Anda di halaman 1dari 15

Sanitasi dan Higiene

Kelompok 5
Fadiah Shabrina 141911233068
Maharani Setyaning D. 141911233069
Faudhel Jabar 141911233071
Ivella Indra C. 141911233072
Khairaniyatu Iftitah 141911233073
Muhammad Salman A. 141911233075
Gadis Yulieta 141911233076
RELATIVE PERFORMANCE OF COMMERCIAL CITRIC ACID AND
QUATERNARY AMMONIUM SANITIZERS AGAINST Listeria
monocytogenes UNDER CONDITIONS RELEVANT
TO FOOD INDUSTRY

01 Latar Belakang
02 Tinjauan Pustaka

03 Pembahasan
04 Kesimpulan
Latar Belakang
• Industri makanan sangat bergantung pada
program pembersihan dan sanitasi untuk
mencegah L. monocytogenes terbentuk di relung
dan situs persembunyian di lingkungan
pemrosesan makanan,
• Media penularan bakteri ini adalah makanan yang
dikonsumsi mentah, baik tumbuhan maupun
produk hasil peternakan dan susu yang tidak
dipasteurisasi

(Muna & Khairi, 2020).


Tinjauan Pustaka
• Amonium Kuartener
• Asam Sitrat Komersial
• Listeria monocytogenes
Amonium kuartener
Amonium kuartener bisa dipakai
untuk mematikan bakteri gram
positif, namun kurang efektif
terhadap bakteri gram negatif,
kecuali bila ditambahkan dengan
sekuenstran.

Amonium kuartener adalah (Rahma et al.., 2015)


garam ammonium substitusi Kelemahan dari senyawa ini
gugus alkil pada beberapa atau adalah kegiatan disinfeksi
semua atom H dari ion NH4+ lambat, mahal, dan
menghasilkan residu
Asam Sitrat Komersial

Asam sitrat merupakan asam


organic lemah dan Asam sitrat juga dilaporakan
mempunyai sifat antimikroba dapat digunakan sebagai
efektif terhadap beberapa pembersih gigi tiruan (Bumi,
mikroorganisme. 2019).
(Akhmad, 2017)

Asam sitrat memiliki rumus


kimia C6H807 dengan nama
IUPAC asam 2-hidroksi-
1,2,3-propanatrikarboksilat.
Listeria monocytogenes

L, monocytogenes dapat bertahan


Listeria monocytogenes merupakan hidup pada suhu dingin, proses
bakteri patogen dan bakteri penyebab pengeringan dan pemanasan
foodborne disease (Andriani et al., 2016)

Bakteri ini termasuk gram positif . L. monocytogenes memiliki


yang ditemukan pada manusia flagel untuk membantunya
maupun pada hewan ternak bergerak (Chandra, 2018).
Gejala yang timbul

Kelahiran prematur,
keguguran, dan lahir
meninggal

Gastroenteritis, infeksi aliran


darah dan sistem saraf pusat, dan
terutama pada pasien
immunocompromised
Pembahasan

● Suhu sangat berpengaruh ● sanitizer CQAC dapat


terhadap efektivitas CAB, BAC, meminimalisir kesalahan
dan CQAC yang diencerkan. substansial dalam aliran limbah
Aktivitas baktersidal akan dan secara bersamaan tetap
meningkat selaras dengan mempertahankan efikasi
peningkatan suhu terhadap L. monocytogenes
● Efikasi antimikroba dari ● Berbeda dengan CQAC yang
sanitizer dengan CAB dan BAC diketahui tetap efektif pada
menunjukkan berkurangnya kedua suhu tersebut, namun
tingkat efektivitas terhadap diketahui sangat efektif pada
strain L. monocytogenes yang suhu 30°C.
dipengaruhi oleh suhu.
● Konsentrasi sub-letal CQAC ● Pembacaan OD membuktikan
membuat sebagian besar sel bahwa dosis sub-letal CQAC
tidak dapat mengembangkan mempunyai dampak minimum
koloninya bahkan pada media dalam pertumbuhan strain L.
non-selektif (Boucher et al., monocytogenes.
2021).
● Perlakuan CAB dapat mencapai ● Waktu kontak CQAC lebih
target sanitasi > pengurangan 5- panjang yaitu 2 menit,
log yaitu 87% (26/30) kupon. sedangkan CAB 1 menit Hal
Sedangkan perlakuan CQAC tersebut membuktikan bahwa
hanya dapat mencapai 50% CQAC sangat tidak efektif
(15/30) terhadap L. monocytogenes pada
baja tahan karat
Kesimpulan
Didapat hasil bahwa semua disinfektan yang diuji di MRC
telah menunjukkan efektivitas terhadap semua strain L.
monocytogenes pada semua suhu, bahkan dengan kandungan
organik yang tinggi (misalnya TSB). Suhu sangat
mempengaruhi keefektifan CAB, BAC dan CQAC yang
diencerkan. Aktivitas bakteri meningkat dengan meningkatnya
suhu. Diketahui bahwa efektivitas antimikroba CAB dengan
cepat berkurang dengan proses pengenceran, sedangkan
senyawa QAC tetap bersifat bakterisidal dalam kondisi
pengenceran 2 hingga 3 (BAC; 25 ppm) hingga 2 hingga 5
(CQAC; 6,25 ppm).
TERIMA KASIH
REFERENCES
Muna, F., & Khariri, K. 2020. Bakteri patogen penyebab foodborne disease. In Prosiding Seminar
Nasional Biologi (Vol. 6, No. 1, pp. 74-79).
Rahma, W., Ni, K. S., Ahmad, R. 2015. Interkalasi Lempung Dengan Surfaktan Garam
Ammonium Kuarterner Dan Aplikasinya Pada Penyerapan Logam Hg. Online Jurnal
of Natural Science. Vol 4(1) : 84-88.
Akhmad, F. 2017. Formulasi Cairan Pembersih Lantai dari Najis Mughalladzah Dengan Variasi
Konsentrasi Kaolin-Bentonit dan Variasi Konsentrasi Natrium Metasilikat. Skripsi.
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jakarta
Andriani, M. D., Purnawarman, T., Damayanti, R., & Daulay, S. 2016. Identifikasi Listeria
monocytogenes pada Susu Kambing di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Jurnal
Sain Veteriner, 34(1), 16-23.
Boucher, C., Waite-Cusic, J., Stone, D., & Kovacevic, J. 2021. Relative performance of
commercial citric acid and quaternary ammonium sanitizers against Listeria
monocytogenes under conditions relevant to food industry. Food Microbiology, 97,
103752.

Anda mungkin juga menyukai