Anda di halaman 1dari 21

SMK PIKA SEMARANG

Jl. Imam Bonjol 96 Semarang


www. Pika semarang.com
I. LINGKUP SNP
1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:


a. standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
c. standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan.
Lanjutan

e. standar sarana dan prasarana adalah standar nasional


pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang
berlaku selama satu tahun; dan
h. standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
II.FUNGSI BENGKEL SEKOLAH ?
1. Tranfering Copetence

1. Siswa sebagai input merupakan pelanggan yang harus dilayani sedemikian


rupa sehingga apa yang menjadi harapan memperoleh kompetensi dari
bidangnya dapat terpenuhi.
2. Untuk dapat memperoleh kompetensi yang diharapkan , di dalam bengkel
sekolah siswa dikembangkan. Keberhasilan alih kompetensi siswa sangat
ditentukan oleh bagaimana cara pengelolaan bengkel sekolah.
3. Sasaran akhir dari pengembangan siswa adalah untuk mencapai kompetensi,
yaitu terdiri dari : keilmuan (knowledge), ketrampilan (skills), maupun mental

kepribadian (attitude). KNOWLEDG


E

ATTITUDE SKILLS
2. Sebagai unit produksi
 Bengkel sekolah akan mempunyai nilai tambah (added value), apabila
tidak hanya difungsikan sebagai alih kompetensi kepada siswa.
Dengan tidak mengabaikan fungsi utama sebagai tempat pendidikan,
bengkel sekolah dapat difungsikan sebagai bengkel produksi. Bengkel
produksi sekolah dapat diaplikasikan oleh para siswa dengan
pendampingan dari para guru praktek (intruktor) yang akan berperan
sebagai supervisor. Pelajaran praktek yang merupakan turunan dari
kurikulum diaplikasikan menjadi materi praktek siswa membuat
produk yang layak jual(marketable).
III. Bengkel industri.
Industri mempunyai pasar
Orientasi keuntungan (profit oriented).
Produk dibuat dengan standar kualitas dan
kuantitas, dan waktu.
Mempunyai sarana dan sarana relatif lengkap.
Standart industri
1. Ruang dan tata letak.
Kecukupan besar dan luas bengkel untuk jumlah produk yang ditargetkan,
serta alur produksi menurut jenis produknya.
2. Sarana dan prasarana.
Kecukupan alat-alat, mesin-mesin yang digunakan, alat keamanan,
pengolahan limbah, dll.
3. Proses produksi.
Untuk mendukung produktifitas, seluruh proses produksi direncanakan
berdasarkan manajemen produksi misalnya dengan penjadwalan (PPIC).
4. Quality Control.
Untuk mengendalikan mutu produk diterapkan Quality Control di setiap
bagian.
5. SDM
Sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di bidangnya untuk
menangani setiap proses yang dilakukan.
IV. Pengelolaan bengkel sekolah.
Kendala :
1. Sarana dan prasarana yang kurang, baik kuantitas
maupun kualitasnya, bahkan ada yang sangat minim.
2. SDM, dalam hal ini guru praktek yang kompetensinya
harus terus menerus ditingkatkan.
3. Manajemen, konsep-konsep manajemen produksi
yang harus diterapkan dalam pengelolaan bengkel
disesuaikan dengan pola industri.
4. Material praktek, hal ini berkaitan dengan biaya
praktek yang harus dibayar oleh siswa.
Peningkatan kompetensi siswa

KELAS 1 KELAS 2

KELAS 3 KELAS 4
Tata Kelola Bengkel
A. Pengembangan kurikulum.

Kurikulum produktif selalu ditinjau dan dikembangkan terus menerus


disesuaikan dengan perkembangan dunia industri. Dunia industri
sebenarnya adalah partner yang dapat diajak bersama-sama untuk turut
mengembangkan pendidikan kejuruan. Dengan demikian sekolah perlu
menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tidak hanya sebatas
sebagai tempat prakerin saja namun lebih dari itu dapat diajak untuk
turut memberikan masukan bagi pengembangan kurikulum kejuruan.
Program kerja kerja yang jelas adalah implementasi dari kurikulum.
B. Sarana dan Prasarana.
Salah satu lingkup standar Pendidikan Nasional adalah Standar sarana dan prasarana.
Standar sarana dan prasarana untuk bengkel perkayuan adalah antara lain :
1. Gedung bengkel.
 Gedung bengkel harus mencukupi kenyamanan dan keamanan .
Kenyamanan dan keamanan kerja merupakan faktor penting untuk
meningkatkan produktifitas kerja (praktek siswa). Dengan demikan perlu
diperhitungkan misalnya luas bengkel, sirkulasi udara, kapasitas tenaga
listrik dan pneumatic, yang dilengkapi pula dengan alat-alat keamanan
(misalnya pemadam kebakaran), serta dust collector.
 Untuk mendukung kenyamanan dan keamanan ini perlu diterapkan
manajemen 5 R, yaitu : manajemen pengelolaan kondisi kerja yang
berkaitan dengan penataan barang. 5 R adalah sistem manajemen dari
Jepang yaitu :
 1. Seiri Ringkas
 2. Seito Rapi
 3. Seiso Resik
 4. Seiketsu Rawat
 5. Shitsuke Rajin
Tujuan 5 R adalah :
- Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
- Meningkatkan produktifitas kerja
- Menciptakan budaya rajin
- Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu.
 
2. Alat-alat dan mesin-mesin.
No Jenis Pekerjaan Mesin
•1. Proses pembahanan kasar Rip Saw,Cross Cut Saw
Band Saw
2. Proses komponen Planner, Thicnesser
Two-side moulder , Arm Saw
Panel Saw , Jig Saw
3. Proses konstruksi Vertical Bor, Horizontal Bor
Chisel Bor ,Moulder
4. Proses penghalusan Sponge Sander
Wide Belt Sander
5. Proses Akhir Sprayer
Compressor
Sprayboth
6. Alat bantu Clamp
Hand pallet,
Press Machine,dll
3. Gudang.

 Gudang adalah tempat untuk menyimpan barang. Sebaiknya


disediakan gudang menurut jenis barang yang disimpan yaitu :
a. Gudang kayu masif.
b. Gudang lembaran.
c. Gudang tools dan perlengkapan mesin.
d. Gudang Bahan Finishing.
e. Gudang Barang Jadi.
 Dalam perencanaan gudang perlu diatur :
- Penerimaan barang.
- Penyimpanan barang menurut klasifikasinya, tempat dan
jenisnya.
- Pengeluaran barang.
4. Maintenance.
Maintenance meliputi perawatan dan perbaikan tools maupun
mesin-mesin produksi. Perawatan dan perbaikan tools dalam
bengkel perkayuan adalah untuk menjamin lancarnya proses
produksi (praktek siswa) dan kualitas barang produk, sekaligus
penghematan biaya praktek. Proses pengasahan pisau-pisau dan
gergaji serta mata bor dilakukan di bagian maintenance ini.
Beberapa mesin yang perlu ada antara lain :
1. Mesin asah universal (gergaji, mata bor, pisau router)
2. Mesin asah pisau planner.
3. Mesin asah gergaji pita.
4. Mesin asah pisau profil.
5. Mesin las gergaji pita.
6. Mesin penggiwar.
Penjadwalan yang rutin untuk pemeriksaan mesin adalah
tindakan preventif untuk mencegah kerusakan.
C. SDM
Pengembangan sumber daya manusia penting
mendapat perhatian serius (guru praktek), karena
kompetensi merekalah yang akan ditularkan kepada
siswa. Pelatihan –pelatihan baik manajerial maupun
teknik diadakan secara berjenjang dan terus menerus
(development and improvment suitainable) yang dapat
dilakukan dengan membuat program pelatihan
internal, maupun mengikut sertakan dalam pelatihan
eksternal. Akan lebih baik bila guru praktek
mendapatkan pengalaman parktis di perusahaan
sesuai dengan bidangnya.
D. Menejemen berbasis produksi (management based
production)
 materi praktek siswa adalah produk job order.
 adanya penjadwalan materi praktek yang jelas.
 penghitungan biaya produk
E. Menejemen berbasis mutu ( management based
quality )
 Untuk mendukung kualitas produk (baik jasa maupun barang) perlu
diterapkan sistem manajemen mutu (ISO 9001-2000). Dengan
mengimplementasikan ISO maka kualitas menjadi prioritas utama
yang harus dilakukan. Didalam ISO apa yang ditulis harus dilakukan
dan apa yang dilakukan harus ditulis. Pedoman mutu menjadi acuan
dalam seluruh proses yang dilakukan. Pedoman mutu ini dijabarkan
dalam sasaran mutu. Umpan balik akan diperoleh dengan
diadakannya Audit Mutu Internal maupun audit Mutu Eksternal
sehingga dapat digunakan sebagai perbaikan sistem.
V. Penutup
 Bengkel sekolah yang baik adalah apabila dapat
mengembangkan kompetensi siswa sesuai yang diharapkan oleh
kebutuhan industri. Pengembangan ini meliputi pengelolaannya
untuk membekali ilmu, ketrampilan,dan yang lebih penting
adalah membentuk karakter siswa sehingga mempunyai etos
kerja yang baik. Untuk itu perlu diciptakan lingkungan industri
(industrial environment)di bengkel sekolah ( model bengkel
industri ) sehingga membentuk siswa menjadi pekerja yang siap
terjun di dunia industri. Hal lain untuk menciptakan habit
adalah dengan penerapan peraturan yang jelas dan tegas dengan
pendampingan instruktor yang berkompeten. Dengan demikian
konsep teaching factory akan terlaksana dengan sendirinya,
sehingga menghasilkan nilai tambah untuk dapat dijadikan
pengembangan sekolah secara berkelanjutan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai