J U R NA L K O MP LI K ASI A N E S T E SI
V O L U ME 8 N O M O R 3 , A G U S T U S 20 21
TINJAUAN PUSTAKA
OPTIMALISASI KESELAMATAN PASIEN DI POST-ANESTHESIA
CARE UNIT
1 Departemen Anestesiologi
dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, danKeperawatan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
*Corespondenauthor : Untung Widodo, Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Masyarakat, danKeperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (untungwdd@ugm.ac.id)
ABSTRAK
Kata kunci: keselamatan pasien; post anesthesia care unit; ruang pemulihan
ABSTRACT
Post-Anesthesia Care Unit (PACU) is a place for monitoring patients who have
undergone the anesthesia process, both regional and general. The recovery period
begins immediately after the patient leaves the operating table. Complications can
occur at any time, including when transferring a patient from the operating room
to the recovery room. The patient must be closely monitored and monitored.
Several post-anesthesia complications include consciousness disorder, a decrease
of peripheral resistance and cardiac output due to residual anesthesia, and
hypovolemia due to inadequate fluid replacement during surgery or continued
postoperative bleeding. Hypertension may occur due to increased activity of
sympathoadrenal and severe pain.
76
Optimalisasi Keselamatan Pasien di Post-Anesthesia Care Unit
77
Jurnal Komplikasi Anestesi – Volume 8 Nomor 3, Agustus 2021
78
Optimalisasi Keselamatan Pasien di Post-Anesthesia Care Unit
79
Jurnal Komplikasi Anestesi – Volume 8 Nomor 3, Agustus 2021
80
Optimalisasi Keselamatan Pasien di Post-Anesthesia Care Unit
dan kaki agar tak terjadi perlukaan diri sendiri, menunjukkan bahwa jika propofol tidak
terutama pada anak-anak. Bila gangguan fisiologis digunakan selama anestesi, droperidol mungkin
yang serius muncul pada anak-anak,kasih sayang lebih efektif daripada metoklopramid. Selektif 5-
dan kata-kata yang manis dari yang menemani hydroxytriptamin (serotonin) reseptor 3 (5HT3)
atau orang tuanya sering menenangkan pasien antagonis seperti ondansetron 4 mg (0,1 mg/kb
anak-anak. Faktor-faktor lainnya yang turut pada anak), granisetron 0,01-0,04 mg/kg dan
memberi kontribusi meliputi ketakutan dan dolasetron 12,5 mg (0,035 mg/kg pada anak) juga
kecemasan sebelum operasi dan efek samping amat efektif. Ondansetron mungkin lebih efektif
obat (dosis besar agen antikolinergik, fenotiazin daripada agen lainnya pada anak-anak.
atau ketamin). Jika gangguan sistemik serius dan Dexamethason 8-10 mg (0,1 mg/kg pada anak)
nyeri dapat dikesampingkan, agitasi yang jika dikombinasikan dengan antimuntah lainnya
menetap dapat diberi sedasi dengan midazolam sangat efektif untuk mual muntah yang sulit
intravenaintermiten 0,05 mg/kg.4 diatasi. Propofol dosis rendah (20 mg bolus atau
Interaksi orangtua/orang dewasa pada 10 mg bolus dilanjutkan dengan 10mcg/kg/mnt)
anaknya di PACU dapat menurunkan tingkat juga dilaporkan efektif untuk mual muntah
kecemasan orangtua pascaoperasi, meskipun pascaoperasi.7
pada anak tingkat kecemasan sebelum dan Jika pasien mengalami Post Operative
pascaoperasi tidak berbeda bermakna. Nausea and Vomitus (PONV) tanpa profilaksis
Selanjutnya, 86% orang tua melaporkan bahwa sebelumnya maka 67% ahli anestesi akan
informasi bahwa mereka dapat mendampingi memberikan 5-HT3 antagonis sebagai terapi
anaknya di PACU dapat mengurangi pilihan pertama, pilihan selanjutnya pada
kecemasannya dan 90% orang tua dapat metoklopramid dan deksametason. Sedangkan
membantu mempersiapkan anaknya untuk jika PONV terjadi setelah pemberian profilaksis
operasi. Orang tua juga merasa kehadiran mereka sebelumnya, 3-7% ahli anestesi akanmemberikan
dapat mengurangi kecemasan anaknya.4 metoklopramid, deksametason, droperidol, dan
26% akan mengulang dosis 5HT3antagonis.7
Mual dan Muntah
Mual dan muntah adalah masalah umum Menggigil dan Hipotermia
setelah anestesi umum. Mual juga bisa muncul Menggigil dapat terjadi di PACU akibat
pada hipotensi karena anestesi spinal atau hipotermia intraoperasi atau karena agen
epidural. Peningkatan insiden mual dilaporkan anestesi. Penyebab terpenting dari hipotermia
mengikuti pemberian opioid atau anestesi dengan adalah redistribusi panas dari bagian tengah
N2O, pembedahan intraperitoneal (khususnya tubuh ke bagian tepi tubuh. Faktor yang
laparoskopi), dan bedah strabismus. Insiden menyebabkan menggigil diantaranya suhu
tertinggi tampak pada wanita muda. Penelitian sekitar ruang operasi yang dingin, luka besar
menunjukkan bahwa mual lebih sering terjadi yang terbuka lama, dan penggunaan sejumlah
selama menstruasi. Peningkatan tonus vagal besar cairan intravena yang tak dihangatkan.
dengan manifestasi bradikardi mendadak Aliran gas yang tinggi dan tidak dilembabkanjuga
umumnya didahului atau disertai dengan muntah. dapat memberi kontribusi. Hampir semua obat
Anestesi propofol menurunkan insiden mual dan anestesi terutama yang mudah menguap dapat
muntah pascaoperasi. Droperidol intravena 0,05- menurunkan respon vasokonstriksi terhadap
0,075 mg/kg dapat diberikan intraoperesi untuk hipotermia. Menggigil adalah suatu usaha tubuh
menurunkan mual pascaoperasi secara bermakna untuk meningkatkan produksi panas,
tanpa memperpanjang masa pemulihan. Dosis meningkatkan suhu tubuh dan dapat diikuti oleh
kedua droperidol mungkin diperlukan bila mual vasokonstriksi. Menggigil kadangkala cukup
masih terjadi di PACU. Metoclopramid 0,15 mg/kg hebat sehingga menyebabkan hipertermia (38-
IV dapat seefektif droperidol dan lebih sedikit 39C) danasidosis metabolik yang signifikan.2
menyebabkan kantuk. Beberapa penelitian Anestesi spinal dan epidural juga
81
Jurnal Komplikasi Anestesi – Volume 8 Nomor 3, Agustus 2021
menurunkan nilai ambang menggigil dan respon pasien yang mendapat anestesi regional harus
vasokonstriksi terhadap hipotermi. Penyebablain dilihat tanda-tanda resolusi dari blok sensorik
dari menggigil sebaiknya disingkirkan seperti dan motoriknya. Kegagalan resolusi blok spinal
sepsis, alergi obat, atau reaksi transfusi.2 atau epidural setelah lebih dari 6 jam
Hipotermia diterapi dengan alat kemungkinan karena hematoma spinal cord atau
penghangat udara, lampu hangat, atau selimut epidural yang harus dikonfirmasi dengan
hangat untuk meningkatkan suhu tubuh ke pemeriksaan radiologi.
normal. Menggigil yang hebat dapat
PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI
menyebabkan kenaikan konsumsi oksigen, Komplikasi Respirasi
produksi CO2, dan curah jantung. Efek fisiologis ini Problem respirasi merupakan
sering sulit ditoleransi oleh pasien yang sudah ada komplikasiserius yang paling sering ditemukan di
gangguan jantung atau paru. Hipotermi telah PACU. Kebanyakan berhubungan dengan
dikaitkan dengan meningkatnya kejadianiskemia sumbatan jalan napas, hipoventilasi, dan
miokard, aritmia, dan meningkatkan kebutuhan hipoksemia.2
transfusi. Dosis kecil meperidine IV10-50 mg
1). Sumbatan Jalan Napas
dapat menurunkan bahkan Sumbatan jalan napas pada pasien tidak
menghentikan menggigil. Pasien-pasien yang sadar karena lidah jatuh ke belakang ke faring
terintubasi dan memakai ventilator juga dapat posterior. Penyebab lainnya adalah spasme
disedasi dan diberi pelumpuh otot sampai laring, edema glotis, sekresi, muntahan, darah,
normotermia kembali dan efek dari anestesia atau tekanan dari luar trakhea. Sumbatan parsial
sudah hilang.6 jalan napas biasanya diketahui dengan adanya
Kiekkas et al (2005) mendapatkan stridor. Sumbatan total menyebabkan aliran
insidens hipotermi pada pasien pembedahan udara terhenti, suara napas menghilang, dan
orthopedi sebesar 73,5% sedangkan menggigil ditandai dengan gerakan paradoksal dada.
sebesar 24,7%. Tekanan darah arteri rata-rata Kombinasi gerakan jaw thrust dan memiringkan
meningkat secara signifikan pada pasien kepala akan menarik lidah ke depan dan
hipotermi, dan denyut jantung meningkat secara membuka jalan napas. Memasang pipa nasalatau
signifikan pada pasien menggigil.6 oral sering meringankan masalah. Pipa nasal
Kriteria Keluar lebih ditolelir oleh pasien-pasien selama
Sebelum keluar dari PACU semua pasien pemulihan dan lebih sedikit kemungkinan
harus dievaluasi dahulu oleh ahli anestesi, kecuali trauma pada gigi bila mereka menggigit.2
bila sudah dibuat kriteria pengeluaran yang tegas. Jika manuver di atas gagal, harus
Kriteria tersebut dibuat oleh bagian anestesiologi dipertimbangkan adanya spasme laring.
Karakteristik dari spasme laring adalah suara
dan staf medik rumah sakit. Hal ini memungkinkan
tinggi nyaring atau tidak ada suara sama sekali
seorang perawat PACU boleh menentukan kapan jika glotis tertutup. Spasme pita suara lebih
pasien dipindahkan tanpa adanya dokter bila mudah terjadi pada trauma jalan napas,
semua kriteria terpenuhi. Kriteria dapat instrumentasi berulang, atau stimulasi dari sekret
atau darah di jalan napas. Manuver jaw thrust,
bermacam-macam sesuai dengan keadaan pasien terutama bila dikombinasikan dengan tekanan
apakah akan ke ICU, bangsal, bagian rawat jalan, positif jalan napas lewat facemask biasanya
atau langsung pulang.1 Kriteria minimal untuk dapat mengakhiri spasme laring. Memasukkan
alat jalan napas oral atau nasal juga membantu
mengeluarkan pasien dari RR setelah pulih dari
dalam menjamin patensi jalan napas atas sampai
anestesi umum adalah:1 (1) mudah dibangunkan, pita suara. Sekret atau darah pada jalan napas
(2) orientasi penuh, (3) mampu menjaga dan harus disedot untuk mencegah kekambuhan.
mempertahankanjalan napas, (4) tanda vital stabil Spasme laring yang parah harus diterapi agresif
dengan dosis kecil suksinilkolin (10-20 mg) dan
minimal 30-60 menit, (5) mampu memanggil bila ventilasi tekanan positif dengan O2 100% untuk
perlu bantuan, dan (6) tidak tampak komplikasi sementara waktu guna mencegah hipoksia berat
bedah (seperti perdarahan aktif). atau edema paru tekanan negatif. Intubasi
endotrakea kadang- kadang diperlukan untuk
Tambahan untuk kriteria di atas, pasien-
82
Optimalisasi Keselamatan Pasien di Post-Anesthesia Care Unit
menjaga ventilasi. Krikotirotomi atau jet ventilasi yang sadar dapat disuruh memiringkan kepala.
transtrakeal diindikasikan jika intubasi tidak Kemampuan untuk mengangkat kepala selama 5
berhasil.3
Edema glotis setelah instrumentasi jalan detik mungkin tes paling sensitif untuk menilai
napas adalah penyebab penting sumbatan jalan keadekuatan dari reversal.11
Insidensi Residual Neuromuscular Blokade
napas pada bayi dan pediatrik. Kortikosteroid
intravena (dexamethason 0,5 mg/kg) atau (RNMB) pada pasien-pasien dengan anestesi
epinefrin (0,5 ml larutan 2,25% dengan 3 ml normal umum yang tiba di PACU rumah sakit tertier
saline) mungkin membantu dalam kasus-kasus sebesar 31%. Insiden RNMB pada pasien yang
mendapat neostigmin di kamar operasi hamper
semacam ini. Luka hematoma pascaoperasi
setelah prosedur bedah kepala dan leher, tiroid, sama dibanding yang tidak mendapat
dan karotis dapat membahayakan jalan napas neostigmin (76% berbanding 62%).11
dengan cepat. Pembukaan luka tersebut segera Nyeri sayatan dan disfungsi diafragma
menghilangkan kompresi trakea. Kasa yang setelah pembedahan perut atas atau dada, perut
yang menggelembung, dan pakaian yang ketat
tertinggal tak sengaja di hipofaring pada bedah
mulut dapat menyebabkan sumbatan jalan napas adalah faktor-faktor lainnya yang dapat memberi
total cepat atau lambat.2 kontribusi pada hipoventilasi. Kenaikan produksi
2). Hipoventilasi CO2 karena menggigil, hipertermi, atau sepsis
Hipoventilasi didefinisikan sebagai PaCO2 >45 dapat juga meningkatkan PaCO2 bahkan pada
mmHg. Kebanyakan hipoventilasi adalah ringan pasien normal yang pulih dari anestesi umum.8
dan pada beberapa kasus dapat diabaikan.
Terapi sebaiknya langsung ditujukan pada
Hipoventilasi yang bemakna secara klinis akan
tampak bila PaCO2 >60 mmHg atau pH darah arteri penyebab yang mendasarinya, tetapi tanda-
< 7,25. Tanda-tandanya bervariasi misalnya tanda hipoventilasi selalu memerlukan ventilasi
mengantuk, sumbatan jalan napas, laju napas terkontrol sampai faktor-faktor yang berperan
pelan, takipnea dengan napas dangkal, atau sulit diidentifikasi dan dikoreksi. Antagonis opioid,
bernapas. Asidosis ringan sampai sedang dapat
naloxone digunakan secara titrasi dengan dosis
menyebabkan takikardi dan hipertensi, jantung
iritabel (lewat stimulasi simpatis), tetapi asidosis kecil (0,04 mg pada orang dewasa) untuk
yang lebih berat menyebabkan depresi sirkulasi. menghindari komplikasi-komplikasi oleh reverse
Jika curiga hipoventilasi yang bermakna, harus depresi napas tanpa reverse bermakna dari
dilakukan analisis gas darah arteri untuk menilai
analgesia. Setelah nalokson sebaiknya pasien
keparahan dan pemandu tata laksana
selanjutnya.4 dipantau secara cermat akan kekambuhan dari
Hipoventilasi di PACU sangat umum karena depresi napas oleh opioid (renarkotisasi),
efek-efek sisa depresi dari agen anestesiterhadap mengingat nalokson berdurasi lebih pendek
pusat napas. Karakteristik depresi napas karena daripada kebanyakan opioid. Bila terdapat sisa
opioid adalah laju napas yang lambat tapi dengan dari pelumpuh otot dapat diberikan penghambat
volume tidal yang besar. Sedasi yang berlebihan kolinesterase. Alternatif dapat digunakan
juga sering terjadi, tetapi pasien mungkin sudah doxapram 60-100 mg dilanjutkan dengan 1-2
bisa mendengar dan dapat meningkatkan mg/menit intravena.9
pernapasan dengan perintah. Bifasik atau 3). Hipoksemia
berulangnya bentuk- bentuk depresi napas telah
Hipoksemia ringan biasa terjadi pada pasien
dilaporkan sebagai akibat dari semua opioid. yang pulih dari anestesi tanpa diberi
Mekanismenya meliputi variasi-variasi dalam suplemen oksigen selama pemulihan.
intensitas dari stimulasi selama pemulihan dan Hipoksia ringan sampai sedang (PaO2 50-60
pelepasan lambat opioid dari kompartemen perifer mmHg) pada pasien muda sehat dapat
sepertiotot rangka selama pasien hangat kembali ditoleransi dengan baik. Secara klinis
ataumulai bergerak.9 Diagnosis sisa pelumpuh hipoksemia mungkin juga dicurigai dari
otot dapat ditegakkan dengan sebuah stimulator
kegelisahan, takikardi, atau iritabel jantung
syaraf pada pasien-pasien yang tak sadar, pasien
83
Jurnal Komplikasi Anestesi – Volume 8 Nomor 3, Agustus 2021
(ventrikel atau atrium). Kebingungan, bradikardi, epidural, venodilator, dan blokade alfa
hipotensi, dan henti jantung adalah tanda-tanda adrenergik. Peningkatan kapasitas vena
tingkat lanjut. Penggunaan rutin oksimeter di menurunkan venous return kendati volume intra
PACU memfasilitasi deteksi awal. Analisis gas vaskular sebelumnya normal. Hipotensi yang
darah sebaiknya dilakukan untuk menegakkan berhubungan dengan sepsis dan reaksi alergi
diagnosis dan pemandu terapi.1 karena hipovolemi dan vasodilatasi. Hipotensi
Hipoksemia di PACU biasanya disebabkan yang menyertai tension pneumothorax atau
oleh hipoventilasi. Hipoksia difusi jarang tamponade jantung adalah akibat dari
menyebabkan hipoksemia jika selama pemulihan pemburukan pengisian jantung.8
diberi suplemen oksigen. Hipoksia karena murni Disfungsi ventrikel kiri pada seseorang
hipoventilasi juga jarang terjadi jika pasien yang awalnya sehat tidak akan terjadi tanpa
menerima suplemen oksigen. Penurunan adanya gangguan metabolisme yang berat
Fungsional Residual Capacity (FRC) terbesar terjadi (hipoksemia, asidosis, sepsis). Hipotensi karena
pada bedah perut atas atau dada.2 disfungsi ventrikel ditemui terutama pada
Pemberian rutin 30-60% oksigen biasanya pasien dengan penyakit arteri koroner atau
cukup untuk mencegah hipoksemia dengan katup jantung, dan biasanya dicetusksn oleh
hipoventilasi sedang dan hiperkapnea. Pasien- cairan yang berlebihan, iskemia miokard,
pasien dengan penyakit paru atau jantung peningkatan afterload akut, atau disritmia.8
memerlukan konsentrasi oksigen yang lebih Hipotensi ringan selama pemulihan dari
tinggi. Terapi oksigen sebaiknya dipandu dengan anestesi biasa terjadi dan biasanya
SpO2 atau analisis gas darah arteri. Konsentrasi mencerminkan penurunan tonus simpatis.
oksigen harus dikontrol dengan ketat pada pasien Hipotensi yang bermakna didefinisikan sebagai
dengan retensi CO2 untuk
menghindari penurunan tensi 20-30% dari tensi basal pasien.
tercetusnya gagal napas akut. Pasien-pasien Peningkatan tensi setelah bolus caiaran (250-
dengan hipoksemia berat atau menetap harus 500 ml kristaloid atau 100-250 ml koloid)
diberi 100% oksigen lewat Non Rebreathing Mask biasanya menunjukkan adanya hipovolemi.
(NRM) atau Endotracheal Tube (ETT) sampai Tanda-tanda disfungsi jantung sebaiknya
penyebabnya diketahui dan terapi lainnya dimulai. diperiksa pada pasien-pasien tua dan pasien-
2 pasien dengan penyakit jantung. Kegagalan
Komplikasi Sirkulasi. pasien untuk segera berespon terhadap terapi
Gangguan sirkulasi yang paling umum di menunjukan perlunya monitoring
PACU adalah hipotensi, hipertensi, dan aritmia. hemodinamik invasif dan manipulasi preload,
kontraktilitas, dan afterload. 3
1). Hipotensi
Hipotensi biasanya disebabkan oleh 2). Hipertensi
Hipertensi pascaoperasi biasa terjadi di
penurunan venous return atau gangguan fungsi
PACU dan khususnya terjadi pada 30 menit
ventrikel kiri. Hipovolemia adalah penyebab
pertama setelah tindakan. Rangsangan nyeri
hipotensi paling umum di PACU. Hipovolemia
irisan bedah, intubasi trakea, atau kandung
absolut dapat disebabkan oleh penggantian cairan
kemih penuh biasanya ikut berperan pada
yang tidak adekuat, sekuesterisasi cairan yang
hipertensi. Hipertensi pascaoperasi bisa juga
terus-menerus oleh jaringan (rongga ketiga), atau
karena aktivasi refleks simpatis yang menjadi
drainase luka, serta perdarahan pasca operasi.
bagian dari respon neuroendokrin terhadap
Konstriksi vena selama hipotermia mungkin
pembedahan atau hipoksemia sekunder,
menutupi hipovolemia sampai suhu pasien mulai
hiperkapnea, atau asidosis metabolik. Pasien-
naik lagi. Kemudian dilatasi vena menghasilkan
pasien dengan riwayat hipertensi sistemik
hipotensi yang tertunda.1
mudah berkembang menjadi hipertensi di
Hipovolemia relatif bertanggung jawab pada
PACU, bahkan tanpa sebab yang jelas. Cairan
hipotensi yang berhubungan dengan spinal atau
84
Optimalisasi Keselamatan Pasien di Post-Anesthesia Care Unit
berlebihan atau hipertensi intrakranial dapat juga kompleks, begitu juga masalah penanganan
tampak sebagai hipertensi pascaoperasi.2 pasien pascaoperasi. Hampir 50%kematian yang
Hipertensi ringan umumnya tidak terjadi dalam 24 pertama dapatdicegah dengan
memerlukan terapi, tetapi penyebab reversible perawatan yang optimal di ruang pemulihan.
sebaiknya dicari. Petanda hipertensi dapat Kesuksesan dari ruang pemulihan merupakan
mencetuskan perdarahan pascaanestesi, iskemia faktor utama dalam evolusi unit perawatan
miokard, gagal jantung, atau perdarahan intensif bedah modern di mana kini dikenal
intrakranial. Keputusan tentang derajat hipertensi sebagai PACU (Post Anestesia Care Unit).
dan kapan harus diterapi bersifat individual. Pada Pengelolaan pasien pascaoperasi dengan
umumnya tensi meningkat lebih dari 20-30% dari anestesi umum maupun regional dimulai sejak
basal normal pasien. Peningkatan ringan sampai pasien ditransportasikan sampai memenuhi
sedang dapat diterapi dengan beta bloker IV kriteria keluar dari PACU. Nyeri, agitasi,
seperti labetolol, esmolol, atau propanalol. menggigil, hipotermia, mual, dan muntah harus
Calcium channel blocker nicardipin atau pasta mendapatkan perawatan yang optimal di PACU.
nitrogliserin, serta nifedipine sublingual juga Komplikasi respirasi dan kardiovaskuler yang
efektif. Hidralazin juga efektif tapi sering umum terjadi harus cepat dikenali dan
menyebabkan takikardi dan dihubungkan dengan manajemen yang tepat harus cepat dilakukan.
iskemik miokard dan infark.2 Penanganan pasien di PACU dapat dikelola
3). Aritmia berdasarkan standar dan guidelines yang sudah
Gangguan pernapasan yang berperan dalam
ditentukan sebelumnya.
memacu aritmia jantung antara lain hipoksemia,
DAFTAR PUSTAKA
hiperkarbia, dan asidosis. Efek- efek sisa dari agen
1. Morgan, GE, Mikhail, MS, Murray, MJ. Post
anestesi, peningkatan aktivitas sistim saraf
Anesthesia Care Unit. Morgan Clinical
simpatis, abnormalitas metabolik lainnya dan
Anesthesiology. 5th edition. New York : Mc
adanya penyakit jantung dan paru juga
Graw Hill Lange Medical Books. 2013; p.789-
memengaruhi pasien untuk terjadi aritmia di
803.
PACU.1
2. Berg, SM, Braehler, MR. The Post Anesthesia
Bradikardi sering menunjukkan efek sisa dari
Care Unit. Miller’s Anesthesia 9th edition,
kolinesterase inhibitor (neostigmin), opioidsintetis
ELSIVIER : Sauders 2020,p1194 – 1230.
yang poten (sufentanyl) atau beta bloker
3. Whitaker, DK, Booth, H, Clayburn, P, et al.
(propanolol). Takikardi mungkin menunjukkan
Immediate post-anaesthesia recovery 2013 -
efek dari agen antikolinergik (atropin) atau
AAGBI Safety Guidelines. Anaesthesia 2013;
vagolitik (pancuronium atau meperidine), beta
68: pages 288-97 Available from:
agonis (albuterol), reflek takikardi (hidralazine),
serta penyebab- penyebab umum seperti nyeri, http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.111
demam, hipovolemia dan anemia. Lebih lanjut, 1/anae.12146/abstract.
anestesi merangsang depresi dari fungsi 4. Chorney, JML, Edwin Tan, ZNK. Adult- Child
baroreseptor membuat frekuensi jantung tak Interactions in the Post Anesthesia Care
dapat dipercaya memonitor volume intravaskuler Unit: Behavior Matters. Anesthesiology.
di PACU. Atrial dan ventrikel premature beat 2013;118(4):834–41.
biasanya menunjukkan hipokalemia, doi:10.1097/ALN.0b013e31827e501b.
hipomagnesemia, atau peningkatan tonus 5. Diaconescu, D, Grecu, L. The Postanesthesia
simpatis. Sebagian besar disritmia tidak Care Unit. Clinical Anesthesia Procedures of
memerlukan terapi, suplemen oksigen harus terus the Massachusetts General Hospital Seventh
diberikan sambil mencari etiologinya. 1 Edition; Lippincott Williams & Wilkins. 2007;
623-644.
KESIMPULAN 6. ASA House of Delegates. Standards for
Prosedur pembedahan berkembang begitu Postanesthesia Care. Committee of Origin:
85
Jurnal Komplikasi Anestesi – Volume 8 Nomor 3, Agustus 2021
86