Anda di halaman 1dari 36

LARUTAN DAPAR DAN

LARUTAN ISOTONIS
OLEH :
NIRWATI RUSLI, S.Si., M.Sc., Apt
Apa pentingnya
belajar mengenai
larutan Dapar ???

Larutan dapar seringkali digunakan dalam bidang


farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan mata
dan sediaan parenteral. Dapar juga dipakai dalam
penetapan pH.
LARUTAN DAPAR
 Dapar : senyawa atau campuran senyawa yang
dapat menahan terjadinya perubahan pH pada
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat.

 Larutan dapar terbuat dari : kombinasi asam


lemah dan basa konjugatnya (garamnya) atau
kombinasi basa lemah dan asam konjugatnya
(garamnya).
 Pertahanan terhadap suatu perubahan pH dikenal
sebagai aksi dapar.

 Bila ke dalam air atau larutan NaCl ditambahkan


sedikit asam atau basa kuat, pH larutan akan
berubah. Disebabkan tidak ada aksi dapar.
Bagaimanakah
aksi dapar itu??
Persamaan Dapar
 pH suatu larutan dapar atau perubahan pH larutan
akibat penambahan asam atau basa kuat dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan dapar.
 Persamaan untuk dapar yang terbuat dari asam
lemah dan garamnya dikenal sebagai persamaan
dapar atau persamaan Handerson- Hasselbalch.
 Persamaan dapar untuk basa lemah dan garamnya

 Larutan dapar biasanya tidak dibuat dari basa


lemah dan garamnya; disebabkan volatilitas dan
ketakstabilan basanya, dan juga karena
kebergantungan pH nya pada pKw yang sering
kali dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Kapasitas Dapar
 Besarnya kemampuan dapar untuk menahan
terjadinya perubahan pH disebut kapasitas dapar
(β), efisiensi dapar, indeks dapar dan nilai dapar.

 Kapasitas dapar umumnya : 0,01 – 0,1


Persamaan kapasitas dapar dikembangkan oleh
Koppel dan Spiro dan Van Slyke.

C = konsentrasi dapar total, yaitu jumlah konsentrasi


molar asam dan garam.
Pengaruh kapasitas dapar dan pH pada
iritasi jaringan
 Larutan yang dipakai untuk jaringan atau secara parenteral dapat
menyebabkan iritasi bila pH larutan tidak sesuai dengan pH cairan
tubuh.
 pH larutan untuk mata dpt berkisar antara 4,5-11,5 tanpa
menimbulkan rasa sakit atau kerusakan bila kapasitas dapar dijaga.
Martin dan Mims menemukan bahwa dapar fosfat pada pH 6,5-8
menyebabkan iritasi pada jaringan mata, sedang dapar asam borat
dengan pH 5 tidak menimbulkan iritasi pada mata. Dikarenakan
rendahnya kapasitas dapar asam borat dibanding dapar fosfat.
 Larutan-larutan parenteral yang akan di injeksikan ke dalam darah
biasanya tidak di beri dapar ataupun diberi dapar, namun dengan
kapasitas rendah sehingga dapar darah dapat dengan mudah
membawa larutan parenteral pada kisaran pH fisiologis.
Penyiapan Larutan Dapar
Farmasi
 Pilihlah asam lemah yang memilki pKa yang hampir sama
dengan pH saat dapar akan digunakan. Tujuannya agar
diperoleh kapasitas dapar yang maksimum
 Gunakan persamaan dapar, hitung perbandingan garam dan
asam lemah yang diperlukan untuk memperoleh pH yang
diinginkan.
 Perkirakan konsentrasi garam dan asam yang diperlukan untuk
memperoleh kapasitas dapar yang sesuai. Besarnya
konsentrasi 0,05-0,5 M dengan kapasitas dapar 0,01-0,1
 Pertimbangkan ketersediaan bahan kimia, sterilitas larutan
akhir, stabilitas obat dan dapar untuk waktu yang cukup lama.
Contoh Soal:

1. Buatlah larutan dapar asetat, dengan pH 5 dan


kapasitas dapar 0,01.
pKa asam asetat : 4,76
Ka asam asetat : 1, 75 x 10-5 (FarFis edisi ketiga,
hal 388).
BM asam asetat : 60,05
BM Natrium asetat : 82,03
2. Dapar sitrat
pKa = 4,78, Ka = 1,66 x 10-5 (pH 5)
pKa = 3,15, Ka = 7,0 x 10-4 (pH 3)
pKa = 6,40, Ka = 4,0 x 10-7 (pH 7,4)
BM asam sitrat = 210,14
BM Na sitrat = 294,10
Kapasitas buffer = 0,01 M
Larutan Isotonis

 Apa pentingnya belajar mengenai


larutan Isotonis ???
 Selain pH, tekanan osmotik larutan farmasi yang
diperuntukkan untuk membran tubuh harus di
atur sedemikian untuk mendekati tekanan
osmotik kira-kira sama dengan cairan tubuh.
 Larutan isotonik tidak menyebabkan jaringan
yang berkontak dengannya membengkak atau
berkontraksi, dan tidak menyebabkan rasa tidak
nyaman saat diteteskan pada mata, saluran
hidung, darah atau jaringan tubuh lainnya.
Tonisitas
Tonisitas : kemampuan suatu larutan dalam
memvariasikan ukuran dan bentuk sel dengan
mengubah jumlah air dalam sel tersebut.

Larutan NaCl 0,9% (b/v) dan glukosa 0,5% (b/v) adalah


isotonik dengan cairan plasma.

Larutan Isotonis : Larutan dimana kedua sisi yang


dipisahkan membran sel memiliki
konsentrasi yang sama.
Dikatakan Isotonis jika :
 Tidak terjadi migrasi air ke satu arah
 Jumlah air dikedua larutan tetap
 Bentuk sel tidak terjadi perubahan
Kondisi Isotonis
Dengan mencampurkan sedikit darah dengan dan
larutan NaCl dalam air dengan tonisitas yang
berbeda-beda.
 Bila sedikit sel darah dicampurkan dengan larutan
yang mengandung 0,9 g NaCl dalam 100 ml air, sel
tersebut akan mempertahankan bentuk normal nya.

(Larutan tersebut dikatakan isotonis : mempunyai


konsentrasi garam yang sama dan tekanan osmotik
yang sama dengan sel darah).
 Jika sel darah disuspensikan dalam 2% larutan
NaCl, air dalam sel akan memasuki membran sel
dan mengencerkan larutan garam disekeliling sel
tersebut sampai konsentrasi garam dikedua sisi
membran sama.
(Keluarnya air dari sel ke membran menyebabkan
sel menyusut/mengkerut atau disebut Hipertonis)
 Jika darah dicampur dengan 0,2% larutan NaCl,
maka air akan memasuki sel-sel darah. Akibatnya
sel membengkak dan akhirnya pecah (hemolisis)
atau disebut Hiportonis.
 Larutan Hipertonis adalah Konsentrasi larutan
diluar sel labih tinggi dibanding didalam sel,
sehingga air berpindah dari dalam sel keluar sel
secara osmosis akibatnya sel mengkerut.
 Larutan Hipotonis adalah : konsentrasi larutan
diluar sel lebih rendah dibanding dalam sel,
sehingga air berpindah dari luar sel kedalam sel
secara osmosis, sehingga terjadi pembengkakan
sel dan akhirnya pecah/lisis
Perhitungan Tonisitas
PENURUNAN TITIK BEKU
Cairan tubuh setara dengan 0,9% NaCl.
Mengalami penurunan titik beku sesuai titik
beku darah -0,52 oC.

B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambah


C1, C2,… = Konsentrasi zat berkhasiat dalam resep (%b/v)
Ptb1, Ptb2,... = Penurunan titik beku zat berkhasiat
Ptb = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)
Metode Ekuivalen Natrium Klorida.

V = Volume Isotanis
W = Konsentrasi zat aktif (gram)
E = Ekuivalensi
Contoh Soal

1. R/ Ampisilin 0,1 (E = 0,16)


Isoniazid 0,05 (E = 0,25)
m.f. inject. Isot 5 ml

Berapa jumlah NaCl yang diperlukan untuk


menghasilkan sediaan yang isotonis ???
2. Suatu Larutan mengandung 1,0 g efedrin sulfat
(E = 0,23) dalam volume 100 ml.
a. Berapa natrium klorida yang harus ditambahkan
agar larutan tersebut isotonis?
b. Jika natrium klorida diganti dengan dekstrosa.
Berapa jumlah dekstrosa yang diperlukan agar
isotonis??

Anda mungkin juga menyukai