13 SISTEM TRANSPORTASI
KONSEP PEMODELAN TRANSPORTASI 4
Fakultas : TAHAP(DISTRIBUSI PERJALANAN)
TEKNIK
Program Studi :
TEKNIK SIPIL
Dosen :
Muhammad Iqball
KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI
Konsep perencanaan transportasi
yang paling populer adalah model
perencanaan transportasi empat
tahap (four stages transport model),
yang terdiri dari:
1. Bangkitan dan tarikan
pergerakan (Trip Generation)
2. Distribusi pergerakan lalu lintas
(Trip Distribution)
3. Pemilihan moda (Modal
choice/modal split)
4. Pembebanan lalu lintas (Trip
assignment)
Four Stages Transport Model
PENDAHULUAN
Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan manusia setiap
harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perjalanan ini menyebabkan
perpindahan seseorang dari suatu tempat ke tempat lainnya yang disebut
sebagai kegiatan transportasi. Transportasi merupakan bagian yang sangat
penting dalam kehidupan kita. Perpindahan atau pergerakan manusia
merupakan hal yang penting dipikirkan khususnya daerah perkotaan,
sedangkan angkutan barang sangat penting untuk menunjang kehidupan
perekonomian. Dari pengertian diatas telah menggambarkan fungsi utama
dari transportasi yaitu untuk menghubungkan manusia dengan tata guna
lahan.
Dengan kata lain transportasi menjadi fasilitas pendukung seluruh kegiatan,
tanpa harus melihat lokasi, perkembangan transportasi harus setara dengan
perkembangan kegiatan kehidupan.
Untuk memenuhi hal tersebut, pengadaan transportasi sebagai pendukung
kegiatan kehidupan harus diperhitungkan secara tepat dan secermat
mungkin. Pengadaan ataupun perencanaan transportasi tersebut bukanlah
hal yang mudah dan instan, karena memerlukan
SEBARAN PERJALANAN
John Black (1998), sebaran perjalanan merupakan jumlah atau banyaknya
perjalanan yang bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona
tujuan atau sebaliknya jumlah atau banyaknya perjalanan/yang datang
mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona
asal. Sebaran perjalanan ini akan membentuk suatu pola sebaran arus
lalulintas antara zona asal ke zona tujuan. Jadi sebaran perjalanan merupakan
jumlah perjalanan yang berasal dari suatu tata guna lahan ( seperti zona: i)
yang akan menuju suatu tata guna lahan (seperti zona : d).
Dimana :
Tid = perkiraan jumlah perjalanan dari zona asal i ke zona tujuan d.
T (G) = jumlah perjalanan masa mendatang yang diharapkan
berdasarkan hasil bangkitan perjalanan dari zona asal i.
tid + tie + …. + tin = jumlah perjalanan masa sekarang dari zona asal i ke
seluruh zona-zona tujuan d.. ..n yang lainnya.
Ed ….. En = faktor pertuumbuhan masing-masing zona dalam wilayah studi
MODEL SEBARAN PERJALANAN
MODEL DETROIT
Model ini merupakan penyempurnaan dari dua model yaitu model rata-rata
dan model fratar. Secara matematis, model ini dinyatakan sebagai berikut:
Dimana:
Tid = jumlah perjalanan masa mendatang dari zona asal i ke zona tujuan d.
tid = jumlah perjalanan masa sekarang dari zona asal ke zona i ke zona
tujuan d.
E = tingkat pertumbuhan zona i dan zona d.
MODEL SEBARAN PERJALANAN
MODEL FURNESS
Pada saat sekarang model ini sering digunakan dalam perencanaan transportasi
berhubung penggunaannya yang sederhana dan mudah. Bentuk matematisnya
adalah:
Tid = tid . Ei
Iterasi ke-1
Tid = tid hasil iterasi ke-1 . Ed
Iterasi ke-2
Tid = tid hasil iterasi ke-2 . Ei
Iterasi ke-3
Dan seterusnya secara selang seling ……………………………………………(Pers.2.7)
Dimana:
Tid = jumlah perjalanan pada masa mendatang dari zona asal i ke zona tujuan d.
tid = jumlah perjalanan masa sekarang dari zona asal i ke zona tujuan d.
Ei = faktor pertumbuhan di zona asal i.
Ed = faktor pertumbuhan di zona tujuan d.
MODEL SEBARAN PERJALANAN
MODEL GRAVITY
Dalam metode sintetis, model gravity merupakan model yang paling sering
digunakan dan paling terkenal karena sangat sederhana dan mudah
dimengerti dalam penggunaannya. Dalam penggunaannya pada perencanaan
transportasi, model gravity ini menggunakan konsep gravity yang
diperkenalkan oleh Isaac Newton seorang ahli fisika tahun 1686.
Adapun formula gravity model dalam transportasi adalah:
Di mana :
T i-d = jumlah perjalanan dari zona asal i ke zona tujuan d.
Oi.Od = banyak perjalanan yang dihasilkan (berasal) dari zona asal i dan
yang tertarik (menuju) ke zona tujuan d.
d2i-d = kuadrat jarak atau ukuran tingkat aksesibilitas berupa jarak antara i-d,
waktu tempuh i-d dan ongkos i-d disebut dengan hambatan i-d.
K = konstanta gravitasi.
MODEL SEBARAN PERJALANAN
MODEL GRAVITY
Dalam pemakaiannya, sebenarnya ada empat jenis model
Gravity, yaitu antara lain:
• Model Tanpa Batasan (Unconstrained Gravity/UCGR)
• Model Dengan Satu Batasan (Single Constrain Gravity/SCGR),
dengan batasan di zona asal (Production Constrain
Gravity./PCGR).
• Model Dengan Satu Batasan (Single Constrain Gravity/SCGR),
dengan batasan di zona tujuan (Atraction Constrain
Gravity/.ACGR).
• Model Dengan Dua Batasan (Double Constrain Gravity/DCGR)
yaitu berupa batasan di kedua zona asal dan tujuan
(Production-Atraction Constrain Gravity/PACGR) atau
disebukan juga dengan model dengan batasan penuh (Full
Constrain Gravity/FCGR).
MODEL SEBARAN PERJALANAN
MODEL GRAVITY
Fungsi Hambatan
Dalam model gravity fungsi hambatan f (Cid) adalah hal yang terpenting untuk
diketahui yang harus dianggap sebagai ukuran aksesibilitas (kemudahan)
antar zona. Hyman (1969) menyarankan tiga jenis fungsi hambatan yang
dapat digunakan dalam model gyravity, yaitu: