Anda di halaman 1dari 17

Temuan Audit

Internal Audit
Nama Kelompok
1. Nida Ananda (022118 263)
2. Siti Nurlela (022118 269)
3. Tiana Raharni Putri (022118 273)
4. Euis Tilis Tianawati (022118 277)
5. Barry Pierdishafa Moechry (022118 290)
6. Dinda Rizkyah Azzahra (022118 304)

2
Apa yang dimaksud “Mens
Rea”, kalau tidak mencakup
1 Mens Rea, apakah tidak
dianggap temuan audit?
Mens Rea adalah adalah unsur kesalahan (fault element) atau unsur
mental (mental element), sedangkan Utrecht berpandangan bahwa mens
rea adalah sikap batin pelaku perbuatan pidana. Mens rea mencakup
unsur – unsur pembuat tidak pidana yaitu sikap batin yang disebut unsur
subyektif suatu tindak pidana atau keadaan psikis pembuat. Tidak
mencakup mens rea dan tidak dianggap temuan audit adalah himpunan
data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama
melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan
secara analitis menurut unsur – unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi
pihak – pihak yang berkepentingan sedangkan mens rea mempunyai
unsur – unsur yang membuat tindak pidana.

4
Temuan Audit sering gugur atau
2 dicoret Pengawas, kenapa kira –
kira?
Karena setiap temuan yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan
pengawasan yang ketat, baik secara manual maupun elektronik, dan
penelaahan tersebut harus dibuktikan dengan tanda tangan penyelia atau
indikasi persetujuan elektronik. Tidak ada yang begitu menggurangi
kredibilitas aktivitas audit internal selain temuan yang tidak dibuat
dengan mendalam sehingga mudah diserang. Sebuah temuan audit
secara definisi merupakan sebuah kritik mekanisme bertahan alami atas
kritik-kritik tersebut sering kali dengan segera menghasilkan keterangan
terhadap kritik tersebut.

6
Oleh karena itu, temuan audit harus mengatasi kritik. Penyelia audit
bisa melihat bahwa hasil akhir dicapai dengan mendekati temuan audit
melalui pertanyaan-pertanyaan berikut :

1) Apakah ada bagian-bagian dari temuan yang hilang? Mengapa? Apa


yang bisa dilakukan untuk mencari bagian-bagian yang hilang
tersebut? Apakah kekurangan-kekurangan ini merupakan penyajian
yang buruk atau pekerjaan audit yang tidak lengkap?

2) Apakah bagian-bagian tersebut begitu tercampur sehingga


mengaburkan kejelasan? Apakah pendapat menggantikan fakta-fakta?
Apakah sebab tercampur dengan akibat? Apakah rekomendasi
memang menyajikan fakta-fakta?

7
3) Jika prosedur tidak diikuti, apakah rekomendasi hanya
sekadar pernyataan bahwa prosedur tersebut
seharusnya dikuti? Atau apakah rekomendasi
menunjukkan mengapa prosedur tersebut tidak
diikuti? Dengan kata lain, apakah akan lebih berguna
untuk merekomendasikan instruksi yang lebih jelas,
supervisi yang lebih ketat, pengawasan yang lebih
konstan, atau sarana kontrol lain yang dengan segera
akan menunjukkan penyimpangan dari prosedur?

8
4) Apakah kriteria audit bisa diandalkan, jelas, meyakinkan, dan objekif?
Apakah kriteria tersebut dirancang untuk memenuhi suatu sasaran
manajemen? Apakah masuk akal?
5) Apakah informasi mengenai penyebab sudah lengkap atau hanya informasi
yang tidak mendalam? Apakah penyebab merupakan suatu kesimpulan
yang logis? Apakah tepat menuju masalah? Akankah penyebab setiap kali
memicu dampak yang sama yang tidak diinginkan? Apakah penyebab
tersebut merupakan penyebab di permukaan, atau merupakan penyebab
dasar?
6) Apakah dampak terlalu berlebihan? Apakah logis? Apakah dianggap terlalu
kecil? Apakah dikuantifikasi dengan memadai? Apakah aktiva tidak
berwujud dengan memadai diakui dan dijelakan dengan memadai? Apakah
manajemen operasi setuju dengan dampak yang dilaporkan? Jika tidak,

9
bagaimana posisinya?
7) Apakah ada keadaan-keadaan yang bisa menyebabkan temuan
tersebut tidak diterima dan dibatalkan? Bisakah kondisi-kondisi
tersebut dinetralisasi?
8) Apakah rekomendasi bermanfaat dan spesifik, atau sekadar
menyatakan "meningkatkan kontrol"? Apakah rekomendasi
tersebut terlalu kaku, memaksakan tindakan-tindakan yang
diusulkan auditor internal? Apakah rekomendasi berkenaan dengan
masa lalu tetapi mengabaikan masa datang? Apakah bersifat
menghukum, ketimbang konstruktif? Apakah tidak sejalan dengan
penyebabnya? Apakah mencakup sarana untuk mengawasi kondisi
sehingga dampak-dampak merugikan tidak terulang lagi?

9) Apakah metode penyajian sesuai dengan standar?

10
Demikian halnya temuan
kerugian negara sering
3 digugurkan di Pengadilan,
karena apa pada umumnya?
Dapat dikatakan bahwa adanya temuan kerugian negara oleh BPK tidak selalu
membuktikan terjadi kejahatan korupsi. Tidak adanya kerugian negara juga belum dapat
disimpulkan tidak ada kejahatan korupsi. Faktor penentu ada atau tidaknya kejahatan korupsi
adalah terpenuhinya unsur-unsur dalam rumusan delik dan tidak ada keharusan terjadinya
kerugian negara nyata. Sebagaimana dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (PTPK) yang memuat unsur kerugian negara menyebut kata “dapat”
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Temuan pemeriksaan yang tidak
dapat ditindaklanjuti, meliputi:

1. Penanggungjawabnya sudah tidak aktif (pensiun,meninggal dan atau tidak diketahui


lagi alamatnya) dengan pembuktian yang sah, kecuali untuk temuan yang belum
kedaluarsa dan sudah ada Tuntutan Ganti Rugi atau Surat Keterangan Tanggung Jawab
Mutlak;

2. Kurang material nilainya dan sudah berlarut-larut dan pertimbangan lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.

12
Banyak temuan ganti rugi tidak
4 bisa ditindak lanjuti, kenapa?
Temuan hasil pengawasan yang sulit atau tidak dapat ditindaklanjuti dan memiliki sebab-
sebab yang logis berdasarkan evaluasi kasus dan kondisi, atau telah diupayakan pelaksanaan
tindak lanjutnya oleh auditi, dapat dihapuskan dari temuan hasil pengawasan. Penghapusan
temuan tersebut, melalui mekanisme yang diatur dengan melibatkan tim evaluasi dan
membuat berita acara yang ditandatangani Pimpinan auditi yang berwenang, pejabat
pengawas (BPK atau APIP), pejabat teknis yang berkompeten sesuai dengan substansi
permasalahan, dan pejabat Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. Penetapan status temuan tidak dapat ditindaklanjuti merupakan
kewenangan masing-masing lembaga audit yang menerbitkan Laporan Hasil Pengawasan
(LHP), apabila saran/rekomendasi yang dimuat dalam LHP ternyata mengandung kelemahan
saran/rekomendasi yang timbul karena berbagai sebab, sehingga tidak dapat melaksanakan
tindak lanjut sesuai dengan saran/rekomendasi audit.

14
Jelaskan temuan audit di
5 jiwasraya tahun – tahun lalu
yang sedang diperbincangkan!
Ada 16 temuan tersebut terkait dengan pengelolaan bisnis, investasi,
pendapatan dan biaya operasional PT AJS selama 2014-2015.

Temuan tersebut beberapa diantaranya investasi pada saham TRIO,


SUGI, dan LCGP pada tahun 2014 dan 2015 tidak didukung oleh kajian
usulan penempatan saham yang memadai, Jiwasraya berpotensi menghadapi
risiko gagal bayar atas transaksi investasi pembelian medium term note PT
Hanson Internasional (HI), Kurang optimal dalam mengawasi reksadana
yang dimiliki dan terdapat penempatan saham secara tidak langsung di satu
perusahaan yang kinerja kurang baik, Adanya penyimpangan-penyimpangan
yang berindikasi fraud atau curang dalam pengelolaan saving plan dan
investasi.

16
Terima Kasih!
Any questions?

17

Anda mungkin juga menyukai