Anda di halaman 1dari 14

GAGAL NAFAS

Ni kdk yolanda dewi


Definisi

Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan


pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada
kehidupan.Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen
dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan
tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
Klasifikasi

● Klasifikasi gagal nafas: Tipe I : Disebut gagal nafas normal apnu hipoksemia : PaO2
rendah dan PCO2 normal.
Gagal napas hipoksemia (tipe I) ditandai dengan menurunnya tekanan arterial oksigen
(Pa O2) hingga di bawah 60 mm Hg dengan tekanan arterial karbon dioksida yang
normal atau rendah (Pa CO2). Ini merupakan bentuk paling umum dari gagal napas dan
dapat diasosiasikan dengan segala bentuk penyakit paru yang akut, yang secara
menyeluruh melibatkan pengisian cairan pada unit alveolus atau kolaps dari unit
alveolus
● Tipe II : Disebut gagal nafas Hiper apnu hipoksemia : PaO2 rendah dan
PCO2 Tinggi.
Gagal napas hiperkapnia (tipe II) ditandai dengan meningkatnya PaCO2
melebihi 50 mm Hg. Hipoksemia biasa terjadi pada pasien dengan gagal napas
tipe ini yang bernapas dengan udara ruangan. Keasaman atau pH bergantung
pada kadar bikarbonat, yang kembali lagi bergantung pada durasi hiperkapnia.
Etiologi umum termasuk overdosis obat, penyakit neuromuskular, abnormalitas
dinding dada, dan gangguan jalan napas berat (contohnya padaasma dan
PPOK/penyakit paru obstruktif kronis).
 Depresi sistem saraf pusat

 Kelainan neurologis primer


Etiologi
 Efusi pleura, hematotoraks dan pneumothoraks

 Trauma

 Penyakit akut paru

Penyebab gagal nafas berdasarkan lokasi adalah :

Penyebab sentral
1) trauma kepala : contusio cerebri
2) radang otak : encephaliti
3) gangguan vaskuler : perdarahan otak , infark otak d. Obat-obatan : narkotika, anestesi
Penyebab perifer
4) Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma cervical, muscle relaxans
5) Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma bronchiale c. Kelainan di paru : edema paru, atelektasis, ARDS
6) Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur costae, pneumo thorax, haematothoraks
7) Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri
Manifestasi klinis
Tanda
● Gagal nafas total
1) Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
2) Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada
pengembangan dada pada inspirasi
3) Adanya kesulitasn inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan
● Gagal nafas parsial
1) Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.
a) Ada retraksi dada
a. Gejala
1) Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
2) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)
Penatalaksnaan

a. Terapi oksigen Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau


nasal prong
b. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau
PEEP
 Pemerikasan gas-gas darah arteri Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg Sedang : PaO2 < 60 mmHg Berat : PaO2 < 40 mmHg
 Pemeriksaan rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui
 Hemodinamik
Tipe I : peningkatan PCWP
 EKG
Memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan Disritmia
 Inhalasi nebulizer
 Fisioterapi dada
 Pemantauan hemodinamik/jantung
 Pengobatan Brokodilator Steroid
Pemeriksaan penunjang
 Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
ASKEP
PENGAJIAN

Pemeriksaan Fisik
a) Sistem kardiovaskuler a) Sistem reproduksi
a) Airway b) Sistem pernafasan b) Sistem indera
b) Breathing c) Sistem integument c) Sistem abdomen
c) Circulation d) Sistem musculoskeletal d) Nyeri/Kenyamanan
d) Disability e) Sistem endokrin e) Keamanan
e) Eksposure f) Sistem gastrointestinal Penyuluhan/pembelajar
an - Gejala
g) Sistem neurologi
h) Sistem urologi
DIAGNOSA

a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan


nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas
b. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
d. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan curah jantung Koping individu
tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit
HATUR
Ni kdk yolanda dewi

NUHUN

Anda mungkin juga menyukai