Anda di halaman 1dari 13

Terminologi, Farmakologi

Dekongestan dan Skenario


Muhammad Iqbal H
1910045
Kel. Tutorial 7
TERMINOLOGI
1. Lividae : perubahan warna mukosa menjadi
biru/kehitaman
2. Rinoskopi anterior : pemeriksaan hidung
dengan menggunakan spekulum nasal
dengan melalui nares anterior
3. Dekongestan : golongan obat yang
digunakan untuk meringankan dan
menghilangkan kongesti/mampet pada
saluran hidung
4. Detritus : kumpulan leukosit, bakteri dan
epitel yang terlepas
Farmakologi
Obat
Dekongestan
● Dekongestan adalah jenis Obat Obatan yang bersifat untuk melegakan rasa
tidak nyaman pada Hidung
● Golongan Agonis adrenergik (simpatomimetik).
● Mekanisme : stimulasi dari reseptor α-adrenergik → menarik pembuluh
darah, sehingga menurunkan pembengkakan pembuluh sinus dan edema
mukosa.
● Aksi langsung dekongestan (phenylephrine, oxymetazoline,
tetrahydrozoline) mengikat reseptor adrenergik
● Farmakokinetik dekongestan sistemik : cepat dimetabolisme oleh
monoamine oxidase dan katekol-O-methyltransferase di gastrointestinal
(GI) mukosa, hati, dan jaringan lain.

http://eprints.ums.ac.id/20668/2/3._
BAB_I.pdf
● Pseuodoephedrine dan penylephrine memiliki distribusi volume besar (2,6-5 L/kg) dan
durasi pendek (6 jam untuk pseudoefedrin dan 2,5 jam untuk phenylephrine), konsentrasi
puncak untuk kedua obat terjadi pada 0,5 jam sampai 2 jam setelah pemberian oral.
● Indikasi dari dekongestan untuk mengurangi rasa sakit dari hidung serta untuk hidung
tersumbat.
● Efek samping yang ditimbulkan dekongestan seperti takikardi (frekuensi denyut janting
berlebihan, aritmia (penyimpangan irama jantung), peningkatan tekanan darah atau
stimulasi susunan saraf pusat

Pseudoephedrine
Skenario
Seorang pria 26 tahun (insidensi) datang ke Poliklinik THT dengan keluhan utama bersin (suspek rhinitis)
di pagi hari. Keluhan dirasakan memberat sejak 1 bulan terakhir (akut) dan hampir setiap hari (persistent),
disertai ingus yang cair (watery rhinorrhea), hidung tersumbat, gatal di hidung dan sekitar mata (gejala
klinis rhinitis), sehingga penderita sulit berkonsentrasi saat bekerja (keluhan mengganggu pekerjaan).
Keluhan memberat terutama bila terkena debu (faktor memperberat), diderita oleh sejak umur 14 tahun
(riwayat atopi). Telinga tidak terasa penuh, nyeri telinga (-). sulit menelan tidak ada, suara serak (-), batuk
(-), panas badan (-) (menyingkirkan suspek infeksi)

Riwayat alergi makanan, obat tidak diketahui, asma disangkal, Ayah mempunyai riwayat asma dan
menderita penyakit alergi. (faktor genetik, riwayat atopi, faktor risiko rhinitis alergi)

Riwayat penyakit dahulu : sering mengalami hal serupa khususnya bila terkena debu (faktor risiko rhinitis
alergi, debu merupakan faktor pencetus keluhan)
Riwayat pengobatan : minum obat flu tapi tidak ada perbaikan. → pengobatan inadekuat
PEMERIKSAAN FISIK DBN
Keadaan Umum : Kesadaran kompos mentis, tampak sakit ringan
Tanda Vital :
T : 110/80 mmHg DBN
S : 36°C (DBN, menyingkirkan suspek infeksi)
N : 88 x/menit, regular, isi cukup
R : 18 x/menit DBN
Status Generalis: dalam batas normal
Status Lokalis:
Telinga Kanan dan Kiri (DBN)
Pemeriksaan otoskopi serumen (-), membran timpani intak, refleks cahaya +/+
Pemeriksaan garpu tala dalam batas normal → menyingkirkan suspek tuli persepsi dan tuli
konduktif
Hidung: Pemeriksaan rinoskopi anterior : mukosa hiperemis (tanda inflamasi), tidak ada septum
deviasi, sekret serous dan tidak berbau (eliminasi infeksi aktif), konkha inferior hipertrofi +/+
(e.c. vasodilatasi, tanda inflamasi), lividae (tanda rhinitis alergi)
Faring : orofaring tenang. Tonsil T1-T1, hiperemis -/-, detritus -/-
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Skin prick test → untuk cek alergi : + (house dust mite)
Pemeriksaan IgE total : 250 IU/ ml (N: <100 IU/ml)
Diagnosis Banding
1. Suspek Rhinitis kronis alergi persisten sedang - berat e.c house dust mite
2. Suspek Rhinitis Vasomotor

Diagnosis Kerja : Rhinitis kronis alergi persisten sedang - berat e.c house dust
mite
Dasar Diagnosis
ANAMNESIS
● pria, usia 26 tahun, bersin di pagi hari Pemeriksaan Fisik
● 1 bulan terakhir, hampir setiap hari rinoskopi anterior : mukosa hiperemis, sekret
● ingus cair, hidung tersumbat, gatal di
serous dan tidak berbau, konkha inferior
hidung dan sekitar mata sehingga sulit
hipertrofi +/+, lividae
berkonsentrasi saat bekerja
Pemeriksaan laboratorium
● faktor pencetus dan memperberat :
debu eosinofilia
● ayah mempunyai riwayat atopi Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
● RPD : sering mengalami hal yang serupa IgE total 250 IU/ml (meningkat)
● RO : pengobatan inadekuat skin prick test + pada House dust mite ( Alergi

pd kutu debu)
Non - Farmakologi : Farmakologi :
● Menghindari alergen spesifik - Antihistamin
● Pemeliharaan dan peningkatan R/ Cetirizine tab 10 mg No VII
kebugaran jasmani S 1 dd tab I noct
● Konseling dan edukasi
i. Menyingkirkan faktor pencetus - Kortikosteroid
il. Menghindari suhu ekstrim panas R/ Kortikosteroid intranasal
maupun ekstrim dingin S 2 dd spray I

- Dekongestan
R/ Pseudoephedrine tab 60 mg No XXI
S 3 dd tab I
Prognosis

Quo Ad Vitam : Ad Bonam


Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanastionam : Dubia Ad Malam

Anda mungkin juga menyukai