Anda di halaman 1dari 124

SIK II

(Statistik Rumah Sakit/


Statistik di FasYankes)
ARIFATUN NISAA, SKM., M.P.H
Riwayat Hidup (CV)
Nama: Arifatun Nisaa, SKM., M.P.H

Tanggal Lahir: Sukoharjo, 20 April 1990

Alamat rumah: Gabahan Baru RT 05 RW 12, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah

(Googlemap: Ncopjubjub)

No HP: 082310902010

Email: arifatun.nisaa@gmail.com

Email Prodi PIK: d3perinfokesunivet@gmail.com

Status: Menikah (Isdianto HIS., ST – PT Suparma, Tbk)

Anak: 1. Sofia Noor Az-Zahra IHS (13 Oktober 2016)


Jenjang Pendidikan:
SD  SDN Jombor 1 Sukoharjo (1996-2002)
SMP  SMPN 3 Sukoharjo (2002-2005)
SMA  SMA Al-Islam 1 Surakarta (2005-2008) (Kelas IPS)
S1  Epidemiology & Biostatistik : FIK UMS (2008-2012)
S2  SIMKES : IKM FK UGM
(September 2013 - Desember 2015)
Wisuda 19 April 2016
Mata kuliah : SIK II (Statistik RS/ Yankes)
 
Bahan kajian/materi ajar 1 semester:
1) Kontrak Perkuliahan dan RPS & Konsep Dasar/ Pengantar Statistik di Fasyankes
(Terminologi/ Istilah-istilah dalam Statistik RS)
2) Statistik Data Administrasi-Sensus Data Pasien (Patient Census Data)
3) Persentase Penggunaan TT (Percentage of Occupancy)-Bed Turn Over &
(Bed Occupancy Ratio & Turn Over Interval (TOI))
4) Lama Rawat (Length of Stay)
5) Statistik Data Klinis dan Data Case-Mix (Statistik Mortalitas & Statistik Autopsi)
6) Indikator Pelayanan Rumah Sakit
7) Grafik Barber Johnson
8) Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
9) Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
 
1) Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Buku Ery Rustiyanto, 2010 (Statistik RS untuk Pengambilan Keputusan)
Definisi SIRS
Konsep SIK RS
Tujuan SIK
Komponen SIK RS (mencakup 3 komponen Kegiatan= Input, Proses & Output)

2) Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)


Definisi SIMPUS
Perbandingan Sebelum dan sesudah Implementasi (Penerapan) SIMPUS
Kelebihan dan Kekurangan
Kendala Implementasi SIMPUS
Buku sumber/Referensi:
1) Dirjen Bina Upaya Kesehatan-Kemenkes RI. Juknis SIRS 2011 (Sistem Informasi RS).
2) Horton Loretta A. 2010. Healthcare Statistics-Health Information Management, Concepts,
Principles and Practice, 3th ed. Chicago, Illinois: AHIMA
3) Horton Lorette A., 2010. Calculating and Reporting Healthcare Statistics-Third Edition.
Chicago, Illinois: AHIMA
4) IFHIMA, 2012. Education Module for Health Record Practice, Module 4 –Healthcare
Statistics
5) Kuehn Lynn, 2009. A Practical Approach to Analyzing Heathcare Data, Chicago, Illinois:
AHIMA.
6) Youmans, 2000. Basic Statistics for Health Information Management Professionals. Chicago,
Illinois: AHIMA
7) Sudra, R. I. (2010) Statistik Rumah Sakit. 1 ed. Yogyakarta: Graha Ilmu.
8) Hosizah & Yati Maryati, 2018. SIK II (Statistik Pelayanan Kesehatan). PPSDM
Kemenkes RI
9) Ery Rustiyanto, 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Graha Ilmu
10)Rano Indradi Sudra. 2017.Rekam Medis. Penerbit Universitas Terbuka. Tangeran 
11) Gemala R.Hatta. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan disarana Pelayanan
Kesehatan
Konsep Dasar Statistik di
Fasyankes
SESI 1
TUJUAN MEMPELAJARI STATISTIK RUMAH SAKIT

Mengetahui alasan pasien datang berobat


Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan terhadap pasien
Kualitas dari pelayanan yang diberikan
Berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pihak penentu akreditasi
Berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pihak penanggung biaya
pelayanan
Penentuan prioritas pelayanan
Mengelola keberagaman layanan dokter spesialis
Kegunaan Statistik Kesehatan
Menentukan ada dan besarnya masalah kesehatan
Menentukan prioritas masalah
Membuat perencanaan program kesehatan
Mengadakan evaluasi pelaksanaan program kesehatan
Dokumentasi untuk mengadakan perbandingan di masa yang akan
datang
Mengadakan penelitian masalah kesehatan yang belum diketahui dan
menguji kebenaran suatu masalah kesehatan
Memberikan penerangan tentang kesehatan pada masyarakat
Siapa yang membutuhkan Statistik RS ?
Informasi, fakta dan pengetahuan yang merupakan hasil dari aktivitas statistik
rumah sakit sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak, meliputi :
Manajemen rumah sakit
Unit keperawatan
Organisasi pelayanan kesehatan lainnya
Unit pengelola obat dan alkohol
Peneliti pelayanan kesehatan
Lembaga pendidikan tenaga kesehatan
Badan pengelola akreditasi, dan
Pemerintah
Informasi dari statistik rumah sakit digunakan
untuk berbagai kepentingan, antara lain:
Perencanaan, pemantauan pendapatan dan
pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen RS
Pemantauan kinerja medis
Pemantauan kinerja non medis
PENGANTAR STATISTIK RUMAH SAKIT

Statistik yang menggunakan & mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di RS untuk
menghasilkan informasi, fakta dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di RS
PENGERTIAN

Statistik :
Sekumpulan data, baik bersifat numerik maupun kategorikal,
yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Statistik Rumah Sakit :
Statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan
informasi, fakta dan pengetahuan berkaitan dengan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Mengapa perlu ada Statistik
RS????
1. Mengetahui alasan pasien berobat ke RS
2. Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan
terhadap pasien
3. Kualitas pelayanan yang diberikan
4. Menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh pihak penentu akreditasi
5. Menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
pihak penanggungjawab pelayanan
6. Penentuan prioritas pelayanan
7. Mengelola keberagaman layanan dokter spesialis
Siapa yang membutuhkan Statistik RS?!
Manajemen RS
Unit pelaksana registrasi kanker
Unit keperawatan
Organisasi pelayanan kesehatan lainnya
Unit pengelola obat & alcohol
Peneliti pelayanan kesehatan
Lembaga pendidikan tenaga kesehatan
Badan pengelola akreditasi
Pemerintah
ISTILAH-ISTILAH DALAM STATISTIK RS
Kunjungan / Attendance
yaitu setiap kedatangan pasien ke RS untuk mendapatkan layanan yang
tersedia di RS tersebut
Admisi / Admission
yaitu proses resmi yang dialami seseorang pada saat diterima oleh RS
dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pengobatan pada pasien
tersebut
Pasien keluar / Discharge
menunjukkan proses formal keluarnya seorang pasien rawat inap
meninggalkan RS
Tempat Tidur yang Tersedia / Bed Count / Available Beds / Bed
Complement
menunjukkan jumlah tempat tidur (TT) yang tersedia dan siap digunakan
sewaktu-waktu untuk pelayanan rawat inap. Jumlah ini merupakan total
jumlah TT yang sedang dipakai maupun yang masih kosong.
Bassinet (TT untuk bayi baru lahir) dihitung terpisah dari TT biasa.
TT di ruang pemulihan (recovery room), TT di ruang persalinan, TT di
ruang tindakan, tidak dihitung sebagai TT tersedia.
Pasien RS (Hospital Patient)
meliputi pasien rawat jalan dan rawat inap yang mendapat layanan
kesehatan di RS tersebut, meliputi semua jenis layanan yang dibutuhkan
oleh pasien dan dilaksanakan oleh petugas RS yang bersangkutan.
Pasien Rawat Inap (Inpatient)
menunjukan seseorang yang menggunakan TT untuk tujuan
mendapatkan layanan kesehatan.
Pasien Rawat Jalan (Outpatient)
yaitu seorang pasien yang menerima pelayanan di RS tanpa terdaftar di
unit rawat inap atau sejenisnya.
BOR (Bed Occupancy Rate)
LOS (Length of Stay)
TOI (Turn Over Interval)
BTO (Bed Turn Over)
GDR (Gross Death Rate)
NDR (Net Death Rate)
MDR (Maternal Death Rate)
GAR (Gross Autopsy Rate)
NAR (Net Autopsy Rate)
Newborn Autopsy Rate
HAR (Hospital Autopsy Rate)
FAR (Fetal Autopsy Rate)
Statistik Data Administrasi-Sensus
Data Pasien Rawat Inap
(Patient Census Data)
Arifatun Nisaa, SKM., M.P.H
Outline:
Pengantar
Hari Perawatan
Pasien Transfer
Pasien masuk & Keluar Pada Hari yang sama
Rekapitulasi Sensus
Rata-rata Sensus Pasien
Rata-rata sensus Pasien BBL
Pembahasan soal & Kuis
Sensus Data Pasien Ranap
 Aktifitas yang rutin dilaksanakan di RS.
Laporan sensus harian rawat inap:
a. Jumlah pasien awal di unit itu pada periode sensus
b. Jumlah pasien baru yg masuk
c. Jumlah pasien transfer (Pindah dari unit/bangsal x ke
bangsal y & jumlah pasien yang dipindahkan dari
bangsal y ke bangsal x
d. Jumlah pasien yang keluar/pulang
e. Juml pasien yang masuk & keluar pd hari yg sama
f. Jumlah akhir/sisa pasien yg masih dirawat di unit itu
Hari Perawatan
Hari Perawatan (=HP= Inpatient bed day = bed day = patient day = inpatient service day)
= Jumlah pasien yg ada saat sensus dilakukan ditambah pasien yg masuk& keluar pd hari yg sama pd hari sensus
diambil

Jumlah hari perawatan/Total Patient Days/Total Inpatient Service Days??


Jumlah hari perawatan dari setiap hari dalam periode waktu tertentu. Angka ini didapatkan dari formulir sensus.

Jumlah HP dihitung dengan cara menjumlahkan setiap HP dalam periode waktu tertentu. Misal jumlah HP bulan
Januari:
HP tanggal 1 + HP tanggal 2+ HP tanggal 3+......HP tanggal 31
Contoh Perhitungan HP (Hari Perawatan)
Buku Rano Indradi Sudra, 2010. Statistik RS. Halaman 32.
Pasien A: Masuk tanggal 5 April – Keluar tanggal 10 April
Pasien B: Masuk tanggal 15 April – Keluar tanggal 15 April
Pasien C: Masuk tanggal 10 April – Keluar tanggal 20 April
Pasien D: Masuk tanggal 25 April – Belum keluar hingga
akhir April
Pasien E: Masuk tanggal 27 Maret – Keluar tanggal 5 April

Total LD (Length of Stay/Lama dirawat): 5+1+10+9 = 25


Hari  LD Pasien D tidak dihitung karena belum keluar
Total HP: 26 (Lihat buku hal.32)
Tgl 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
/
Pa
sie
n

A O O O 0 O X

B OX

C O X

E X

HP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0

PERHITUNGAN HARI PERAWATAN (HP) DIHITUNG PER TANGGAL 1 PADA BULAN ITU HINGGA AKHIR BULAN
(PERHITUNGAN SELAMA 1 BULAN)
Tgl/ 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pasien

D O X

HP 0 0 1 1 1 1 1 1 0
Jumlah HP dihitung dengan cara menjumlahkan setiap HP (Total
seluruh HP) dalam periode waktu tertentu.
Misal Jumlah HP dalam bulan februari:
Dihitung dari tanggal 1 sampai 28
Pasien Transfer
Kejadian pindahnya pasien dari 1 unit rawat inap ke bangsal lainnya di RS yg bersangkutan.

Pasien masih berstatus sebagai pasien rawat inap di rumah sakit tersebut, belum dihitung sebagai keluar/ discharge.

Adanya aktifitas transfer ini menjadi alasan penyeragaman jam pelaksanaan sensus di 1 RS. Karena dikhawatirkan ada pasien
yang tersensus 2x dan ada pasien yang tidak terhitung di bangsal manapun (Hilang dari perhitungan sensus)
Misalnya:
Bangsal A melakukan sensus harian setiap jam 20.00 & bangsal B setiap jam 23.00 (Lanjut buku hal 33)
Jika ada pasien yang dipindahkan dari bangsal B ke bangsal A pada pukul 20.30, maka, pasien itu tidak
tercatat dalam sensus di kedua bangsal tersebut.
Pasien Masuk & Keluar Pada Hari yang Sama

Dalam perhitungan lama dirawat (LD)/LOS Length of Stay, pasien yang masuk & keluar pada hari yang sama
dihitung lama dirawatnya 1 hari.

Pada pelayanan ranap, bisa terjadi pasien itu masuk dan keluar pada hari tanggal yg sama.
Rekapitulasi Sensus
Proses rekapitulasi sensus harian dalam
suatu periode (misalnya 1 bulan), selain
sebagai tahapan menyatukan &
menjumlahkan hasil dari sensus setiap
harinya juga sebagai langkah
mencocokkan/memverifikasi data tersebut.
Rata-rata Sensus Pasien
Rata-rata jumlah pasien yg dirawat setiap harinya dalam
periode waktu tertentu.
Rata-rata sensus harian dihitung dengan cara membagi total
hari perawatan (HP, tidak termasuk bayi baru lahir) dengan
jumlah hari dalam periode yang dimaksud.

Rumus = Total HP ( tidak termasuk BBL)

Jumlah hari dalam periode yang berangkutan


Rata-rata Sensus Pasien BBL

Rata-rata jumlah bayi baru lahir yang dirawat setiap harinya dalam periode waktu tertentu.

Rumus Rata-rata sensus harian BBL:


= Total HP BBL
Jumlah hari dalam periode yang bersangkutan
Soal.
31 Mei: Jumlah Pasien Rawat Inap saat sensus sejumlah 100
Tanggal 1 Juni: Sekitar jam 07.00 masuk 2 pasien dan pulang
lagi pada hari itu juga pukul 19.30
Satu pasien masuk menjelang tengah hari dan meninggal pada
pukul 16.30

Hitung SHRI tanggal 1 Juni: ?

Jawabannya: 103 pasien


Jika total sensus harian rawat inap (SHRI) pasien
dewasa dan anak bulan juni 7489, total SHRI BBL pada
periode itu 639, maka hitunglah rata-rata SHRI dewasa
dan anak periode Juni !
Jawab: 249,63 dibulatkan menjadi 250

7489/30 = 250
Berikut adalah data HP di RS X dengan 65 tempat tidur (TT) selama bulan Juni:
Tgl HP Tgl HP Tgl HP
1 50 11 48 21 55
2 50 12 56 22 58
3 49 13 58 23 62
4 54 14 56 24 65
5 52 15 59 25 63
6 51 16 60 26 62
7 50 17 59 27 60
8 43 18 58 28 60
9 44 19 54 29 62
10 46 20 55 30 63

Hitung total HP pada periode bulan Juni tersebut


Jawab: 1662
Efisiensi Hunian Tempat Tidur
Persentase Penggunaan TT (Percentage of Occupancy)-
Bed Turn Over
(Bed Occupancy Ratio & Turn Over Interval (TOI))
Arifatun Nisaa, SKM., M.P.H
Outline:
Menentukan Jumlah tempat tidur tersedia
Menentukan Jml TT Terisi/Terpakai
Menghitung BOR
Menghitung TOI
Menghitung BTO
Pembahasan soal & Kuis
4 Parameter Efisiensi Penggunaan TT:
a. Bed Occupancy Ratio (BOR)
b. Length of Stay (LOS)
c. Turn Over Interval (TOI)
d. Bed Turn Over (BTO)
Menghitung BOR
 Angka yang menunjukkan presentase penggunaan
TT di unit rawat inap (bangsal)
Percent of Occupancy
BOR = Occupancy Percent
Occupancy Ratio

BOR (Bed Occupancy Ratio) = Angka penggunaan tempat tidur


Rumus BOR (Bed Occupancy Ratio)

BOR = O/A x 100% BOR ideal = 75 – 85 %


Keterangan:
O = Jumlah TT yang terpakai
A = Jumlah TT yang tersedia
O = Jumlah HP
t
rata-rata jumlah TT terpakai dalam suatu periode (O) = jumlah HP dalam periode tersebut dibagi dengan jumlah hari dalam periode yang bersangkutan (t)

BOR Januari = Jumlah HP periode Januari x 100%


(Axt)
Menghitung TOI (Turn Over Interval)

TOI = (A-O) x t
D
A  Jumlah TT tersedia
O  Rata-rata jumlah TT terpakai
t  Jumlah hari dalam periode laporan
D  Jumlah pasien keluar (hidup/mati) dalam periode laporan
buku hal.51
Menghitung BTO (Bed Turn Over)

BTO = D
A
D  Jumlah pasien keluar (hidup/mati) dalam
periode tertentu
A  Jumlah TT tersedia dalam periode tersebut
Lama Rawat
(Length of Stay)
LoS (Length of Stay)
Inpatient days of stay/Duration of Inpatient Hospitalization
 Jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di RS, sejak
tercatat sebagai pasien ranap (admisi/admission) hingga keluar dari RS (discharge)
AVLOS (Average Length of Stay)

Rata-rata lamanya pasien dirawat

AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI. 2005).

Nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI. 2005).


Rumus Jumlah lama dirawat
=
AVLOS Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TOI (Turn Over Interval)
Tenggang perputaran tempat tidur

TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI. 2005).

TOI ideal = 1 – 3 hari.


(Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan
Rumus TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
BTO (Bed Turn Over)
Angka perputaran tempat tidur.
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu (Depkes RI. 2005).
Dalam satu tahun idealnya tempat tidur dipakai rata – rata sebanyak 40 – 50 kali.
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Rumus BTO =
Jumlah tempat tidur
Grafik Barber Johnson
Arifatun Nisaa, SKM., M.P.H
PENDAHULUAN

Salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah


sakit

Pada th 1973 Barry Barber & David Johnson berusaha merumuskan


dan memadukan empat parameter utk memantau dan menilai tingkat
efisiensi penggunaan TT utk bangsal perawatan pasien
Indikator : Manfaat Grafik BJ 
• Untuk melihat penggunaan
      • Memonitor kegitan dan perbandingan dalam
     

sumber daya kurun waktu tertentu


• Untuk tindakan perbaikan
      • Memonitor perkembangan pencapaian target
     

• Untuk menjamin bahwa


      efisiensi penggunaan TT yg telah ditentukan
pengorbanan berdaya guna bagi dlm suatu periode tertntu.
kesejahteraan pasien dan • Perbandingan tingkat efisiensi penggunaan TT
     

masyarakat anter unit


• Mengecek kesalahan laporan
     

4 parameter Indikator Grafik Barber Johnson 


• BOR ( Bed Occupancy Ratio)
     

• AvLos (Average Length Of Stay)


     

• TOI (Turn Over Interval)


     

• BTO ( Bed Turn Over) 


     
DISKUSI & LATIHAN PRAKTEK
Statistik Data Klinis dan Data
Case-Mix
Statistik Mortalitas Dan Statistic Autopsi
1. Angka Kematian Bersih ( Net Death Rate )

NDR = Jumlah Kematian (termasuk BBL) setelah 48 jam


atau lebih setelah perawatan
Jumlah semua pasien yang keluar rumah sakit
(termasuk yang meninggal)-pasien meninggal < 48 jam perawatan
Contoh :
Sebuah RS melaporkan statistik rawat inap, sbb :
• Jumlah total pasien meninggal = 5
• Jumlah pasien meninggal<48 jam =2
• Jumlah pasien pulang/keluar = 400
• Maka NDR untuk periode tersebut adalah :
NDR = {(5-2) / (400-2)} x 100% = 0,75 %
Artinya bahwa :
Selama periode tersebut dari setiap 10.000 pasien yang keluar dari perawatan, 75
orang diantaranya keluar dalam keadaan meninggal setelah mendapat perawatan
lebih dari 48 jam.
2.Angka Kematian Kasar ( Gross Death Rate )
GDR = Jumlah pasien rawat inap yang meninggal (termasuk BBL) dalam jangka
waktu tertentu
Jumlah seluruh pasien yang keluar RS (termasuk yang meninggal dan BBL
meninggal) dalam periode tsb
Contoh :
Jika di RS dalam suatu periode tercatat ada 400 pasien keluar dan 5 diantaranya
meninggal, maka GDR untuk periode tsb adalah : GDR = (5/400) x 100% = 1,25%
Artinya bahwa selama periode tersebut dari setiap 10.000 pasien yang keluar dari
perawatan, 125 orang diantaranya keluar dalam keadaan meninggal.
4. Angka Kematian Obstetrik (Maternal Death Rate )
MDR = Jumlah pasien obstetri yang meninggal
Jumlah seluruh pasien obstetri yang keluar
termasuk yang mati dalam jangka waktu tertentu
Contoh :
Selama tahun 2008, sebuah RB melaporkan bahwa jumlah pasien yang keluar ada
1.205. Diantara pasien yang keluar tersebut terdapat yang keluar meninggal, yaitu :
- 2 orang meninggal pasca proses aborsi
- 1 orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas (accidental death)
- 1 orang meninggal karena indirect obstetric
Maka : MDR = ( 2/1.205) x 100% = 0,17 %
5. Angka Kematian Bayi ( Infant Death Rate )
IDR = Jumlah kematian BBL di rumah sakit (0-1 th)
Jumlah seluruh BBL yang keluar hidup termasuk
yang meninggal dalam periode tertentu

6. Angka Kematian Neonates ( Neonatal Death Rate )


NDR = Jumlah Kematian BBL dalam waktu 28 hari setelah lahir
Jumlah kelahiran hidup dalam waktu tertentu
7. Angka Kelahiran Mati ( Fetal Death Rate )
FDR = Jumlah lahir mati dalam suatu periode
Jumlah semua kelahiran dalam periode tersebut
atau rumus lain yang juga sering dipakai, adalah :
FDR = (Jumlah intermediate + late death dalam suatu periode)
(Jumlah bayi lahir hidup)+(Jumlah intermediate + late date) dalam
periode yang sama
Dimana:
- Intermediate death adalah jika usia kehamilan telah 20 minggu hingga < 28 minggu.
- Late death adalah jika usia kehamilan telah 28 minggu atau lebih
8. Post Operative Death Rate ( PODR )
PODR = Total Kematian setelah operasi (10 hari setelah operasi)
Total Pasien yang di Operasi
Contoh :
Catatan statistik periode “X” menyatakan ada 1.000 pasien yang dioperasi dan 5
pasien meninggal pasca operasi (2 diantaranya meninggal 10 hari pasca operasi),
maka PODRnya adalah:
PODR = ( 2/1000 ) x 100% = 0,2 %
9. Anesthesia Death Rate (ADR)
ADR = Total Kematian karena Anestesi dalam periode tertentu
Total Pasien yang mendapat tindakan Anestesi dalam periode tertentu

Contoh :
Jika data statistik RS periode “X” mencatat bahwa diantara 1.200 pasien yang
mendapatkan tindakan anestesi terdapat 1 pasien yang meninggal, maka ADRnya
adalah:
ADR = ( 1/1.200 ) x 100% = 0,08 %
Pengukuran angka kesakitan dimasyarakat relatif lebih sulit dibandingkan
dengan pengukuran vital event, dan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu
jumlah orang yang sedang menderita sakit, lamanya sakit berlangsung,
jumlah orang yang pernah menderita sakit, dan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko tinggi tertular penyakit.
Dikenal ada dua cara mengukur angka kesakitan pada masyarakat yaitu:
1. Incidence rate
Merupakan frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam masyarakat
disuatu tempat atau wilayah/ negara pada waktu tertentu.
Formula:
Jumlah orang yang menderita suatu
Penyakit tertentu / kasus baru
Incidence rate = ----------------------------------------------------------- x 1000
Population at risk / penduduk yang
Mempunyai risiko tertular peyakit sama
1. Prevalence rate
Merupakan frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam
masyarakat disuatu tempat atau wilayah / negara pada waktu tertentu.
Bila prevalence rate ditentukan pada suatu saat misalnya pada juli
2006, maka disebut sebagai point prevalence rate, dan apabila
ditentukan selama satu periode waktu tertentu misalnya 1 januari 2006
s/d 31 desember 1993, disebut sebagai Periode prevalence rate.
Formula:
Jumlah orang yang menderita suatu
Penyakit (kasus baru dan lama )
Pada suatu saat/periode tertentu
Prevalence rate= ----------------------------------------------------------- x 1000
Population of risk / penduduk yang
Mempunyai riiko tertulaar penyakit sama
CONTOH
CD !

CD ! R

CD !

CD !

CD !
R !

Keterangan : 1 Agustus 1994


CD = Hari timbul penyakit
R = Hari timbul relaps/kambuh
! = Hari berakhirnya penyakit/mati
Population at risk = 300 orang
Pertanyaan :
1. Berapa point prevalence rate pada 1 desember 1993?
2. Berapa incidence rate penyakit tersebut periode 1 Desember 1993 s/d
1 Agustus 1994?
3. Berapa periode prevalence rate mulai 1desember 1993 s/d
1 agustus1994?
Jawaban:
1. Kasus lama dan baru pada tanggal 1 desember 1993 adalah kasus 1, 2,
3 dan 6, jadi point prevalence rate 1 desember 1993 adalah ( 4/300 )
x1000 =13 per 1000 penduduk.
2. Kasus baru selama 1desember 1993 s/d 1 agustus 1994 adalah kasus 4
dan 5, sedangkan population of risk bukan 300 orang tetapi adalah 296
orang jadi incidence rate adalah (2/296)x1000 = 7 per 1000
penduduk.
3. Kasus lama dan baru pada tanggal 1 desember 1992 s/d 1 agustus
1993 adalah kasus 1,2,3,4,5 dan 6, jadi periode prevalence rate 1
desember 1993 s/d agustus 1994 adalah (6/300)x 1000 = 20 per 1000
penduduk
Misalnya kita mempelajari 20 orang sehat yang kemudian sebagian dari mereka menderita
penyakit TBC. Periode waktu dari masing-masing penderita mulai menderita penyakit TBC
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1 tbc

1 tbc

1 tbc
1 tbc

1 tbc 1 tbc

1 Jan 06 1 Apr 06 1 Jul 06 1 Okt 06 1 Jan 07

Pertanyaannya :

a. Berapa point prevalence rate pada I januari 2006,


b. Berapa incidence rate ( I januri 2006 s/d 1 April 2006) ,
c. Berapa periode prevalence (1 April 2006 s/d 1 Januari 2007 )
Indikator Pelayanan Rumah Sakit
ARIFATUN NISAA, SKM., M.P.H
[BOR, AVLOS, TOI, BTO, GDR, NDR]
BOR (Bed Occupancy Ratio)/Angka penggunaan tempat
tidur)

BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed
count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005)

BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus:
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam
satu periode)) X 100%
AVLOS (Average Length of Stay)
Rata-rata lamanya pasien dirawat

AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of


inpatient discharged during the period under consideration”.

AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus : 
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) 
TOI (Turn Over Interval)
Tenggang perputaran

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat


tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus : 
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah
pasien keluar (hidup +mati)
BTO (Bed Turn Over)
Angka perputaran tempat tidur

BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in


occupancy rate and length of stay”.
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah


dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.

Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus:
NDR =  (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup +
mati) ) X 1000 ‰
GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1000 penderita keluar.

Rumus:
GDR = (Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup
+ mati)) X 1000 ‰
Hospital Information Systems
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

ARIFATUN NISAA, SKM., M.P.H


SIRS
Suatu sistem untuk:
Pengumpulan Data
Pengelolaan Data,
Penyajian Informasi,
Analisis Dan Penyimpulan Informasi
Serta Penyampaian Informasi Yang Dibutuhkan Untuk Kegiatan
Rumah Sakit.
SIRS

Suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan


penyajian data rumah sakit se-Indonesia
Sistem Informasi ini mencakup semua
Rumah Sakit umum maupun khusus, baik yang dikelola
secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
Dasar Hukum SIRS
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan


Informasi Public (KIP)

Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 tahun 2013


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit

Rumah sakit di Indonesia wajib melakukan pencatatan dan


pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit
sebagaimana ketentuan dalam pasal 52 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

Tentang keterbukaan Informasi Public (KIP)

Maka tersedianya data dan informasi mutlak dibutuhkan terutama oleh


badan layanan umum seperti rumah sakit
Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 tahun 2013
Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Pasal 1 ayat 6:
fungsi SIRS adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
profesionalisme kinerja, serta akses dalam pelayanan.
SIRS
Sistem informasi Sistem informasi
administrasi klinik

Sistem
informasi
manajemen
SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada
Kementerian Kesehatan yang meliputi:
•Data identitas rumah sakit.
•Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit.
•Data rekapitulasi kegiatan pelayanan kompilasi
penyakit/morbiditas pasien rawat inap.
•Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
SIRS
Dapat menciptakan standarisasi informasi manajemen
rumah sakit yang mendukung pelayanan asuhan dan
manajemen keperawatan di rumah sakit
SIRS ONLINE

1. Untuk dapat menggunakan aplikasi, setiap rumah sakit wajib melakukan


registrasi pada Kementerian Kesehatan.
2. Registrasi digunakan untuk pencatatan data dasar rumah sakit pada
Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan Nomor Identitas Rumah Sakit
yang berlaku secara Nasional.
3. Registrasi dilakukan secara online pada situs resmi Direktorat Bina Upaya
Kesehatan.
Pelaporan rumah sakit yang baik dan benar bergantung pada data rumah
sakit.

sehingga

diperlukan sebuah sistem informasi yang mengatur serta mengawasi


bagaimana cara mengisi dan mengolah data rumah sakit (SIRS). 
SIMRS
(Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit)
ARIFATUN NISAA, SKM., M.P.H
SIMRS
Sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk
menangani keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit.
Pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien
Medical record
Apotek
Gudang farmasi
Penagihan
Database personalia
Penggajian karyawan
(Proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen)
Beberapa komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan system
informasi yang benar dan sesuai kebutuhan:
1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4. SOP (Standar Operasional Prosedur)
5. Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama
mejalankan system karena system tidak akan berjalan tanpa di Input)
6. SDM (sumber daya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah system dimana
data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SDM tersebut)
TUJUAN DAN MANFAAT SIMRS

Redudansi Data Human Error

Unintegrated Data Terlambatnya Informasi


Redudansi Data

Pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi


data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan
pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga
memerlukan tempat filing yang cukup luas.
Unintegrated Data

Penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data


tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian
mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
Human Error
Proses pencatatan  Manual menyebabkan terjadinya
kesalahan pencatatan yang semakin besar  tidak sinkron
dari unit satu ke yang lainya  banyaknya perubahan data
(efeknya banyak pelayanan yg tercatat berdasarkan sesuka
perawat/dokter sehingga dokter / perawat bisa menambah
bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu.

Misal yang berobat adalah saudaranya, maka dengan


seenaknya dokter/perawat memberikan discont tanpa melalu
prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian pada rumah
sakit.
Terlambatnya Informasi

Penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat


dipercaya kebenarannya, dikarenakan dalam penyusunan
informasi harus direkap secara manual.
Tujuan SIK RS

Memberikan Informasi yang akurat, tepat waktu untuk


pengambilan keputusan diseluruh tingkat administrasi dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi
di RS
Komponen SIK RS
(Kegiatan Pencatatan, Pengumpulan &
Pengolahan data di RS)
INPUT PROSES OUTPUT
Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS)
Arifatun Nisaa, SKM., M.P.H
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS)

Program/ Aplikasi yang khusus dari puskesmas yang


memfasilitasi proses manajemen Puskesmas
mengakses informasi, mengelola, dan mengolah data-
data untuk mencapai sasaran kegiatannya.
Perbandingan Pencatatan Sebelum dan Sesudah Integrasi

Jenis Catatan Sebelum Integrasi Sesudah Integrasi


Loket Cari buku status, Mencatat ID, Alamat, Cari buku status, Rujuk ke
Keluhan, Catat blanko resep, Catat poliklinik
register umum, Askes, Tanya pasien
Poliklinik Duplikasi catatan loket, Duplikasi catatan Catat register induk poliklinik dari
laboratorium, Duplikasi catatan ruang klinik berbagai sumber pemeriksaan
konsultasi, Catat obat, Catat diagnosis, Catat penunjang
visual sign

Unit Penunjang Catat hasil periksa, Lapor ke polikilik tiap Lapor harian hasil periksa ke
Pengobatan minggu poliklinik
Apotik Catat resep per orang, Catat obat Cukup memberi obat ke pasien hasil
yang keluar, Catat stok terakhir, catatan re-trieval dari Poliklinik
Catat permintaan ke
gudang obat

Otomatis tercatat stok obat


Gudang Obat Catat pemakaian mingguan
pemakaian harian dan sisa stok obat
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI SIMPUS
Kekurangan:
1.SIMPUS adalah aplikasi yang bersifat single user atau hanya dapat
diaplikasikan hanya oleh satu orang pada saat itu.
2.SIMPUS bukan aplikasi multi user yang memungkinkan satu
database diolah bersama-sama oleh beberapa staf, dari beberapa
ruang pelayanan yang ada di puskesmas.
3.Biaya yang dikeluarkan lebih mahal.
4.Pengaksesan data belum terlalu stabil.
Kelebihan:
1. Menggunakan Sistem Operasi Windows, tampilan secara grafis dan
mudah digunakan.
2. Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat.
Penomoran Index yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam
proses pencarian data pasien tertentu.
3. Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien.
Dalam kondisi normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk
memasukkan satu data pasien.
4. Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat
pelaporan LB1 dan LPLPO dengan cepat.
5. Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
6. Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik
dengan cepat.
7. Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan
cepat dan mudah, sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Kendala di bidang Infrastruktur

Kendala di bidang Manajemen

Kendala di bidang Sumber Daya Manusia


PRAKTEK PENGOLAHAN DATA YANKES

1 2
SELESAI
SELAMAT BELAJAR UNTUK PERSIAPAN UAS SIK II

Anda mungkin juga menyukai