Anda di halaman 1dari 65

Pertemuan Kesebelas

LIMBAH BERBAHAYA DAN


BERACUN

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Airlangga
Senin, Desember 2020
Bahan
berbahaya
dan beracun
B3
Limbah bahan
berbahaya
dan beracun
Bahan berbahaya dan beracun

 Zat, energi, dan/atau komponen lain


yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan/ atau
dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain.
Limbah bahan berbahaya dan
beracun
 Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3
History… Love Canal (US)...

 William T. Love 1892 berencana


membuat kanal yang menghubungkan
bagian hulu dan hilir sungai Niagara.
 Direncanakan sekitar kanal itu akan
dibangun kawan industri.
History… Love Canal (US)... (con’t)

Finally…
 Niagara falls menjadi pusat industri
kimia.
 Produk samping yang dihasilkan klor
yang dihasilkan dalam jumlah besar.
 Klor dimanfaatkan menjadi pestisida
seperti DDT bahaya bagi lingkungan
di kemudian hari.
History… Love Canal (US)... (con’t)
 Tahun 1930-an, perusahaan Hooker
chemical and plastic corporation mulai
mengurug limbahnya di daerah utara Love
Canal.
 Hingga tahun 1947, daerah tersebut
menjadi lahan pengurugan beragam jenis
limbah terutama dari industri.
 Bahkan AD AS mengurug sejumlah besar
residu senjata biologis walaupun pihak
Pentagon menolak tuduhan tersebut.
History… Love Canal (US)... (con’t)

 Tahun 1952 kanal tersebut ditutup oleh


perusahaan dan pada 1953 pemerintah
daerah meminta perusahaan tersebut
menjual sebagian lahan kanal tersebut
untuk membangun sekolah baru.
 Sekolah akhirnya dibangun dan
berdekatan dengan lokasi yang dulunya
sebagai tempat pengurugan limbah.
History… Love Canal (US)... (con’t)

 Sering dijumpai anak-anak bergembira


menemukan residu fosfor yang dapat
menimbulkan bunga api bila dilemparkan.
 Tahun 1958 anak-anak mengalami luka
bakar akibat terpapar dengan residu yang
muncul ke permukaan.
 Seorang keluarga di dekat Love Canal
melahirkan anak dengan cacat fisik dan
mental, tetapi hal ini dianggap alamiah.
History… Love Canal (US)... (con’t)

 Tahun 1959 sebuah keluarga lain


mendapat masalah di lantai bawahnya
(basement) dengan adanya lumpur
hitam yang masuk ke dalamnya.
 Akhirnya mereka membuat lobang untuk
mengetahui apa yang terdapat di balik
tembok.
 Sejumlah besar cairan hitam masuk
memenuhi ruangan
History… Love Canal (US)... (con’t)

 Pada suatu pagi di tahun 1974, satu


keluarga mendapatkan kolam renang
mereka menjadi lebih tinggi sekitar 60 cm.
 Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya
langsung terisi air tanah berwarna kuning,
biru dan ungu, dengan sifat yang sangat
tajam, yang dapat menghanguskan akar
pohon sekitarnya
History… Love Canal (US)... (con’t)

 Delapan bulan setelah kejadian kolam


renang di atas, dilakukan survey kesehatan,
hasilnya:
Bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali
lebih tinggi dibandingkan kondisi normal.
Sampel darah yang diambil juga menunjukkan
indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat.
Kelahiran cacat fisik dan mental juga sering
dijumpai.
History… Love Canal (US)... (con’t)

 Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan


pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah
kimia, diantaranya 200 ton trichlorophenol,
telah diurug di lahan urug tersebut.
 Kasus Love Canal menyebabkan adanya
perbaikan dan pengetatan peraturan-
peraturan yang berlaku di Amerika Serikat
dan dunia dalam menangani limbah B3.
History… Love Canal (US)... (con’t)
History… Love Canal (US)... (con’t)
The victims...
Chernobyl, 26 April 1986
 Meledaknya PLTN yang berada di Kota
Pripyat Ukraina.
 Menewaskan seketika 31 orang dan
diperkirakan sebanyak 4.000 orang
meninggal akibat radiasi.
 Selama 14 tahun(1986-2000) sebanyak
350.400 orang dievakuasi
The victims...
The victims...
Minamata, Jepang 1959
 Teluk minamata terletak di Kota Minamata,
Kumamoto Perfektur, Jepang.
 Pada tahun 1908, didirikan pabrik pupuk
kimia Chisso.
 Pabrik ini juga memproduksi asam asetat
yang menggunakan metil merkuri
pengelolaan limbah yang sangat buruk
seluruh ikan dan hewan laut ini tercemar
metil merkuri.
Minamata, Jepang 1959 (con’t)
The victims…
 Korban menderita kejang-kejang, tidak bisa
berbicara jelas, lumpuh.
 Kucing memiliki perilaku yang aneh, berjalan
berputar-putar, terhuyung-huyung dan
melompat ke laut.
 Banyak ditemukan burung camar dan gagak
yang mati di sepanjang teluk.
 Anak-anak yang lahir dengan berbagai gejala
kelumpuhan, cacat, keterbelakangan mental,
bahkan meninggal setelah beberapa hari lahir.
The victims... (con’t)
The victims... (con’t)
Sevesso, Italia, 1976
 Dioksi adalah nama umum untuk grup
polychlorinated dibenzodioxins (PCDD) dan
salah satu isomer yang aktif dan memiliki
toksisitas tinggi adalah 2,3,7,8-TCDD.
 Pada akhir tahun 1960-an industri farmasi
Hoffman La Roche didirikan di Seveso, Italia.
 Pabrik tersebut memproduksi 2,4,5-
trichlorophenol untuk desinfektan, kosmetik, dan
herbisida.
 10 Juli 1976, reaktor yang dipanaskan retak dan
reaksi kimia yang terjadi membentuk 2,3,7,8-
TCDD.
Sevesso, Italia, 1976 (con’t)

 Sekitar 1 kg dioksin terbuang ke udara


dan melewati ribuan hektar wilayah.
 Penduduk yang ada di wilayah
terdampak dievakuasi.
 Ibu-ibu yang hamil dianjurkan untuk
menggugurkan kandungannya.
 Tumbuhan yang ada merontokkan
daunnya.
 Binatang yang ada seperti terpanggang.
Sevesso, Italia, 1976 (con’t)

 Pada tahun 1981, ditemukan kasus di


daratan Eropa Barat transportasi
dioksin antar negara.
 Limbah B3 dari upaya pembersihan di
Sevesso mengirimkan 41 drum limbahnya
untuk ditimbun di luar Italia.
Sevesso, Italia, 1976 (con’t)
The victims…
INDONESIA...?
Pencemaran laut...

Penelitian • Perairan di Kepulauan Seribu menunjukkan


bahwa beberapa konsentrasi logam berat sudah
Kunaefi melampaui standar.
• 6 jenis ikan yang biasa dikonsumsi ternyata
dan Herto mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam
konsentrasi jauh lebih besar dari yang
(2001) diperbolehka

Penelitian • Kualitas pantai utara Tanggerang tidak lagi


memenuhi persyaratan untuk perikanan, biota
Djuangsih laut, dan pariwisata, dengan telah melampaui
batas sebanyak 45 % - 91 %
(2000)
Pencemaran laut... (con’t)
 Pembuangan dari 60 lebih industri berpotensi
mengandung logam berat pencemar.
 Seperti diberitakan Harian Pagi Surya, 15 Juni
1999, penelitian yang dilakukan oleh lembaga
penelitian dari Jerman pada tahun 1998 terhadap
masyarakat Kenjeran menunjukkan bahwa Air Susu
Ibu (ASI) dari ibu menyusui telahmengandung
kadmium (Cd) sebanyak 36,1 ppm
 Dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan
anak-anak masyarakat Kenjeran karena dapat
menyebabkan penurunan kecerdasan anak dan
kerusakan jaringan tubuh.
Pencemaran laut... (con’t)
 Penelitian Mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga tahun 1996
juga menunjukkan bahwa sampel darah
penduduk Kenjeran mengandung tembaga (Cu)
sebesar 2511,07 ppb dan merkuri (Hg) sebanyak
2,48 ppb.
 Kandungan tembaga (Cu) dalam darah warga
telah melampaui nilai ambang batas yang
ditetapkan WHO yaitu sebesar 800-1200 ppb.
 Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Kenjeran telah mengkonsumsi hewan laut di
sekitar Pantai Timur Surabaya yang telah
terkontaminasi logam berat.
Teluk Buyat, 1996
 2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh
PT NMR ke perairan di teluk Buyat yang di mulai sejak
Maret 1996.
 Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut,
terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82
meter. Nelayan setempat sangat memprotes buangan
limbah tersebut.
 Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati puluhan
bangkai ikan mati mengapung dan terdampar di pantai.
Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung sampai
Oktober 1996.
 Kasus ini terulang pada bulan Juli 1997.
Teluk Buyat, 1996… (con’t)
The victims...
Penghasil B3

Wajib
melakukan
pengelolaan dan
pencegahan
Pengelolaan Limbah B3

High- • Limbah merupakan produk


yang tidak dapat dihindarkan
waste • Contoh: mengubur limbah
approach dan membakar limbah

Low- • Pencegahan pencemaran


atau limbah
waste • Contoh: recycle, composting,
approach atau reuse.
Hierarki Pengelolaan Limbah

1.Reduce

2.Reuse

3.Recycl
e
Hierarki Pengelolaan Limbah

• biologi atau
4.Mengolah kimia

5.Mengubur • Landfill B3

• Enkapsulasi
6.Memadatkan dan
solidifikasi
Berdasarkan kategori bahayanya

Kategori 1
• Berdampak akut dan langsung terhadap
manusia dan dapat dipastikan akan berdampak
negatif terhadap lingkungan hidup

Kategori 2
• Memiliki efek tunda (delayed effect), dan
berdampak tidak langsung terhadap manusia
dan lingkungan hidup serta memiliki toksisitas
sub-kronis atau kronis
Berdasarkan sumbernya
Sumber tidak spesifik
• Umumnya bukan berasal dari proses
utamanya, tetapi berasal dari kegiatan
antara lain pemeliharaan alat, pencucian,
pencegahan korosi atau inhibitor korosi,
pelarutan kerak, dan pengemasan
Sumber spesifik
• Sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang secara spesifik dapat ditentukan
Karakteristik limbah B3

Mudah meledak

Mudah menyala

Reaktif

Infeksius

Korosif, dan/atau

Beracun
Simbol Limbah B3
Regulasi pengelolaan limbah B3
 Undang-undang RI No. 32 / 2009 ttg “Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun
 PP 38 Tahun 2007 ttg “Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol Dan Label Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Permen LH No. 18/2009 ttg Tata Cara Perizinan Pengelolaan
Limbah B3
 Permen LH No. 30/2009 ttg Tata Laksana Perizinan dan
Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta Pengawasan
Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 oleh Pemerintah
Daerah
Regulasi pengelolaan limbah B3
 Permen LH No. 33 Tahun 2009 tentang “Tata Cara Pemulihan
Lahan Terkontaminasi Limbah B3”.
 Permen LH No. 05/2009 tentang “Pengelolaan Limbah di
Pelabuhan”.
 Permen LH No. 02/2008 ttg Pemanfaatan Limbah B3
 Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 ttg “ Tata Cara & Persyaratan
Teknik Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3”
 Kepdal 02/BAPEDAL/09/1995 ttg “Dokumen Limbah B3”.
 Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 ttg Persyaratan teknis
pengolahan Limbah B3
 Kepdal 04/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara Penimbunan Hasil
Pengolahan Limbah B3.
 Kepdal 05/BAPEDAL/09/1995 ttg “Simbol dan Label Limbah
B3”.
Urusan pemerintah bidang LH dalam
pelaksanaan pengelolaan limbah B3
PEMERINTAH PEMERINTAH
PEMERINTAH
PROPINSI KAB/KOTA
 Penetapan Kebijakan Nasional
Pengelolaan B3 dan LB3  Izin penyimpanan
 Penetapan LB3 dan status B3  Izin dan LB3
 Notifikasi B3 dan limbah B3.
rekomendasi izin  Izin lokasi PLB3
 Menyelenggarakan registrasi
pengumpulan LB3  Pengawasan PLB3,
B3.  Pengawasan PLB3,  Pengawasan
 Pengawasan pengelolaan (B3).  Pengawasan sistem sistem tanggap
 Ekspor dan Impor B3 dan LB3
tanggap darurat, darurat,
 Pengawasan LB3 skala nasional
penanggulangan penanggulangan
 Izin pengumpul skala nasional
kecelakaan PLB3, kecelakaan PLB3,
 Izin pengolahan, pemanfaatan,
pemulihan pemulihan
pengangkutan dan
pencemaran LB3 pencemaran LB3
penimbunan LB3
skala propinsi skala Kab/Kota
 Pengawasan pemulihan
pencemaran LB3 skala nasional
Persyaratan penyimpanan
 Penyimpanan bersifat sementara
 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per
hari atau lebih;
 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan,
untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh
kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1;
 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan,
untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh
kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak
spesifik dan sumber spesifik umum; atau
 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan,
untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus,
Persyaratan penyimpanan limbah B3

• Lokasi (bebas banjir, tdk rawan bencana, diluar kawasan lindung,


jarak minimum antar lokasi dengan fasilitas umum 50 m)
• Memiliki catatan Limbah B3 (jumlah dan jenis)
• Kemasan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- kondisi baik
- simbol dan label
• Rancang bangun tempat penyimpanan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- lantai kedap dan landai ke arah pit pengumpul
- minimisasi potensi leachate (atap)
- ventilasi memadai
- pit pengumpul
Kelengkapan TPS
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan No. 1 Tahun 1995 Tanggal 5 September 1995

Limbah B3 di TPS Terdapat Papan Nama di TPS Terdapat Simbol dan Label
Terlindung dari Hujan
dan sinar Matahari

Terdapat Saluran
Penampung
Menuju Pit

Terdapat fasilitas K3
Persyaratan tempat penyimpanan sementara

Gambar Pola peyimpanan kemasan drum di atas


palet dengan jarak minimum antar blok

Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok terdiri atas 2
(dua) x 2 (dua) kemasan. Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan
peruntukannya. Lebar gang untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar gang
untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan
pengoperasiannya.
Dokumentasi limbah B3
Pemasangan Simbol
dan Label yang
belum keseluruhan
pada kemasan
limbah B3

Pemasangan
Simbol dan
Label yang
kemasan ada
yang belum
sesuai
Dokumentasi limbah B3 (con’t)
Dokumentasi limbah B3 (con’t)
Tata TPS Limbah B3

PENYIMPANAN B3 GUDANG LAIN

20 m

Atap : ringan dan mudah


GUDANG ATAU hancur
PENYIMPANAN PENYIMPANAN Penerangan : explotion proof
LAIN Pintu darurat

Tembok bata tebal min : 25 cm


Beton min : 15 cm
Blok –blok min : 30 cm
TPS limbah B3 laboratorium
TPS limbah B3 laboratorium (con’t)
Contoh SOP pengemasan limbah B3
laboratorium
Contoh SOP pengemasan limbah
B3 laboratorium (con’t)
Bekas Kemasan Bahan Limbah B3 tercampur Limbah B3 Infeksius Limbah Benda Tajam
Kimia Benda Tajam Non B3
Glassware pecah, botol
Jarum suntik kemasan non B3 pecah

Plastik Plastik Plastik HDPE/


Disposable Box
HDPE HDPE Logam
Contoh penyimpanan bahan kimia
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
NOMOR : SK.725/AJ.302/DRJD/2004

KENDARAAN PENGANGKUT
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3)
Ijin pengangkutan limbah B3

Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:


a. rekomendasi Pengangkutan Limbah
B3; dan
b. izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Pengangkutan Limbah B3
Persyaratan Pengangkutan LB3
(Kepdal no.2 Tahun 1995)
• Memiliki rekomendasi & izin Pengangkutan
• Jenis dan karakteristik limbah yang
diangkut sesuai dengan izin
• Dilengkapi Dokmen Limbah B3 / Manifest
• Persyaratan alat angkut :
– Alat angkut dan kemasan sesuai dengan
karakteristik limbah;
– Alat angkut dalam kondisi baik;
– Simbol dan label
Persyaratan Pengangkutan LB3
(Kepdal no.2 Tahun 1995) (con’t)
• Operator yang terlatih
• Memiliki Emergency Response System
• Memiliki SOP
– Bongkar muat;
– Route/tujuan pengangkutan;
– Jadwal
• Melakukan Pelaporan Pengangkutan LB3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai