Anda di halaman 1dari 40

04.

Aktivitas Pergudangan
“Receiving”

TIM
Logistik Bisnis
Manajemen Pergudangan
Pengantar

Adalah rangkaian proses receiving (penerimaan)


dan identification (identifikasi kiriman)
Pada tahapan proses ini akan diuraikan proses
penerimaan barang, proses pembongkaran
kiriman barang dan identifikasi kiriman.
Terdapat berbagai model penerimaan maupun
identifikasi yang bisa dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan dan potensi yang dimiliki.

Versi / Revisi : 1/0


RECEIVING (penerimaan barang)

Pengecekan transportasi

Pembongkaran muatan dari truck

Memastikan jaminan
bahwa kuantitas dan
kualitas barang sesuai
dengan dokumen yang
diorder
Manajemen Pergudangan
1. Receiving

 Proses penerimaan barang dibedakan menjadi dua


kategori umum, yaitu :
 Pengiriman Melalui Jasa Pengangkutan
 Pengiriman Oleh Pemasok
 Kekurangan dan kesalahan yang sering kali terjadi
adalah :
 Kerusakan di tempat penerimaan (dock area)
 Kekurangan barang, baik sejak waktu pemuatan, maupun karena
hilang selama dalam perjalanan
 Ketidak cocokan dalam berat maupun ukuran
 Ketidak cocokan dalam spesifikasi menurut hasil pengujian para
ahli, yang diminta untuk menganalisis barang kiriman.

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
a. Pengiriman Melalui Jasa Pengangkutan
Pada kategori ini pada saat proses penerimaan barang pada
umumnya terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
 Surat pengiriman barang dikirimkan melalui :
 Dikirim lewat pos/kurir
 Disertakan pada barang
 Terdapat aturan untuk menuntut ganti rugi atas kerusakan,
kekurangan atau kehilangan barang.
 Terdapat tiga pihak yang terlibat dalam tuntutan ganti rugi, yaitu
pemasok, penerima dan pengangkut. Pihak pemasok dan
pengangkut keduanya harus diberitahu.
 Pemasok pada dasarnya adalah pelanggan dari pengangkut, dan
sering berkepentingan untuk mencoba melimpahkan tanggung
jawab kepada penerima barang.
 Tanda tangan pada umumnya diberikan atas jumlah barang
bukan isinya.

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
b. Pengiriman Oleh Pemasok
Pada kategori ini pada saat proses penerimaan barang pada
umumnya terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
 Surat pengiriman biasanya disertakan dengan barang
 Dalam hal terjadi kerusakan atau kekurangan barang, dapat
langsung berhubungan dengan pemasok, sehingga penyelesain
tuntutannya berjalan lebih mudah
 Biasanya pemasok akan memasok pelanggannya sendiri. Oleh
karena itu ia akan berusaha keras agar penerima barang merasa
puas
 Tuntutan ganti rugi sering kali dapat dilakukan dengan
mempergunakan fasilitas telepon. Penyelesaian dapat dilakukan
jauh lebih cepat
 Tanda tangan meliputi isi kiriman, disamping kuantitas sering
termasuk juga kualitas barang.
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
2. Product Staging Concepts

Beberapa model yang umum dipakai di Indonesia


 Floor Stack Design; Pada model desain ini,
barang setelah dibongkar ditumpuk di lantai
dock area ataupun dibagian dalam gudang
 Standars Rack; Berupa rak yang diletakkan
di antara dock area dengan ruang gudang, pada
umumnya dipergunakan untuk meletakkan
pallet atau kardus.
 Carton Conveyor Method; Conveyor
dipergunakan di dock area apabila bongkar
muatan barang langsung dinaikkan ke
conveyor.
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
a. Floor Stack Design
 Adalah model penumpukan barang yang umum
dipakai diberbagai gudang
 Pada model desain ini, barang setelah dibongkar
ditumpuk di lantai dock area ataupun dibagian
dalam gudang.
 Model ini memiliki beberapa kelemahan yaitu :
 Membutuhkan area lantai yang cukup luas.
 Tidak memperhitungkan tinggi ruang, sehingga ketinggian
ruang kurang termanfaatkan.

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
b. Standars Rack

 Berupa rak yang diletakkan di antara dock area dengan ruang gudang,
pada umumnya dipergunakan untuk meletakkan pallet atau kardus.
 Keuntungan penggunaan alat ini adalah bahwa:
 Hanya membutuhkan area yang relatif tidak terlalu luas
 Memudahkan melakukan akses terhadap pallet maupun kontainer
 Kelemahan penggunaan alat ini adalah:
 Diperlukan biaya untuk pembelian rak
 Kebutuhan sarana untuk menaikkan dan menurunkkan pallet/kardus (ex :
Forklift)
 Semua barang/komoditi harus ditempatkan diatas pallet atau didalam
kontainer
 Terdapat proses peningkatan waktu bongkar barang.

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
c. Carton Conveyor Method

 Model conveyor seperti ini umumnya


dipergunakan di dalam area gudang atau
dipergunakan di dock area.
 Dipergunakan dalam area gudang apabila
proses bongkar dan staging barang dilakukan
di dock area.
 Conveyor dipergunakan di dock area apabila
bongkar muatan barang langsung dinaikkan
ke conveyor.

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
DIRECT SHIPPING

Central
Distribution

Logistics Provider
Customers
Vendor receiving
shipping

Catatan :
• Barang – barang yang besar.
• Untuk barang pesanan.
• Untuk barang kombinasi yang volumenya satu truck penuh

Manajemen Pergudangan
Cross-Dock

Combine inventory from multiple origins into an assortment for specific customer

Produk A Customer X

Distribution Customer Y
Produk B
Warehouse

Produk C Customer Z

Manajemen Pergudangan
CROSS DOCKING

Apa sih……….. Cross Docking ?


Pemindahan barang dari truck …
Penerimaan barang langsung ke dalam truck pengiriman

Adapted from Dr. Richard Wilding, KPis in The Supply Chain.


CROSS DOCKING

Datang kirim

Adapted from Dr. Richard Wilding, KPis in The Supply Chain.


Persyaratan dalam Cross Docking

1. Muatan dijadwal utk kedatangan truck dan pengirimannya.


2. Barang diterima = barang dikirim (dlm kondisi ideal)
3. Tersedia lokasi yang memadai.
4. Kuantitas jenis barang lebih baik terbatas.
5. Jenis truck sebaiknya/ harus sepadan.
6. Dokumentasi harus mantap

Apa keuntungannya Cross Docking ?

Adapted from Edwarr H Frazelle, PhD. World – class Warehousing and material Handling
Cross-Dock

Kesimpulannya

1. Cross Docking adalah satu pola pengiriman dgn


cara langsung memindahkan brg dr truck penerimaan
ke truck pengiriman.

2. Cross Docking dapat dilakukan selama kordinasi


penerimaan dan pengiriman barang dilakukan dgn baik

3. Untuk mencapai efisien yg lebih tinggi, direct delivery


akan memberikan tantangan yg lebih menarik

Manajemen Pergudangan
Adapted from Edwarr H Frazelle, PhD. World – class Warehousing and material Handling
Receiving Principles

1. Aktifitas transportasi
2. Pengecekan dokumen vs dokumen
3. Pengecekan dokumen vs barang
4. Aktifitas barang vs lokasi (space)
5. Aktifitas dokumen vs system

Manajemen Pergudangan
Receiving Barrier

1. Jika tidak ada jadwal pengiriman


2. Parkir kendaraan sempit
3. Loading dock tidak ada/ penuh
4. Sarana unloading kurang
5. Warehouse penuh/ Lokasi penyimpanan jauh

6. Registrasi produksi : batch no, exp date


7. Dokumentasi

Manajemen Pergudangan
Bagaimana Mengukur Kinerja
Waktu tunggu – diukur semenjak truck masuk ke dalam lokasi
perusahaan sampai truck parkir di dock/ barang-barang siap
diturunkan
Contoh:
Jam 08-10 30 menit, Jam 10-12 55 menit, Jam 13-15 30 menit
Unloading truck/tipe/jam – diukur waktu mulai truck turun brg
hingga dokumen pengiriman selesai di proses
Contoh:
CDE 30-45 menit, CDD 50-75 menit, Fuso 60-75 menit, Tronton 90
menit

Pallet (karton)/jam – banyaknya pallet (atau yang setara dengan


1 pallet) yang diturunkan dari truck
Contoh:
12 pallet/jam, 140 karton/jam
Manajemen Pergudangan
PUT AWAY – LET DOWN

Penempatan adalah Menempatkan barang di area penyimpanan


Penanganan barang, verifikasi lokasi dan penempatan barang

Penempatan

Pengambilan

Manajemen Pergudangan
Put away

Direct Put away

Batched and Sequenced Put Away

Manajemen Pergudangan
Put Away Principles

1. Aktifitas transportasi
2. Pengecekan dokumen vs barang
3. Aktifitas barang vs lokasi
4. Aktifitas dokumen vs system

Manajemen Pergudangan
Put Away Barrier

1. Jarak rak yang relatif jauh


2. Ketinggian pallet yang beragam
3. Lokasi barang yang kurang jelas
4. Sarana yang terbatas

Manajemen Pergudangan
Bagaimana Kinerja Put Away

Pallet/jam – banyaknya pallet (atau yang setara dengan 1 pallet)


yang diturunkan dari truck
Contoh: 12 pallet/jam

Akurasi – mengukur akurasi antara lokasi pallet yang di put away


kan
dengan data yang di masukan kedalam system
Contoh:
Tanggal 1 – 98%, tanggal 2 – 99%, tanggal 3 – 99%
Waktu process key in – diukur waktu mulai mencetak instruksi
put away hingga dokumen dimasukan
kembali ke dalam system

Manajemen Pergudangan
Put Away
3. Unloading Concepts

 Model unloading yang dipilih sangat ditentukan


oleh tipe, klasifikasi dan karakteristik produk,
dengan kata lain kebutuhan alat ditentukan oleh
arah kebijakan bisnis.
 Model-model unloading yang akan dijelaskan
berikut adalah pilihan-pilihan yang dapat dilakukan
dengan mendasarkan pada arah kebijakan bisnis
logistik, yaitu:
 Manual Unloading
 Mechanical Unloading
 Automatic Unloading
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
a. Manual Unloading

 Sarana yang dipergunakan terdapat beberapa jenis


diantaranya:
 Employee carry
 Two wheel hand truck
 Roller pallet
 Manual pallet truck
 Semilive skid
 Garment trooley cart
 Four wheeled and hanging garment carts
 Extendible trolley boom

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
b. Mechanical Unloading

 Sarana model kedua adalah sarana mekanik, yang


digerakan oleh kekuatan gravitasi, elektrik, atau
bahan bakar minyak. Beberapa model yang biasa
dipergunakan adalah:
 Electric pallet truck
 Electric pallet truck with slip sheet device
 Lift truck
 Lift truck with slip sheet device
 Gravity conveyor
 Powered extendible belt or roller conveyor
 Pallet claw design

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
c. Automatic Unloading

Model sarana ini terdiri dari:


 Truck lift design
 Strad-o-lift
 Pallet flow device

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
4. Product Identification Activity

Proses pemberian identitas pada SKU (stock keeping


unit) barang, baik pada item, carton ataupun pada
pallet.
 Proses identifikasi barang ini penting untuk
memudahkan proses distribusi maupun pembedaan
secara fisik antara barang yang satu dengan yang lain.
 Identifikasi barang pada dasarnya terdiri dari tiga
jenis, yaitu:
 no identification method
 identification system
 automatic system

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
a. No Identification Method

Model identifikasi ini lebih menekankan pada kepercayaan


terhadap kode-kode identifikasi yang telah dipergunakan pada
kemasan atau barang itu sendiri, tanpa dilakukan proses
penandaan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan proses
pergudangan yang dilakukan
 Kelemahan model ini adalah bahwa :
 Produktivitas pekerja berkurang karena terdapat pekerjaan yang
seharusnya dilakukan tetapi tidak dilaksanakan.
 Terdapat kemungkinan hilangnya produk akibat tidak adanya proses
identifikasi.
 Terdapat kemungkinan kesalahan pendistribusian, penyimpanan
ataupun sortasi barang.
 Identifikasi yang kurang jelas dapat berakibat rendahnya volume
pekerjaan, akibat dari kurang jelasnya proses alokasi barang.
Sedangkan kelebihannya adalah tidak terdapat biaya yang
dikeluarkan untuk proses tersebut.
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
b. Identification System (Written Label)

 Dimana pada barang tersebut dituliskan dan ditempelkan dengan


label tertentu, dengan ditulis tangan
 Metoda ini sering dipergunakan pada perusahan-perusahaan yang
melaksanakan kegiatannya secara manual dalam skala volume yang
relatif tidak terlalu tinggi
 Kelemahan metoda ini adalah:
 Tulisan sering sulit dibaca
 Potensi besar terjadi kesalah penulisan
 Tulisan tangan cukup melelahkan dan relatif memakan waktu
 Kelebihan dari metoda ini adalah:
 Biaya pekerja untuk proses ini relatif rendah
 Tidak terdapat biaya investasi peralatan identifikasi
 Pengurangan tingkat kesalahan alokasi dan sortasi maupun distribusi.
 Perbaikan kendali persediaan

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
b. Identification System (Marking On The Product)

 Proses identifikasi ini dilakukan pada kemasan


produk dengan mempergunakan tulisan tangan.
 Berbagai metoda yang dapat dilakukan adalah
sbb:
 Sticker label, yang ditempel pada barang
 Label yang digantung, terutama produk pakaian
 Label berwarna untuk kode pengaturan proses FIFO
 Printed label
 Penempatan label pada lokasi di mana barang
disimpan.

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
c. Automatic Identification Method
 Metoda otomatis yang dipergunakan ini adalah dengan dukungan
teknologi dalam pengendaliannya.
 Kode-kode identifikasi di proses scanning, sehingga akan
memberikan input pada alat pemeriksaan untuk dipergunakan
sebagai alat kontrol lebih lanjut, baik berupa pendistribusian,
pengalokasian dan sortasi barang. Beberapa jenis model yang
dipergunakan adalah:
 Wire prong identification
 Photoreflective
 Barcode
 Magnetic strip
 Optical character recognition
 Radio frequency
 Machine vision
 Voice recognition
 Surface acoustic wave

Versi / Revisi : 1/0


Manajemen Pergudangan
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
Versi / Revisi : 1/0
Manajemen Pergudangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai