Anda di halaman 1dari 22

Click to edit Master text styles

BUNYI DIFTONG, KLUSTER


SUPRASEGMENTAL, PENGIRING DAN SILABE
BUNYI DIFTONG
• Bunyi diftong merupakan bunyi rangkap yang ditandai dengan satuan
Click to edit Master text styles
hebusan udara ketika bunyi itu diucapkan dalam satu silabe. Bunyi
rangkap vocal disebut dengan diftong sedangkan bunyi rangkap
konsonan disebut kluster.
• Bunyi diftong hanya dibentuk oleh dua buah vokoid. Sedangkan bunyi
kluster bisa terbentuk dengan tiga buah bunyi konoid.
Kasifikasi diftong
Diftong (fallingtext
naik Master
Click to edit diphthong
styles )

• Merupakan bunyi vokoid rangkap, vokoid pertama dengan posisi lidah menjadi lebih
tinggi dari pada vokoid pertama.
• Diftong dibedakan dengan deret vocal, diftong merupakan satu kesatuan yang terdapat
pada satu silabe sedangkan deret vokal beda kesatuan pada silabe yang berbeda.
Wujud Contoh kata Transkrip fonetik
[ai] sungai [#su+ŋai#]
[au] pulau [#pu+lawu#]
[oi] vokoid [#vo+kowid#]
[ei] esei [#eʔ+sei#]
Diftong menurun
Click to edit Master text styles

• Merupakan vokoid rangkap, posisi lidah lebih tinggi pada saat bunyi
vokoid pertama dibandingkan dengan vokoid kedua. Vokoid kedua
lebih terdengar bunyi semivokoid.
Wujud Contoh kata Transkrip fonetik
[ua] Uanteng ‘sangat tenang’ [#uan+teŋ#]
[uo] duowo ‘sangat pangjang’ [#duw+wo #]
[ue] Uenteng ‘sangat ringan’ [#uwen+teŋ#]
[ua] uampuk [#uwam#]
BUNYI KLUSTER
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
BUNYI SUPRASEGMENTAL
•Click to edit Masterbahasa
Bunnyi-bunyi text styles
ketika diucapkan ada yang disegmen-segmenkan, diruas-
ruaskan, atau dipisahkan, misalnya bunyi vokal dan konsonan.
• Bunyi-bunyi bahasa yang dapat dipisahkan disebut bunyi segmental.
• Selain bunyi dapat tersegmen, bunyi bahasa juga memiliki sifat mengiring,
menindih, atau “menamani” sifat ini disebut dengan suprasegmental.
• Bunnyi-bunyi suprasegmental dapat dikelmpokkan empat jenis berdasarkan
aspek (a) nada (b) keras-lemah bunyi (tekanan), (c) panjang-pendek
bunyi(tempo), dan (d) kesenyapan (jeda).
Click to edit Master text styles

1 tinggi-rendah bunyi (nada)


2
ASPEK BUNYI SUPRASEGMENTAL keras-lemah bunyi (tekanan)
W NLOAD
TO DO
CLICK
3 panjang-pendek bunyi (tempo)
4
kesenyapan (jeda)
Tinggi-rendah bunyi (nada)
• Bunyi suprasegmental ini terjadi pada saat mengucapkan bunyi segmental
Click to edit Master text styles
dipengaruhi oleh kondisi dan posisi pita suara.
• Tinggi-rendah bunyi disebabkan oleh adanya faktor ketegangan pita suara,
arus udara, dan posisi pita suara ketika bunyi itu diucapkan.
• Semakin tegang pita suara oleh arus udara dari paru-paru, makin tinggi pula
nada bunyi tersebut.
• Semkin tinggi pita suara yang bergetar lebih cepat akan menentukan tinggi
nada suara ketika berfonansi.
• Nada dapat menentukan kelengkapan tuturan dengan nada turun, sedangkan
nada naik belum lengkapnya unsur konstituen dalam tuturan.
• Pada bahasa tertentu nada dapat menentukan makna pada tataran kata dan
perbedaan maksud pada tataran kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan
untuk membedakan maksud. Sedangkan pada perbedaan kata tidak ada.
Click to edit Master text styles
Nada rendah setingkat dengan nada do diberi lambang (1)
Nada sedan setingkat dengan nada re diberi lambang (2)
Nada tinggi setingkat dengan nada mi diberi lambang (3)
Nada paling tinggi setingkat dengan nada fa diberi lambang (4)

Contoh dalam bahasa Vietnam: [ma1] ‘hantu’


Contoh dalam bahasa Thailand : [na1] ‘sawah’
[ma2] ‘memeriksa]
[na2] ‘muka’
[ma3] ‘tetapi’
[ma3] ‘tebal’
[ma4] ‘makan’
Keras-lemah bunyi (teknan, aksen atau
strees)
• Suatu bunyi dikatakan mendapatkan tekanan apabila energi otot
Click to edit Master text styles
dikeluarkan lebih besar ketika bunyi itu diucapkan.
• Bunyi segmental yang berkitan dengan teknan sebagai akibat adanya
arus udara yang diberikan energi otot.
• Variasi tekanan ada emapat: tekanan keras ditandai dengan diakritik [
ˊ]; tekan datar/sedang ditandai dengan diakritik [ ˉ ]; tekanan rendah
ditandai dengan diakritik [ ˋ]; tidak ada tekan tidak ditandai dengan
diakritik.
• Pada bahasa tertentu, jika diakritik diberikan pada kata maka akan
membedakan makna, dan jika diberikan pada kalimat diberi tekanan
pada tertentu membeda maksud dan pengertian kalimat.
Click to edit Master text styles

PADA KALIMAT

PADA KATA
Saya membeli buku.
Saya membeli buku.
Saya membelik buku.
Bahasa Inggris : reˊfuse ‘ sampah’
refuˊse ‘menolak’
Jika diber tekanan pada kata <saya> memiliki maksud bukan
orang lain yang membeli buku melainkan sayan. Diberi tekanan
Bahasa Batak : siˊmbur ‘hujan rintik’
pada kata <membeli> maka memiliki maksud buku itu
simbuˊr ‘cepat besar’
didapatkan dengan cara membeli bukan dengan cara lain. Jika,
diberikan tekanan pada kata <buku>, maka memiliki maksud
yang dibeli bukan buah ata yang lain melainkan buku.
Panjang-Pendek (durasi)
•Click
Bunyi
to editbahasa dapat
Master text styles dilihat dari durasi. Pada bahasa tertentu durasi ini
pata kata dapat membedakan makna, seperti pada bahasa arabm
bahasa Belanda, Bugis, dll.
• Bunyi panjang ditandai dengan tanda mora dan geminate. Bunyi mora
jika terjadi durasi pada bunyi vokal, sedangkan geminate pada bunyi
konsonan rangkap. Tanda mora panjang diberi tanda titik (:).
Bahasa Kata Arti
Arab [habibi] ‘Kekasih’ Terjadi durasi
panjang pada
[habibi:] ‘Kekasihku’
vokoid [i].
Belanda [ban] ‘kucil’ Terjadi durasi
[ba:n] ‘jalan’ panjang pada
vokoid [a]
Jeda atau persendian
• Jeda merupakan pemutusan suatu arus bunyi-bunyi segmental ketika diujarkan
Click to edit
oleh Master text styles
penutur.
• Kesenyapan berada di posisi awal, tengah dan akhir ujaran.
• Kesenyapan awal terjadi ketika buny itu akan diujarkan yang dilambangkan
dengan palang rangkap (#).
• Kesenyapan terjadi antara suku kata (silabe) dilambangkan dengan palang tunggal
(+).
• Kesenyapan tengah terjadi antara ucapan kata dalam frase diberi garis miring
tunggal (/).
• Kesenyapan tengah terjadi antarfrase dalam klausa atau kalimat ditandai dengan
garis miring rangkap (//).
• Kesenyepan akhir terjadi pada akhir ujaran yang dilambangkan dengan palang
rangkap (#).
Click to edit Master text styles

Tataran Bentuk Transkirp fonetik


kata sungai [#su+ŋai#]
frase Sungai besar itu [#su+ŋai/bə+sar/i+tu#]
Kalimat Sungai besar itu berada [#su+ŋai/bə+sar/i+tu//bər+ada//
di Sumbawa. di/sUm+ba+wa#]
Bunyi Pengiring (koartikulasi)
Click to edit Master text styles

• Dalam proses pembunyian bunyi suprasegmental maupun segmental dilakukan dihasilkan


secara sengaja sehingga disebut bunyi utama. Di sisi lain dalam pengucapan bunyi ada
beberapa bunyi yang secara tidak dingaja dihasilkan pada saat bunyi utama dihasilkan bunyi
ini disebut bunyi pengiring atau koartikulasi.
• Bunyi koartikulasi mencul sebagai akibat berfungsi alat ucap lain pada saat menghasilkan
bunyi utama dalam sebuah kata.
• Dalam mentranskrip bunyi ini dilakukan dengan penulisan super script (ditulis kecil diats bunyi
utama).
Kelompok bunyi pengiring
• Bunyi labialisasi, yaitu bunyi dihasilkan dengan cara kedua bibir dibulatkandan
disemptikan
Click segera
to edit Master ketika bunyi lain akan diucapkan. Wujud bunyi ini, yakni [w].
text styles
• Bunyi palatalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan tengah lidah dinaikan
mendekati langit-langit keras segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga
terdengar bunyi [y].
• Retofleksi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah ditarik ke
balakang segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi [r].
• Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glottis ditutup sesudah
bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi [?].
• Aspirasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang keluar lewat
rongga mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi [h].
• Naslisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan kesempatan
arus udara melalui rongga hidung sebelum atau saat bunyi utama diucapkan sehingga
terdengar bunyi, [m], dan [n].
Contoh
Click kata
to edit Bunyi
Master text styles pengiring Transkrip fonetik Jenis bunyi
tujuan [ w] [#twujuwan#] Labialisasi
piara [y] [#piyara#] palatalisasi
kertas [r] [#krətas#] Retrofleksi
akan [ʔ] [#aʔkan#] glotalisasi
Peace (B.Inggiris) [ h] [#pheis#] aspirasi
SILABE (SUKU KATA)
• Silabe
Click merupakan
to edit Master satuan remis terkecil dalam suatu arus ujaran.
text styles
• Satu silabe biasanya melibatkan satu bunyi vokoid (V), atau satu vokoid satu konoid (VK), satu konoid satu
konoid (KK), satu vokoid dua konodi (KVK), dan bahkan lebih.
• Untuk memahmi suku kata bisa menggunakan teori prominatas. Teori ini melibatkan ciri suprasegmental
(sonor dan jeda). Anjuran teori ini, batas antara bunyi-bunyi puncak diberi tanda plus (+). Setiap silabe
memiliki bunyi puncak berupa bunyi vokoid, sedangkan bunyi konoid bersifat mana suka bias berada didepan
dan diakhir.
• Secara fonotaktif bunyi bunyi vokoid disebut nuklus (N), konoid yang berada di depan nuklus disebut onset
(O), dan konoid yang berada di belakang disebut koda (K).
Contoh Struktur silbe Struktur fonotaktif
[#a+ku#] V N
[#ku+wat#] KV ON
[#am+bIl#] VK NK
[#cet#] KVK ONK
[#eks#] VKK NKK
Proses Penyukuan Kata
Didasarkan pada realisasi bunyi pengucapan yang ditandai
fonetis
Click to edit Master text styles oleh satuan hembusan napas satuan bunyi sonor.

Jenis proses penyukuan Didasarkan pada struktur fonem bahasa yang


fonemis
kata bersangkutan.

Didasarkan pada proses morfologis ketika kata itu


morfologis
dibentuk.

Contoh kata Silabisasi fonetis Silabe fonemis Silabe morfologis


penguatan [#pə+ŋUwa+tan#] /pə+ŋUwa+tan/ [peng+ku+at+an]
kebimbangan [#kǝ+bIm+ba+ŋan#] /kǝ+bIm+ba+ŋan/ [ke+bim+bang+an]
konsentrasi [#kɔn+sɛn+trra+si#] /kɔn+sɛn+trra+si/ [kon+sen+tra+si]
ilustrasi [#ilUs+trra+si#] /ilUs+trra+s/ [ilus+stra+si]

Anda mungkin juga menyukai