Anda di halaman 1dari 14

“TREMATODA

DARAH”
(S.mansoni & S.haematobium)

Dosen Pengempu : Dewi Damayanti Abdul Karim, M.S.Pharm


KELOMPOK 3

PJ PRESENTASI PJ PPT
Rahman Bayhaqi (190106009) Wita Safitri (190106041)
Icha Lestari (190106027)

PJ MATERI
PJ PERTANYAAN
Riska Mei
Eva Nursoleha (190106011)
Saputri(200106153P)
Merly Fevinia (190106018)
Yuhana Sari (190106005)
Karenina Cita Amalia (190106004)
POIN PENTING

01 DEFINISI 05 PATOGENISITAS

02 MORFOLOGI 06 DIAGNOSIS

03 PREVALENSI 07 TERAPI

04 SIKLUS HIDUP 08 PENCEGAHAN


1. DEFINISI TREMATODA DARAH 01

02
Trematoda darah adalah salah satu trematoda
yang habitanya di dalam darah, trematoda darah 03

merupakan trematoda yang termasuk golongan


04
anhermaprodit (organ genital terpisah).
Tiger Elephant
Spesies-spesies penting dan dapat menimbulkan
05
penyakit pada manusia adalah Schistosoma
japonicum, Schistosoma mansoni, dan 06
Schistosoma haematobium.
Pig Chicken
01
2. MORFOLOGI TREMATODA DARAH
• Hidup in copula di dalam pembuluh darah
02
vena-vena usus, vesikalis dan prostatika.

03
Di bagian ventral cacing jantan terdapat
canalis gynaecophorus, tempat cacing betina.
• Telur tidak mempunyai operkulum dan berisi
04
mirasidium, mempunyai duri dan letaknya
tergantung spesies. 05
• Telur dapat menembus keluar dari pembuluh Perbedaan bentuk telur pada
darah, bermigrasi di jaringan dan akhirnya Schistosoma sp 06
masuk ke lumen usus atau kandung kencing
• Telur menetas di dalam air mengeluarkan
mirasidium
01
3.PREVALENSI TREMATODA DARAH
02
• Cacing Schistosoma mansoni
Ditemukan di Afrika, berbagai 03
negara Arab (Mesir), Amerika
04
Selatan dan Tengah.
• Schistosoma haematobium
05
Ditemukan di Afrika, Sapanyol
dan berbagai negara Arab 06
(Timur Tengah, Lembah Nil),
tetapi tidak ditemukan di
Indonesia.
4.SIKLUS HIDUP 01

02
Schistosoma mansoni Cacing dewasa hidup di vena mesenterica
superior dan plexus haemorrhoidalis → telur
menembus jaringan submukosa intestinum → 03
masuk ke dalam lumen usus dan keluar dari
tubuh bersama tinja → di dalam air telur
menetas → keluar mirasidium → masuk ke 04
hospes perantara →  berkembang menjadi
sporokista → keluar dari hospes perantara →
menjadi cercaria → penetrasi ke kulit 05
manusia → ikut sirkulasi darah → menuju
jantung, paru-paru, kembali ke jantung →
masuk sirkulasi darah arteri → menjadi 06
dewasa di vena mesenterica. Cacing dewasa
dapat berumur sampai 26 tahun dan dapat
menghasilkan telur sampai 300 butir tiap
cacing perhari

Sumber : https://medlab.id/schistosoma-
mansoni/
4.SIKLUS HIDUP 01

Schistosoma haematobium Cacing dewasa hidup di vena sekitar 02


vesica urinaria, uterus dan daerah
pelvis → telur keluar dari tubuh bersama
urie → di dalam air telur menetas → 03
keluar mirasidium → masuk ke hospes
perantara →  berkembang menjadi
sporokista → keluar dari hospes 04
perantara → menjadi cercaria → penetrasi
ke kulit manusia → ikut sirkulasi darah →
menuju jantung, paru-paru, kembali ke 05
jantung → masuk sirkulasi darah arteri →
menjadi dewasa di vena sekitar vesica
urinaria, uterus dan daerah pelvis. 06

Sumber : https://medlab.id/schistosoma-
haematobium/
01
5 .PATOGENITAS
02

Infeksi dengan Schistosoma S. mansoni 03


mansoni dan Schistosoma Hospes intermedier : keong air
haematobium dapat dibagi (Biomphalaria sp, Australorbis sp,
menjadi dua bidang utama, Tropicorbis sp) 04
yaitu schistosomiasis akut Hospes definitif : manusia, kera,
dan kronis. Schistosomiasis rodentia
05
akut bisa disebut juga
demam Katayama. Hal ini S. haematobium
terkait dengan timbulnya Hospes intermedier : keong air 06
parasit betina bertelur (Bulinus sp, Planorbarius sp)
(sekitar 5 minggu setelah Hospes definitif : manusia
infeksi).
GEJALA

Schistosoma haematobium
• Rasa sakit atau panas pada waktu kencing,
• keluar nanah pada akhir kencing
• Sakit di daerah supra pubical dan perianal
• Sering kencing dan hematuria.

Schistosoma mansoni
• Terbentuknya granuloma
01
6. DIAGNOSIS
02

Diagnosis dapat ditentukan dengan menemukan telur di dalam tinja.


03
Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:
• Metode Kato (sediaan hapus langsung dari tinja maupun) 04
• Dengan cara sedimentasi (0,5 % gliserin dalam air).
• Tes serologi (COPT (Circumoval precipitin test), IHT (Indirect 05
Haemagglutation test), CFT (Complement fixation test), FAT (Fluorescent
antibody test) dan ELISA (Enzyme linked immuno sorbent assay). 06

• Teknik digesti jaringan.


01
7. Terapi
02

03
Schistosomiasis : Praziquantel dengan
dosis 40 mg/kg berat badan dalam 3 dosis 04
pada satu hari secara peroral.
05

06
8 . Pencegahan 5 01

02
• Hindari berenang di sungai/danau air tawar terutama di daerah
yang banyak terjadi kasus schistosomiasis.Berenang  di laut 03
atau di kolam renang yang sudah sudah diberi kaporit atau
klorin aman dari schistosomiasis.
• Tidak buang air besar sembarangan terutama di sungai 04
• Memasak air sampai matang sebelum diminum
• Melakukan pengobatan pada penderita untuk mencegah 05
terjadinya siklus hidup

06
01

02

03
TERIMAKASIH 04
Sumber : https://medlab.id/schistosoma-haematobium
Sumber : https://medlab.id/schistosoma-mansoni
Sumber : https://www.cdc.gov
05

06

Anda mungkin juga menyukai