Anda di halaman 1dari 21

日本の祭り

Festival Jepang
Defenisi
Matsuri 「祭り」  dalam Kojiki disebutkan 神に仕えまつる
(kami ni tsukae matsuru) atau mengabdi pada Dewa.

Kegiatan matsuri secara umum adalah prosesi mengarak kuil kecil


yang disebut mikoshi 「神輿」 secara bersama-sama. Selain itu
juga ditambahi dengan kegiatan seperti tarian dan nyanyian untuk
memeriahkan acara.
神  (Kami)

• Dalam buku Shinto: The Kami Way (Ono, 1962), Kami


merupakan “an honorific for noble, sacred spirits,
which implies a sense of adoration for their virtues and
authority” (1962: 26).
• Kami dapat dikategorikan dalam fenomena alam atau
objek alam yang memiliki kualitas seperti
pertumbuhan, kesuburan, dan penciptaan.
• Fenomena alam seperti angin dan kilat.
• Objek alam seperti matahari, gunung, sungai, pohon,
hewan tertentu, dan arwah leluhur.
• Arwah leluhur seperti leluhur kaisar, arwah pelindung
suatu daerah, serta arwah orang suci atau pahlawan.
神道  (Shinto)

• Dalam ajaran Shinto, kehidupan manusia harus


senantiasa berada dalam kerukunan dan
keharmonisan pikiran dengan Kami.
• Kehidupan sehari-hari tidak lain adalah “wujud
pengabdian” pada Kami.
• Secara umum, ritual ibadah memiliki empat
komponen yaitu penyucian (harai 祓い ), sesajian
(shinsen 神饌 ), berdoa (norito 祝詞 ), dan pesta
makan (naorai 直会 ).
• Sedangkan matsuri, khusus pada prosesi perayaan
besar dan panjang, namun memiliki makna
mendalam atas pemujaan dan pengabdian.
Sejarah Awal

• Matsuri memiliki akar yang mendalam pada budaya


Jepang yang tidak lepas dari kepercayaan mereka dalam
Shinto yang tercatat dalam Kojiki dan Nihon-Shoki.
• Pada perkembangannya, aturan jelas terkait matsuri
muncul setelah adanya Reformasi Taiki (645 M) yang
tersusun dalam Ritsuryou.
• Jingikan 神祇官 atau Dewan Agama yang mengurusi
bidang keagamaan di Jepang yang dituangkan dalam
Yourou-ritsuriyou (718), Jougan-gishiki (872), dan Engi-
shiki (927).
• Yourou-ritsuryou berisi prosedur pelaksanaan ritual
upacara yang dilaksanakan oleh Jingikan.
Ritual yang diatur dalam Yourou-Ritsuryou
No Ritual Upacara
Toshigoi no matsuri; juga disebut Kinensai yang dilaksanakan pada awal
1
musim semi, untuk mendoakan hasil panen yang baik.
Hanashizume no matsuri; dilaksanakan akhir bulan ketiga, untuk menjauhkan
2
dari segala penyakit.
3 Kamu miso no matsuri; dilaksanakan pada pertengahan bulan keempat,
untuk pensucian jubah kerajaan di Ise Jinguu
Saigusa no matsuri; dilaksanakan pada bulan keempat, di Kuil Isakawa di
4 Yamato.
Oomi no matsuri; dilaksanakan pada hari keempat bulan keempat, untuk
5
dewa hujan di kuil Hirose.
Kaze no Kami no matsuri; dilaksanakan pada hari keempat bulan keempat,
6
untuk dewa angin di kuil Tatsuta.
Tsukinami no matsuri; juga disebut tsukinamisai yang dilaksanakan pada hari
7
kesebelas bulan keempat, untuk mendoakan hasil panen yang baik.
8 Michiae no matsuri; dilaksanakan pada hari terakhir bulan keenam, diadakan
di luar Istana, untuk mencegah masuknya arwah jahat
Ritual yang diatur dalam Yourou-Ritsuryou
No Ritual Upacara
Hoshi shizume no matsuri; mengikuti Michiae no matsuri pada akhir bulan
9
keenam, untuk mencegah api dari istana.
Ooharai (Penyucian Besar); dilaksanakan pada pertengahan tahun, untuk
10
menyucikan Kaisar serta orang-orang yang melanggar hukum dan berdosa.
11 Oomi no matsuri; dilaksanakan pada hari keempat bulan ketujuh, untuk
mengulang perayaan yang sama di musim semi (lihat no. 5)
Kaze no Kami no matsuri; dilaksanakan pada hari keempat bulan ketujuh,
12 untuk mengulang perayaan yang sama di musim semi (lihat no. 6)
Kamu miso no matsuri; pengulangan perayaan musim gugur untuk perayaan
13
di musim semi (lihat no. 3).
Tsukinami no matsuri; pengulangan perayaan musim gugur untuk perayaan di
14
musim semi (lihat no. 7).
Michiae no matsuri; pengulangan musim dingin untuk perayaan di musim
15
panas(lihat no. 8).
16 Hoshi shizume no matsuri; pengulangan musim dingin untuk perayaan di
musim panas(lihat no. 9).
Ritual yang diatur dalam Yourou-Ritsuryou
No Ritual Upacara
Kanname-sai; dilaksanakan pada bulan kesembilan dan kesepuluh,
17 penyerahan sesaji khusus(shinsen) di Kuil Ise berupa sake dan makanan dari
potongan padi yang baru di panen.
Ainame-sai; dilaksanakan pada bulan kesebelas, Kaisar mengadakan pesta
18 makan (naorai) dari buah yang baru di panen dengan Kami di kuil yang
terpilih.
Niiname-sai; dilaksanakan pada bulan kesebelas, Kaisar mengadakan pesta
19 makan (naorai) dari buah yang baru di panen dengan Kami , melanjutkan
dengan kumpulan Kami lainnya di kuil selain Ainame-sai dilaksanakan.
Ooharai (Penyucian Besar); dilaksanakan pada hari terakhir bulan kedua belas
20 (lihat no. 10)
Menurut Sonoda Minoru (dalam Hardacre, 2017:
475):
“Matsuri consist of ritual and festival components
in a dramatic structure, set in a phase of
extraordinary communitas, in which the cosmology
of the group is symbolically actualized. Within this
representation of the symbolized world concept,
the group reconfirms the fundamental meaning of
its continued existence and strengthens the ethos
of each member. In summary, matsuri concern the
symbolic rebirth of group”

Beberapa kata kunci dari kutipan di atas adalah kosmologi,


simbolis, dan kelompok/komunitas. Dalam artian, matsuri
sebagai sebuah ritual yang bersifat sosial memiliki fungsi religi
sekaligus edukasi dan revitalisasi keterikatan harmonis
(musubi) terhadap Kami.
Perubahan dalam Matsuri
• Pemusatan kegiatan karena kurangnya
partisipan dan penghematan anggaran.
• Perubahan jam perayaan
Contoh Ritual dalam Reitaisai (Festival Tahunan)
No Ritual Upacara
Peserta memasuki kuil , antara lain Biksu Kepala, beberapa peritual, musisi,
1 perwakilan Asosiasi Nasional Kuil Shinto (kenpeishi), pengurus kuil (soudai),
dan perwakilan jemaat (ujiko).
Shubatsu (penyucian); kegiatan membersihkan diri di temizusha (tempat
penampungan air yang beratap untuk bersuci), kemudian masing-masing
2 peserta membersihkan mulut dan tangan. Umumnya, juga akan ada seorang
wakil biksu akan membersihkan seluruh peserta dengan tongkat yang
berumbai lipatan kertas berulis (nusa).
Ketika peritual dan peserta sudah berkumpul di aula ibadah dalam kuil,
3 Kepala Biksu mendekati altar dan mengumumkan pembukaan matsuri
kepada Kami.
Pintu Kami dibuka. Para biksu akan menyuarakan keihitsu, suara ‘Oooo’ yang
4
panjang untuk memanggil Kami datang.
5 Penyerahan sesajian.
Kepala biksu membacakan norito (doa) untuk mengungkapkan tujuan
6
matsuri, harapan, dan rasa syukur.
Contoh Ritual dalam Reitaisai (Festival Tahunan)
No Ritual Upacara

7 Penyerahan sesajian dari Asosiasi Nasional Kuil Shinto.

8 Perwakilan asosiasi membacakan norito kepada Kami.

9 Persembahan musik (kagura).

10 Kepala Biksi dan peritual lain menyerahkan tamagushi, ranting dari pohon
Sasaki yang dihiasi lipatan kertas berulir (hei)
11 Asosiasi menyerahkan tamagushi.

12 Pengurus kuil menyerahkan tamagushi.

13 Seluruh sesaji dan tamasgushi dipinggirkan

14 Pintu altar Kami ditutup.

15 Kepala Biksu mengumumkan penutupan acara


Naorai; jamuan makan bersama, termasuk beberapa bagian dari sesaji yang
16 diserahkan sebelumnya.
1月
• Ganjitsu matsuri atau perayaan di malam
tahun dengan membunyikan genta sebanyak
108 kali (joya no kane). Pada malam hari
biasanya ada tradisi memakan soba (toshikoshi
soba). Lalu pada pagi hari pertama tahun baru
(gantan), dilakukan ziarah kuil (Hatsumoude).
Di sini biasa ada acara menumbuk mochi
(mochitsuki). Kemudian ditutup dengan
memakan bubur nanakusa yang terbuat dari
tujuh macam jenis sayuran (rerumputan).
2月
• Setsubun; dilakukan pada 3 Februari dengan
melempari roh jahat dengan kacang.
• risshun; sehari setelah perayaan setsubun
sebagai penanda masuknya musim gugur.
3月
• Hinamatsuri; perayaan boneka khusus bagi
anak perempuan dengan mendekorasi hina-
ningyou untuk mengusir roh jahat.
5月
• Tango matsuri diadakan untuk merayakan
kodomo no hi atau festival anak laki-laki,
dengan mengibarkan koinobori (bendera
berbentuk ikan koi), memajang yoroi (baju
zirah), dan kabuto (helm perang samurai).
Bertujuan untuk melindungi anak laki-laki dari
bencana dan mendoakan agar tumbuh sehat
6月
• Nagoshi no Oharae atau penyucian akbar
musim panas di pertengahan awal tahun,
untuk membersihkan diri dari dosa dan
kotoran.
8月
• Obon; bergantung daerahnya perayaan obon
dilaksanakan antara 13-16 Agustus atau 13-16 Juli.
Perayaan ini termasuk perayan penting di Jepang
yang bertujuan menghormati arwah leluhur.
Dipercaya pada waktu tersebut, nenek moyang
akan mengunjungi para cucunya dalam bentuk
toshigami. Arwah dijemput dengan mukaebi
(menyalakan api depan rumah), dihidangkan okashi
(kue manis) dan shouryou-uma (kuda-kudaan dari
ketimun atau terong). Perayaan ditutup dengan
menarikan obon odori dan melarung lampion di
sungai untuk mengantar kepergian arwah.
11 月
• Shichi-Go-San; perayaan bagi anak-anak ketika
berusia 3, 5, dan 7 tahun dengan mengunjungi
kuil (hatsumoude) dengan memakai kimono
untuk mengharapak berkah dan tumbuh
sehat.
12 月
• Oharae atau penyucian akbar di akhir tahun
untuk membuang segala dosa, kotoran,
kesialan sehingga bersih kembali di tahun
berikutnya
ありがとう ございます

Anda mungkin juga menyukai