Klasifikassi Racun
Klasifikassi Racun
RACUN
Racun dapat diklasifikasikan berdasarkan atas
berbagai hal seperti:
sumber,
sifat kimiawi dan fisikanya,
bagaimana dan kapan terbentuknya,
efek terhadap kesehatan,
kerusakan organ, dan
hidup/tidaknya racun tersebut
Klasifikasi berdasar sumber :
Sumber alamiah/buatan.
Klasifikasi ini membedakan racun asli yang berasal
dari flora dan fauna dan kontaminasi organisme
dengan berbagai racun yang berasal dari bahan baku
industri beracun ataupun buangan beracun dan bahan
sintetis beracun.
Sumber berbentuk titik, area dan bergerak.
Klasifikasi sumber seperti ini biasanya dipergunakan
orang yang berminat melakukan pengendalian.
Tentunya sumber titik lebih mudah dikedalikan
daripada sumber area dan bergerak.
Sumber domestik, komersial dan industri :
Vibrio cholera;
Clostridium botulinum;
Pseudomonas cocovenans;
Staphilochoccus aureus;
Michotoksin;
Algatoksin;
dll
Racun Biotis (Biotoksin )
Vibrio Cholerae
Sebagai penyebab penyakit cholera
Meski sudah di cegah, namun masih saja terjadi kasus
dan manusia termasuk salah satu mata rantainya.
Masuk melalui makanan dan minuman secara selanjutnya
menkontaminasi usus halu, di dalam usus halus
merangsang enzim adenylcyclase sehingga ion Na tidak
dapat terserap dan terjadi keluarnya ion Cl kedalam
lumen usus, akibat terganggunya balans osmosis maka
banya cairan yang masuk ke usus, sehingga terjadi
diare.
Pengobatan dengan rehidrasi
Racun Biotis (Biotoksin)
Clostridium Botulinum
Penyebab keracunan Botulism
Gejala keracunan :
Clostridium Botulinum
Karanteristik :
Anaerobik
Gram positif
Membentuk spora
Tamperatur optimum 42,5 °C
pH 5,5 – 8
Habitat aslinya adalah tanah.
Resisten terhadap panas diatas 120 °C selama 30
menit.
Tahan terhadap pendinginan, keadaan aerobik dan
anaerobik, radiasi pengion, dan berbagai zat kimia.
Racun Biotis (Biotoksin)
Clostridium Botulinum
Toksin bakteri ini disebut botulin dengan LD 50 adalah
0,5 µg.
Resisten terhadap panas, tetapi botulin dapat
dihancurkan pada suhu 80-100 °C selama 10 menit.
Toksin bakteri labil terhadap panas, berupa protein dan
hanya keluar saat sel pecah atau lisis.
Sewaktu bakteri ada didalam makanan, membuat
protoksin yang akan dikeluarkan sebelum dan sewaktu
lisis.
Racun Biotis (Biotoksin)
Pencegahan botulism
Ph < 4,5
Garam = 10 % dari berat
Disimpan pada suhu 3 °C
Proses masak sampai dengan 90 °C sebelum dikonsumsi
Cegah kontaminasidengan tanah, saat pemrosesan dan
penyajian
Racun Biotis (Biotoksin)
Clostridium Tetani
Habitat sama dengan botulinum yaitu di tanah, namun
hidup komensal di usus kuda.
Penyebab penyakit tetanus
Toksin yang masuk akan menghambat glisin sehingga
terjadi kejang.
Racun Biotis (Biotoksin)
Pseudomonas Cocovenans
Terkenal di daerah banyumas Jateng.
Terkandung pada tempe bongkrek (kedelai, bungkil
kacang tanah, ampas kelapa, dan diberi bibit jamur.)
Racun berasalkan dai ampas kelapa yang terkontaminasi
Pseudomonas Cocovenans yang memproduksi asam
bongkrek. (cairan tidak berwarna)
Gejala keracunan terjadi hiperglikemia.
Racun Biotis (Biotoksin)
Pseudomonas Cocovenans
Keracunan dimulai dengan hiperglikemi, karena
menghambat ATP, sehingga terjadi glikolisis dari
glikogen mjd glukosa
Setelah glikogen habis maka terjadi hipoglikemi.
Merupaka trikarboksilat C28H38O7 dengan berat molekul
486
Asam bongkrek merupakan antibiotik terhadap
aspergillus niger dan cladosporium cucumerin.
LD 50 1,4 mg/kg.
Saat ini sudah dilarang
Racun Biotis (Biotoksin)
Staphylococcus Aureus
Terdapat dimana-mana, kulit, permukaan tubuh, selaput
lendir, hidung, dll
Menyebabkan, bisul bernanah, pada neonatus
menyebabkan epidemi pneumonia (infeksi paru)
Karakteristik :
Gram + pada usia 18-24 jam selanjutnya sesuai
variabel
Habitat : kult, faring, air susu, tinja, dll
Temperatur optimum pertumbuhan : 35-37 °C
Bersifat fakultatif anaerob
Membentuk enim koagulase
Hancur pada pH 2 dan oleh pepsin
Keracunan akut dengan Masa tunas 6-8 jam
Racun Biotis (Biotoksin)
Corynebacterium diphteriae
Penyebab diphteri (menyerang saluran
pernapasan dan kulit)
Mengeluarkan exotoksin oleh bakteri aerob.
Efek toksiknya meghentikan sintesa protein.
Sifatnya irreversibel
Racun yang berupa metabolit organisme :
Ammonia;
Nitrat, nitrit;
CO, CO2, derifat sulfur dll.
Racun biotis dibedakan menjadi:
Mikotoksin
Claviceps purpurea;
Aspergilus flavus;
Fusarium roseum;
Fusarium tricintum;
Penilicium sp;
Aspergilus sp.
Racun Biotis (Biotoksin)
Aspergilus flavus
Merupakan aflatoksin yang karsinogenik
Terdapat pada makanan, maupun makanan yang
menbusuk
Di absorsi tubuh melalui oral, mudah larut dalam air,
dan mudah diabsorbsi lewat usus, dan masuklah ke sel
hati.
Didalam hati terjadi mutagenik terjadilah kanker hati.
Racun Biotis (Biotoksin)
Fusarium roseum
Jamur ini mensintesa Zearalenone
Zearalenone merupakan kontaminan jagung dan gandum.
Juga makanan yang di fermentasi spt bir, inuman asam,
dll
Racun Biotis (Biotoksin)
epicladosporic acid
Cladosprium fagi racun fagi cladosporic acid
Aspergilus ochraceous membuat okratoksin
Phytomyces chartarum racunnya sporidesmin
Penicillium islandium racunnya ilanditoksin
Racun Biotis (Biotoksin)
Fusarium trinicinctum
Jamur lain yang terdapat pada gandum dan jagung
Memproduksi toksin Mycotoxin T-2 atau mykotoksin
trikotesena
LD 4,0 mg/kg per oral
Masa tunas 1-12 jam
Gejala : pusing, mual, muntah, kulit melepuh dan
membusuk, diare, dan mati.
Disinyalir digunakan dalam perang kamboja dikenal sbg
yellow rain, menyebabkan kematian karena asfiksia
Racun Biotis (Biotoksin)
Curare :
banyak ditemukan di Indiana.
Sbg racun panah utk melumpuhkan hewan;
Kemudian utk anestesi.