Keuangan UMKM
ERA 4.0
Manajemen UMKM
Dosen Pengampu: Ibu Lina Nur Hidayati, S.E, M.M.
01 Mita Sabrina Mardani
21808141050
03 Ubaidulloh
21808141076
04 Nazwa Salsabila
l21808144105
Hampir di seluruh wilayah Indonesia (mulai dari Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat),
ternyata manajemen keuangan masih menjadi problem
bagi hampir seluruh UMKM. Mulai dari usaha mikro, kecil,
dan menengah tidak menerapkan manajemen keuangan
dengan baik dan benar.
Berikut ini, apa saja yang perlu kita atur dan kelola agar
keuangan usaha menjadi teratur dan terkontrol.
Pembagian Divisi Keuangan
Usaha Skala UMKM
Fungsi dan tugas yang dilakukan oleh masing-masing divisi keuangan
Untuk sebuah usaha yang skalanya sudah cukup besar, akan lebih baik jika pada bagian 3
divisi keuangan diatas tidak dipegang oleh satu orang apalagi dipercayakan pada karyawan,
karena bisa jadi mempunyai potensi penyelewengan keuangan. Namun, jika dibagi menjadi 3
bagian akan lebih aman dan tersistem. Pengusaha dapat mengambil peranan di bagian
pengawasan atau keluar masuk uang.
A. Teknis
Pengelolaan
Keuangan untuk
Usaha Secara
Umum
Bagian Penerimaan dan Pembayaran
Hal-hal yang dibutuhkan untuk bekerja pada bagian ini antara lain adalah:
Catatan Penerimaan Keuangan
Memiliki tugas mencatat segala macam
penerimaan keuangan, tapi khusus
untuk transaksi jual beli dan
penambahan modal kerja. Modal kerja
adalah modal yang digunakan khusus
untuk operasional sehari-hari.
Bagian ini berkewajiban menerima
setoran pemasukan dari kasir,
menghitung transaksi berikut jumlah
uang, dan mencatatkan pada format
pencatatan pemasukan.
Contoh Format Catatan
Penerimaan Modal
Usaha Restoran, Cafe,
atau Warung Makan
secara sederhana
Contoh format tanda bukti
penerimaan modal usaha
restoran, cafe, warung
makan
Selanjutnya dalam bagian penerimaan pemasukan akan mencatatkan
semua pemasukan usaha. Untuk perhitungan, pemasukannya didasarkan
pada pembelian setiap hari yang ditulis dalam nota pembelian.
Contoh nota manual:
Dalam operasional usaha sehari-hari, nota dikumpulkan setiap harinya kemudian
dijumlahkan totalnya. Total hasil penjumlahan nota setiap hari disebut total omzet harian.
Kemudian dicatat pada buku pemasukan usaha. Contoh Format Catatan Penerimaan
Pemasukan Usaha Restoran, Café, atau Warung Makan
Transaksi ini dalam usaha tempat makan, biasanya untuk pembelian yang
dilakukan usaha dan juga membayar kewajiban-kewajiban usaha.
TOTAL Rp3.500.000,00
Catatan Arus Kas Usaha
Arus kas merupakan catatan keluar masuknya uang yang dijadikan menjadi satu format pembukuan. Tujuan utamanya dalam operasional
sehari-hari akan mengetahui secara langsung posisi modal kerja atau posisi jumlah uang yang ada saat itu. Jika pencatatan arus kas
dilakukan setiap hari maka pemilik usaha akan mengetahui posisi modal kerjanya setiap hari.
Dengan melakukan pencatatan arus kas, maka alur keluar masukannya uang usaha terpantau seperti pada catatan di bawah. Hal ini perlu
diikuti dengan pengecekan pada alat bukti pembayaran dan pemasukan.
Contoh Format Catatan Arus Kas & Posisi Modal Kerja Usaha café:
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead
Merupakan bahan yang secara Langsung
Overhead pabrik adalah
langsung dipakai untuk Merupakan biaya-biaya bagi
semua biaya manufaktur
memproduksi suatu barang jadi semua tenaga kerja langsung
yang tidak ditelusuri secara
yang siap dipasarkan, mencakup yang ditempatkan dan
langsung ke output tertentu.
semua bahan yang secara fisik diberdayakan dalam menangani
dapat diidentifikasi sebagai kegiatan produksi secara
bagian dari produk jadi. langsung.
Secara umum, biaya produksi dapat dibedakan menjadi lima jenis antara lain sebagai berikut:
Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC)
Yaitu biaya yang dikeluarkan sebuah usaha pada periode tertentu dengan jumlah yang tetap dan
tidak bergantung pada hasil produksi. Contohnya sewa lokasi, gaji tetap karyawan, biaya
administrasi, dan lain-lain.
Biaya Variabel (Variable Cost/ VC)
Yaitu biaya yang besarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil prduksi. Artinya, semakin
besar hasil produksi maka semakin besar biaya variabelnya. Contohnya biaya bonus atau lembur
pekerja, biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi.
Biaya Total (Total Cost/ TC)
Yaitu total penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaya variable yang digunakan suatu perusahaan
untuk menghasilkan barang jadi dalam satu periode tertentu.
Biaya Rata-Rata (Average Cost/ AC)
Yaitu biasanya biaya prduksi per unit yang dihasilkan. Dihitung dengan cara membagikan total
biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Biaya Marginal (Marginal Cost/ MC)
Yaitu biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit barang jadi. Biaya ini
muncul ketika dilakukan perluasan produksi dalam rangka menambah jumlah barang yang
dihasilkannya.
Perhitungan Total Biaya Produksi, HPP, dan
Penetapan Harga
Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Modal pokok
HPP atau modal pokok adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk dan jasa dalam
sebuah ukuran, dan merupakan tahap awal yang harus dihitung.
Contohnya adalah modal pokok untuk 1 porsi mi ayam, 1 buah baju, 1 pasang sepatu, 1 paket
cuci mobil, 1 paket service, dan sebagainya. Manfaat dari perhitungan HPP sudah jelas untuk
mengetahui secara akurat berapa modal yang dikeluarkan untuk suatu produk atau jasa yang
dihasilkan. Akan lebih baik biaya yang berkaitan dengan biaya produksi saja, biaya lain
dimasukkan pada catatan biaya operasional.
Contoh 1, Cara Perhitungan HPP Produksi Produk:
Cerita calon pengusaha kuliner dengan menu ayam kremes yang ingin menghitung
HPP-nya untuk membuat 1 resep ayam kremesnya, yaitu sebagai berikut:
Perhitungannya adalah:
Perhitungan Total Biaya Produksi, HPP, dan
Penetapan Harga
Menentukkan Harga Jual
Setelah perhitungan HPP diketahui sebuah usaha selanjutnya adalah menentukan harga produk atau jasa tersebut. Anda
melakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui harga tertinggi, harga pasaran, dan harga terendah produk atau jasa
dari usaha sejenis. Tentukan harga antara harga pasaran atau kalau memungkinkan harga terendah di sekitar. Jika Anda
ingin menyamakan dengan harga yang tertinggi boleh saja, asalkan Anda memiliki nilai tambah yang memberikan
manfaat atau keuntungan lebih. Sehingga pembeli tidak merasa rugi membeli produk atau jasa usaha Anda.
Setelah Anda tahu berapa harga pasaran coba-lah dikurangi dengan HPP. Jika ada kelebihan, berarti Anda bisa
mendapatkan keuntungan. Namun, jika perhitungannya masih ada ruginya Anda melakukan uji coba dengan mengganti
bahan atau melakukan efisiensi lainnya, agar dapat memperoleh kelebihan dari penjualan yang dilakukan. Jika
memungkinkan, Anda bisa menaikkan sedikit harga jualnya jika sudah tidak mampu lagi melakukan efisiensi untuk
memperoleh keuntungan.
Perhitungan Total Biaya Produksi, HPP, dan
Penetapan Harga
Rp3.000 merupakan keuntungan kotor ayam kremes per buah. Semakin tinggi keuntungannya 50%, maka
boleh saja ditetapkan langsung harga jualnya. Namun, jika keuntungan di bawah 10% dari harga jual, maka
akan sangat berisiko masih ada biaya lain yang harus dikeluarkan seperti biaya operasional. Boleh saja
pemilik usaha menetapkan keuntungan sebesar 10% dari harga jual, tapi jumlah item penjualan atau
kuantitasnya besar sehingga bisa menutupi biaya operasional.
Jadi harga yang sebaiknya ditetapkan pada kasus ayam kremes di atas adalah sebesar Rp9 ribu sampai
Rp12 ribu per ayam kremes.
Perhitungan Total Biaya Produksi, HPP, dan
Penetapan Harga
Pengertian Modal adalah uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Dalam bahasa Inggris modal disebut dengan capital, yaitu barang yang dihasilkan cleh alam atau
manusia untuk membantu memproduksi barang lainnya, yang dibutuhkan manusia dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
Modal merupakan hal yang sangat vital dalam sebuah bisnis atau perusahaan. Tanpa modal bisnis tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Mulai dari bisnis yang besar maupun bisnis yang kecil, pasti membutuhkan
modal untuk menjalankan bisnisnya.
Pada intinya, modal adalah aset utama usaha untuk menjalankan bisnis pada umumnya berbentuk dana atau
uang. Dengan uang maka usaha bisa berjalan dengan lancar untuuk mendukung proses produksi hingga
pemasarannya.
Jenis-jenis Modal
Jenis Modal Berdasarkan Sumber Modal
Modal berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu modal internal dan modal eksternal. Berikut penjalasan keduanya:
Modal Eksternal
Modal Internal
Sumber modal eksternal adalah modal yang berasal dari
Sumber modal internal merupakan modal yang
luar perusahaan atau dana yang diperoleh dari para kreditur,
diperoleh dari dana yang dimiliki oleh usaha itu
ataupun dari pemegang saham yang dapat mengambil
sendiri, biasanya dari hasil penjualan. Modal internal
bagian dalam perusahaan. Tidak adanya keterbatasan
sulit digunakan untuk mengembangkan bisnis karena
modal internal, sehingga perlu modal eksternal yang bisa
sifatnya yang terbatas dan sulit untuk mendapatkan
didapatkan dari luar dan tidak terbatas. Modal eksternal ini
dalam jumlah besar.
umum nya didapatkan dari kredit bank, koperasi, atau
sumber modal lainnya. Modal eksternal juga bisa
didapatkan dari investor yang menanam kan modalnya
kepada perusahaan Anda.
Jenis-jenis Modal
Jenis Modal Berdasarkan Fungsi
Modal berdasarkan fungsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal individu dan modal sosial. Berikut penjeiasan dari keduanya:
Modal Investasi
Modal yang dibutuhkan oleh sebuah
usaha untuk membiayai kebutuhan awal
contohnya seperti membeli peralatan,
perlengkapan, dan belanja bahan baku.
Perhitungan modal investasi ini akan
memberikan gambaran berapa modal
yang dibutuhkan agar usaha dapat
beroperasional.
Perhitungan Kebutuhan Modal Usaha
Modal Kerja
Perhitungan modal kerja dibuat untuk mencatat
kebutuhan-kebutuhan operasional usaha.
Perhitungan ini dapat dibuat dengan
menghitung perkiraan rencana biaya operasional
minimal selama 1 bulan. Modal kerja adalah
modal yang dibutuhkan untuk membiayai
operasional usaha.
Contoh dari biaya operasional kebutuhan antara
lain untuk sewa lokasi (jika dibayar secara
bulanan), pembayaran gaji karyawan,
pembayaran aneka tagihan, dan sebagainya.
Disamping ini adalah contoh perhitungan modal
kerja untuk usaha:
Perhitungan Keuntungan Usaha dan
BEP
Break even point (BEP) atau nama lain dari analisis titik impas, diartikan sebagai suatu keadaan atau titik di mana perusahaan
dalam kegiatan operasinya tidak memperolah keuntungan dan tidak mengalami kerugian juga. dulu, break even point adalah titik
impas antara besar jumlah laba dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang sama atau seimbang, sehingga dalam prosesnya
tidak mendapatkan keuntungan dan kerugian. Atau dengan kata lain Break Even Point (BEP) adalah suatu titik impas antara
besarnya jumlah laba dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang sama atau seimbang, sehingga dalam prosesnya tidak
mendapatkan keuntungan dan kerugian. Break even point ini digunakan untuk menganalisis produksi berapa banyak jumlah
barang yang diproduksi atau berapa banyak uang atau laba yang harus diterima untuk mencapai titik impas atau kembalinya
modal. Dalam suatu usaha sebelum memproduksi suatu produk, pertama perusahaan merencanakan seberapa besar laba yang ingin
didapatkan. Ketika bisnis pasti akan mengeluarkan biaya produksi, maka digunakanlah BEP untuk mengetahui waktu dan tingkat
harga penjualan. Hal ini membuat pengusaha tidak menempatkan usaha tersebut dalam keadaan merugi, dan mampu menetapkan
penjualan dengan harga pasar tanpa melupakan laba yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena biaya produksi merupakan hal yang
paling berpengaruh terhadap dampak harga jual dan sebaliknya. Sehingga dengan mengetahui BEP ini dapat diketahui berapa
jumlah barang dan harga pada penjualan. Analisis BEP digunakan untuk hal-hal lain, contohnya seperti analisis laporan keuangan.
Dalam menghitung berapa besar BEP atau titik impas tentu saja memerlukan
komponen-komponen. Berikut ini merupakan komponen dari BEP:
Biaya Tetap (Biaya Tetap) Baik Biaya Variabel (Variabel Cost) Harga Jual (Selling Price)
ketika perusahaan sedang Komponen ini bersifat dinamis Harga jual per unit barang
berproduksi maupun tidak dan bergantung pada tingkat atau jasa yang telah
berproduksi. volume produksinya. Jika diproduksi.
produksi meningkat, maka biaya
variabel juga akan meningkat.
Perhitungan Keuntungan Usaha dan
BEP
Berikutnya adalah bagaimana cara menghitung BEP. Break even point dapat dihitung dalam 2 macam, yaitu BEP untuk setiap unit
dan BEP untuk setiap penjualan dalam nilai rupiah. Rumus yang digunakan untuk analisis break even point ini terbagi menjadi
dua macam, yaitu:
Dasar Unit
Break even point dihitung berdasarkan unit.
Perhitungannya adalah menghitung berapa titik
impas dalam penjualan unit barang. Dengan
kata lain perhitungan BEP adalah cara
menghitung berapa unit jumlah barang atau
jasa yang harus diproduksi untuk mendapatkan
titik impas:
Perhitungan Keuntungan Usaha dan
BEP
Dasar Penjualan
Perhitungan BEP ini masih merupakan perhitungan titik impas, tapi dihitung dalam bentuk nilai
rupiah. Cara menghitung berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik
impas:
Perhitungan Keuntungan Usaha dan
BEP
Setelah membahas tentang bagaimana perhitungan BEP yang dilakukan dalam unit maka
selanjutnya kita akan membahas tentang perhitungan BEP yang dilakukan dalam rupiah. Artinya
kita akan menghitung dengan jumlah berapa titik impas yang akan diperoleh sebuah usaha.
Berikut ini adalah contoh perhitungannya:
Any Question?
Terima Kasih