Anda di halaman 1dari 24

PUEBI : Pemakaian Tanda Baca dan Penulisan Unsur Serapan

Pemakaian Tanda Baca


Penulisan Tanda Baca
Tanda titik
● Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
● Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (tidak dipakai
jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan)
● Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau
jangka waktu
● Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan
tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
● Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (tidak dipakai jika tidak
menunjukkan jumlah)
● Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel,
dan sebagainya
● Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat
penerima surat
Tanda koma
● Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
● Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
● Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya (tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi
indukkalimatnya)
● Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi
● Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain
yang terdapat di dalam kalimat
● Dan sebagainya
Tanda Titik Dua
• Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian (tidak dipakai jika
rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan)
• Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian
• Dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan
• Dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul
dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan
Tanda
• Dipakai untuk membatasi penyisipan kata Pisah
atau kalimat yang memberi penjelasan di
luar bangun kalimat
• Dipakai untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
• Dipakai di antara dua bilangan atau
tanggal dengan arti 'sampai ke' atau
'sampai dengan'
• Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan
dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya
!!! & ???

Tanda Seru Tanda Tanya


Dipakai sesudah ungkapan ● Dipakai pada akhir kalimat
atau pernyataan yang berupa tanya
seruan atau perintah
● Dipakai di dalam tanda kurung
yangmenggambarkan
kesungguhan, untuk menyatakan bagian
ketidakpercayaan, ataupun kalimat yang kurang dapat
rasa emosi yang kuat dibuktikan kebenarannya
Tanda Elips Tanda Kurung Tanda Penyingkat
Menunjukkan
Dipakai dalam Mengapit keterangan penghilangan bagian
kalimat yang atau penjelasan kata atau bagian
terputus-putus angka tahun
‘’’’’ & ////

Tanda Garis Miring Tanda Petik Tunggal


Dipakai di dalam nomor surat dan Mengapit petikan yang
nomor pada alamat dan tersusun di dalam petikan lain
penandaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim Mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata atau
Dipakai sebagai pengganti kata ungkapan asing
atau, tiap
TANDA PETIK

● Mengapit petikan langsung yang berasal


dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain
● Mengapit judul syair, karangan, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat
● Mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus
Penulisan Unsur Serapan
Definisi
Kata serapan adalah kata
Bahasa Indonesia yang
diserap dari bahasa daerah
ataupun bahasa asing
seperti Bahasa Sanskerta,
Arab, Portugis, Belanda,
Cina, dan Inggris.
Syarat Terbentuknya

1 2 3
Istilah serapan Istilah lebih Istilah dapat
cocok singkat dibanding mempermudah
konotasinya. terjemahan tercapainya
Indonesianya. kesepakatan
Proses Terbentuknya
Adaptasi Kreasi
Mengambil makna kata Kata diterjemahkan tapi
asing tetapi tidak ejaan bentuknya tidak harus
dan pengucapannya. sama.

Terjemah Adopsi
Kata diterjemahkan. Mengambil bentuk dan
Konsep dan artinya sama makna kata asing itu
dengan bahasa asingnya. secara keseluruhan
Bentuk Kata Serapan

0 Belum sepenuhnya

1
diserap

02 Menyesuaikan kaidah
Bahasa Indonesia
1. Belum sepenuhnya diserap

Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara


pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.

Contoh : force majeur, de facto, dan de jure


02. Menyesuaikan kaidah Bahasa Indonesia

Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan


kaidah bahasa Indonesia sehingga masih bisa dibandingkan dengan
bentuk asalnya.

Contoh : Analysis menjadi analisis.


Aturan
Penulisan
Aturan Penulisan
Aa (belanda) ditulis menjadi a :

● Paal → pal
● Actaaf → oktaf

Cch dan ch sebelum a, o dan konsonan menjadi k :

● Chromosome → kromosom
● Saccharin → sakarin

Aturan lainnya : https://puebi.readthedocs.io/en/latest/unsur-


serapan/
Perspektif Analogi dan
Anomali Kata Serapan
dalam Bahasa Indonesia
Perspektif Analogi
Kata serapan dapat dilihat kata aslinya tanpa
harus mengetahui proses perubahan/
penyesuaian.

Terbagi atas 2 :
1. Analogi dalam Sistem Fonologi
2. Analogi dalam Sistem Ejaan
Perspektif Anomali
Kata serapan tidak memiliki kesesuaian
dengan kaidah yang berlaku maka kata
tersebut termasuk anomalis.

Anomali yang dapat terjadi :


1. Anomali dalam Sistem Fonologi
2. Anomali dalam Sistem Ejaan
3. Anomali dalam Struktur
Kata serapan merupakan kata Bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa lain.
Dalam penulisannya, terdapat beberapa
syarat, aturan dan proses terbentuknya. Kata
serapan dapat dilihat dari dua prespektif
yaitu analogi dan anomali.
—KESIMPULAN—
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai