Kul FK - RA - ppt2003
Kul FK - RA - ppt2003
RA :
- Banyak dijumpai di praktek dr umum/THT
- Tdk fatal shg blm mendpt perhatian serius
- Pada semua usia ( usia produktif )
- Sifat kumat-kumaten --- dampak kualitas hidup
- Dampak kinerja dan produktivitas sekolah/
tempat kerja Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
- Beban ekonomi yg ditimbulkan
- Hub dgn asma, sinusitis, otitis media,
konjungtivitis
Patofisiologi :
- Rinitis alergi didasari oleh Reaksi Inflamasi
alergi (Reaksi Hipersensitivitas tipe I)
- Reaksi inflamasi merupakan respons imun
yang melibatkan Th2, limfosit B, eosinofil,
netrofil, sel mastosit, makrofag dan mediator
yang dikeluarkannya.
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
Mediator yang dilepaskan dibagi :
• Respon alergi fase cepat (RAFC)
• Respon alergi fase lambat (RAFL)
RAFC
Terjadi segera dlm bbrp menit – bbrp jam,
puncak reaksi 1 – 20 mnt pasca paparan.
Rinitis : bersin, hidung gatal, hipersekresi.
Asma : sesak nafas, hipersekresi mukos,
bronkospasme
YY
Kemerahan
Prostaglandin Keluar air mata
Y Bradikinin, PAF
Y
IgE
Gejala rinitis segera
Alergen Limfosit B Hidung gatal
Bersin, berair,
Hidung tersumbat
ICAM
IL-4
>
>
ANTIHISTAMIN
Mrpk pilihan pertama
Bekerja dgn cara kompetitif inhibitor
Efektif unt mengurangi Gx : pilek, bersin, gatal ttp
kurang unt buntu hidung.
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
AH dibagi 2 gol :
1. AH klasik : AH generasi I
- Bersifat sedatif
- Efek antikolinergik
- Dpt menyebabkan ggn pd jantung
- Contoh : chlorpheniramine, diphenhydramin,
tripolidin, prometazin dll.
2. AH generasi baru
- Long acting
- tdk menembus sawar darah otak ----- non sedasi
- Contoh : loratadin, cetirizine, terfenadin dll.
• TUJUAN :
– Merubah perilaku sakit menjadi perilaku sehat
– Meningkatkan kualitas hidup dan mencegah
komplikasi
– Meningkatkan pengetahuan RA
– Menjelaskan cara penanganan RA
Faktor yg mempengaruhi:
- Kelembaban udara yg tinggi
- Suhu udara dingin
- Perubahan emosi
- Latihan jasmani
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
- Faktor iritasi : asap rokok, bau merangsang
- Faktor endokrin : kehamilan, pubertas, pil
kontrasepsi
Patofisiologi:
Belum diketahui pasti
Saraf otonom mukosa hidung : N.vidianus ----
mengandung serat saraf simpatis & parasimpatis.
Aktivitas saraf parasimpatis lebih dominan
Pemeriksaan Klinis:
Rinoskopi ant : mukosa udim, warna merah.
sekret mukoid / serous
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
Pemeriksaan penunjang:
hanya utk menyingkirkan Dx Rinitis Alergi
Pengobatan:
Tgt faktor penyebab & gejala klinis yg menonjol
1. Menghindari penyebab
2. Simtomatis : Dekongestan oral, Antihistamin
generasi I, Kauterisasi konka nasi,
Kortikostreoid topikal
3. Operasi : konkotomi konka inf,
elektrokounter
4. Neurektomi N. vidianus
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
Komplikasi :
Sinusitis paranasalis
Polip nasi
Otitis media akut / serosa
pH hidung berubah
Pemakaian terus
RH +++ + +
RV ++ ++ ++
RA + +++ +++
Increased vascular
permeability
Oedema
Polyp formation
• Anamnesis :
Buntu hidung kronik memberat, pilek,
ingus tidak berbau, sering ada faktor
alergi, tidak nyeri, tidak berdarah
• Rinoskopi anterior : masa polip bening
licin/ pucat keabu-abuan,tangkai di
meatus nasi medius, dapat memenuhi
rongga hidung
• Pemeriksaan tambahan : naso-
endoskopi, radiologi ( foto Waters )
• Pengobatan : operasi polip ekstraksi
• Komplikasi : sinusitis paranasal,
OMSA / OMS
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
INFEKSI HIDUNG LUAR
SELULITIS
Infeksi pada puncak dan batang hidung
Akibat perluasan furukel pada vestibulum nasi
Penyebab :
Kuman streptokokus dan stafilokokus aureus
Pemeriksaan :
Hidung bengkak, merah, nyeri
Terapi : AB sistemik dosis tinggi
Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-KL
VESTIBULITIS
Infeksis pada kulit vestibulum
Akibat iritasi sekret rongga hidung ( rinitis, sinusitis,
benda asing ), trauma karena korek-korek hidung.
FURUNKEL
Infeksi luas dan invasif dari kljr sebasea atau folikel
rambut ------ jar subkutan
Etiologi : stafilokokus aerius
Terapi :
Abses ------ insisi
AB dosis tinggi
Analgesik, kompres hangat