sesungguhnya xxx
Selisih BOP xxx
( overapplied BOP )
• METODE VARIABEL COSTING
 Jurnal
untuk menutup BOP dibebankan :
BOP-V dibebankan xxx
BOP-V Sesungguhnya xxx

 Jurnaluntuk mencatat selisih BOP :


Selisih BOP-V xxx
BOP-V Sesungguhnya xxx
( underapplied BOP )

BOP-V Sesungguhnya xxx


Selisih BOP-V xxx
( overapplied BOP )
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP
 Selisih BOP dibebankan kepada rekening
Persediaan dan HPP.
Persediaan BDP xxx
Persediaan Produk Jadi xxx
HPP xxx
Selisih BOP xxx
 Selisih BOP diperlakukan sebagai Pengurang
atau Penambah BOP
HPP xxx
Selisih BOP xxx
LATIHAN SOAL - 1
 Hite Manufacturing menggunakan sistem kalkulasi biaya
normal. Overhead yang dianggarkan untuk tahun depan
adalah $ 750.000. Aktivitas aktual yang diharapkan adalah
200.000 jam tenaga kerja langsung. Selama tahun itu, Hite
bekerja dengan total 192.000 jam tenaga kerja langsung dan
overhead aktual berjumlah $ 736.000
 Diminta :
1. Hitung tarif overhead awal
2. Hitung overhead yang dibebankan
3. Hitung selisih BOP
JAWABAN :
$750.000
1. Tarif Overhead awal = ----------------- =
$3,75
200.000

2. Overhead yang dibebankan :


= 192.000 jam X $3,75
= $ 720.000
3. Selisih BOP = $ 720.000 - $ 736.000
= $ 16.000 ( underapplied )
LATIHAN SOAL - 2
 Computer System Design mengembangkan perangkat lunak khusus
untuk perusahaan, dan menggunakan sistem kalkulasi biaya
normal. Data berikut tersedia untuk tahun 2008 :
 Dianggarkan :
Overhead $600.000
Jam mesin 24.000
Jam TKL 75.000
 Aktual :
Unit Produksi 100.000
Overhead $603.500
Biaya Utama $900.000
Jam Mesin 25.050
Jam TKL 75.700
DIMINTA :

a. Berapa tarif overhead awal


b. Berapa overhead yang dibebankan untuk tahun
2008
c. Selisih BOP
d. Berapa biaya per unit
Kerjakan dengan menggunakan dasar
pembebanan jam mesin dan juga jam tenaga
kerja langsung
JAWABAN : ( BERDASARKAN JAM MESIN)
1. Tarif overhead awal = $600.000 / 24.000
= $25
2. Overhead yang dibebankan :

= 25.050 jam X $25 = $626.250


3. Selisih BOP = $626.250 - $603.500
= $22.750 (overapplied)
4. Biaya per unit :

Biaya Utama $ 900.000


Overhead $ 626.250
Total biaya produksi $1.526.250
Biaya per unit = $1.526.250 / 100.000 unit = $ 15,26
JAWABAN ( BERDASARKAN JAM TKL )
1. Tarif overhead awal = $600.000 / 75.000
=$8
2. Overhead yang dibebankan :
= 75.700 jam X $8 = $ 605.600
3. Selisih BOP = $605.600 - $603.500
= $ 2.100 ( overapplied )
4. Biaya per unit :
Biaya Utama $ 900.000
Overhead $ 605.600
Total biaya produksi $ 1.505.600
Biaya per unit = $ 1.505.600 / 100.000 unit = $ 15,06
ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK
DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN
PRODUKSI

Metode
Alokasi Langsung

Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen


pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang
menikmatinya. Metode ini digunakan apabila jasa yang
dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh
departemen produksi saja dan tidak ada departemen pembantu
yang memakai jasa departemen pembantu lainnya.
PT. Eliana Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 19X1
(dalam ribuan rupiah)

Jenis BOP Departemen Produksi Departemen Pembantu


Jumlah A B X Y Z
BOP Langsung departemen
Biaya bahan penolong 1450 550 750 50 75 25
Biaya bahan bakar 1000 - - - 1000 -
Bia. tenaga krj tak lansung2000 750 800 200 150 100
Bia. Kesjhtraan karyawan 655 250 300 50 30 25
Bia. Rprsi & pemlhran mesin1375 400 500 300 100 75
--------------------------------------------------------------------------
Jmlh BOP lang. departemen6480 1950 2350 600 1355 225
--------------------------------------------------------------------------
BOP tak lang. departemen
Biaya depresiasi gedung 400 100 120 76 40 64
Biaya asuransi gedung 500 125 150 95 50 80
--------------------------------------------------------------------------
BOP tak lang. departemen 900 225 270 171 90 144
--------------------------------------------------------------------------
Jumlah BOP 7380 2175 2620 771 1445 369
===========================================
Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik
Departemen yang menikmati Proporsi Luas Lantai
Manfaat Biaya Luas Lantai (m2) ((b) : 8.000) x 100%
(a) (b) (c) ______
Departemen A 2.000 25%
Departemen B 2.400 30%
Departemen X 1.520 19%
Departemen Y 800 10%
Departemen Z 1.280 16%
Jumlah 8.000 100%

PT Eliana Sari
Taksiran Jasa Departemen-Departemen Pembantu yang Dipakai oleh
Departemen Produksi

Departemen Pembantu Departemen Produksi A Departemen Produksi B


Departemen Pembantu X 75% 25%
Departemen Pembantu Y 45% 55%
Departemen Pembantu Z 60% 40%
===========================================
PT Eliana Sari
Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Depertemen Produksi
(dalam ribuan rupiah)

Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu


A B X Y Z
Jumlah BOP langsung &
tak langsung Departemen 2.175 2.620 771 1.445 369
Alokasi BOP Departemen X 578,25 192,75 (771)
Alokasi BOP Departemen Y 650,25 794,75 (1.445)
Alokasi BOP Departemen Z 221,40 147,60 (369)
---------------------------------------------------------------------
 Jumlah Alokasi BOP dari
departemen pembantu 1449,9 1.135,10 0 0 0
--------------------------------=====================---------
Jumlah biaya departemen
produksi setelah meneima
alokasi biaya dari departemen
pembantu 3.624,90 3.755,10
Metode
Alokasi Bertahap

Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer


jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu

Metode alokasi kontinyu

Metode aljabar

Metode urutan alokasi yang diatur


Metode Alokasi Bertahap yang
memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen-departemen pembantu
Metode Alokasi Kontinyu

Dalam metode ini, biaya overhead pabrik


departemen pembantu yang saling memberikan
jasa secara terus menerus, sehingga jumlah biaya
overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak
berarti
Contoh
Biaya overhead pabrik langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu
dan produksi selama tahun anggaran 19X3 diperkirakan sebagai berikut:
Departemen produksi
Departemen A Rp. 9.000.000
Departemen B Rp. 15.000.000
Departemen pembantu
Departemen X Rp. 3.000.000
Departemen Y Rp. 5.000.000
 
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut:

Dipakai di .

Departemen Pembantu Departemen Produksi


Dept. X Dept Y Dept. A Dept. B
Jasa Departemen X 10% 65% 25%
Jasa Departemen Y 20% 45% 35%
Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi kontinyu tampak
dalam tabel berikut ini:
  Departemen X Departemen Y
BOP lang. & tak lang. departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
Alokasi BOP Departemen X*) (3.000.000) 300.000
Rp. 0 Rp. 5.300.000
Alokasi BOP Departemen Y 1.060.000 (5.300.000)
Rp. 1.060.000 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (1.060.000) 106.000
Rp. 0 Rp. 106.000
Alokasi BOP Departemen Y 21.200 (106.000)
Rp. 21.200 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (21.200) 2.120
Rp. 0 Rp. 2.120
Alokasi BOP Departemen Y 424 (2.120)
Rp. 424 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (424) 42
Rp. 0 Rp. 42
Alokasi BOP Departemen Y 8 (42)
Rp. 8 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (8) 1
Rp. 0 Rp. 1
Jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y adalah
sebesar Rp 4.081.632 (yaitu Rp 3.000.000 + Rp 1.060.000 + Rp 21.200 + Rp 424 + Rp 8),
sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen
X adalah sebesar Rp 5.408.163 (yaitu Rp 5.000.000 + Rp 300.000 + Rp 106.000 + Rp 2.120 +
Rp 42 + Rp 1).
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya
overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan dalam tabel berikut ini :

Departemen Pembantu Departemen Produksi


Dep. X Dep. Y Dep A Dep. B
BOP
langsung dan
tidak langsung
departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 9.000.000 Rp.15.000.000
Alokasi BOP
departemen X (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508
Alokasi BOP
departemen Y 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857
Rp. 0 Rp. 0 Rp.14.086.734 Rp.17.913.265
g
Metode A jabar
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar. Dari contoh diatas, misalkan:
x = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasibaiya dari departemen Y
y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaay dari departemen X
 
Oleh karena itu:
x = 3.000.000 + 0,20 y
y = 5.000.000 + 0,10 x
 
Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut:
x = 3.000.000 + 0,20 y
x = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10 Y)
x = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,20 x
x – 0,20 x = 4.000.000
0,98 x = 4.000.000
x = 4.000.000/0,98
= 4.081.633
y = 5.000.000 + 1,10 x
= 5.000.000 + 408.163
y = 5.408.163

Anda mungkin juga menyukai