Anda di halaman 1dari 25

PENGELOLAAN LIMBAH

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Fina Binazir Maziya


Kontrak Belajar
• Kehadiran minimal 75%, jika kurang, tidak
berhak ikut UAS dan nilai E
• Izin dan sakit harus dengan surat keterangan,
diurus maksimal 1 minggu setelah tidak masuk
(izin dianjurkan diurus sebelum perkuliahan)
• Mahasiswa yang hadir setelah seluruh kelas
selesai mengisi presensi, tidak berhak
mendapat presensi hari tersebut
Capaian Pembelajaran
CLO1 Dapat mengidentifikasi limbah B3 dari sumber domestik dan industri
CLO2 Dapat mengidentifikasi apakah suatu limbah termasuk kategori Limbah B3 atau
tidak
CLO3 Mampu mengklasifikasi dan menjelaskan karakteristik limbah B3
CLO4 Mampu mengenali simbol dan label limbah B3
CLO5 Dapat menjelaskan metode pengumpulan, penyimpanan dan transportasi
limbah B3
CLO6 Dapat menjelaskan teknologi-teknologi pengolahan limbah B3 (termal, fisik-
kimia dan biologis)
CLO7 Dapat menjelaskan metode pembuangan limbah B3 yang tepat
CLO8 Dapat menjelaskan pengelolaan limbah elektronik, metode pengumpulan, daur
ulang dan pembuangannya
Hasil Assessment CLO
4

3.5

2.5

1.5

0.5

0
CLO 1 CLO 2 CLO 3 CLO 4 CLO 5 CLO 6 CLO 7 CLO 8 Rerata
Komponen Penilaian
• Tugas Mandiri
• Tugas Kelompok
• UTS
• UAS
Referensi
• KepKa Bapedal No. 1 s/d 5 Tahun 1995 tentang
Pengelolaan Limbah B3
• LaGrega, Buckingham., Evans. 1994. Hazardous
Waste Management. McGraw Hill Book
Company, New York
• Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
tu d y
s e S
Ca
Teluk Minamata (Jepang)
• Teluk Minamata di kota Minamata, Kumamoto Perfecture,
Jepang.
• Tragedi minamata terjadi pada tahun 1959.
• Pasien menderita Kejang-kejang, tidak bisa bicara dengan
jelas, berjalan dengan terhuyung-huyung, lumpuh,
koordinasi gerakan terganggu dan gangguan fungsi kerja
system syaraf lainnya.
• Kucing juga menjadi gila, berjalan berputar-putar,
terhuyung-huyung.
• Burung camar dan gagak yang mati dan terlihat di
sepanjang teluk Minamata.
• Pencemaran methyl-mercury.
• Seluruh ikan dan hewan laut lainnya di teluk
Minamata sudah tercemar
• Umumnya penduduk Minamata
mengkonsumsi ikan rata-rata sebanyak 3 kg
per harinya, sehingga hal ini menyebabkan
bioakumulasi pada penderita.
• Pabrik Chisso didirikan pada tahun 1908, memproduksi
pupuk kimia untuk pertanian.
• Selain pupuk kimia, Chisso juga memproduksi Asam
asetat (Acetic acid), Vinyl Chloryde dan plasticizers.
• Dalam memproduksi asam asetat, Chisso
menggunakan Methyl-mercury sebagai catalyst untuk
membuat Acetaldehyde, Acetaldehyde inilah yang
nantinya akan diubah menjadi asam asetat.
• Dengan sistem pengolahan limbah yang sangat buruk,
Chisso membuang sampah Methyl-mercury ke teluk
Minamata, 
• Kasus Kabut Dioksin di Seveso (Italia)
Akhir 1960, industri farmasi Swiss, Hoffman-La
Roche memilih Seveso sebagai lokasi pabriknya,
guna memproduksi 2,4,5-triklorofenol untuk
desinfektan, kosmetik, dan herbisida.
Pabrik ini menghasilkan asap yang berbau.
Kecelakaan terjadi pada tanggal 10 Juli 1976,
sekitar 1 kg dioksin terbuang ke udara
membentuk kabut melewati jarak ribuan hektar.
A child from Seveso (Italy), after a big fire
in a chlorine factory in 1976.
Zobrazeno: 133 - last: Jun 27, 2007
• Kasus Kepone di Hopewell (USA)
Perusahaan bernama Allied
mensubkontrakan pembuatan pestisida ke
LSP (Kepone). Ternyata secara ilegal Kepone
membuang limbahnya ke sungai James.
Di samping itu, banyak pekerja yang
keracunan pestisida, sehingga tahun 1975
ditutup
• Kasus Penyebaran EDB di USA
Ethylene dibromide (EDB) menjadi masalah
di USA pada tahun 1983/1984, dengan
ditemukannya residu EDB di makanan yang
terbuat dari gandum.
EDB merupakan pestisida yang bersifat
karsinogenik.
Data tahun 1982 mengungkapkan bahwa EDB
telah mencemari air tanah.
• Kasus Site Stringfellow di California (USA)
Site Stringfellow di Glen Avon (California) telah
digunakan untuk menimbun limbah cair B3 dari
tahun 1965-1972.
Selama itu sekitar 30 juta galon (113.550 m3) limbah
cair telah ditimbun.
Ternyata terjadi pencemaran air tanah akibat
evaluasi awal yang tidak akurat terhadap site.
Lahan ini berlokasi di atas akuifer Chino Basin yang
merupakan sumber air minum bagi sekitar 500.000
penduduk.
• Kasus Love Canal di dekat Niagara Falls di USA
Love Canal merupakan saluran sepanjang 2 km
yang digunakan untuk membuang limbah
pabrik kimia Hooker pada periode tahun 1940 –
1950-an.
Setelah ditutup, di atasnya didirikan sekolah
dan terdapat permukiman.
Akhir tahun 1970, sering tercium bau zat kimia.
• Leukimia, epilepsi, keguguran, mutasi genetik ditemui di Love Canal
kemudian hari.
• Penelitian dimulai pada tahun 1976 .
• Kucing bermata satu hingga bayi dengan sebaris gigi tambahan adalah
fakta menakutkan yang membayangi semua orang di sekitar Love Canal.
• Fakta lapangan lain: 58% bayi mengalami kelainan saat dilahirkan, 33%
tingkat kerusakan kromosom
• Evakuasi yang diutamakan untuk anak di bawah usia dua tahun serta
ibu hamil.
• Kota tersebut perlahan mati, ditutup, dan sebagian properti
dihancurkan.

Setelah dianalisis ternyata tanah-tanah di lokasi telah tercemar senyawa


kimia yang beresiko tinggi terhadap kesehatan.
Indonesia
Pencemaran Hg
1. Di Pongkor, Jawa Barat, dilaporkan bahwa
[Hg] di sedimen sungai berkisar 0 – 2,688
ppm, di tanah 1 – 1300 ppm (Gunradi, 2001)
2. Di Sulawesi Utara (sungai Talawaan), air
tanah mengandung [Hg] di atas standar baku
mutu dan juga ditemukan di dalam siput dan
ikan (Hadi’atullah, dkk, 2001)
Pencemaran laut
Penelitian Kunaefi dan Herto (2001) :
Perairan di Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa
beberapa konsentrasi logam berat sudah melampaui
standar. 6 jenis ikan yang biasa dikonsumsi ternyata
mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam konsentrasi
jauh lebih besar dari yang diperbolehkan
Penelitian Djuangsih (2000) :
Kualitas pantai utara Tanggerang tidak lagi memenuhi
persyaratan untuk perikanan, biota laut, dan pariwisata,
dengan telah melampaui batas sebanyak 45 % - 91 %
Pantai Timur Kenjeran Surabaya

Pembuangan dari 60 lebih industri berpotensi mengandung logam


berat pencemar. Pantai Timur Surabaya telah tercemar oleh logam
berat. Seperti diberitakan Harian Pagi Surya, 15 Juni 1999, penelitian
yang dilakukan oleh lembaga penelitian dari Jerman pada tahun
1998 terhadap masyarakat Kenjeran menunjukkan bahwa Air Susu
Ibu (ASI) dari ibu menyusui telahmengandung kadmium (Cd)
sebanyak 36,1 ppm, sehingga dikhawatirkan akan membahayakan
kesehatan anak-anak masyarakat Kenjeran karena dapat
menyebabkan penurunan kecerdasan anak dan kerusakan jaringan
tubuh.
Penelitian Mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga tahun 1996 juga menunjukkan bahwa
sampel darah penduduk Kenjeran mengandung tembaga
(Cu) sebesar 2511,07 ppb dan merkuri (Hg) sebanyak 2,48
ppb. Kandungan tembaga (Cu) dalam darah warga telah
melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu
sebesar 800-1200 ppb. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Kenjeran telah mengkonsumsi hewan laut di
sekitar Pantai Timur Surabaya yang telah terkontaminasi
logam berat.
Limbah pertambangan :

Kasus Teluk Buyat

2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT NMR ke


perairan di teluk Buyat yang di mulai sejak Maret 1996. Menurut
PT. NMR, buangan limbah tersebut, terbungkus lapisan termoklin
pada kedalaman 82 meter. Nelayan setempat sangat memprotes
buangan limbah tersebut. Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan
mendapati puluhan bangkai ikan mati mengapung dan terdampar
di pantai. Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung sampai
Oktober 1996. Kasus ini terulang pada bulan Juli 1997.
Waktu dan Tanggal Jumlah ikan dengan nama jenis setempat
No
1. 29 Juli 1996 Puluhan ekor jenis kerapu, tato, kuli paser dan
nener
2. 16 Agustus 1996 Puluhan ekor jenis kakatua dan kuli paser
3. 17 Agustus 1996 Puluhan ekor jenis lumba-lumba
4. 3 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu dan kuli paser
5. 7 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu, tato dan kuli paser
6. 17 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu
7. 3 Juli 1997 100-an ekor dengan jenis berbeda: uhi, bobara,
wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong,
8. 3 Agustus 1997Jam 08.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora, talahuro,
tikus-tikus, bete bukokong dan nener.
9. 6 Agustus 1997Jam 15.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora, talahuro,
tikus-tikus, bete bukokong dan nener.
10. 7 Agustus 1977Jam 09.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora talahuro,
tikus-tikus, bete bukokokong dan nener
• Insektisida
Terjadinya pencemaran air sumur penduduk
dan sayuran oleh insektisida
Penelitian berbagai sayuran menunjukkan
bahwa terdapat residu berkisar antara 0,125 –
9,5 ppm, yang berarti telah melampaui ADI =
Acceptable Daily Intake (0,001 – 0,002 ppm)
dan MRL = Maximum Residual Limit (0,045 –
0,13 mg/kg)

Anda mungkin juga menyukai