Anda di halaman 1dari 29

SEPSIS PUERPERALIS

dr. H. Asrol Birin, SpOG(K)


INFEKSI NIFAS
Semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada
waktu persalinan dan nifas.

Demam nifas/ Morbiditas puerperalis


Kenaikan suhu sampai 38°C atau lebih selama 2
hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan
mengecualikan hari pertama.
Etiologi :
1. Eksogen ( dari luar )
2. Autogen ( dari tempat lain dalam tubuh diluar
jalan lahir )
3. Endogen ( dari jalan lahir sendiri )
…tersering namun tidak berat
…> 50% disebabkan Streptokokkus
anaerobicus

Infeksi nifas dapat pula disebabkan oleh


S. Hemolyticus Aerobicus, Staphylokokus aureus, E.
Coli, Clostridium Welchii.
Cara Infeksi :
1. Tangan pemeriksa yang membawa
masuk kuman yang sudah ada ke
dalam uterus dan alat/ sarung yang
tidak steril.
2. Droplet Infection.
Alat/ sarung tangan yang
terkontaminasi kuman dari hidung atau
tenggorokan penolong
3.Kuman patogen yang berasal dari
penderita dengan berbagai infeksi
dalam rumah sakit.
4. Coitus akhir kehamilan tidak
merupakan sebab yang penting,
kecuali mengakibatkan pecahnya
ketuban.
5. Infeksi intrapartum sudah dapat
memperlihatkan gejala pada waktu
persalinan
Gejala : kenaikan suhu, leukositosis
dan takikardia, DJJ dapat meningkat,
air ketuban dapat keruh dan berbau.
Prognosis tergantung jenis kuman,
lama infeksi dan adanya perlukaan
jalan lahir.
Faktor predisposisi infeksi nifas :
1. Penurunan daya tahan tubuh
2. Partus lama, terutama dengan ketuban
pecah lama
3. Tindakan bedah vaginal, yang
menyebabkan perlukaan jalan lahir
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput
ketuban dan bekuan darah
Infeksi nifas dibagi dalam 2 golongan :

1. Infeksi yang terbatas pada perineum,


vulva, vagina dan endometrium
(vulvitis,Vaginitis,cervicitis,endometritis )

2. Penyebaran melalui vena-vena


( septikemia dan pyaemia ) , melalui
jalan lymphe( peritonitis dan
parametritis ) dan melalui permukaan
endometrium ( salpingitis, oophoritis).
Diagnosis
Kebanyakan demam setelah persalinan disebabkan
oleh infeksi nifas, tetapi kemungkinan sebab-sebab
diluar alat genital harus dipertinbangkan juga,
seperti radang saluran nafas, dan mastitis.

Perlu juga dilihat apakah infeksi terbatas pada


tempat-tempat masuknya kuman atau menjalar ke
tempat lain.
Prognosis
Menurut derajatnya septikemia merupakan infeksi
paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang
segera diikuti oleh peritonitis umum.

Pyaemia juga menyebabkan kematian cukup tinggi


dan berlangsung lama.
Pencegahan
Selama kehamilan
Memperbaiki anemia yang merupakan predisposisi infeksi
nifas.
Perbaikan keadaan gizi
Coitus pada hamil tua sebaiknya dihindari karena dapat
mengakibatkan pecah ketuban dan infeksi

Selama persalinan
Membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman kedalam
jalan lahir, menjaga persalinan tidak berlarut-larut,
menyelesaikan persalinan dengan sedikit trauma dan
mencegah perdarahan banyak
Selama nifas
Pada hari-hari pertama postpartum luka dijaga
agar tidak dimasuki kuman dari luar.
Pengunjung pada hari-hari pertama dibatasi.
Penderita dengan infeksi nifas jangan dirawat
bersama dengan wanita nifas yang sehat.
Pengobatan
Antibiotika memegang peranan sangat penting
dalam pengobatan nifas.

Dapat dilakukan pembiakan getah vagina serta


cerviks, jika perlu juga dari darah dan dilakukan
tes sensitifitas.

Dapat diberikan penisilin dosis tinggi atau


antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil
tes sensitifitas.
Disamping antibiotika, perawatan baik sangat
penting dan makanan yang cocok dengan keadaan
penderita.
Sepsis
PATOLOGI :
• Penurunan PERFUSI jaringan
karena kelainan distribusi cairan
• Reaksi radang akibat infeksi
(systemic inflammatory response
syndrome)
Renjatan
(Syok)

Sebab ? Gejala

• Infus 2000cc ++
• Antibiotik +02

6 Jam
Renjatan

Buang
Membaik Sumber! + Dopamine
Sembuh Infeksi 2-5 mg/kg/menit
gagal

Tensi
Rujuk + Rawat ICU

Gambar: Skema penanganan Sepsis


Systemic inflammatory response
syndrome
• Akibat peradangan
timbul reaksi lekosit
dan jaringan --- TNF
(tumor necroting factor)
dan sitokin (IL-1, IL-6
dsb), histamin,
bradikinin
• Terjadi vasodilatasi ,
lalu vasokonstriksi
SEPSIS
• AWAL (warm shock):
vasodilatasi --- tensi
menurun, akral masih
hangat
• LANJUT (cold shock)
vena konstriksi , perfusi
memburuk --- tensi
turun, akral dingin,
depresi jantung akibat
TNF
Sasaran terapi
• Pertahankan perfusi
dengan Infus : Ringer
• Antibiotik spektrum
luas : Ampicillin,
Gentamycin dan
Metronidazole
• Pantau : kesadaran, nadi,
nafas, suhu, dan
produksi urin
Evaluasi
• Perbaikan ? : suhu,
nadi, produksi urin
• APA PENYEBAB ?
• Bila dalam 3 hari
---Gagal
• ANGKAT SUMBER
INFEKSI --
OPERASI/KURET
TEKNIK infus
• Cari vena perifer
• gunakan kateter vena
• siapkan alat infus
• tusuk kan langsung,
sudut 30, sambung
dengan buret Ringer
• ambil darah untuk
Lab: leko, Hb, kultur,
dsb
Antibiotik

• Ampicillin 4 x 2g /h
• Gentamycin 5 mg/kg, maks 2 x 80 mg/h
• Metronidazol 3 x 500 mg supp/h
Pemantauan
• Nafas n= 20-24/MN
• Suhu afebris
• Nadi N = 80-100x/mn, isi cukup
• Produksi urin, N > 30 ml/h
Gambar: Peningkatan TNF menimbulkan risiko kematian.
Kini terdapat antibodi TNF untuk menurunkan risiko
Gambar: Terbentuknya sitokin akibat rangsangan LPS
(Lipopolisakarida) bakteri dengan kadar sitokin (IL 6, IL 8) yang
meningkat terjadi syok sepsis
Gambar: Radang pelvik dan abses piosalping
Gambar: a. Tampak abses uterus dibekas luka sepsis
b. Kolpotomi: Pungsi kavum Douglas pada Abses pelvik
Gambar: Terbentuk celulitis/abses parametrial
Gambar: Kuret isap pada abortus/septik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai