Rhinitis
Tingkat keparahan :
1. Ringan, tidak terdapat hal berikut:
Gangguan tidur
Gangguan aktifitas sehari-hari
Gangguan pekerjaan / sekolah
Gejala dirasa mengganggu.
2. Sedang – berat, ada satu / lebih dari hal berikut:
Gangguan tidur
Gangguan aktifitas sehari-hari
Gangguan pekerjaan / sekolah
Gejala dirasa mengganggu
Dikelompokkan menjadi 4:
1. Intermiten ringan
2. Intermiten sedang – berat
3. Persisten ringan
4. Persisten sedang – berat
Etiologi
1. Penyebab spesifik
Sebagian besar alergen inhalan. Dan terbagi menjadi
2 jenis:
a. Alergen perenial – ada sepanjang tahun & sulit
dihindari.
cth: debu rumah, tungau debu rumah, serpihan kulit
binatang, jamur, kecoa
b. Alergen musiman, tipe :
pohon, rumput.
2. Penyebab nonspesifik
-Iklim, hormonal, psikis, infeksi, dan iritasi
Manifestasi klinis
1. Kontrol lingkungan
2. Terapi farmakologis
antihistamin, dekongestan,antikolinergik
Intranasal cromolyn, leukotriene modifier
Steroid inhalan
Pada rinitis ringan – antihistamin oral / intranasal
Rinitis intermiten sedang – berat dan rinitis persisten
ringan
Antihistamin oral + dekongestan, kortikosteroid
intranasal dan chromones
1. Antihistamin : generasi 1 dan generasi 2 (non sedatif)
Antihistamin generasi 2 : astemizol, loratadin,
setirizin, dan terfenadin.
2. Dekongestan
Secara oral : efedrin, fenil, propanolamin, dan
pseudo-efedrin
Secara topikal : tetes hidung / semprot hidung :
fenileprin, efedrin, derivat imidazolin
3. Kortioksteroid
- Topikal : beklometosa, budenosoid, flusolid, flutikason,
mometasonfuroat dan triamsinolon.
4. Imunoterapi
Desensitasi dan hiposensitasi – membentuk blocking
antibody.
5. Pembedahan
- Konkotomi (pemotongan konka inferior), bila konka
inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan
dengan kauterisasi.