Anda di halaman 1dari 19

IMPLEMENTASI KONSEP SEHAT-SAKIT MENURUT

SOSIAL BUDAYA dalam asuhan keperawatan


MATERI
1. Keyakinan sehat
2. Manajemen rasa sakit
3. Peran perawat

REVIEW KULIAH 1
4. konsep sehat-sakit
5. Perilaku sakit
6. Perilaku dalam mencari pengobatan
Keyakinan sehat
Keyakinan sehat
• Model keyakinan sehat (Health bilieve models)
dikembangkan oleh ROSENSTOCK
• 4 Keyakinan utama dalam HBM
1. Keyakinan tentang kerentanan terhadap keadaan
sakit
2. Keyakinan terhadap keseriusan dan keganasan
penyakit
3. Keyakinan tentang kemungkinan beaya
4. Keyakinan tentang efetivitas tindakan sehingga
diperlukan tindakan alternatif
• Menurut MARSHALL H BECKER & LOIS A MAIMAN
model terdiri dari unsur-unsur:
1). Kesiapan seseorang ditentukan oleh pandangannya
terhadap penyakit dan persepsi kemungkinan
akibat (fisik & sosial) bila terserang penyakit
2). Penilaian terhadap perilaku kesehatan tertentu 
kebaikan dan manfaat serta bahaya dan keparahan
dibandingkan dengan pengorbanan (fisik, uang,
perhatian dll)
3). Alasan utama melakukan tindakan kesehatan yang
tepat secara internal (gejala sakit), eksternal
(interaksi interpersonal, komunikasi)
MANAJEMEN SAKIT
Manajemen rasa sakit
• Tidak semua orang sakit memiliki penyakit
(Daldiyono dalam Momon S, 2008)
• Rasa sakit bukan merupakan penyakit bila
tidak mengganggu aktivitas dan fungsi pokok
manusia ( makan, minum, BAK, BAB, tidur dll)
• Sakit dianggap bukan penyakit bila tidak
mengganggu fungsi vital hidup (pernafasan,
kesadaran)
Model LEHNDORF & TRACY dalam mengelola
rasa sakit
Kemauan (+)

KWADRAN II KWADRAN I

Kemampuan (-) Kemampuan (+)

KWADRAN IV KWADRAN III

Kemauan (-)
• KWADRAN I  kondisi ideal, memiliki kemauan dan
kemampuan untuk mengelola rasa sakit
Tenaga medis tidak memiliki peran besar karena
pasien mempunyai model self healing (penyembuhan
diri oleh diri sendiri)
• KWADRAN II  pasien memiliki keinginan untuk
mengelola rasa sakit, tetapi tidak memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola rasa
sakit
Tenaga medis berperan memberi pembelajaran
mengenai manajemen rasa sakit (mis. Fisioterpis)
• KWADRAN III
Nakes dituntut untuk mampu memprovokasi pasien
yang kehilangan semangat hidup dan pasrah
terhadap kondisi yang ada, padahal dirinya memiliki
kemampuan untuk meraih kesembuhan.
• KWADRAN IV
Nakes harus bekerja keras secara preventif dan
kuratif pada kondisi pasien yang pesimis.
Pasien berada dalam kondisi yang tidak ingin menjadi
lebih baik dan didorong oleh kondisi yang tidak
memiliki kemampuan untuk menjadi lebih baik.
PERAN PERAWAT
PERAN PERAWAT
• Tenaga PARAMEDIS  fokus pada reaksi pasien
terhadap penyakit dan berupaya membantu
mengatasinya
• Peran sangat strategis dalam yankes dan
dituntut untuk memahami proses dan standar
praktik keperawatan
• Praktik keperawatan sangat luas dan kompleks
• Membantu orang sakit, sehat sejak lahir sampai
meninggal dunia
• Perawat memprovokasi pasien dengan
menggali potensi yang dimiliki  OPTIMISME
• Optimisme dapat dilakukan dengan:
1). Memiliki rasa ingin menjadi lebih baik
2). Memiliki harapan untuk menjadi lebih baik
3). Mau berusaha untuk menjadi lebih baik
4). Belajar metode-metode yang cepat untuk
memotivasi diri.
5).Tidak menjadi penyebab bagi orang lain
untuk sakit
• Bantuan dalam bentuk: peningkatan pengetahuan,
kemauan, kemampuan sehingga orang mampu
melakukan kegiatan secara mandiri, optimal tanpa
tergantung rang lain ( Siegar cit Henderson dalam
Momon S, 2008)
• Lokakarya Perawat Nasional (1963) Keperawatan:
“Bentuk yankes profesional, merupakan bagian
integral dari yankes didasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprehensif ditujukan untuk individu,
keluarga dan masyarakat yang sakit maupun sehat
mencakup seluruh siklus hidup manusia”
• Keperawatan adalah diagnostik penanganan dan
respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual
maupun potensial
• Perawat (nurse) berarti merawat atau memelihara,
membantu seseorang karena sakit, cedera maupun
proses penuaan. Asuhan keperawatan  kegiatan
profesional perawat yang dinamis, membutuhkan
kreatifitas berlaku pada berbagai rentang kehidupan
manusia (Carpenito, 1998)
• Tahap dalam melakukan asuhan keperawatan:
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasidan evaluasi
• Aspek keilmuan keperawatan mengacu pada
pengetahuan disiplin keperawatan, dan aspek
tindakan (art) disesuaikan dengan situasi, kondisi,
karakter pasien didasarri pada fleksibilitas
operasional dalam komunikasi sosial
• Dasar keilmuan: terkait dengan bio-psiko-sosial-
spiritual pasien, kesehatan jasmani-biologis,
kejiwaan, emosi, sosiologis, komunikasi dan
pengetahuan tentang nilai spiritual sehingga mampu
mengembangkan layanan kesehatan paripurna.
Pandangan HOLISTIK perawat
Seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan harus memahami layanan yang
holistik; yaitu
 Manusia sebagai individu meliputi komponen
bio, psiko, sosio spiritual.
 Manusia makhluk individu, kelompok
(primer/keluarga), masyarakat
 Upaya kesehatan: promotif-preventif-kuratif-
rehabilitatif.
DISKUSI
• Bagaimanakah perawat memotivasi orang yang
menolak vaksin covid sementara penerapan
prokes sangat lemah dan secara sosial
berdampak pada ketahanan masyarakat dalam
hal manajemen sakit yang diakibatkan oleh
covid .
Tulis hasil diskusi, unggah dalam moca dengan
nama file:
Tugas2_nama mhs_npm
Perawat bukan sekedar pengabdian tetapi
sebuah profesi

Anda mungkin juga menyukai