Anda di halaman 1dari 26

Oleh: Suswinarno, Ak.

, MM
Jakarta, 10 Februari 2017
Definisi Audit

Pengertian auditing menurut PSAK (Pernyataan


Standar Audit Keuangan) adalah suatu proses
sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas
pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi
dan kejadian-kejadian dan melihat bagaimana
tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi
dengan kenyataan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada yang berkepentingan.
Definisi Audit
Menurut Sukrisno Agoes, pengertian auditing adalah
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai laporan
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Definisi Audit
Menurut Arens Loebbecke, auditing adalah proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu
entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan
dan melaporkan kesesuaian informasi termasuk
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
Definisi Audit
Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke,
auditing is the accumulation and evaluation of
evidence about information to determine and report on
the degree of correspondence between the information
and established criteria. Auditing should be done by a
competent independent person.
Definisi Audit secara Sederhana

Audit = Membandingkan!

Mudah bukan?
Apa yang diperbandingkan?

Das sein Vs Das solen

Rencana Vs Pelaksanaan

Apa yang terjadi Vs Apa yang seharusnya terjadi

Kondisi Vs Kriteria
Jenis Audit

1) Audit terhadap Laporan Keuangan (General


Audit/Financial Audit)

2) Audit Operasional/Audit terhadap Kinerja


(Operational Audit/Performance Audit)

3) Audit Khusus (Special Audit)


Audit terhadap Laporan Keuangan
(General Audit/Financial Audit)

Opini:

1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified


Opinion), yang biasanya disingkat WTP;
2) Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified
Opinion);
3) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion); dan
4) Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer
Opinion)
Audit Operasional/Audit terhadap Kinerja
(Operational Audit/Performance Audit)

3 E:

1) Efektifitas
2) Efisiensi
3) Ekonomis
Audit Khusus (Special Audit)

Hasilnya:

LHA Khusus
Temuan Audit (Audit Finding)

ketidaksesuaian antara kondisi dengan criteria (terdapat


penyimpangan/deviasi)
Atribut Temuan Audit

1) Kondisi
2) Kriteria
3) Sebab
4) Akibat
5) Rekomendasi
Bukti Audit

1) Dokumen
2) Fisik
3) Rekaman
4) Wawancara
5) Analisis
Jenis Temuan

1) Administratif
2) Kegagalan pencapaian tujuan (program
pembangunan)
3) Pemborosan
4) Kerugian Keuangan Daerah/Negara
Substansi Audit

1) Kebenaran Formal

2) Kebenaran Material
Terdapat 4 (empat) skenario masalah
sebagai berikut:

1) Kebenaran formal dilanggar, kebenaran material


terpenuhi.

2) Kebenaran formal terpenuhi, kebenaran material


dilanggar.

3) Kebenaran formal tidak terpenuhi dan kebenaran material


juga tidak terpenuhi.
4) Kebenaran formal terpenuhi, kebenaran material
terpenuhi
Kegagalan Komunikasi Audit

Terjadi karena:

1) Faktor Internal Auditee

2) Faktor Eksternal Auditor


Faktor Internal Auditee

1) Secara manusiawi, tidak ada satu orangpun yang senang diaudit. Bahkan
auditorpun juga tidak senang apabila berada dalam posisi sebagai
orang/pihak yang diaudit.

2) Paradigma (mindset) auditee bahwa pelaksanaan audit hanyalah usaha


untuk mencari-cari kesalahan belaka.

3) Psikologi auditee yang inferior dalam menghadapi auditor.

4) Kurangnya pengetahuan auditee tentang ilmu audit dan proses audit.

5) Auditee merasa/menganggap posisinya dengan auditor tidak seimbang.


Faktor Eksternal Auditor

1) Auditor merasa Superior!

2) Auditor merasa paling benar.

3) Auditor merasa paling berkuasa


Apa yang harus dilakukan auditee?

1) Bukankah kita tidak mungkin memenangkan peperangan


tanpa senjata? Menjadi masuk akal apabila tanpa senjata
seseorang sudah kalah sebelum perang dimulai.

2) Mengubah paradigma (mindset) auditee bahwa pelaksanaan


audit hanyalah usaha untuk mencari-cari kesalahan belaka.
Bagaimana caranya?

3) Mengurangi sikap inferioritas auditee terhadap auditor.


Bagaimana caranya?
Apa yang harus dilakukan auditee?

4) Jangan berlebihan dalam memperlakukan/melayani auditor.

5) Jangan pernah memperlakukan auditor dengan sinis.

6) Dalam menghadapi auditor (khususnya) yunior, dibutuhkan tingkat


kesabaran yang lebih tinggi

7) Jangan pernah menunda-nunda permintaan dokumen yang


dibutuhkan auditor.

8) Dalam menanggapi temuan yang diajukan oleh auditor,


kumpulkan dan sertakan bukti-bukti untuk mendukung
argumentasi.
Apa yang harus dilakukan auditee?

9) Sejak hari pertama audit dimulai, kemukakan penyimpangan (-


penyimpangan) yang terjadi, sertakan bukti (-bukti) yang
mendukung terjadinya penyimpangan, dan jelaskan latar belakang
mengapa penyimpangan tersebut harus terjadi (tidak mungkin
dihindari).

10) Jangan pernah berspekulasi untuk berniat (apalagi


melakukan) pengurangan kuantitas dan/atau kualitas barang
yang diperjanjikan dalam kontrak.

11) Jangan pernah menganggap auditor tidak akan menemukan


atau tidak mampu menemukan masalah yang tersembunyi
(disembunyikan).
Apa yang harus dilakukan auditee?

12) Jangan pernah mengandalkan suap untuk menghilangkan


temuan yang merugikan keuangan daerah/Negara.

13) Bagaimana apabila auditee tidak sepakat dengan temuan


auditor? Auditee tidak perlu khawatir. Apabila auditee yakin
dengan pendapatnya, auditee harus tetap bertahan dengan
pendapatnya dan menyertakan bukti-bukti untuk mendukung
pendapatnya. Auditee berhak menyanggah apapun temuan yang
diajukan oleh auditor.

14) Bagaimana merespon temuan tentang kemahalan harga?


Kemahalan harga sebenarnya adalah temuan yang sulit untuk
dibuktikan oleh auditor. Mengapa?
Apa yang harus dilakukan auditee?

15) Manfaatkan ruang profesional and personal judgement.


Bagaimana caranya?
Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai