MENGENDALIKAN
AKTIVA
NAMA : KOMANG WIRA ARNATA
NIM : 196601301
LATAR BELAKANG
◦ Di beberapa unit usaha, fokus utamanya adalah pada laba yang pengukurannya darihasil selisih antara
beban dan pendapatan. Dan untuk unit usaha yang lain, laba tersebut dibandingkan dengan sebuah aktiva,
yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan sebuah laba. Didalam dunia nyata, perusahaan lebih
sering menyebutnya dengan istilahyaitu pusat laba, tetapi dalam pembahasan ini akan sering disebut
sebagai kata pusat investasi, untuk menyebut sebuah pusat tanggung jawab.
STRUKTUR ANALISIS
1. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang bagus mengenai aktiva
yang digunakan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan
perusahaan.
2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
MENGUKUR AKTIVA YANG DIGUNAKAN
◦ Dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran ◦ Analisis EVA tidak menyelesaikan seluruh
laba yang sama untuk perbandingan investasi. masalah yang berkaitan dengan perhitungan aktiva
◦ Jika kinerja suatu pusat investasi diukur dengan EVA, tetap.
maka investasi-investasi yang menghasilkan laba di ◦ EVA akan tertekan untuk sementara oleh
atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh investasi-investasi baru karena tingginya nilai
karena itu, akan lebih menarik bagi manajer.
buku bersih untuk tahun-tahun awal.
◦ Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan
◦ Secara praktis, penerapan EVA masih sulit, karena
untuk jenis aktiva yang berbeda pula.
proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas
◦ EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat biaya modal dan estimasi ini terutama untuk
terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan yang belum go public sulit untuk
perusahaan. dilakukan.
CONTOH KASUS
PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN
ROI DAN EVA
Laporan keuangan PT. MAJU tahun 2000 ( dalam jutaan)
Penjualan Rp 10.000,--
Harga Pokok Penjualan 6.000,--
Laba Kotor 4.000,--
Beban Operasional :
Beban pemasaran Rp 1.000,--
Beban administrasi dan umum 1.000
Total Beban Operasional 2.000,--
Laba operasional 2.000,--
Neraca per 31 Desember 2000
Kas Rp 500,-
Piutang Usaha 700,-
Persediaan 300,-
Aktiva Tetap bersih 3.500,-
Total Aktiva 5.000,-
Kewajiban lancar:
Utang usaha 1.000
Utang gaji 500,-
Utang pajak 500,-
Total kewajiban lancar 2.000,-
Modal pemegang saham 3.000
Total Kewajiban dan Modal 5.000,-
Beban modal = 10%
PENYELESAIAN :
◦ ROI (1)
Return on Investment = Laba operasional / Total Aktiva
= Profit Margin X Asset Turnover
= (Laba / Penjualan) X (Penjualan / Total Aktiva)
= Rp 2.000,- / Rp 10.000,- = 20% X ( Rp 10.000,-- / Rp 5.000,- = 2 ) = 40%
ROI (2)
Return on Investment = Laba operasi / Total Aktiva – Kewajiban Lancar
= Rp 2.000,-- / ( Rp 5.000,- - Rp 2.000,-- = Rp 3.000,--) X 100% = 66,67%
Apabila target ROI pada periode tersebut adalah misalnya, 20 %, maka kinerja perusahaan tersebut BAIK.
Economic Value Added ( EVA)
EVA = Laba operasi – beban modal
= Rp 2.000,- - (10% X Rp 3.000,- = Rp 300,--) = Rp 1.700,--
EVA yang baik harus di atas Rp 0,-- ( > Rp 0,- )
PERTIMBANGAN TAMBAHAN
DALAM MENGEVALUASI MANAJER
◦ Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi, EVA tidak
menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan perhitungan aktiva tetap, kecuali metode
penyusutan anuitas (annuity depreciation) dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukan dalam praktik
bisnis sehari-hari. Jika metode nilai buku kotor (gross book value) dipergunakan, suatu unit usaha dapat
meningkatkan EVA-nya dengan cara mengambil tindakan yang bertentangan dengan kepentingan
perusahaan. Sedangkan, jjika metode nilai buku bersih (net book value) dipergunakan, EVA akan
langsung meningkat karena berlalunya waktu penggunaan. EVA menyelesaikan masalah yang
ditimbulkan dari perbedaan potensi laba seluruh unit usaha, tanpa melihat profitabilitasnya, akan
termotivasi untuk meningkatkan investasi jika tingkat pengembalian dari investasi tersebut melebihi tarif
yang ditentukan oleh sistem pengukuran.
MENGEVALUASI KINERJA
EKONOMI SUATU ENTITAS
◦ Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan.
Nilai semacam ini disebut breakup value – yaitu, estimasi jumlah yang akan diterima oleh para
pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Breakup value berguna bagi organisasi luar yang
sedang akan membuat penawaran pengambilalihan perusahaan, dan tentu saja, laporan ini juga berguna
bagi pihak manajemen dalam menilai suatu tawaran. Laporan tersebut menunjukkan unit usaha yang
menarik dan dapat mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu mereka yang
terbatas yaitu menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit usaha yang cenderung tidak
memberikan kontribusi kepada profitabilitas total perusahaan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH