Anda di halaman 1dari 9

Alasan Pasien dirawat di

ICU
Anita Rezeki Carolina
ICU
ICU unit pelayanan di rumah sakit bagi pasien dengan kondisi respirasi, heodinamik, dan memerlukan pengobatan,
perawatan serta observasi secara ketat.

Penanganan hemodinamik pasien ICU bertujuan memantau tingkat kesadaran, menjaga fungsi pernafasan dan sirkulasi,
memantau oksigenisasi dan memantau keseimbangan cairan pasien.
Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk membantu penegakan diagnosis berbagai gangguan kardiovaskuler,
panduan terapi untuk meminimalkan disfungsi kardiovaskuler atau mengobati gangguan, dan mengevaluasi respon
terhadap terapi.

Apabila penghantaran oksigen mengalami gangguan akibat CO menurun, diperlukan penanganan tepat.

Curah jantung merupakan variabel hemodinamik yang penting dan tersering dinilai pada pasien ICU yang salah satunya
didasarkan pada NIBP dan pada perhitungan nilai mean arterial pressure (MAP).

(Setiyawan, 2016)
Kriteria Indikasi ICU
Prioritas 1
• Penyakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti: dukungan atau bantuan ventilasi, alat
penunjang fungsi organ, infus obat - obat vasoaktif atau inotropic, obat anti aritmia, serta pengobatan lain – lainnya
secara kontinyu dan tertitrasi. Sebagai Contoh: pasien pasca bedah kardiotorasik, sepsis berat, gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit yang mengancam jiwa

Prioritas 2
• Membutuhkan monitoring yang intensif dan berpotensi untuk mendapatkan intervensi segera. Misalnya pemantauan
intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Sebagai contoh: pasien yang menderita penyakit dasar jantung –
paru, gagal ginjal akut dan kronik, dan pasien yang telah mengalami pembedahan mayor

Prioritas 3
• Penyakit kritis yang memunyai indikasi pemulihan yang menurun karena penyakit yang diderita. Kemungkinan sembuh
atau manfaat terapi di ICU pada kriteria ini sangat kecil, sebagai contoh: pasien dengan keganasan metastatic disertai
penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, dan pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal
disertai komplikasi penyakit akut berat.

Prioritas 4
• Kurang tepat berada di ICU. Misalnya Keberadaan pasien di ICU tidak signifikan dalam perbaikan kondisi pasien serta
pasien secara medis tidak ada harapan dapat disembuhkan lagi
(Setiyawan, 2016)
Pada Kasus

Monitoring
hemodinamik
(tingkat kesadaran,
Pembedahan Membutuhkan
menjaga fungsi
mayor (operasi monitoring yang
Pasien dirawat di pernafasan dan
yang dilakukan di intensif dan
ICU dengan post- sirkulasi, Prioritas 2
bagian tubuh berpotensi untuk
op kraniotomi memantau
seperti kepala, mendapatkan
oksigenisasi serta
dada, dan perut) intervensi segera
memantau
keseimbangan
cairan pasien)
Prosedur Kraniotomy
Ahli bedah membuat sayatan kulit 
mengangkat flap tulang  membuka
Manajemen pasca operasi pasien yang telah
dura  mengambil jaringan dari lesi menjalani kraniotomi berfokus pada penilaian dan
untuk biopsi atau melakukan reseksi. intervensi untuk sejumlah komplikasi potensial. 
Segera setelah operasi, respon pasien mungkin lambat
karena efek anestesi umum  Perubahan sementara
dalam status mental atau tanda-tanda neurologis fokal
baru harus diselesaikan dengan cepat dalam situasi ini
 dokumentasi radiografi perdarahan atau edema
serebral dilakukan.  CT scan atau MRI diperoleh
untuk menyingkirkan komplikasi pasca operasi. 
Jika ICP meningkat secara signifikan, pasien ditangani
secara medis di ICU di bawah pengawasan ketat.

(Patricia G. Morton, Dorrie Fontaine, Carolyn M. Hudak and Gallo, 2018).


Alasan Pasien dirawat di ICU
Komplikasi Dini
Pada kasus 3 pasien dirawat di ICU • Peningkatan tekanan
dengan post-op kraniotomi dengan intrakranial (ICP) Komplikasi Terlambat
cidera kepala berat. Umumnya, • Hematomas • Infeksi luka
pasien yang menjalani kraniotomi • Hematoma subdural
akan dirawat di ruang perawatan • Meningitis
• Hematoma epidural • Ketidakseimbangan cairan
intensif (ICU) untuk memungkinkan
pemantauan yang ketat baik status • Perdarahan subaraknoid dan elektrolit
hemodinamik, status neurologis, • Syok hipovolemik • Dehidrasi
serta pemantauan terkait komplikasi • Hidrosefalus • Hiponatremia
post-op yang perlu diperhatikan oleh • Komplikasi pernapasan
perawat secara intensif • Hipernatremia
• Atelektasis • Kejang
(Ignatavicius D, Workman Linda, • Hipoksia
Rebar Cherie, 2018) • Kebocoran cairan
• Radang paru-paru serebrospinal (CSF)
• Edema paru neurogenik • Edema serebral
Alasan Pasien dirawat di ICU

Berdasarkan kasus terdapat data bahwa Hasil CT scan EDH region frontal dextra, tampak
defect di region parietal.

Hematoma epidural (EDH) adalah kumpulan darah antara tengkorak bagian dalam dan
lapisan terluar dura. EDH paling sering dikaitkan dengan pasien dengan fraktur tengkorak
dan laserasi arteri meningeal tengah (dua pertiga pasien) atau fraktur tengkorak dengan
perdarahan vena (Patricia G. Morton, Dorrie Fontaine, Carolyn M. Hudak and Gallo,
2018).

Menandakan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial disebabkan adanya


perdarahan
Manajemen Awal

(Patricia G. Morton, Dorrie Fontaine,


Carolyn M. Hudak and Gallo, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
• Ignatavicius D, Workman Linda, Rebar Cherie (2018). Medical-surgical
nursing: Concepts for interprofessional collaborative care. St. Louis:
Elseiver.
• Patricia G. Morton, Dorrie Fontaine, Carolyn M. Hudak and Gallo.
(2018). Critical care nursing: A holistic approach 8th edition.
Philadelphia.JB: Lippincot Compan.
•  Setiyawan (2016), Mean Arterial Pressure Non Invasif Blood Pressure
(MAP-NIBP) Pada Lateral Position Dalam Perawatan Intensif :Studi
Literatur

Anda mungkin juga menyukai