ILMU BEDAH
NO KOMPONEN BOBOT
1. TUGAS 1
2. NILAI MID SEMESTER 2
3. NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER 3
DISIPLIN ILMU
• DIGESTIVE
• UROLOGY
• ONCOLOGY
• PLASTIC
• CTV
• PEDIATRIC
• NEUROSURGERY
• ORTHOPAEDY
RUANG LINGKUP
• INFEKSI
• TRAUMA
• TUMOR
• KONGENITAL
• DEGENERATIF
• METABOLIK
• SEPTIK –ASEPTIK
• DLL
PENGAMPU ILMU BEDAH
No PENGAMPU MATERI
.
1. dr. Guntur Surya Alam, SpBA Bedah Anak + Pediatrik
Urologi
2. dr. Bakri Hasbullah, SpB, Bedah Onkologi
FINACS
3. dr. Hitaputra Agung W., SpB Bedah Orthopaedi
MINIMAL HEBAT
RESOLOSI ORGANISASI :
ABSES / FLEGMON
(PENYEMBUHAN)
• FAGOSITOSIS
• GRANULASI
INFLAMASI KRONIS
PENYEMBUHAN :
• GRANULASI
SINUS / FISTULA • FIBROSIS
• JARINGAN PARUT
GAMBARAN KLINIS
INFEKSI AKUT (tanda cardinal Celsus) :
• Rubor (kemerahan)
• Kalor (demam setempat) o/k vasodilatasi
• Tumor (bengkak) o/k eksudasi
• Dolor (nyeri)o/k ujung saraf perasa terangsang
• Fungsiolesa (gangguan fungsi)
Kuman penyebab infeksi bedah
• Gram (+): stafilokokus, streptokokus
• Gram (-): enterobakter, pseudomonas
• Kuman anaerop : kolstridium bakteroides
• Jamur : kandida, aspergilus dll
• Virus : herpes, poliomielitis, HIV
Infeksi pada kulit
• Furunkel : infeksi pada folikel rambut
• Selulitis : infeksi pada jaringan ikat subkutis
• Abses : jika terdapat penumpukan pus
• Infeksi luka operasi
Penyebab tersering Stafilokokus aureus dan S.
epipermidis
Terapi :
Pemberian antibiotik
Insisi dan penyaliran bila sudah terjadi abses
PIOMIOSITIS (Infeksi pada Otot)
Etiologi :
• Stapilokokus haemolitikus albus / aureus
• Terkadang Steptokokus pyogenes
Prevalensi : anak dan orang dewasa (20-40 th)
Porte-dentrêe :
• Trauma langsung
• Penyebaran hematogen
Gambaran klinis Piomiositis
Fase akut / invasi :
• Nyeri & pembengkakan pada otot yang terserang
• Terkadang demam
Fase supuratif :
• Adanya abses yang bersekat-sekat ( abses
multilokuler)
• Demam yang bersifat fulminan
Fase akhir :
• Timbul fibrosis -> kontraktur
• Kecacatan tergantung luasnya infeksi
Penatalaksanaan Piomiositis
Fase akut / invasi :
• Antibiotik
• Analgetik / antipiretik
Fase supuratif :
• Insisi radikal di semua lokus
• Antibiotik + analgetik
GANGREN GAS
ETIOLOGI :
• Clostridium welchii (perfringens)
• Flora normal usus, berfifat anaerob
• Membentuk spora keluar bersama feses
• Tahan kering dan beberapa desinfektan
GANGREN GAS
Porte-dentrêe :
• Trauma jaringan lunak
• Benda asing
• Luka tembak
• Fraktur terbuka
• Luka operasi terkontaminasi
• Pengegipan yang terlalu ketat
• dll
PATOLOGI GANGREN GAS
• Kuman menghasilkan eksotoksin kuat =>
nekrosis jaringan
• Bila terbatas pada subkutan => selulitis
• Meluas ke otot => nekrosis otot yang progresif
oleh eksotoksin
• Karbohidrat otot dipecah oleh enzim sakarolitik
=> gas hidrogen, CO2 & as. Laktat => tekanan
jaringan meningkat => penyebaran lebih luas
=> nekrosis lebih luas => penumpukan eksudat
dan gas makin banyak.
GANGREN GAS
GAMBARAN KLINIK :
• Masa tunas 1-3 hari setelah luka
• Tanda-tanda inflamasi akut bahkan bula
• Krepitasi mungkin ada, kadang tidak nyata
(tanda adanya gas di jaringan, dapat diraba atau
didengar dengan stetoskop)
• Cairan yang keluar dari luka encer, warna merah
muda sampai coklat dan biasanya berbau
GANGREN GAS
GAMBARAN KLINIK :
• Penderita tampak pucat, lemas dan berkeringat
dingin, demam dan terkadang sesak napas
• Toksin => anemia hemolitik & syok septik =>
MOD
• Radiologi : pneumatisasi seperti bulu burung
dalam jaringan otot
GANGREN GAS
PENATALAKSANAAN :
• Terapi supportif
• Antibiotik penisillin
• Debrideman dan penyaliran, bila perlu amputasi
• Oksigenasi hiperbarik di ruang khusus
• Antitoksin kalau tersedia
TETANUS
ETIOLOGI :
• Clostridium tetani
• Bersifat anaerob murni
• Menghasilakan toksin
• Bentuk spora dapat bertahan bertahun-tahun
• Spora didapatkan di tanah / debu
TETANUS
PATOGENESIS :
• Spora => porte d’entree melalui luka laserasi,
tusuk, tembak, gigitan atau suntukan, persalinan,
abortus provokatus, otitis media, gigi berlubang
dll.
• Dalam luka berubah bentuk vegetatif,
menghasilkan eksotoksin (tetanolisin &
tetanospasmin)
TETANUS
PATOGENESIS :
• Tetanolisin menghancurkan darah => membuat
optimal perkembangan bakteri
• Tetanospasmin yang toksik terhadap sel saraf =>
diabsorbsi ujung saraf motorik dan diteruskan ke
sel ganglion dan susunan saraf pusat => kejang
otot
• Saraf sensorik sama sekali tidak menyerap
Manifestasi Klinis Tetanus
• Masa inkubasi 3 hari – 4 minggu (@ 8 hari)
• Tetanus lokal :
- Kaku persisten pada sekitar luka
- Trauma kepala => tetanus tipe sefalik
1. FASE INFLAMASI
=> hemostasis
=> inflamasi
2. FASE PROLIFERASI
=> epithelisasi
=> fibroplasia & formasi jaringan granulasi
=> penumpukan kolagen
3. FASE MATURASI
=> produksi dan degradasi kolagen seimbang
=> kontraksi luka
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka :
1. Faktor-2 yang berkaitan dengan pembedahan :
jahitan, benda asing, infeksi, hematoma, stres
mekanik.
2. Faktor-2 yang berkaitan dengan anestesi :
perfusi jaringan, suhu tubuh, hipovolemik.
3. Faktor-2 yang berkaitan dengan penderita :
diabetes, merokok, nutrisi yang jelek,
alkoholisme, gagal ginjal kronik, ikterik, usia
lanjut.