Anda di halaman 1dari 13

PERAN PEREMPUAN DI RANAH PUBLIK DAN KEPEMIMPINAN

PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ALQUR’AN DAN HADIS

PUTRI KEMALA DEWI


2130105016

DOSEN PENGAMPUH :
DR. SUTRISNO HADI, MA
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman banyak perempuan-perempuan berperan di
ranah politik dan menjadi pemimpin. Akan tetapi, hak- hak dan peranan kaum
perempuan selalu dianggap sebagai problem intelektual, sehingga menimbulkan
perbedaan mengenai posisi perempuan dengan alasan terbelengkalainya tugas-tugas
utama dan tugas pokok sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Namun demikian
apabila masing-masing argumentasi dianalisis secara metedologis maka peran
perempuan di pertimbangkan dengan maslahah dan mafsadah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran perempuan di ranah publik ?
2. Bagaimana kepemimpinan perempuan dalam perspektif al-Quran dan hadis ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui peran perempuan di ranah publik
2. Mengetahui kepemimpinan perempuan dalam perspektif al-Quran dan hadis
A. Perempuan di Ranah Publik

Peran perempuan di ranah publik dalam Ayat Al-Quran dan Hadis.


Q.S at-Taubah ayat 71
Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan
zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan kemungkaran. Tidak ada
kegiatan yang mengecualikan perempuan dalam rangka melakukan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Secara umum ayat di atas dipahami sebagai gambaran tentang kewajiban melakukan
kerjasama antara laki-laki dan perempuan untuk berbagai bidang kehidupan yang ditunjukkan
dengan kalimat “menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar”.
Pengertian kata auliya’ mencakup kerjasama, bantuan, dan penguasaan. Sedangkan pengertian
yang terkandung dalam frase “menyuruh mengerjakan yang ma’ruf” mencakup segala segi
kebaikan dan perbaikan kehidupan, ketika mukmin mengerjakan perkara munkar, maka
mukmin yang lain mencegahnya dan ketika mukmin tidak mengerjakan kebaikan, maka
mukmin yang lain mengingatkannya. Akhirnya, setiap mukmin memerintah dan diperintah
untuk mengerjakan kebaikan dan melarang mengerjakan kemunkaran. Dalam ayat tersebut
Allah SWT tidak tertuju kepada pihak laki-laki saja, tetapi keduanya secara bersamaan.
Berdasarkan ayat ini, perempuan juga bisa menjadi pemimpin, yang penting dia mampu
memenuhi kriteria sebagai seorang pemimpin
QS. Al-Mumtahanah/60:12

Artinya: “Hai nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman


untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiadaakan menyekutukan Allah, tidak
akan mencuri, tidak akan berzina,tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan
berbuat dusta yangmereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak
akanmendurhakaimu dalam urusan yang baik, Maka terimalah janji setia mereka dan
mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”
Dalam Islam, perempuan memiliki hak untuk berperan yang berkaitan
dengan ranah publik di antaranya

1.Hak memperoleh pendidikan


Nabi Muhammad SAW, bersabda “Rasullullah shallallahu’alaihi wasallam
bersabda : “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”

2. Hak dalam bidang politik


Q.S At- Taubah/9:7
Q.S Al- Mumtahanah/60:12
dari kedua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa keikutseraan
perempuan dalam politik adalah suatu kewajaran, karena prinsip demokrasi memberikan
hak kepada setiap orang untuk berpolitik dan mejaga serta membela kepribadiannya.
Perempuan merupakan bagian dari umat yang mempunyai hak untuk memikul tugas-
tugas sama
2September dengan laki-laki dengan syarat Yosieko
2010 berpegang pada syariat Islam. 6
B. Kepemimimpinan Perempuan dalam
Perspektif Al-Quran dan Hadis

Dalam al-Qur`an terdapat empat istilah (murādif) yang bermakna pemimpin


yaitu khalīfah, imām, ulil amr, dan mālik. Khalīfah berarti seseorang yang diangkat
sebagai pemimpin dan penguasa di muka bumi mengemban fungsi dan tugas tertentu.
Ulil amr artinya pemilik kekuasaan dan pemilik hak untuk memerintah sesuatu. Imām
berarti setiap orang yang dapat diikuti dan ditampilkan kedepan dalam berbagai
permasalahan. Dan mālik berarti setiap orang yang memiliki kemampuan di bidang
politik pemerintahan.

Dalam Q.S An-Naml Ayat 23-24.


Artinya: “Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan
Dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.aku mendapati
Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan
mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari
jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk”.

Q.S Al-maidah ayat 8


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya
2 September 2010 Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Yosieko 7
Asbab al-Nuul ayat ini adalah:
Surat Al-Maidah Ayat 8, dikatakan bahwa ayat ini diturunkan kepada Rasulullah SAW
ketika orang-orang Yahudi hendak membunuh beliau. Riwayat-riwayat yang sesuai
dengan pendapat tersebut adalah: Al Qasim menceritakan kepada kami, ia berkata: Al-
Husain menceritakan kepada kami, ia berkata: Hajjaj menceritakan kepadaku dari Ibnu
Juraij, dari Abdullah bin Katsir, tentang firman Allah al-Maidah ayat 8. Ibnu Juraij
berkata: Abdullah bin Katsir berkata: Rasulullah SAW pergi ke orang-orang Yahudi
untuk meminta pertolongan kepada mereka tentang diyat, kemudian mereka hendak
membunuhnya. Oleh karena itu , firman-Nya berbunyi : “Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil .

QS. Al-Hujurat : 13

Artinya; “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang palimg mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”.

2 September 2010 Yosieko 8


Surah saba' ayat 15
Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada
mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang(dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu)
adalah Tuhan yang Maha Pengampun".

Saba’ adalah sebuah kabilah yang terkenal di daerah dekat Yaman. Tempat kediaman
mereka adalah sebuah negeri yang dikenal dengan nama Ma’rib. Termasuk nikmat Allah
dan kelembutan-Nya kepada manusia secara umum dan kepada bangsa Arab secara
khusus adalah Dia mengisahkan dalam Al Qur’an kisah orang-orang yang telah binasa
yang dekat dengan bangsa Arab, sisa peninggalannya dapat disaksikan oleh mereka dan
sering disebutsebut. Yang demikian agar membuat mereka mau beriman dan mau
menerima nasihat. Dalam tafsir al-Misbah disebutkan: Negeri yang baik dalam ayat 15
merupakan negeri yang “aman sentosa, melimpah rezekinya” dengan cara memperoleh
yang mudah, dan terdapat “hubungan harmonis kesatuan dan persatuan” dalam
masyarakat di negeri tersebut. Terkait “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr”, ini
menandakan bahwa masyarakat di negeri tersebut sebenarnya tidak lepas dari dosa dan
kesalahan. Meskipun mendapat nikmat berupa negeri yang baik, penduduk Saba’ enggan
bersyukur sehingga kemudian ditimpakan bencana kepada mereka yang membuat
“musnahnya pertanian dan berpencarnya suku yang besar itu ke berbagai negeri

2 September 2010 Yosieko 9


Hadis dalam kepemimpinan perempuan yang bersumber dari Nabi Saw atau
apa saja yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik berupa perkataan,
perbuatan, taqrir (sikap diam dan setuju), sifat maupun ketetapan.

Artinya: ‘Diceritakan kepada kami dari Abu al-Yaman dari Syu‟aib dari al- Zuhriy berkata : Aku
mendengar berita dari Salim bin Abdullah dari Abdullah bin Umar ra. sesungguhnya Rasulullah
saw. bersabda :“Setiap kamu adalah pemimpin dan kamu akan dimintai pertanggungjawaban
mengenai kepemimpinanmu”. Seorang imam adalah pemimpin umat dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap
keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Seorang
isteri adalah pemimpin dalam rumah suami dan anaknya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang mereka, dan seorang hamba sahaya adalah bertanggung jawab
atas harta tuan (majikan)nya dan dia pun akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Dia
berkata bahwa aku mendengar semua itu dari Nabi saw. dan hampir-hampir saya mengira
Rasulullah saw. akan bersabda : “Seorang laki-laki adalah pemimpin (penanggungjawab) atas
harta ayahnya dan dia akan ditanyai mengenai kepemimpinannya, maka setiap kamu adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya.

Dalam hadist ini disebutkan bahwa seorang wanita menjadi pemimpin atas rumah
suaminya, namun yang dimaksud ialah seorang status istri, bukan jenis perempuannya. Maka dari
itu setiap status sosial akan dipertanggungjawabkan, baik itu seorang yang berjenis laki-laki
maupun perempuan. Kemudian mengenai kata imam (pemimpin sosial-politik), yang
menunjukkan maskulunitas bukan berarti menutup kemungkinan bagi perempuan untuk
menempati posisi tersebut, hal ini disebabkan karena kata imam tidak memiliki bentuk
mu’annasnya.
2 September 2010 Yosieko 10
1. Peran perempun dalam Islam memiliki hak untuk berperan yang berkaitan dengan ranah
publik, yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadist bahwa perempuan mempunyai hak
untuk memperoleh pendidikan serta hak dalam bidang politik. Perempuan merupakan
bagian dari umat yang mempunyai hak untuk memikul tugas-tugas politik sama dengan l
aki-laki dengan syarat berpegang pada syariat Islam.

2. Kepimpinan perempuan dalam perspektif Al-Quran dan Hadist bahwasanya perempuan


diperbolehkan menjadi kepala Negara atau kepala pemerintah (perdana menteri) selama
dalam suatu Negara, di mana sistem pemerintahan berdasarkan musyawarah, seorang
kepala Negara tidak lagi harus bekerja keras sendirian, tetapi dibantu oleh tenaga-tenaga
ahli, sesuai dengan bidang masingmasing (menteri dan staf ahlinya). Oleh karena itu, tidak
ada halangan bagi seorang perempuan untuk menjadi kepala Negara atau kepala
pemerintah (perdana menteri), yang penting adalah perempuan yang diangkat untuk
menduduki jabatan tersebut mampu (capable) untuk menjalankan tugas-tugasnya.
Perempuan yang terjun kedunia politik dan ranah
publik harus memeperhatikan kodratnya sebagai
perempuan yang meliputi sebagai istri dan sebagai
ibu yang harus menjalankan tugas tugasnya.
PUTRI KEMALA DEWI

Anda mungkin juga menyukai